Anda di halaman 1dari 58

MATERI INTI 4

TATALAKSANA
KEGAWATDARURATAN BAYI BARU LAHIR

Stabilisasi Pada Bayi Baru Lahir


Transportasi Pada Bayi Baru Lahir
Stabilisasi Neonatus
• Periode sama pentingnya dengan periode resusitasi

• Bisa meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila tidak ditangani


dengan baik

• Kejadian bisa dimana dan kapan saja

• Merupakan periode yang harus dilakukan sebelum merujuk bayi


STABLE
SUGAR AND SAFE CARE

THERMOREGULATION

AIRWAY

BLOOD PRESSURE

LAB

EMOTIONAL SUPPORT
Regulasi Glukosa
Hipoglikemia  kegawatan tersering pada jam jam pertama
kehidupan neonatus , selain hipoksia, gangguan sirkulasi dan
hipotermia

Pada bayi dengan ketidakcukupan glukosa  pasokan energi


ke otak berkurang  meningkatkan risiko trauma otak.
Kurangnya Cadangan Glukosa
(Glikogen)

Bayi Risiko Tinggi:


• Prematur, Berat lahir rendah
 Cadangan gula belum banyak terbentuk
• Lebih Bulan
 Fungsi plasenta menurun, cadangan
habis
• Kecil Masa Kehamilan
 Malnutrisi intrauterin
• Penundaan minum / Puasa
Penggunaan Glukosa Meningkat
Bayi Sakit:
• Asfiksia
• Hipotermia
• Sepsis
• Syok
• Distress Nafas
• Kelainan Jantung

Hipermetabolisme
Hiperinsulinemia Bayi dari ibu Diabetes

Bayi besar usia kehamilan 


diabetes ibu tidak terdeteksi
Gejala hipoglikemia
Jittery
Irritable/rewel
Hipotonis, Letargis
Hipotonia
Refleks hisap menurun
Takipnea
Sianosis
Apnea
Kejang
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA

 
Glucose Infusion Rate (GIR)

GIR (mg/kg/min) =

Kec cairan (cc/jam) x kons Dextrose (%)


6 x berat badan (Kg)

GIR bayi aterm 4-6 mg/kg/mnt


GIR bayi prematur 6-8 mg/kg/mnt)
Akses Intravena : Kateter
Umbilikal
INDIKASI PEMASANGAN KATETER UMBILIKAL
Kateter Vena Umbilikal Kateter Arteri Umbilikal

Dibutuhkan jalur intravena dalam waktu Monitoring tekanan arteri secara


cepat kontinyu
Pilihan utama untuk memasukkan nutrisi Monitoring gas darah arteri
parenteral dan obat resusitasi
Jalur intravena perifer sulit ditemukan Jalur infus intermiten (hanya bila jalur
dalam waktu singkat vena tidak ditemukan)
Bila diperlukan lebih dari satu jalur Jalur pembuangan/penarikan darah
intravena selama transfusi tukar
Pada bayi berat lahir sangat rendah yang
membutuhkan jalur vena untuk transfusi
tukar
Untuk memasukkan cairan glukosa
dengan konsentrasi > D12.5W
Jarang digunakan untuk monitoring
tekanan vena sentral
TEMPERATURE
4 Mekanisme Kehilangan Panas
pada Bayi Baru Lahir

Konduksi
Konveksi
Radiasi
Evaporasi

16
Hipotermia

Pemeriksaan suhu AKSILAR


Normal: 36,5 - 37,5°Celcius.
Pembagian derajat hipotermia menurut WHO:
- ringan: 36-36,4° Celcius;
- sedang: 32-35,9° Celcius;
- berat: <32°Celcius.

17
AIRWAY
Bayi membutuhkan NICU atau dirujuk,
sering dengan gejala gangguan pernafasan

Dukungan ventilasi dan reoksigenasi : sangat penting

Ventilasi dan reoksigenasi yang tidak optimal

semakin hipoksemia

Hipoksia , metabolisme anaerob, kematian sel


Bayi Baru Lahir
Berisiko Kesulitan Bernapas
• Kurang bulan<33 minggu
• Ibu DM yang tidak terkontrol
• Aspirasi mekoneum
• Ibu dengan kecurigaan amnionitis
• Kelahiran dengan SC
• Riwayat polihidramnion
• Problem sumbatan jalan napas
(atresia koane, sindrom Pierre Robin, bayiTEF,
trakeomalasia, dsb)
• Problem sumbatan saluran cerna bagian bawah,
infeksi sistemik
RESPIRATORY DISTRESS EVALUATION
Down Score
0 1 2
Respiratory < 60x/minute 60-80 x/minute >80x/minute
Rate
Retraction No retraction Mild retraction Severe
Retraction
Cyanosis No cyanosis Cyanosis Cyanosis (+)
disappeared with O2 with O2
Air Entry (+) Air entry decrease NO air entry

Gasping No gasping heard by stethoscope Heard without


any tools

22
RESPIRATORY DISTRESS EVALUATION …
Down Score

Score ≤3 Mild Respiratory Distress

Score 4 – 5 Moderate Respiratory Distress

Score > 6 Severe Respiratory Distress (blood


gas analysis should be performed)

23
Mengatasi Problema Pernapasan

Terdapat 2 cara dukungan ventilasi pada bayi baru lahir.

1. Continous positive airway pressure (CPAP)

2. Ventilasi tekanan positif (VTP)


Mengapa CPAP?

Efek Nasal CPAP pada Pernafasan


INGAT :
• Karena CPAP hanya berdampak pada
peningkatan kapasitas residu fungsional maka
CPAP hanya diindikasikan pada semua bayi baru
lahir dengan kesulitan bernapas, namun masih
mempunyai usaha napas spontan.

• Sebagian udara CPAP ada yang masuk lambung,


 tidak direkomendasikan pada bayi :
1. Dugaan NEC
2. Sumbatan saluran cerna.
Kapan CPAP/NIPPV Di Anggap Gagal?
• Bila terdapat work of breathing yang berat
walaupun sudah dengan pressure yang
maksimal (dengan CPAP dalam PEEP 8 mmHg)

DAN

• Penggunaan FiO2 > 40%


Indikasi VTP

Apnea atau megap-megap, atau


denyut jantung <100 dpm.
Jika dilakukan dengan benar, VTP akan
efektif membantu hampir semua bayi baru
lahir yang apnea atau bradikardia.

Keberhasilan VTP ditandai dengan


pengembangan dada dan peningkatan
denyut jantung.
Kateter orogastrik (OGT)

Bila VTP Diberikan Terlalu Lama (Berkepanjangan)


• Pada bayi dengan VTP yang berkepanjangan, pastikan
udara lambung tidak menghambat pengembangan paru.
• Segera pasang kateter orogastrik (OGT) dan isap udara
lambung

• Langkah langkah pemasangan pipa orogastrik.


– Ukur panjang pipa yang akan masuk (ukur dari
pangkal hidung, tragus telinga sampai umbilikal. Hasil
yang terukur DIKURANGI 2 cm).
– Setelah masuk sampai ukuran berada di bibir, tes
apakah pipa sudah benar berada di lambung dengan
cara masukkan udara melalui semprit 10 mL sekitar 2–
3 mL dan dengarkan dengan stetoskop.
Kebijakan Terapi Oksigen Pada Bayi Baru Lahir

• Bayi > 35 minggu: 21%


• Bayi kurang bulan: >21–30/40%

• Berikan konsentrasi oksigen serendah-rendahnya Target saturasi


oksigen:
– Bayi Cukup Bulan: SaO2 90–95% /PaO2 70–80 mmHg
– Bayi Kurang Bulan :SaO2 88/90–92%/PaO2 50–70 mmHg
Kebijakan Terapi Oksigen

• Pemberian oksigen idealnya : menggunakan


alat pencampur oksigen/blender oksigen
(campuran antara oksigen 100% dan udara
21%).

• Bila tidak mempunyai blender oksigen dengan


cara mencampurkan oksigen dengan udara
dengan aliran tertentu
Konsentrasi Oksigen yang Didapat
Melalui Pencampuran Sumber Oksigen dan SumberUdara Tekan (Liter/menit)
PNEUMOTORAKS

Adalah kondisi alveolus atau kantung udara dalam paru


mengalami pembesaran akibat ventilasi berlebihan yang
melebihi ambang elastisitasnya sehingga menyebabkan
pecahnya alveolus dan berakibat udara bocor ke ruang
antara paru-paru dan dinding dada

KOMPLIKASI TERSERING PADA PERIODE STABILISASI


Temuan Negatif : Temuan Positif :

Daerah terang memiliki Daerah terang menyebar luas


diameter < 5 cm dari di sekeliling sumber cahaya
sumber cahaya menunjukkan suatu
pneumothorak di dada kiri
34
Pada situasi tersebut, aspirasi udara toraks melalui jarum
suntik harus SEGERA dilakukan.

Bila setelah dilakukan evakuasi, produksi udara tetap ada


maka harus memasang water sealdrainage (WSD)  bayi
harus dirujuk ke tempat dengan fasilitas lengkap.
Blood Pressure
Syok dan Faktor Risiko Berpengaruh

Sel hidup dan berfungsi perlu oksigen.


Insufiensi sirkulasi  perfusi dan hantaran oksigen ke
organ vital tidak adekuat  dibiarkan  syok
Kompensasi gangguan sirkulasi awal  aliran darah organ
nonvital dialihkan ke vital  kondisi tepat untuk
penanganan segera
Insufisiensi lanjut(met anaerob, asam laktat), met
asidemia, kerja jantung turun (CO turun)
Syok berlanjut/tidak segera ditangani-> hipotensi dan
bradikardi
......Syok dan Faktor Risiko Berpengaruh

Periode STABILISASI

pengenalan dini gangguan awal sirkulasi merupakan


penanganan lebih menjanjikan keberhasilan dibandingkan
mengatasi syok
Penyebab Syok
Syok hipovolemik
1. Kehilangan darah intrapartum
– Plasenta previa, solusio plasenta, plasenta terpotong saat
seksio sesaria.
– Cedera tali pusat (robekan pembuluh darah umbilikal,
penjepitan umbilikal tidak sempurna).
– Laserasi organ atau luka pada persalinan sulit.
– Perdarahan feto-maternal.
– Twin-to-twin transfusion
2. Perdarahan pascanatal: perdarahan intrakranial, paru.
3. Lain-lain: trauma tali pusat, kebocoran kapiler, dehidrasi.
Gejala Klinis Gangguan Sirkulasi Bayi Baru Lahir

Gejala awal:
• Napas: takipnea, usaha napas meningkat (terlihat
merintih, retraksi, napas cuping hidung)
• Warna kulit: pucat dan/kutis marmorata, sianosis
• CRT > 3 detik
• Frekuensi jantung: takikardia (FJ >160 kali/mnt bayi
tenang)
• nadi lemah
• oligouria (<1 mL/kgBB/jam)
....Gejala Klinis Gangguan Sirkulasi Baru Lahir

Gejala lanjut:
apnu, bradikardia (FJ <100 kali/menit) disertai perfusi
jelek, nadi tidak teraba, tekanan darah menurun.
Tatalaksana Syok Hipovolemik

Target Penatalaksanaan Syok


Tatalaksana Syok Hipovolemik
1. Darurat NaCl 0,9% sebagai pengganti darah sambil
menunggu sel darah merah/packed red cell (PRC) (10 cc/
KG)
2. Monitor  tekanan darah.
3. Cari penyebab
…….Tatalaksana Syok Hipovolemik
Dopamin hidroklorida drip/inotropik
meningkatkan cardiac output dan tekanan darah.
Dosis 520 mikrogram/kgBB/menit melalui infus intravena
dengan semprit pump.
Diberikan  jalur vena sentral

–Natrium bikarbonat
Tidak direkomendasikan dan berbahaya  kerusakan
vaskular  ekstravasasi  dampak nekrosis jaringan di
sekitarnya.
Laboratorium
Bayi Baru Lahir Mudah Terinfeksi
- Sistem pertahanan tubuh belum sempurna

- Kadar antibodi IgG rendah pada bayi kurang bulan

- Molekul antibodi kelas IgM terlalu besar  sulit lewat barier


plasenta  semua bayi

- Bayi sakit/ BBLRprosedur invasif (intubasi,ventilator,CPAP,


cairan infus, TPN, OGT) risiko infeksi bila tidak higienis

- Infeksi lokal  memicu infeksi sistemik  konjungtivitis


(staphylococcus, gonococcus, atau chlamydia), pasang
elektroda intrakutan tidak aseptis, kolonisasi kulit
staphylococcus, akses infus tidak aseptis.
Terapi Antibiotik

• Terapi antibiotika sebaiknya dipikirkan sebelum bayi


dirujuk
• Untuk menghindari kondisi yang semakin berat akibat
reaksi inflamasi yang biasa terjadi dalam beberapa jam
(< 4 jam)

Ampisilin Gentamisin
Plus
(bakteri gram positif) (bakteri gram negatif)
Emotional support
Langkah-langkah dukungan emosional

• Saat ibu sendiri, lakukan pendampingan


dan dukung emosi ibu
• bila kondisi ibu bayi memungkinkan,
ibu dapat bersama bayinya sampai Tim Rujukan datang
• bila kondisi ibu bayi tidak memungkinkan, Tim Rujukan
mengantarkan bayi ke ibu sebelum dirujuk
Langkah-langkah dukungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

• setelah Tim Rujukan berangkat, perawat


pendamping ibu dan menjawab dengan baik
setiap pertanyaan yang diajukan ibu
• menjelaskan pemberian analgetika pasca
melahirkan
• sebut bayi dengan namanya, atau bila belum
diberi nama, sebut bayi dengan istilah ‘anak
laki-laki’ ibu atau ‘anak perempuan’ ibu.
Pada Saat Tim Rujukan Tiba

• perawat harus mendampingi Tim


• rujukan menuju ruang perawatan ibu
• perawat harus mengamati reaksi
orangtua bayi
• bantu orangtua bayi untuk memahami
setiap infomasi yang telah disampaikan
Pada Saat Tim . . . . . . . . . . . .

• perawat memberikan penjelasan dengan bahasa


sederhana dan mudah dimengerti, tetapi
meyakinkan
• orangtua bayi dengan keterbatasan baca tulis,
harus dipikirkan cara lain untuk memberikan
penjelasan bila terdapat hambatan
• dalam komunikasi bahasa, jangan gunakan
keluarga / teman sebagai penerjemah
Pada Saat Tim . . . . . . . . . . . .

• ucapkan selamat atas kelahiran


putra/putri mereka
• orangtua adalah orang yang pertama yang
harus mendapat informasi medik tentang
keadaan bayinya
• beri komentar yang baik tentang
penampilan fisik bayi
Pada Saat Tim . . . . . . . . . . . .

• Tim Rujukan harus dapat menjelaskan di


mana lokasi, bagaimana kondisi rumah
sakit penerima rujukan beserta Unit
Perawatan Intensif Bayi Baru Lahir (NICU)
yang dimiliki, dan siapa dokter yang
bertanggung jawab untuk perawatan bayi
Pemantauan Kondisi Psikologis Orangtua Bayi dan
Keluarganya Setelah Bayi Dirujuk ke Rumah Sakit Lain.
• bantu orangtua bayi mengetahui kondisi bayi mereka
• perawat harus meminta dokter spesialis anak untuk
menjelaskan “kabar tidak baik” ini kepada keluarga bayi
• sampaikan bahwa anda juga dapat merasakan bagaimana
perasaan mereka dan akan
berusaha membantu
• anjurkan penyediaan ASI perah
Pemantauan Kondisi Orangtua Bayi . . . . . . . .

• Penjelasan harus bersifat


sederhana, mudah dimengerti,
meyakinkan, dan jujur.
• Penting diingat, selalu memberikan
dukungan, tidak menyalahkan
orang lain, dan perhatikan kultur
yang berbeda.
Take Home Message
Stabilisasi sama pentingnya dengan proses
resusitasi
Terdapat 6 aspek yang harus dilakukan ‘STABLE’
Merujuk pasien dalam kondisi STABIL
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai