OLEH:
20220305041
Anatomi Fisiologi
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru
lahir adalah salah satunya system pernafasan. Selama dalam
uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang
bercabang-cabang membentuk struktur percabangan bronkus.
Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia 8 tahun,
sampai jumlah bronchiolus dan alveolus akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan bukti gerakan
nafas sepanjang trimester kedua dan ketiga. Kematangan
paru-paru akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi
baru, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru, dan tidak
mencukupinya jumlah surfaktan. Dua faktor yang berperan
pada rangsangan pertama nafas bayi :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan dua rahim yang merangsang pusat pernafasan
otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena
kompresi paru paru selama persalinan yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekani
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernafasan teratur dan berkesinambungan. Jadi
sistem-sistem harus berfungsi secara normal.
Etiologi
Transient tachypnea of the newborn (TTN) disebut juga wet lungs atau
respiratory distress syndrome tipe II yang dapat didiagnosis beberapa
jam setelah lahir. TTN tidak dapat didiagnosis sebelum lahir. TTN
dapat terjadi pada bayi prematur (paru-paru bayi prematur belum cukup
matang) ataupun bayi cukup bulan. Penyebab TTN lebih dikaitkan
dengan
beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian TTN pada bayi
baru lahir. Faktor risiko TTN pada bayi baru lahir di antaranya:
a. Lahir secara secar
b. Lahir dari ibu dengan diabetes
c. Lahir dari ibu dengan asma
d. Bayi kecil untuk usia kehamilan (small for gestational age).
Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan,
tekanan sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru
untuk keluar. Perubahan hormon selama persalinan juga berperan pada
penyerapan cairan di paru-paru. Bayi yang kecil atau prematur atau
yang lahir melalui jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secar
tidak mengalami penekanan yang normal terjadi dan perubahan
hormonal seperti kelahiran normal, sehingga mereka lebih berisiko
mengalami penumpukan cairan di paru-paru saat mereka menarik
napas untuk pertama kali.
Patofisiologi
Sebelum lahir paru-paru bayi terisi dengan cairan. Saat di dalam
kandungan bayi tidak menggunakan paru-parunya untuk bernapas.
Bayi mendapat oksigen dari pembuluh darah plasenta. Saat mendekati
kelahiran, cairan di paru-paru bayi mulai berkurang sebagai respon dari
perubahan hormonal. Cairan juga terperas keluar saat bayi lahir
melewati jalan lahir (tekanan mekanis terhadap thoraks). Setelah lahir
bayi mengambil napas pertamanya dan paru-paru terisi udara dan
cairan di paru-paru didorong keluar. Cairan yang masih tersisa
kemudian dibatukkan atau diserap tubuh secara bertahap melalui
sistem pembuluh darah atau sistem limfatik. Bayi dengan TTN
mengalami sisa cairan yang masih terdapat di paru-paru atau
pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu lambat sehingga bayi
mengalami kesulitan untuk menghirup oksigen secara normal
kemudian bayi bernapas lebih cepat dan lebih dalam untuk mendapat
cukup oksigen ke paru-paru.
Tanda dan Gejala
a. Bernapas cepat dan dalam (takipnea) lebih dari 60 x/menit
b. Napas cuping hidung (nasal flare)
c. Sela iga cekung saat bernapas (retraksi interkostal)
d. Mulut dan hidung kebiruan (sianosis)
e. Grunting atau merintik/mendengkur saat bayi mengeluarkan
napas Selain tanda dan gejala tersebut, bayi dengan TTN tampak
seperti bayi lainnya
Komplikasi
Apabila tatalaksananya buruk, komplikasi yang mungkin seperti :
a. Hipoksia karena penanganan terlalu lama, akibatnya terjadi
kekurangan nutrisi pada organ-organ vital (otak, jantung, paru,
ginjal.
b. Asidosis metabolic (hipoglikemia, hipotermia).
Test Diagnostik
c. Pemeriksaan Laboratorium
i Analisis Gas Darah biasanya akan memperlihatkan
hipoksia ringan. Hipokarbia biasanya didapatkan. Jika
ada, hipokarbia biasanya ringan (PCO2 >55 mm Hg).
Extreme hypercarbia sangat jarang, namun jika terjadi,
merupakan indikasi untuk mencari penyebab lain.
ii Differensial Count adalah normal pada TTN, tapi
sebaiknya dilakukan untuk menentukan apakah terdapat
proses infeksi. Nilai hematokrit akan menyingkirkan
polisitemia.
iii Urine and serum antigen test dapat membantu
menyingkirkan infeksi bakteri.
d. Pemeriksaan Radilogi
Rontgen thoraks. Berikut adalah gambaran khas pada TTN:
i. Hiperexpansi paru, khas pada TTN.
ii. Garis prominen di perihiler.
iii. Pembesaran jantung ringan hingga sedang.
iv. Diafragma datar, dapat dilihat dari lateral.
v. Cairan di fisura minor dan perlahan akan terdapat di
ruang pleura.
vi. Prominent pulmonary vascular markings.
Penatalaksanaan Medis
Bayi dengan TTN diawasi dengan cermat. Kadangkala dapat
diawasi di NICU (perawatan intensif bayi baru lahir).
Pemantauan frekuensi
jantung, pernapasan dan kadar oksigen. Beberapa bayi diawasi
dan dipastikan frekuensi pernapasan menurun dan kadar oksigen
tetap normal, lainnya mungkin membutuhkan oksigen tambahan
melalui masker, selang di bawah hidung atau kotak oksigen
(headbox). Jika bayi tetap berusaha keras untuk bernapas
meskipun oksigen sudah diberikan, maka continous positive
airway pressure (CPAP) dapat digunakan untuk memberikan
aliran udara ke paru-paru. Dengan CPCP bayi mengenakan
selang oksigen di hidung dan mesin secara berkesinambungan
memberikan udara
bertekanan ke hidung bayi untuk membantu paru-paru tetap
terbuka selama pernapasan. Pada kasus berat maka bayi dapat
membutuhkan bantuan ventilator, namun ini jarang terjadi.
Nutrisi dapat menjadi masalah tambahan jika bayi bernapas
terlalu cepat sehingga bayi tidak dapat mengisap,menelan dan
bernapas secara bersamaan. Pada kasus ini maka infus melalui
pembuluh darah perlu diberikan agar bayi tidak dehidrasi dan
kadar gula darah bayi tetap terjaga. Dalam 24-48 jam proses
pernapasan bayi dengan TTN biasanya akan membaik dan
kembali normal dan dalam 72 jam semua gejala TTN sudah tidak
ada. Jika keadaan bayi belum membaik maka dokter harus
mencari kemungkinan penyebab lainnya yang mungkin
menyertai. Setelah bayi
pulih dari TTN umumnya bayi akan pulih sepenuhnya, inilah
syarat dimana bayi boleh dipulangkan. Sebelum pulang berikan
edukasi kepada ibu agar melakukan observasi di rumah dengan
memantau tanda-tanda gangguan pernapasan seperti kesulitan
bernapas, tampak biru, sela iga cekung saat bernapas, bila hal ini
muncul segera hubungi dokter dan unit gawat darurat terdekat.
1. Pertumbuhan
Jenis Kelamin Tinggi Badan Berat Badan
2. Perkembangan
a. Mental/ Bahasa
1) Mengenali wajah, mainan, dan suara yang familiar.
Menggunakan mata dan keplah untuk menikuti
2)
benda bergerak
3) Membuat suara yang nyaring b.
Fisik/Motorik/Sensorik
1) Merespon secara spontan ketika disentuh diarea
terntentu , contohnya mengisap sesuatu yang
menyentuh mulut.
2) Membuat sekpresi wajah yang berbeda sebagai respon
dari stimulasi yang berbeda
3) Meletakkan jari dan tangan ke dalam mulut atau
menggunakannya untuk menyentuh mainan
c. Sosial/Emosional
1) Kadang-kadang tersenyum ketika berinteraksi dengan
orang lain.
2) Memiliki cara menangis yang berbeda ketika kesakitan,
mengantuk atau lapar.
3) Lebih lama memandang wajah orang dari pada
memandang mainan atau objek lain.