Anda di halaman 1dari 5

1.

Jenis-jenis Sectio Caesarea

Menurut Nurjannah, dkk (2020) dikenal beberapa jenis sectio caesarea, yakni

sebagai berikut:

a. Sectio Caesarea transperitonealis:

1) Sectio Caesareaklasik: insisi dibuat di korpus uteri.

Gambar 1.Sectio Caesareaklasik

Insisi longitudiunal digaris tengah dibuat dengan skapel kedalam dinding anterior

uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan gunting berujung tumpul

diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi dilahirkan dengan presentasi bokong

dahulu, janin atau plasenta dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan tiga lapis.

2) Sectio caesarea profundal: insisi melintang konkaf pada segmen bawah rahim.

Gambar 2.Sectio Caesarea profunda

Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti pada insisi

melintang. Insisi membujur dibuat dengan skapel dan dilebarkan dengan gunting

tumpul untuk menghindari cidera pada bayi.

b. Sectio Caesarea vaginalis


1) Sayatan memanjang (longitudinal).

Gambar 3. Sayatan memanjang

Sayatan vertikal banyak dilakukan pada post sectio caesareazaman dulu. Sekarang

sudah dokter yang menerapkan sayatan vertikal ini karena biasanya hanya diterapkan

untuk kasus-kasus tertentu.

2) Sayatan melintang (tranversal).

Gambar 4. Sayatan melintang

Sayatan horizontal atau transversal merupakan yang paling sering ditemukan

sekarang ini lebih dari 95% post sectio caesareamenerapkan sayatan ini. Dibuat

melintang pada bagian perut paling bawah atau bagian terendah dari rahim. Sayatan

ini membuat perdarahan lebih sedikit juga kemungkinan anda melahirkan normal

setelah melakukan post sectio caesareadengan sayatan ini bisa lebih besar.

3) Sayatan huruf T (T-incision).


Gambar 5. Sayatan huruf T

2. Syarat Tindakan Sectio Caesarea

Menurut Hartati (2021) menyatakan bahwa syarat tindakan sectio caesareasebagai berikut:

a. Rahim dalam keadaan utuh (karena pada sectio caesarea, uterus akan diinsisi).

b. Berat janin diatas 500 gram.

3. Indikasi Sectio Caesarea

Menurut Hartati (2021) beberapa indikasi yang dilakukan operasi sectio caesarea, antara

lain:

a. Pada ibu

Beberapaindikasi padaibuyang dilakukan operasi sectio

caesarea,antara lain:

1) Bayi dalam posisi sungsang, letak lintang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala

di atas dan bagian bokong berada di bawah kavum uteri.Indikasi dilakukan tindakan

ini yaitu ketidaksempurnaan kepala panggul, disfungsi uterus, ketidaksempurnaan

jaringan lunak. Sebelum dilakukan operasi pasien perlu di lakukan anestesi bila

bersifat regional atau umum, namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya

terhadap ibu dan janin.

2) Cephalopelvic disproportion (CPD)


Cephalopelvic disproportion adalah suatu keadaan dan ketidakmampuan pada janin

untuk melewati panggul karena terlalu sempit. Cephalopelvic disproportion adalah

suatu keadaan dimana yang terjadi karena bayi terlalu besar melebihi 4000 gram atau

pelvic terlalu kecil.

3) Sectio Caesareaberulang

Sectio caesareaberulang adalah indikasi yang paling sering dilakukan. Pembedahan

ini dilakukan secara elektif dikarenakan pilihan pasien yang pernah mengalami sectio

caesareasebelumnya atau dokter. Prosedur sectio caesareatelah diputuskan selama

masa kehamilan. Jika indikasi Sectio Caesarea bukan secara berulang tetapi dengan

indikasi seperti plasenta previa. Sectio caesareaberulang dapat dilakukan mungkin

dengan indikasi uterusyang telah

mengalami dua kali pembedahan.

4) Hipertensi dalam kehamilan (HDK)

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu keadaan yang ditemukan sebagai

komplikasi medik pada wanita hamil dan sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas

pada ibu dan janin. Secara umum HDK dapat didefinisikan sebagai kenaikan tekanan

darah sistolik >140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik <90 mmHg yang diukur

paling kurang 6 jam pada saat yang berbeda.

5) Ketuban pecah dini (KPD)

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai

persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu. Sebagian besar ketuban

pecah dini terjadi pada kehamilan aterm kurang dari 36 minggu, sedangkan lebih dari

37 minggu tidak terlalu berbahaya.Ketuban pecah dini merupakan masalah


kontroversi obstetric. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim

disebut “kejadian pecah dini” (periode laten). Kejadian pecah dini mendekati 10%

dari semua persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar

4%. Sebagian dari ketuban pecah dini mempunyai periode laten melebihi satu

minggu. Early rupture of membrane adalah ketuban pecah pada fase laten persalinan.

b. Indikasi pada janin

Indikasi pada janin yang dilakukan operasi sectio caesarea, antara lain:

1) Gawat janin.

2) Prolapsus funikuli (tali pusat penumpang).

3) Primigravida tua.

4) Kehamilan dengan diabetes melitus.

5) Infeksi intra partum.

6) Kehamilan kembar.

7) Kehamilan dengan kelainan congenital.

8) Onimali janin misalnya hidrosefalus.

Anda mungkin juga menyukai