Bagian ini menjelaskan pemberian ASI, masalah yang berkaitan dan teknik efektif untuk memerah dan
menyimpan ASI, informasi di sajikan dalam lima bagian:
Definisi
ASI
ASI Eksklusif
Inisiasi menyusui dini
Fisiologi menyusul
Komposisi kolostrum
Masalah pemberian ASI
Tehnik memerah dan menyimpan ASI
Definisi
ASI
ASI adalah minuman yang di anjurkan untuk semua neonatus, termasuk bayi kurang bulan. ASI memiliki
manfaat nutrisi, imunologis dan fisiologis di bandingkan dengan susu formula atau susu jenis lainnya.
ASI eksklusif
Bayi hanya di beri ASI saja tanpa cairan atau makanan lain; di anjurkan di berikan selama 6 bulan
pertama kehidupannya.
Memberi kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di dada atau
perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit ibu (skin to sin contact) setidaknya selama 1-2 jam sampai
bayi menyusu sendiri
ASI dari ibu bayi kurang bulan di ketahui memiliki jumlah protein, antibody IgA, kolesyrol dan
asam lemak yang lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan.
Semua neonatus sehat dan cukup bulan serta bayi kurang bulan risiko rendah (lahir setelah usia
kehamilan 34 minggu tanpa masalah pernafasan) harus di beri ASI eksklusif selama 6 bulan
setelah lahir.
Bayi harus diberi ASI sesui permintaanya baik siang maupun malam, tanpa di batasi frekuensi
atau waktunya.
Ibu dan bayi di rawat gabung kecuali pada situasi tertentu yang memerlukan perawatan NICU.
Apabila bayi di rawat di NICU, sebaiknya di sediakan kursi yang nyaman di tempat yang tenang
agar ibu dapat tetap memberikan ASI. ASI mulai di berikan dalam waktu satu jam setelah lahir
dan jangan di berikan cairan atau makanan lain selama enam bulan pertama.
1. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang di komunikasikan secara rutin dengan
staf pelayanan kesehatan.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan yang di perlukan untuk menerapkan kebujakan tersebut.
3. Memberitahukan keuntungan dan tatalaksana pemberian ASI pada semua ibu hamil.
4. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu setengah jam setelah kelahiran.
5. Memperlihatkan kepada ibu yang berpengalaman bagaimana cara menyusui dan tetap
memberikan ASI mesipun ibu terpisah dari neonatus.
6. Tidak memberikan makanan dan minuman lain selain ASI kepada neonatus kecuali terindikasi
secara medis.
7. Mempraktekkan rawat gabung: mengijinkan ibu dan neonatus untuk terus bersama-sama 24 jam
sehari.
8. Mendorong pemberian ASI setiap saat neonatus memintahnya.
9. Tidak memberiak dot atau empeng pada neonatus yang di beri ASI.
10. Menganjurkan dibentuknya kelompok pendukung ASI dan merujuk pada ibu ke kelompok
tersebut ketika mereka keluar dari RS atau klinik.
Fisiologi menyusui
Mempertahankan produksi ASI yang mencukupi dapat di awali dengan cara: Inisiasi menyusu dini yaitu
memberikan kesempatan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir setelah tali pusatnya di potong.
Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini
Anjurkan suami atau anggota keluarga mendapingi ibu waktu bersalin
Anjurkan tindakan non-farmakologi untuk membantu ibu melalui proses persalinan
(berikan pijatan, aromaterapi, cairan, bergerak)
Biarkan persalinan berlangsung sesuai dengan posisi yang di inginkan oleh ibu
Keringkan bayi secepatnya, biarkan lapisan putih (verniks) yang melindungi kulit bayi
Lakukan kontak kulit dengan cara meletakkan bayi di atas dada ibu, menghadap ibu, dan
tutupi keduanya dengan kain atau selimut
Biarkan bayi mencari payudara ibu sendiri. Ibu akan meransang bayinya dengan
sentuhan dan bisa juga membantu memposisikan bayinya lebih dekat dengan putting
(jangan memaksakanmemasukkan putting ibu ke mulut bayi)
Teruskan kontak kulit hingga menyusui pertama kali berhasil di selesaikan dan selama
bayi mengiginkannya.
Ibu yang melahirkan melalui operasi juga bisaa melakukan kontak kulit dengan kulit
setelah bersalin
Bayi dipisahkan dari ibunya untuk di timbang, di ukur dan di berikan obat dan preventif
setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasif atau membuat stress seperti
menyuntik vit K dan menetesi mata bayi
Jangan memberikan minuman atau makanan pralaktal, kecuali ada indikasi medis yang
jelas.
Bayi di keringkan dan, pemotongan tali pusat dapat di lakukan dengan bayi di letakkan di atas
perut ibu.
Untuk persalinan yang menggunakan obat-obatan, neonatus perlu waktu lebih lama untuk
memulai inisiasi menyusu dini ini
Memberi dorongan kepada ibu untuk mengenali perilaku saat bayi siap untuk menyusu dengan
tanda-tanda anatara lain : bergerak merangkak kearah payudara, menggerak-gerakan kepalanya
mencari putting, sentuhan-sentuhan tangan bayi ke payudara dan putting ibu, bayinya:
mendekatkan tangan ke mulutnya, lidah menjilat-jilat kulit ibu, gerakan menghisap, setelah
menemukan, putting di jilat-jilat, di kulum dan di isap
Lebih banyak daerah areola yang terlihat di atas mulut dari pada di bawah mulut neonatus
Mulut terbuka lebar
Bibir bawah terlipat kearah luar
Dagu menyentuh payudara
Penghisapan efektif terlihat dari isapan yang lambat, dalam, menelan dan jeda
Komposisi kolostrum
Kolostrum menstimulasi gerakan usus bayi sehingga lebih cepat bersih dari mekonium. Hal ini akan
membantu menghilangkan bilirubin dalam tubuh bayi yang menyebabkan ikterus dan dengan demikian
menurunkannya.
Kolostrum jumlahnya sedikit katena di sesuaikan dengan jumlah yang mampu di tampung oleh lambung
bayi. Yang baru lahir
Setiap ibu menghasilkan ASI yang khusus untuk bayinya, tapi ibu bayi kurang bulan memproduksi ASI
rendah laktosa, hal ini penting untuk pencernaan karena bayi kurang bulan tidak memiliki laktosa-yaitu
enzyme yang menguraikan zat gula khusus ini. Kandungan susu ibu berubah sesuai dengan pertumbuhan
bayinya. ASI, terutama klostrum, kaya akan antibody –immunoglobulin, yang melindungi neonatus dari
infeksi. Selain itu, susu ibu mengandung zat anti infeksi-hormon interferon, faktor pertumbuhan dan
komponen anti inflamasi. Bayi yang sangat kurang bulan atau sakit sehingga tidak dapat menetek akan
mendapatkan manfaat dari sejumlah kecil ASI yang di berikan dengan pipet.
Catatan : Jika bayi tidak ada atau tidak dapat menetek, ibu harus di motifasi dan menyimpan ASI.
Bingung putting bisa di cegah jika suplementasi dengan susu botol tidak di lakukan. Jika bayi
tidak bisa menetek, pertimbangankan pemberian ASI dengan jari, cangkir, atau sonde.
Masalah dalam Menyusui
Pembengkakan
Pencegahan pembengkakan
Memberikan ASI yang sering dan sesuai permintaan
Pemberian kompres hangat akan membantu saluran ASI tetap terbuka dan ASI mengalir.
Masase payudara dengan lembut
Pengeluaran ASI dengan tangan bisa membantu mencegah pembengkakan
Cara untuk menatalaksana pembengkakan
Mengevaluasi tnda-tanda mastitis atau infeksi payudara yang perlu dirawat dengan
pemberian antibiotika sistemik
Pemberian kompres hangat bisa menghilangkan pembengkakan
ASI harus tetap di berikan selama pembengkakan terjadi
Pemerahan ASI secara mekanis mungkin perlu untuk mengatasi pembengkakan yang
parah
Putting lecet
Jika bayi kelihatan menghisap dengan lemah atau tidak efektif, pengeluaran ASI dengan tangan
akan membantu memulai reflex letdown dan meransang bayi untuk menetek .
Bayi dengan refleks isap dan menelan yang tidak terkoordinas atau kelainan menghisap harus di
evaluasi selama menetek untuk mengetahui apakah dengan posisi yang berbeda hasilnya lebih
baik. Metode alternative pemberian ASI yang telah di perah seperti menggunakan sendok,
cangkir atau sonde bisa di pertimbangkan.
Bayi yang menunujukkan kesulitan menetek harus di evaluasi menurut protocol berikut
- Mengkaji riwayat perinatal
- Melakukan penilaian fisik yang seksama termasuk tanda vital dan status kardiopulmonal
sebelum dan selama menetek. Terutama amati koordinasi refleks isap-menelan-napas.
- Oksimetri mungkin bermanfaat selama evakuasi. Jika perlu, pertimbangkan pemberian
oksigen tambahan memulai kanula hidung atau tiupan oksigen untuk memastikan oksigenasi
mencukupi.
Selama pemberian bagi ASI bayi beresiko atau kurang bulan, dukungan suhu mungkin di
perlukan. Suhu bayi sering di pantau, kontak kulit dengan kulit mungkin adalah yang terbaik untu
mempertahankan suhu bayi. Topi bayi akan mengendalikan kehilangan panas melalui kepala, tapi
tidak menggangu kontak kulit dengan kulit
Kenaikan berat badan dan asupan nutrisi harus di pantau . hal ini bisa di lakukan dengan
mengevaluasi kepuasan bayi setelah minum dan mendokumentasi frekuensi dan lama waktu
minum, produksi urin dan feses. Serta perubahan berat badan setiap hari.
Indikasi
1. Pembengkakan payudaara
2. Neonayus sakit dan beresiko yang memerluan asupan alternative
3. Ibu tidak hadir untuk menyusui dan ASI harus di simpan
Produksi ASI merupakan akibat lngsung dari pngeluaran ASI (demand and supply). Produksi ASI akan
sesuai dengan banyaknya ASI yang di keluarkan. Bayi dapat keerungan asupan ASI tetapi umumnya
bukan ibu yang tidak memproduksi ASI sebanyak yang bayi butuhkan tetapi bayi yang tidak dapat
mengeluarkan sebanyak yang dia perlukan, produksi ASI secara keseluruhan tidak bisa di hitung dari
jumlah yang bisa di keluarkan ibu.
Pompa ASI bisa manual, menggunkan baterai atau listrik. Pilih yang sesuai dengan situasi individu.
Gunakan pompa untuk mengosongkan payudara dan meransang produksi ASI. Sebelum memompa,
berikan rasa hangat yang lembab pada payudara, pijat dan stimulasi putting seperti melakukan
pengeluaran ASI denga tangan.
Produksi ASI sesuai dengan permintaan. Penting untuk mengeluarkan atau menyusui sedikitnya 8 kali
dalam 24 jam untk mempertahankan produksi ASI yang cukup. Beberapa ibu mengalami kesulitan untuk
mengeluarkan ASI meskipun bayinya tidak bermasalah untyk mendapatkan jumlah yang cukup guna
memenuhi kebutuhannya. Produksi ASI secara keseluruhan tidak bisa di tentukan dari jumlah yang di
keluarkan.
Pedoman pemerahan ASI secara mekanis
ASI tidak mengandung pengawet dan dengan demikian hrus di tangani dengan tepat. Setelah memilih
metode pengumpulan ASI, ibu harus mengikuti panduan ini untuk menyimpan, membekukan dan
mencairkan ASI yang sudah di keluarkan. Aturan umum untuk ingat adalah bahwa semakin lama ASI di
simpan maka semakin banyak mutrien dan kandungan imunologisnya yang hilang. Ingat bahwa warna
ASI mungkin berubah setelah di simpan karena berbagai komponen susu akan terpisah. Dengan
mengumpulkan, member label dan menyimpan ASI dengan tepat , bayi akan mendapatkan manfaat ASI
meskipun tidak menetek langsung.
Persiapan
Penyimpanan
Simpan dalam jumlah yang sama dengan yang bisa di habiskan neonatus dalam satu kali minum.
Beri label setiap wadah dengan wadah, tanggal dan waktu serta jumlah.
Jika ASI di bekukan, tinggalkan sedikit ruang dalam wadah untuk pemuaian ASI.
Neonatus kurang bulan atau sakit memerlukan kehati-hatian lebih saat pengumpulan dan
penyimpanan. Yang paling aman adalah mendinginkan ASI segera dan tidak membiarkannya si
suhu kamar.
Membekukan kembali ASI yang telah di cairkan atau di cairkan setengah tidak di anjurkan. Pertimbangan
ini berlaku saat membawa ASI kerumah sakit atau pulang ke rumah. Di sarankan untuk menjaga ASI
sedingin mungkin tanpa membekukannya dan hanya membekukannya ketika ASI sudah sampai di tujuan
akhir.
Menggunakan sisa ASI yang tidak habis (ASI yang di hangatkan untuk persiapan pemberian minum)
Jangan gunakan kembali bagian ASI yang tidak habis di botol karena mungkin telah terkontaminasi oleh
air liur neonatus.
Mencairkan ASI
Cairkan ASI beku dengan memindahkan ASI beku ini dari freezer ke lemari es (refrigerator)
selama satu malam.
Rendam susu sambil diputar-putar dalam mangkuk berisi air hangat. Panas berlebihan akan
merubah atau menghancurkan enzim dan protein .
Cairkan seluruhnya karena lemak terpisah saat proses pembekuan.
Jangan pernah menggunakan microwave untuk mencairkan dan menghangatkan ASI.
Setelah dicairkan, ASI harus di gunakan dalam waktu 24 jam.