Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) atau sering juga disebut

Transient Respiratory Distress of the Newborn (TRDN) adalah penyakit self-limited


1
disease yang terjadi pada banyak bayi di seluruh dunia dan dihadapi oleh semua

dokter yang merawat bayi baru lahir. Angka kejadian sekitar 1-2 % kelahiran hidup 1,7.

Hal ini disebabkan adanya penumpukan cairan yang berlebihan dalam paru akibat

gangguan mekanik pada saat lahir yang biasa terjadi pada pasien yang dilahirkan

secara operasi caesar, terlambatnya penyerapan kembali karena tekanan vena sentral

meningkat dan terganggunya penyerapan cairan melalui system limfatik1,2.

Persalinan dengan operasi caesar meningkat dengan indikasi medis ; indikasi

pada ibu dan bayi dan non medis.9 Bayi yang sering mengalami TTN adalah bayi

yang dilahirkan secara operasi caesar sebab mereka kehilangan kesempatan untuk

mengeluarkan cairan paru mereka1. Bayi yang dilahirkan lewat persalinan per

vaginam mengalami kompresi dada saat melewati jalan lahir. Hal inilah yang

menyebabkan sebagian cairan paru keluar. Kesempatan ini tidak didapatkan bagi bayi

yang dilahirkan operasi caesar.

Gejala klinis Transient Tachypnea of the Newborn berupa kesulitan

bernapas, ditandai dengan napas cepat (frekuensi >60 kali permenit ), sianosis perifer

dan sentral, merintih, retraksi sternal, napas cuping hidup, hingga apneu periodik

kumpulan gejala tersebut disebut Respiratory Distress Syndrome (RDS) 4,7 gejala
tersebut dapat dialami pada bayi baru lahir seperti HMD akibat paru yang belum

matang, aspirasi mekonium dan neonatal pneumonia.1,2,7

Peranan radiologi sangat penting untuk mendiagnosis bayi yang baru lahir

yang mengalami gangguan pernapasan yang membedakan Transient Tachypnea of

the Newborn dengan HMD grade I, mukonium aspirasi dan pneumonia. Tujuan

referat ini untuk membedakan Transient Tachypnea of the Newborn dengan HMD,

MAS dan Pneumonia neonatorm.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) = Transient Respiratory

Distress of the Newborn (TRDN) = Wet lung adalah suatu penyakit ringan pada

neonatus yang mendekati cukup bulan atau cukup bulan yang mengalami gawat napas
1,2
segera setelah lahir akibat gangguan penyerapan cairan di alveoli dan hilang

dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari.1,7 TTN pertama kali di diskripsikan oleh

Avery pada tahun 1966.

B. Epidemiologi

Angka kejadian sekitar 1-2 % kelahiran hidup. Kejadianya lebih banyak pada

bayi lahir dengan operasi Caesar dibandingkan dengan lahir spontan1,7. Bayi baru

lahir dengan TTN umumnya gangguannya terbatas tanpa morbiditas yang signifikan.

Bayi dengan TTN baru lahir yang mebaik selama periode 24-72-jam. Tidak ada

predileksi ras telah dilaporkan. Risiko pria lebih banyak dibandingkan wanita 4,7.

C. Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko terjadinya TTT baik pada bayi, orang tua maupun

proses persalinan antara lain : Bayi dilahirkan secara operasi Caesar, makrosomia,

bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita penyakit asma , diabetea mellitus dan

pengaruh sedasi , asfiksia perinatal, Tidak adanya Phosphatidylglycerol pada cairan

amnion, bayi laki-laki 4,7.


D. Patofisiologi

Segerah setelah janin lahir dan mulai menarik napas terjadi inflasi paru yang

mengakibatkan peningkatan tekanan hidrolik yang menyebabkan cairan berpindah ke

interstitial. Volume darah paru juga meningkat pada saat bayi menarik napas,tetapi

cairan dalam paru belum mulai berkurang sampai 30-60 menit post natal dan lengkap

diabsorbsi dalam 24 jam.

Cairan dalam lumen paru mengandung protein kurang dari 0,3 mg/ml, cairan

dalam interstitial paru mengandung protein kurang lebih 30 mg/ml. Perbedaan

kandungan protein ini menyebabkan perbedaan tekanan osmotic lebih dari 10 cm

H2O, yang mengakibatkan cairan berpindah dari lumen ke interstitial. Peningkatan

aktivitas Na-K, ATP ase epitel paru selama proses persalinan menyebabkan

peningkatan absorbsi cairan ke interstitial. Masuknya udara ke paru saat menarik

napas tidak hanya mendorong cairan ke interstitial tetapi juga mengakibatkan tekanan

hidrostatistik dalam sirkulasi paru menurun dan meningkatkan aliran darah paru

sehingga secara keseluruhan akan meningkatkan luas permukaan vascular yang

efektif untuk mendrainase cairan. Pernapasan spontan juga akan menurunkan tekanan

intra thorakal sehingga menurungkan tekanan vena sistemik yang akhirnya

meningkatkan drainase melalui system limfe.

Penyebab TTN beleum diketahui secara pasti namun dicurigai melalui 3

proses yaitu 1. Penyerapan cairan paru janin terganggu disebabkan oleh gangguan

penyerapan cairan paru janin dari sistem limfatik paru dan gangguan mekanik, pada

bayi yang lahir secara Caesar karena kurangnya pemerasan toraks yang normal
vagina, yang memaksa cairan paru keluar. Volume cairan yang meningkat

menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan meningkatkan resistensi saluran napas

menyebabkan takipnea dan retraksi dinding dada. 2. Pulmonary Immaturity, beberapa

penelitian mencatat bahwa derajat ringan imaturitas paru merupakan faktor utama

dalam penyebab TTN. Para penulis menemukan rasio L-S matang tanpa

fosfatidilgliserol ( Adanya fosfatidilgliserol mengindikasikan selesai pematangan

paru). Bayi yang lahir dengan usia kehamilan 36 minggu resiko lebih tinggi kena

TTN dibandingkan dengan usia 38 minggu. 3. Kekurangan Surfaktan ringan, Salah

satu penelitian kekurangan surfaktan ringan merupakan penyebab terjadinya TTN.

E. Gejala Klinis

Gejala klinis pada pasien TTN biasanya mirip dengan gejala distress

respiratory antara lain: Takipnea (>60 kali/menit), retraksi pada dada, sianosis,

merintih, terlihat nafas cuping hidung. Takipnu ini bersifat sementara dimana

penyembuhan biasa terjadi dalam 48-72 jam setelah kelahiran.

F. Diagnosis

 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada pasien TTN dapat dilakukan pemeriksaan

lecithin–sphingomyelin ratio ( Rasio L-S mature ) , tidak adanya fosfatidilgliserol

dalam cairan ketuban dapat membantu untuk menentukan kematangan paru, Analisis

Gas Darah biasanya akan memperlihatkan hipoksia ringan. Hipokarbia biasanya

didapatkan. Jika ada, hipokarbia biasanya ringan (PCO2 >55 mm Hg). Extreme

hypercarbia sangat jarang, namun jika terjadi, merupakan indikasi untuk mencari
penyebab lain. Differensial Count adalah normal pada TTN, tapi sebaiknya dilakukan

untuk menentukan apakah terdapat proses infeksi. Nilai hematokrit akan

menyingkirkan polisitemia. Urine and serum antigen test dapat membantu

menyingkirkan infeksi bakteri. 7.

 Gambaran Radiologi

Pemeriksaan radiologi pada pasien yang mengalami disters pernapasan pada

bayi lahir ; foto thorax dan pemeriksaan ultrasonografi. Pada pasien TTN biasanya

dengan foto thorax ditemukan berupa hiperinflasi kedua paru, garis prominen di

perihiler, Pembesaran jantung ringan hingga sedang, Diafragma datar, dapat dilihat

dari lateral, Cairan di fisura minor dan perlahan akan terdapat di ruang pleura.

Prominent pulmonary vascular markings. kelainan tersebut bersifat sementara dan

pada pemeriksaan foto thorax evaluasi sudah membaik dalam 3-5 hari. Apabila

dicurigai adanya kelainan congenital di jantung dilakukan pemeriksan

echocardiografi.

G. Diagnosis Banding

Diagnosis banding Transient Tachypnea of the Newborn antara lain ;

Pneumonia/sepsis. Jika neonatus mengalami pneumonia atau sepsis, akan didapat

pada riwayat kehamilan ibu tanda-tanda infeksi, seperti korioamnionitis, ketuban

pecah dini, dan demam. Hialin Membran Disease biasanya terjadi pada neonates

yang premature atau dengan alasan lain akan tertundanya maturasi paru. Aspirasi

Mekonium biasanya dapat diketahui dari riwayat kehamilan dan persalinan berupa

cairan ketuban berwarna hijau tua, mekonium pada cairan ketuban, noda kehijauan
pada kulit bayi, kulit bayi tampak kebiruan (sianosis), frekuensi denyut jantung janin

rendah sebelum kelahiran , skor APGAR yang rendah , auskultasi: suara nafas

abnormal.7

H. Penatalaksanaan

Transient Tachypnea of the Newborn ini bersifat self limiting disease, sehingga

pengobatan yang ditujukan biasanya hanya berupa pengobatan suportif. Prinsip

pengobatannya adalah: Oksigenasi,4 Antibiotik. Kebanyakan bayi baru lahir diberi

antibiotic berspektrum luas hingga diagnosis sepsis atau pneumonia disingkirkan.7

Pemberian makanan. Jika pernafasan di atas 60 kali per menit, neonatus sebaiknya

tidak diperi makan per oral untuk menghindari risiko aspirasi. Jika frekuensi

pernafasan kurang dari 60 kali per menit, pemberian makanan per oreal dapat

ditolerir. Jika 60-80 kali per menit, pemberian makanan harus melalui NGT. Jika

lebih dari 80 kali per menit, pemberian nutrisi intra vena diindikasikan. 7 Cairan dan

elektrolit. Status cairan tubuh dan elektrolit harus dimonitor dan dipertahankan

normal.4

I. Prognosis

Penyakit ini bersifat sembuh sendiri dan tidak ada risiko kekambuhan atau

disfungsi paru lebih lanjut. Gejala respirasi membaik sejalan dengan mobilisasi cairan

dan ini biasanya dikaitkan dengan dieresis.4,7


BAB III

PEMBAHASAN

Secara umum distress pernafasan pada bayi disebabkan dari gangguan pada

system pernafasan dan non system pernafasan (penyakit jantung, neurologi dan lain-

lain seperti penyakit hematologi). Beberapa kemungkinan penyebab dari sistem

pernafasanantara lain : obstruksi jalan nafas (dari hidung hingga karina), kelainan

dinding dada dan diafragma (hernia diafragmatika), malformasi mediastinum dan

parenkhim paru (CCAM, CLE, kista paru kongenital, Pulmonary arteriovenous

malformation, bronchopulmonary sequestrations, neoplasma (teratoma, tumor

mediastinum, neuroblastoma), air leak syndrome (PIE, pneumomediastinum,

pneumoperitoneum, pneumopericardium, pneumothorak), penyakit parenkhim dan

vaskuler paru (TTN, MAS, HMD, pneumonia, Congenital alveolar proteolisis, udema

pulmonum, PPHN).

Dari seluruh bayi yang lahir, sekitar 1% akan mengalami kesulitan bernapas,

ditandai dengan napas cepat (frekuensi >60 kali permenit ), sianosis perifer dan

sentral, merintih, retraksi sternal, napas cuping hidup, hingga apneu periodik

kumpulan gejala tersebut disebut Respiratory Distress Syndrome dapat disebabkan

oleh paru yang belum matang, aspirasi mekonium, serta penumpukan cairan yang

berlebihan dalam paru-paru biasanya pada TTN.


Ada beberapa masalah yang dapat muncul pada masa transisi bayi dari

kehidupan intra ke extra uterin, salah satunya adalah bayi tidak dapat bernapas cukup

kuat untuk mendorong cairan keluar dari alveoli, sebagai akibatnya paru-paru tidak

dapat terisi oleh udara dan tidak tersedia oksigen untuk sirkulasi darah ke paru-paru.

TTN merupakan akibat dari keterlambatan penyerapan kembali cairan

dalam paru. Selama intra uterin paru terisi oleh cairan dan paru dalam keadaan aktif

secara metabolic yaitu paru membuat surfactant dan mensekresi cairan. Perubahan

kehidupan intrauterine ke extrauterine mengharuskan pertukaran gas yang semula di

placenta berubah ke paru, sehingga cairan dalam paru harus segerah dihilangkan.

Selama beberapa tahun ini diyakini bahwa kompressi mekanis dinding dada saat

proses kelahiran akan mengeluarkan sebagian besar cairan dalam paru melalui trakea

kemudian ke mulut. Bayi lahir dengan kelahiran sesar berisiko memiliki cairan paru

yang berlebihan sebagai akibat tidak mengalami semua tahapan persalinan normal.

Seperti yang dilaporkan oleh Milner dkk mencatat bahwa volume udara rata-rata

toraks adalah 32,7 mL / kg pada bayi yang lahir melalui vagina dan 19,7 ml / kg pada

bayi yang lahir melalui kelahiran caesar ( lingkar dada adalah sama ) . Sedangkan

volume cairan interstitial dan alveolar lebih banyak pada bayi yang lahir melalui

oparasi caesar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui vagina, meskipun

volume toraks secara keseluruhan berada dalam kisaran normal.

10
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini pemeriksaan foto thorax penting untuk

menegakkan diagnosis TTN dan membedakan dengan penyakit distress pernapasan

lainnya pada bayi baru lahir. Gambaran foto thorax TTN ditemukan adanya

hiperinflasi paru , garis-garis perihiller yang prominen dan bilateral, gambaran ini

akibat adanya penumpukan cairan dalam system limfe perivaskuler sepanjang

bronkovaskuler, adanya cairan di fissura minor dan pleura space, dan Prominent

pulmonary vascular markings. Gambaran tersebut dapat hilang dalam 72 jam.

Salah satu faktor terjadinya TTN adalah pada bayi dengan umur kehamilan

mendekati matang sekitar > 35 mg disebabkan karena pengembangan paru belum

matang secara sempurna dan dilahirkan secara Caesar sehingga memperberat

distress pernapasang pada bayi baru lahir , seperti dilaporkan oleh Morrison 5,7%

dan Riskin et all 7,2%. Untuk membedakan dengan HMD dapat dilakukan dengan

pemeriksaan Rasio L-S mature, tidak ditemukan fosfatidil-gliserol dalam cairan

ketuban dapat membantu untuk menentukan kematangan paru dan pemeriksaan foto

thorax dapat diketahui dengan jelas pola retikulogranular dengan gambaran

atelektasis paru.

Adanya hiperinflasi pada paru dan efusi pleura pada bayi baru lahir yang

mengalami distres pernapasan dapat juga di temukan pada muconium aspirasi,

adanya obstruksi jalan napas akibat mukonium menyebabkan volume paru meningkat
dan memberikan gambaran adanya area emphysema (air trapping) dan asimetris

grossly patchy opacities yang tidak ditemukan pada TTN.

Penyebab lain distress pernapasan pada bayi baru lahir adalah pneumonia

neonatal, gambaran radiografi pneumonia neonatal sering tidak spesifik biasanya

ditemukan diffuse reticulonodular mirip dengan Hialin membrane disease ,

hyperinflasi asimitris dengan infiltrat mirip dengan gambaran muconim aspirasi

sindrom. Efusi pleura umumnya ditemukan sekitar 75% pada pneumonia neonatal

lebih sering dibandingkan dengan disters pernapasan pada bayi baru lahir. Untuk

mendiagnosis pneumonia neonatorum dilakukan pemeriksaan Differensial count

menunjukkan tanda neutropenia atau leukositosis dengan jumlah abnormal dari sel

immature. Tes antigen urin dapat positif bila neonates mengalami group B

streptococcal. Jika terdapat tanda-tanda infeksi seperti di atas, dianjurkan untuk

memberikan antibiotic berspektrum luas.


BAB IV

KESIMPULAN

Transient Tachypnea of the Newborn adalah suatu penyakit ringan pada

neonatus yang mendekati cukup bulan atau cukup bulan yang mengalami gawat napas

segera setelah lahir akibat gangguan absorbsi cairan paru.

Gambaran foto thorax TTN; hiperinflasi paru, garis-garis perihiller yang

prominen dan bilateral, adanya cairan di fissura minor dan kadang-kadang disertai

efusi pleura, dan Prominent pulmonary vascular markings. Gambaran tersebut dapat

hilang dalam 72 jam.

Dibedakan dengan HMD grade I pada foto thorax tampak pengembangan paru

minimal disertai retikulogranuler pada pemeriksaan L-S ratio. Sedangkan untuk

membedakan dengan MAS ditemukan hiperinflasi asimetris disertai air trapping dan

untuk membedakan dengan pneumonia neonatorum pada pemeriksaan foto thorax

tidak spesifik umumnya di temukan efusi pleura, diffuse retikulonodular, hyperinflasi

asimitris dan dilakukan pemeriksaan laboratorium


DAFTAR PUSTAKA

1. Erol Tutdibi E, Gries K, Misselwitz B, et al , Impact of Labor on.Outcomes in


Transient Tachypnea of the Newborn : Population-Based Study. 2015.
2. Kicklighter SD. Transient Tachypnea of the Newborn. Anestesia pediatricae
Neonatale, 2008.
3. Anonim I, Five Common Causes of Neonatal Lung Disease. Learning
Radiology, 2015.
4. Hermansen C, Lorah K. Respiratory Distress in the Newborn, American
Academy of Family Physicians. 2007.
5. Anonim II. Imaging in Transient Tachypnea of the Newborn. emedicine.
Medscape.com/article/ 2015.
6. Murai DT. Respiratory Distress in the Newborn. Based pediatrics for medical
students. 2002.
7. Gomella TL. Transient Tachypnea of the Newborn, Neonatology;
Management, Prosedur, On-cal problems Disease and Drugs. Fitth edition.
8. Jain L, Eaton DC. Physiology of Fetal Lung Fluid Clearance and the Effect of
Labor. Seminar in perinatology, 2006.
9. Gerten KA, Coonrod D V, Bay RC, Chambliss LR. Cesarean delivery and
respiratory distress syndrome : Does labor make a difference . American Journal
of Obstetrics and Gynecology. 2005
10. Martinek H. The disappearance of fetal lung fluid following birth. The journal
of pediatrics . 1971;78(5):837–43
11. Jain L, Dudell GG. Respiratory Transition in Infants Delivered by Cesarean
Section. Seminar in perinatology, elsevier . 2006;296–304.

12. Rimawi BH. Infectious Comorbidities Encountered in Obstetrics and


Neonatology Edited by Infectious Comorbidities Encountered in Obstetrics and
Neonatology.2014
13. Guglani L, Lakshminrusimha S. Transient Tachypnea of the. Pediatrics
in Review Vol.29 No.11 November. 2008.
14. Keleş E, Gebeşçe A, Yazgan H, Tonbul A, Baştürk B. Transient Tachypnea of
the Newborn Journal of science and technology. March. 2015;3.
15. Wood J, Thomas L. Imaging of Neonatal Lung Disease. J Am Osteopath coll
Radiol, 2015;4(1):12–8.
16. Lawson SJ. Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn, 2008
17. Anonim III, Medical Respiratory Neonatal Distress. https://www.med-
ed.virginia.edu/courses/rad/peds/chest , diakses tgl 18.05. 2015.

Anda mungkin juga menyukai