Anda di halaman 1dari 70

PENGENALAN DAN

PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN
PADA NEONATUS

Risma Kerina Kaban


Rosalina D Roeslani
Lily Rundjan
Divisi Neonatologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
Contoh Kasus 1
• Bayi cukup bulan, 3200 gram, lahir SC a.i.
gawat janin. Ketuban hijau kental AS 2/5,
sesak, bayi biru dan merintih. Tiba di RS
rujukan usia 7 jam, kondisinya biru walaupun
diberi O2 nasal merintih dan retraksi dalam.
• Dilakukan pemasangan infus dan intubasi 
bayi kejang-kejang dan perdarahan lambung

2
Contoh Kasus 2

• Bayi prematur, gestasi 34 minggu, berat


1500 gram, AS 10/10, lahir spontan
karena pecah ketuban. Tiba di RS rujukan
usia 4 jam. Menangis lemah, suhu 35 oC.
• Cek gula darah 15 mg/dL

3
PENDAHULUAN

Kegawatdaruratan pada neonatus :


• Masalah klinis neonatus yang
dapat menyebabkan kematian
segera
• Perlu deteksi dini
• Tata laksana sesegera mungkin
• Merujuk bayi
Berbagai Masalah
Kegawatdaruratan Neonatus
• Suhu  hipotermi, hipertermi
• Pernapasan  apnea, sesak, hipoksia
• Sirkulasi  syok/renjatan
• Saluran cerna  kembung, muntah
• Traktus urinarius  anuri, poliuri
• Metabolisme  hipoglikemi, hipokalsemi
• Lain-lain  perdarahan, kejang, kuning
5
SESAK NAPAS
Gejala klinis:
• Takipnu : frekuensi napas  60/menit
• Sianosis sentral pada udara kamar
• Retraksi
• Expiratory grunting

Bila  2 gejala klinis  sesak


napas
Evaluasi distres napas
Skor Downe
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
Evaluasi distres napas
Skor Downe

Skor < 4 gangguan pernapasan ringan

Skor 4 – 5 gangguan pernapasan sedang 


CPAP
Skor > 6 gangguan pernapasan berat
(pemeriksaan gas darah harus
dilakukan)  ventilator
… sesak
napas
Penyebab sesak napas :
Organ paru:
• Penyakit membran hialin (PMH)
• Wet Lung Syndrome (WLS) = Transient
Tachypnoea of the newborn (TTN) = Transient
Respiratory Distress of the newbotn (TRDN)
• Sindrom Aspirasi Mekoneum (SAM)
• Pneumonia

Di luar paru:
• Pneumotoraks, gagal jantung,hipotermi, asidosis
metabolik, anemia, polisitemia
Patofisiologi
Penyakit membran hialin
Prematur

Surfaktan kurang

Alveolus kolaps saat akhir ekspirasi

Bayi sesak napas

Makin muda usia kehamilan  makin tinggi risiko PMH


… patofisiologi
Wet Lung Syndrome
Alveolus dan bronkus janin terisi cairan

Lahir pervaginam (kompresi jalan lahir)

Cairan dalam paru terperas

Cairan yang tersisa dibatukkan/diserap

Beberapa bayi  proses di atas tidak terjadi


 saluran napas masih terisi cairan 
sesak napas
Dilatasi pembuluh darah paru saat lahir
air
Fetal
lung
fluid

air air

First Second Third


breath breath breath

Setelah lahir : saat bernapas cairan


digantikan udara di dalam alveol
… patofisiologi

Sindrom Aspirasi Mekoneum (SAM)


Hipoksia janin

Mekoneum keluar & janin gasping

Cairan amnion yang terkontaminasi mekoneum


terhirup ke laring dan trakea
Pembersihan saluran napas
tidak adekuat
Mekoneum masuk saluran napas
lebih kecil dan alveolus

Kerusakan paru
… patofisiologi
Sindrom Aspirasi Mekoneum (SAM)
Kerusakan paru
• Mekoneum mengandung enzim 
merusak epitel bronkus, bronkiolus
dan alveolus
• Mekoneum menyumbat saluran napas
secara total/parsial  beberapa
bagian paru kolaps, bagian paru lain
hiperinflasi
… patofisiologi

Pneumotoraks
Alveolus pecah  udara keluar dari
paru-paru  menekan paru-paru 
paru-paru tidak dapat berkembang
pada saat inspirasi
… sesak
napas
Perawatan suportif umum
1. Hangatkan dalam inkubator
2. Intervensi minimal
3. Beri cairan intravena
4. Atasi sianosis sentral dengan O2
head box 4 liter/menit
5. Observasi tanda klinis
6. Rujuk
… sesak napas

Tata laksana :
• PMH : surfaktan
• Wet lung syndrome : tidak ada penanganan khusus
• SAM : tidak ada pengobatan spesifik, bila berat 
ventilator
• Antibiotik untuk pneumonia
• Pneumotoraks : pasang WSD, keadaan darurat aspirasi
pleura

Setiap neonatus dengan sesak napas


tanpa diketahui penyebab  beri antibiotik
sampai terbukti bukan infeksi
APNU
• Apnu : henti napas  20 detik
sehingga menyebabkan
bradikardi atau sianosis

Periodic apnu : henti napas < 20 detik,


tidak terdapat bradikardi atau sianosis
… apnu
Penyebab apnu :
• Prematuritas (tersering)
• Distres pernapasan
• Infeksi : sepsis / meningitis
• Hipoksia, hipotermi, hipoglikemi
• Hipertermi
• Perdarahan periventrikular
• Refluks gastroesofageal
• Kejang
• Analgesik/sedasi pada ibu
• Anemia
… apnu

Tata laksana apnu (umum) :


• Tata laksana sesuai penyebab
• Jaga suhu 36,50-37,50C
• Berikan oksigen head box
• Nasal CPAP
• Ventilasi mekanik
… apnu

Apnu pada prematuritas


• Imaturitas batang otak : < 34 minggu
• Apnu terjadi setelah usia 48 jam
• Umumnya setelah minum
• Stimulasi taktil
• Aminofilin: loading dose 6 mg/kg IV, 24 jam
kemudian 2,5 mg/kg/kali IV
• Oral: caffeine citrat loading dose 20 mg/kg
1x, 24 jam kemudian 5-10 mg/kg 1x
• Nasal CPAP / ventilasi mekanik
Kejang
Bentuk kejang neonatus
1. Kejang subtle : menghisap, mengunyah,
juluran lidah, kedipan mata, mengayuh
2. Kejang tonik : kekakuan simetris pada
batang tubuh, leher, tungkai
3. Kejang klonik : kontraksi ritmik otot
tungkai, batang tubuh
4. Kejang mioklonik : kontraksi mendadak
secara acak, berulang pada otot tungkai
dan badan
….
kejang
Penyebab kejang pada neonatus
• Hipoksik-iskemik
• Perdarahan intrakranial, trauma lahir
• Sepsis, meningitis
• Metabolik : hipo/hipernatremia, hipokalsemia,
hipomagnesemi, hipoglikemi
• Anomali kromosom
• Kelainan bawaan SSP
• Inborn errors of metabolism
• Drug withdrawal
…. kejang
Pemeriksaan penunjang :
• Darah :
– Hb, Ht, trombosit, glukosa, Ca, Mg, Na, K,
analisis gas darah, bilirubin, amoniak
• Pungsi lumbal
• Titer TORCH
• USG/CT Scan kepala
• EEG
• Kelainan metabolisme lain
…. kejang

Tata laksana kejang :


• Penanganan suportif umum
 Posisikan, hisap mulut / jalan napas
 Oksigenisasi, bila perlu VTP
• Menghentikan kejang (fase akut)
• Mencari penyebab kejang
• Mencegah /mengendalikan kejang
…. kejang

Obat anti kejang :


 Lini pertama: fenobarbital IV dengan
loading dose 20 mg/kg IV selama 10-15
menit. Loading dose ulangan dapat
diberikan sebanyak 20 mg/kg IV bila kejang
belum teratasi
 Lini kedua : fenitoin IV 20mg/kg IV
dilarutkan dalam larutan NaCl 0,9% dengan
kecepatan pemberian 1mg/kg/menit.
…. kejang

Obat anti kejang :


 Lini ketiga : midazolam 0,15 mg/kg IV
bolus diikuti dengan infus midazolam
1-4g/kg/menit.
…. kejang

Tata laksana kejang :


• Hipoksik-iskemik ensefalopati
 Pertahankan suhu, tekanan darah,
ventilasi, antikejang, restriksi cairan
• Perdarahan intrakranial
 Cari kausa, operasi
• Infeksi
 Antibiotika selama 2-3 minggu
…. kejang

Tata laksana kejang :


• Drug withdrawal
 Terapi suportif, morfin / fenobarbital
• Metabolik
 Koreksi hipo/hipernatremia,
hipokalsemia, hipomagnesemi,
hipoglikemi
Risiko Hipoglikemi
• Asfiksia
• Hipotermi
• Bayi prematur
• Bayi berat lahir rendah
• Bayi kecil masa kehamilan
• Bayi besar masa kehamilan
• Sepsis
• Ibu diabetes mellitus
HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS (SPM Div. Perinatologi RSCM)
GD < 47 mg/dL

GD < 25 mg/dL GD > 25 - < 47mg/dL


Hipoglikemia berat Hipoglikemia ringan/sedang

- Koreksi secara IV bolus dekstrosa 10% 2 cc/kgBB Nutrisi oral enteral segera: ASI atau
- IVFD Dekstrosa 10% minimal 60 mL/kg/hari (hari pertama) PASI, maks 100 mL/kg/hari (hari pertama bila
dengan GIR 6-8 mg/kg/menit tidak ada kontraindikasi mutlak oral
- Oral tetap diberikan bila tidak ada kontra indikasi Bila kontra indikasi (+)  IVFD (tanpa bolus)

GD ulang (30 menit-1 jam) GD ulang 1 jam

GD 36 - < 47mg/dL
GD < 47 mg/dL GD < 36 mg/dL

Oral: ASI atau PASI yang dilarutkan dengan


Desktrose Dekstrosa 5%
- Volume  sampai maks 100 mL/kg/hari (hari I) atau
- Konsentrasi  vena perifer maks 12,5% , umbilikal
dapat mencapai 25% GD ulang (1 jam)

GD > 36 - < 47 mg/dL**

GD  47 mg/dL

Ulang GD tiap 2-4 jam, 15 menit sebelum jadwal minum berikut, sampai 2 kali berturut-turut normal
Syok
Tanda klinis syok
• Waktu pengisian kapiler menurun
(>3 detik)
• Tangan dan kaki dingin, badan hangat
• Takikardi atau bradikardi
• Tekanan darah rendah
• Pucat atau sianosis
… syok
Penyebab :
• Hipoksia
• Perangsangan refleks vagal
• Perdarahan
• Dehidrasi
• Sepsis
• Gagal jantung
… syok

Tata laksana
• Sesuai etiologi
 Beri oksigen pada hipoksia
 Tranfusi darah pada perdarahan
 Antibiotik pada kasus infeksi
• Memperbaiki perfusi perifer dengan
cairan IV : 10 mL/kg NaCl 0,9% dalam
30 menit dapat diberikan 2x.
• Pemberian obat - obatan: dopamin,
dosis
Syok – 3 penyebab utama

• Hipovolemia Syok hipovolemia

• Gagal jantung Syok kardiogenik

• Infeksi Syok septik


Evaluasi Syok
1. Usaha bernapas

2. Nadi
– Kekuatan
– Perbandingan
brakhial dan
femoral
Evaluasi Syok
3. Perfusi perifer
– Capillary refill time (CRT)
• Normal  ≤ 3 detik
• Bandingkan ekstremitas
atas dan bawah
– Kulit teraba dingin
Evaluasi Syok
4. Warna
– Sianosis
– Pucat, putih
• Hemoglobin rendah
– mottled skin
Evaluasi Syok
5. Denyut jantung
– Normal
• 120 – 160 x/mnt
• Dapat bervariasi antara 80 – 200 x/mnt

– Bradikardia (< 100)


• Hipoksemia, hipotensi, asidosis  sistem konduksi ditekan

– Takikardia (> 180)


• Dapat mengindikasikan ↓ curah jantung, gagal jantung kongestif
Evaluasi Syok
6. Tekanan darah
– Masih mungkin normal dalam
keadaan syok
Tata Laksana – syok hipovolemia
• Tanpa perdarahan akut
– Normal saline 10 cc/kg dalam 30
menit, jika gagal dapat diulang 2
kali

• Dengan perdarahan akut


– Packed RBC
– Whole blood
– Periksa ulang setelah pemberian
transfusi
Tata Laksana – syok kardiogenik
• Atasi masalah penyebab yang mengganggu fungsi
jantung
– Hipoksia
– Hipoglikemia
– Hipotermia
– Hipotensi
– Asidosis
– Aritmia
– Infeksi
– Imbalans elektrolit/mineral
Tata Laksana – syok kardiogenik
Pengobatan
• Larutan Sodium bicarbonate 4.2% (0.5 mEq/ml)
– Dahulukan terapi masalah utama penyebab asidosis
metabolik
– Dosis untuk terapi asidosis metabolik
• Ventilasi harus efektif !
• 1 – 2 mEq/kg/dosis selama 30-60 menit
• Inotropik
– Dopamin drip
– Dobutamin drip
Tata Laksana – syok kardiogenik
Dopamin / Dobutamine hydrochloride
• Inotropik
– Meningkatkan curah jantung
– Meningkatkan tekanan darah
• Dosis
– 5 – 20 microgram/kg/menit
– Infus IV konstan (melalui infusion pump)
Persiapan Dopamine/dobutamine

Dopamine/ Dobutamine
Cara membuat 30mg/kg dalam 50 ml

Dosis ekuivalen 1 ml/jam : 10 microgram/kg/menit

Rentang dosis 5-20 microgram/kg/menit


Aturan Infus
Dopamine/Dobutamine
• Menyediakan bantuan volume cairan saat awal
• Monitor tekanan darah dan frekuensi nadi secara ketat
• Selalu gunakan infusion pump !
• Infus melalui kateter vena umbilikal
– Jika tidak terdapat akses vena sentral, dapat melalui IV perifer
secara terpisah

• Jangan infus melalui arteri umbilikal atau arteri lain


• Jangan bilas jalur infus menggunakan dopamin
• Monitor ada tidaknya perembesan/infiltrasi
Sirkulasi – key points
• Disfungsi pada organ terjadi akibat perfusi dan
oksigenisasi yang tidak adekuat

• Evaluasi penyebab masalah utama dan terapi secara


agresif

• Dasar penatalaksanaan menggunakan terapi volume


dan/atau obat-obatan berdasarkan PF dan riwayat
penyakit, bukan hanya tekanan darahnya
Target glukosa darah
• Untuk bayi sakit yang membutuhkan transport
atau perawatan intensif yang aman

Pertahankan glukosa darah


50 – 110 mg/dl
(2.8 – 6.0 mmol/L)

Adapted from Cowett & Farrag (2004)


Seminars in Neonatology, Vol 9: 37-47
Perdarahan
• Normalnya perdarahan akan berhenti
spontan karena spasme arteri,
trombosit, faktor pembekuan
• Penyebab : kerusakan pembuluh
darah, trombositopeni, fungsi
trombosit abnormal, penurunan faktor
pembekuan

perdarahan
• Kerusakan pembuluh darah : trauma
(terutama pada bayi prematur)
• Trombositopeni : sepsis, DIC, autoimun
trombositopenia
• Fungsi trombosit abnormal : aspirin saat
hamil
• Penurunan faktor pembekuan : hemorrhagic
disease of the newborn (vitamin K), hemofili,
DIC, penyakit hati, antikoagulan saat hamil

perdarahan

Hemorrhagic disease of the newborn


• Saat lahir cadangan vitamin K terbatas 
berperan dalam produksi faktor
pembekuan
• ASI hanya sedikit mengandung vitamin K
• Bila tidak diberi suplementasi vitamin K
 pada hari ke 4-7 faktor pembekuan
menurun  kembali normal setelah
bakteri usus memproduksi vitamin K

perdarahan
Hemorrhagic disease of the newborn
• Gejala klinis : hematemesis, melena,
hematom, perdarahan dari umbilikal,
perdarahan dari bekas luka tusukan
• Pencegahan : vitamin K1 1 mg
intramuskular
Masalah Saluran Cerna
• Kembung, muntah, perdarahan  NEC
• Syarat pemberian minum:
– Tidak sakit berat
– Sirkulasi baik
• Residu yang dapat ditolerir: < 15 – 20 % dari total
minum sebelumnya
• Mekonium harus keluar < 48 jam  berhubungan
dengan atresia ani; Hirschprung
• Air liur >> + polihidramnion  atresia esofagus
dan/atau sumbatan saluran cerna lainnya

55
Masalah Traktus Urinarius

• Urin harus keluar < 24 jam


• Normal 2 – 4 ml/kg/jam
• Oliguri/anuri : mungkin hipoalbuminemi/syok

56
Kuning pada Bayi Baru Lahir
• Tentukan risiko rendah atau tinggi
• Faktor risiko:
– Prematur < 35 minggu
– Sakit
– Asfiksia
– Hemolisis:
• ABO inkompatibilitas
• Rhesus inkompatibilitas
• G6PD deficiency
• Hati-hati kuning pada 24 jam pertama atau > 2 minggu
• Metode Kramer

57
Metode Kramer
Zona Bagian tubuh Rata-rata bilirubin
yang kuning indirek serum (mg/dL)

1 Kepala dan 5,9


leher
2 Pusat – leher 8,8

3 Pusat – paha 11,8

4 Leher + 14,6
tungkai
5 Tangan + kaki > 14,6
58
Pedoman Terapi
Hiperbilirubinemia
Fototerapi Transfusi Tukar
24 jam 10-12 (7-10) 20 (18)
25-48 jam 12-15 (10-12) 20-25 (20)
49-72 jam 15-18 (12-15) 25-30 (>20)
>72 jam 18-20 (12-15) 25-30 (>20

Kadar bilirubin dalam mg/dL


Angka dalam kurung merupakan kadar bilirubin untuk bayi
dengan faktor risiko
Pediatrics 1994;94;558-565-5 59
Perawatan umum bayi
sakit
• Pertahankan pernapasan dan sirkulasi
• Pertahankan suhu tubuh
• Minimal handling
• Pemberian O2 bila perlu
• Pengawasan tanda vital
• Pemberian cairan IV
• Pencegahan infeksi
Yang tidak boleh dikerjakan
pada bayi sakit

• Memberikan minum
• Mengganggu bayi
• Memandikan
• Melakukan tindakan tanpa O2
Neutral Thermal
Environment

• Kisaran suhu lingkungan sehingga bayi


dapat mempertahankan suhu tubuhnya
tetap normal dengan metabolisme basal
minimum dan kebutuhan oksigen terkecil
Temperatur tubuh neonatus

37.5 C
Kisaran normal

36.5 C Stres dingin  hati-hati

36.0 C Hipotermi sedang  hangatkan


bayi
32.0 C Hipotermi berat  hampir meninggal
Perawatan segera oleh tenaga terlatih
Mekanisme hilangnya panas
Upaya Menurunkan Risiko
Hipotermi
• Suhu optimal untuk ruangan bersalin/OK dan
ruang perawatan
• Suhu ruangan bayi ideal 24 – 26o C
• Alas tidur, handuk pembungkus hangat dan topi
• Inkubator transpor hangat
• Saat melakukan tindakan, pastikan bayi hangat
• Pintu inkubator jangan sering dibuka
• Bila sudah stabil  metode kanguru

66
Untuk kasus khusus

67
Transportasi bayi

• Hangatkan dengan adekuat  bungkus


bayi, beri topi
• Ibu ikut dirujuk
• Letakkan bayi di samping ibu
• Stabilisasi klinis bayi : bila memungkinkan
dengan oksigen dan infus
• Merujuk bukan memindahkan KEMATIAN ke
tempat lain
Kesimpulan
Kegawatdaruratan pada neonatus
• Perlu antisipasi adanya
kegawatan dengan penilaian
neonatus atas risiko
• Perlu deteksi sedini mungkin dan
tata laksana sesegera mungkin
untuk mencegah terjadinya
kerusakan organ dan kematian

Anda mungkin juga menyukai