Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI

DENGAN RDS, HMD DAN TTN


Yusi Sofiyah M. Kep Ners. Sp. Kep. An
Respiratory Distress Syndrome (RDS)

Definisi
Suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang
berbeda yang menyebabkan
terjadinya pengumpulan cairan di
paru-paru (Slota, 2006)
Cont..
• RDS adalah gangguan pernapasan paling
umum pada bayi prematur.
• Diagnosis klinis dibuat pada bayi
prematur dengan kesulitan pernapasan
yang mencakup takipnea, retraksi,
grunting dan PCH
Insiden kejadian RDS pada bayi
prematur berdasarkan berat badan

Berat Lahir (g) Insiden RDS


• 501-750 86%
• 751-1,000 79%
• 1,001-1,250 48%
• 1,251-1,500 27%
Patofisiologi
Tanda dan gejala
• Peningkatan respirasi
• Peningkatan usaha nafas
• Periodic breathing
• Apnea
• Sianosis yang tidak berkurang dengan pemberian
oksigen
• Turunnya tekanan darah disertai takikardi,
• pucat
• kegagalan sirkulasi yang diikuti bradikardi –
• Penggunaan otot-otot pernafasan tambahan.
Penatalaksanaan
Bayi baru lahir yang mengalami gangguan
nafas berat harus dirawat di ruang rawat
intensif untuk neonatus (NICU), bila tidak
tersedia bayi harus segera dirujuk ke rumah
sakit yang memiliki fasilitas NICU.Sebelum
dirujuk atau dipindahkan ke NICU,
penatalaksanaan yang tepat sejak awal sangat
diperlukan untuk mencapai keberhasilan
perawatan.
Penatalaksaan non respiratorik
• Monitoring temperatur. Keadaan hipo
maupun hipertermi harus dihindari.
Temperatur bayi harus dijaga dalam rentang
36,5−37,5
• Enteral feeding harus dihindari pada neonatus
yang mengalami distress nafas yang berat, dan
cairan intravena dapat segera diberikan, untuk
mencegah keadaan hipoglikemia.
Cont…
• Keseimbangan cairan, elektrolit dan glukosa
harus diperhatikan. Pemberian cairan biasanya
dimulai dengan jumlah yang minimum, mulai dari
60 ml/kgBB/hari dengan Dekstrose 10% atau ¾
dari kebutuhan cairan harian. Kalsium glukonas
dengan dosis 6-8 ml/kgBB/hari dapat
ditambahkan pada infus cairan yang diberikan.
Pemberian nutrisi parenteral dapat dimulai sejak
hari pertama.
• Pemberian protein dapat dimulai dari 3,5
g/kgBB/hari dan lipid mulai dari 3 g/kgBB/hari.
Cont..
• Minimal handling
• Pemilihan antibiotik inisial yang dianjurkan
adalah ampicillin dan gentamicin
Penatalaksanaan respiratorik
• membersihkan jalan nafas, jalan nafas
dibersihkan dari lendir atau sekret yang dapat
menghalangi jalan nafas selama diperlukan,
serta memastikan pernafasan dan sirkulasi
yang adekuat.
• Monitoring saturasi oksigen dapat dilakukan
dengan menggunakan pulse oxymetri secara
kontinyu untuk memutuskan kapan memulai
intubasi dan ventilasi
Penatalaksanaan di ruang NICU
• Ventilasi Mekanik
Indikasi absolut :
(1) prolonged apnea,
(2) PaO2 kurang dari 50 mmHg atau FiO2 diatas 0,8
yang bukan disebabkan oleh penyakit jantung
bawaan tipe sianotik,
(3) PaCO2 lebih dari 60 mmHg dengan asidemia
persisten, dan
(4) bayi yang menggunakan anestesi umum.
indikasi relatif untuk penggunaan ventilasi
mekanis antara lain:
(1) frequent intermittent apnea,
(2) bayi yang menunjukkan tanda-tanda
kesulitan nafas,
(3) pada pemberian surfaktan
Hyaline Membran Disease (HMD)
• Hyaline membrane disease (HMD) adalah
penyakit pernafasan akut yang diakibatkan oleh
defisiensi surfaktan pada neonatus preterm, yaitu
neonatus yang lahir pada umur kehamilan kurang
dari 37 minggu.
• Defisiensi surfaktan pada pulmo akan
menyebabkan tingginya tegangan permukaan
alveolar sehingga pada saat akhir ekspirasi akan
terjadi kolaps alveolar.
• Kolaps alveolar akan mengakibatkan buruknya
oksigenasi, hiperkarbia dan asidosis
Surfactan
• Pembentukan paru dimulai pada kehamilan 3 - 4
minggu dengan terbentuknya trakea dari esofagus.
• Pada 24 minggu terbentuk rongga udara yang terminal
termasuk epitel dan kapiler, serta diferensiasi
pneumosit tipe I dan II. Sejak saat ini pertukaran gas
dapat terjadi namun jarak antara kapiler dan rongga
udara masih 2 -3 kali lebih lebar dibanding pada
dewasa.
• Setelah 30 minggu terjadi pembentukan bronkiolus
terminal, dengan pembentukan alveoli sejak 32 – 34
minggu.
Cont…
• Surfaktan muncul pada paru-paru janin mulai
usia kehamilan 20 minggu tapi belum
mencapai permukaan paru. Muncul pada
cairan amnion antara 28-32 minggu. Level
yang matur baru muncul setelah 35 minggu
kehamilan.
• Komponen utama surfaktan adalah
Dipalmitylphosphatidylcholine (lecithin) – 80 %,
phosphatidylglycerol – 7 %, phosphatidylethanolamine
– 3 %, apoprotein (surfactant protein A, B, C, D) dan
cholesterol. Dengan bertambahnya usia kehamilan,
bertambah pula produksi fosfolipid dan
penyimpanannya pada sel alveolar tipe II.(9) Protein
merupakan 10 % dari surfaktan., fungsinya adalah
memfasilitasi pembentukan film fosfolipid pada
perbatasan udara-cairan di alveolus, dan ikut serta
dalam proses perombakan surfaktan.
Fungsi surfactan
• Surfaktan mengurangi tegangan permukaan pada
rongga alveoli, memfasilitasi ekspansi paru dan
mencegah kolapsnya alveoli selama ekspirasi dan
memungkinkan tekanan yang lebih rendah untuk
mengembangkan paru-paru, sehingga peregangan yang
berlebihan dari paru-paru dapat dicegah dan resiko
terjadinya ruptur alveolus berkurang akibat surfaktan
mengurangi tekanan negatif yang diperlukan untuk
membuka jalan nafas dan kerja pernafasan
• Mencegah edema paru serta berperan pada sistem
pertahanan terhadap infeksi.
Cont…
• Biasanya ditemukan takipnea, grunting, retraksi
intercostal dan subcostal, dan pernafasan cuping
hidung.
• Sianosis meningkat, yang biasanya tidak responsif
terhadap oksigen. Suara nafas dapat normal atau
hilang dengan kualitas tubular yang kasar, dan
pada inspirasi dalam dapat terdengan ronkhi
basah halus, terutama pada basis paru posterior.
• Terjadi perburukan yang progresif dari sianosis
dan dyspnea.
Foto Thorax
• Gambaran rontgen HMD dapat dibagi jadi 4
tingkat
• Stage I : gambaran reticulogranular
• Stage II : Stage I disertai air bronchogram di luar
bayangan jantung
• Stage III : Stage II disertai kesukaran menentukan
batas jantung.
• Stage IV : Stage III disertai kesukaran menentukan
batas diafragma dan thymus.
Tes Kocok
• Dari aspirat lambung dapat dilakukan tes kocok. Aspirat lambung
diambil melalui nasogastrik tube pada neonatus <>banyak 0,5 ml.
Lalu tambahkan 0,5 ml alkohol 96 %, dicampur di dalam tabung 4
ml, kemudian dikocok selama 15 detik dan didiamkan selama 15
menit. Pembacaan : ·
• Neonatus imatur : tidak ada gelembung 60 % resiko terjadi HMD ·
• +1 : gelembung sangat kecil pada meniskus (< 1/3) 20 % resiko
terjadi HMD ·
• +2 : gelembung satu derat, > 1/3 permukaan tabung ·
• +3 : gelembung satu deret pada seluruh permukaan dan beberapa
gelembung pada dua deret <> ·
• +4 : gelembung pada dua deret atau lebih pada seluruh permukaan
neonatus matur
Terapi surfactan
• Terapi surfaktan diberikan pada kedaan
defisiensi surfaktan pada bayi prematur
seperti pada hyaline membrane disease
(HMD), neonatal lung injury yang tidak
berhubungan dengan prematuritas, seperti
hernia diafragma kongenital, dan meconeum
aspiration syndrome (MAS)
• Surfaktan dapat diberikan pada 6 sampai 24
jam setelah bayi lahir apabila bayi mengalami
respiratory distress syndrome yang berat.
Selanjutnya surfaktan dapat diberikan 2 jam
(umumnya 4-6 jam) setelah dosis awal apabila
sesak menetap dan bayi memerlukan
tambahan oksigen 30% atau lebih
Komplikasi
- bradikardi, hipoksemia, hipo atau hiperkarbia, dan
apnea.
- Bradikardi, hipoksemia dan sumbatan pada
endotracheal tube (ETT) dapat terjadi pada saat
pemberian surfaktan dilakukan.
- Perubahan perfusi serebral dapat terjadi pada bayi
yang sangat prematur akibat redistribusi yang
mendadak dari aliran darah paru kedalam sirkulasi
otak.
- Seluruh efek samping tersebut dapat diatasi dengan
menghentikan pemberian surfaktan dan meningkatkan
aliran oksigen dan ventilasi
TTN
• Bersifat sementara napas cepat. Kadang-kadang
disebut "paru-paru basah.“
• TTN disebabkan oleh cairan sisa di paru-paru.
• Sebelum lahir, paru-paru bayi dipenuhi dengan
• cairan yang membantu mereka tumbuh dan
berkembang.
• Selama persalinan dan melahirkan, sebagian
besar cairan ini diserap.
• Setelah lahir, udara pernapasan membantu
menyerap cairan yang tersisa
Cont..
• Pada beberapa bayi, penyerapan cairan lebih
terjadi lebih lambat.
• Cairan sisa membuat bayi lebih sulit untuk
untuk bernapas, sehingga bayi bernafas lebih
cepat (Takipnea) dan kurang mendalam.
• Begitucairan hilang, bayi bisa bernapas normal
• Sehingga kondisi inibersifat sementara.
Tanda gejala
• Nafas cepat
• Retraksi
• warna kulit kebiruan (sianosis) disekitar
hidung dan mulut
Retraksi
Pemeriksaan penunjang
• Chest X-rays to look for fluid in the lungs
• Blood tests to look for infection
• Constant monitoring of the baby’s oxygen
level, breathing rate, and heart rate
• Diagnosis TTN sering dibuat setelah
mengesampingkan penyebab lain.
Penatalaksanaan
• Ekstra oksigen - biasanya diberikan melalui tabung
hidung atau masker
• Bantuan makan
napas cepat dapat membuat makan sulit. Bayi dapat
diberikan cairan dan nutrisi melalui infus atau OGT
sampai bernapas lebih mudah.
• Antibiotik - sampai infeksi dapat dikesampingkan
• CPAP (continuous positive airway pressure) –
pengobatan yang menggunakan udara bertekanan
ringan untuk menjaga paru-paru terbuka
• ventilator Teknik (dalam kasus yang jarang) -
CPAP
Efek CPAP pada paru

Anda mungkin juga menyukai