Perinatal
ALIRAN O2 KE JANIN
GAWAT JANIN
ASFIKSIA
KEADAAN IBU
ASFIKSIA
• LILITAN TALI PUSAT
• TALI PUSAT PENDEK
• SIMPUL TALI PUSAT
• PROLAPSUS TALI PUSAT
KEADAAN BAYI
(tanpa tanda gawat janin)
• KELAINAN KONGENITAL
18
Kejang
19
KEJANG
21
Pemeriksaan Fisis
• Kejang
• Gerakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah dan
ekstrimitas
• Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti
mengayuh sepeda, mata berkedip,berputar, juling.
• Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti.
• Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun
besar membonjol, suhu tubuh tidak normal.
• Spasme:
• Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
• Trismus, kekakuan otot mulut , rahang kaku, mulut tidak
dapat dibuka, bibir mencucu.
• Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi
otot tidak terkendali.Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau
prosedur diagnostik.
• Infeksi tali pusat.
22
“ Jitteriness “
23
Manajemen Kejang
24
Medikamentosa untuk memotong kejang
25
MEDIKAMENTOSA POTONG KEJANG
30 menit
30 menit
27
Pencegahan Tetanus neonatorum :
28
Pemeriksaan fisis
29
Manajemen
30
GANGGUAN NAPAS
31
GANGGUAN NAPAS
34
Klasifikasi Gangguan Napas
35
Etiologi/Penyebab
• Pulmonal :
– Asfiksia yang berlanjut
– Aspirasi menonium
– Penyakit membrana Hialin
– TTN ( Transient Tachypnea of The
Newborn
– Hernia Diafragmatika
– Pneumonia
Ekstra Pulmonal :
Metabolik
Infeksi Sistemik
Infeksi Intrakranial
Penyakit Jantung/ Kelainan Jantung Bawaan
36
MANAJEMEN
• Manajemen umum
• Jaga patensi dan bersihkan jalan napas
• Oksigen kecepatan sedang ( Bila tersedia)
• Bayi apnea:
– Rangsang taktil
– VTP ,
• Bila resusitasi berhasil dan bayi napas spontan dan teratur dapat
dilakukan perawatan di Puskesmas
• Bila resusitasi tidak berhasil dalam waktu 2 – 3 menit segera
disiapkan rujukan
• Bila tersedia fasilitas :
– Periksa kadar glukose darah.
– Bila kadar glukose kurang dari 45 mg/dL (2,6 mmol/L),
tangani sebagai hipoglikemia.
37
KELAINAN JANTUNG KONGENITAL
38
Hipotermi
Merupakan tanda bahaya pada neonatus
Angka kematian ↑ dua kali
Suhu normal
36,5 0 C-37,50 C. (rektal)
Hipotermi : < 36,5 0 C
Neonatus hipotermi
Produksi panas terbatas
Aktifitas fisik masih terbatas
Mudah Kehilangan panas
Luas permukaan tubuh, lemak subkutan
Kontrol suhu di sentral
AKIBATKAN :
Gangguan pembekuan, pendarahan, syok, bradikardi
Manifestasi klinis
Keadaan lanjut
Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian
tubuh lain pucat.
Kulit mengeras merah, edem pada punggung, kaki dan tangan
sklerema
Mencegah hipotermi
• Mengeringkan segera setelah lahir
Keringkan dengan kain hangat,kering dan bersih.
Dibungkus selimut, topi/ tutup kepala, kaos tangan/kaki.
• Syarat :
bayi dan ibu tidak sakit
berat
Bagaimana Melakukan Metode Kanguru
Posisi Bayi
- Dipeluk dalam posisi berdiri (atau diagonal) dan menempel ke
KEMATIAN
KERUSAKAN SYARAF PERMANEN
TANDA DAN GEJALA
PASANG INFUS
(BILA BELUM NGT (DOSIS Tx SAMA)
Faktor Neonatus
1. BBLR;
2. Asfiksia
GEJALA KLINIS
Tidak spesifik
Umum: kurang aktif, malas minum, BB
hipotermi / hipertermi
62
Keadaan umum
• Bayi prematur
Ensefalopati
• Hari I
• Kadar Bilirubin
sangat tinggi
66
Pemeriksaan fisik
• Bayi kelihatan berwarna kuning.
• Amati ikterus pada siang hari dengan sinar lampu
yang cukup.
• Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat
dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan
penerangan yang kurang.
• Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan
untuk memastikan warna kulit dan jaringan
subkutan:
– Hari 1, tekan pada ujung hidung atau dahi
– Hari 2, tekan pada lengan atau tungkai
– Hari 3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan
kaki.
67
PEMERIKSAAN
• TEKAN RINGAN KULIT DGN JARI :
UJUNG HIDUNG/DAHI (HR 1),
LENGAN/TUNGKAI (HR 2),
TANGAN/KAKI (HR 3-)
SIANG HARI, SINAR LAMPU CUKUP
Tabel Perkiraan Klinis Derajat Ikterus
Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi
69
PEMBAGIAN IKTERUS MENURUT METODE
KREMER
1
2
4
4
3
5 5
5
Manajemen
71
Pedoman Penanganan Ikterus neonatal
Konsentrasi Saat timbulnya ikterus
Bil. Indirek serum (mg%)
24 jam petama 24 jam kedua > 24 jam kedua
74
Pemeriksaan fisik
• Tanda adehidrasi
– Mata cekung, ubun-ubung cekung,
elastisitas kulit turun, lidah dan mukosa
kering).
– Secara umum sulit mencari tanda dehidrasi
pada neonatus; dicurigai bila berat badan
turun > 10% dan/atau jumlah kencing
menurun.
• Tanda-tanda sepsis
75
Manajemen Umum
76
Bila ada tanda dehidrasi :
– Pasang jalur IV
– ASI teruskan bila memungkinkan
– Beri Larutan Ringer Laktat/NaCL 0,9% 30 mL/kg
berat badan dalam 1 jam;
– Lakukan penilaian setelah 1 jam
77
BBLR
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Penyebab terbanyak :
• Faktor ibu dengan kelahiran
prematur, umur, jumlah paritas
• Faktor plasenta seperti penyakit
vaskuler, kehamilan ganda
• Faktor janin juga merupakan
penyebab terjadinya bayi dengan
berat lahir rendah.
79
TANDA – TANDA PREMATURITAS
• BB : < 2500 gr, PB < 45 cm. LD < 30 cm, LK < 33 cm
• Masa gestasi : < 37 minggu
• Bayi kecil,
• Kulit : tipis,transparan, pd kulit&peristaltik usus
tampak, Lanugo banyak, lemak sub kutan <
• Kepala : Relatif > badan; UUB & sutura (lebar); rambut
(tipis,halus,teranyam)
• Telinga : tlg rawan belum cukup (elastisitas < )
• Mammae : jar. dan putting susu belum sempurna.
• Pernapasan belum teratur, kadang apneu
• Otot hipotoni: posisi lengan / tungkai abduksi, kepala
menghadap satu jurusan,reflek moro,hisap ( lemah )
• Edema anggota gerak : pitting edema(kulit mengkilat)
Masalah-masalah
BBLR
Asfiksia
Gangguan Napas
Hipotermi
Hipoglikemi
Masalah pemberian ASI
Infeksi
Ikterus
Masalah perdarahan
Manajemen Puskesmas BB 1750 gram atau lebih tanpa penyulit
RS < 1750 gram
82
• Pemberian minum
– ASI merupakan pilihan utama , pastikan
bayi menerima jumlah yang cukup
dengan cara apapun:
– Pantau kenaikan berat badan , bila tidak
adekuat, tangani sebagai Masalah
kenaikan berat badan tidak adekuat.
• Menimbang bayi minmal 2 kali seminggu
83
Berat lahir 1750 - 2500 gram
– Bayi sehat
• Menyusu ASI semaunya.
• Bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas
minum,
• Anjurkan bayi menyusu lebih sering (misal
setiap 2 jam) bila perlu.
• Pantau pemberian minum dan kenaikan berat
badan untuk menilai efektivitas menyusui.
• Apabila bayi kurang dapat mengisap,
tambahkan ASI peras
84