Anda di halaman 1dari 12

Bab 11 : Pemberian ASI di Fasilitas Kesehatan

Bagian ini menjelaskan pemberian ASI, masalah yang berkaitan dan teknik efektif untuk memerah dan
menyimpan ASI, informasi di sajikan dalam lima bagian:

 Definisi
 ASI
 ASI Eksklusif
 Inisiasi menyusui dini
 Fisiologi menyusul
 Komposisi kolostrum
 Masalah pemberian ASI
 Tehnik memerah dan menyimpan ASI

Definisi

ASI

ASI adalah minuman yang di anjurkan untuk semua neonatus, termasuk bayi kurang bulan. ASI memiliki
manfaat nutrisi, imunologis dan fisiologis di bandingkan dengan susu formula atau susu jenis lainnya.

ASI eksklusif

Bayi hanya di beri ASI saja tanpa cairan atau makanan lain; di anjurkan di berikan selama 6 bulan
pertama kehidupannya.

Inisiasi menyusu dini

Memberi kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di dada atau
perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit ibu (skin to sin contact) setidaknya selama 1-2 jam sampai
bayi menyusu sendiri

 ASI dari ibu bayi kurang bulan di ketahui memiliki jumlah protein, antibody IgA, kolesyrol dan
asam lemak yang lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan.
 Semua neonatus sehat dan cukup bulan serta bayi kurang bulan risiko rendah (lahir setelah usia
kehamilan 34 minggu tanpa masalah pernafasan) harus di beri ASI eksklusif selama 6 bulan
setelah lahir.
 Bayi harus diberi ASI sesui permintaanya baik siang maupun malam, tanpa di batasi frekuensi
atau waktunya.
 Ibu dan bayi di rawat gabung kecuali pada situasi tertentu yang memerlukan perawatan NICU.
Apabila bayi di rawat di NICU, sebaiknya di sediakan kursi yang nyaman di tempat yang tenang
agar ibu dapat tetap memberikan ASI. ASI mulai di berikan dalam waktu satu jam setelah lahir
dan jangan di berikan cairan atau makanan lain selama enam bulan pertama.

Catatan : kebijakan Negara Indonesia melindungi, mempromosikan dan mendukung pemberian


ASI. Setiap RS yang mempunyai program pelayanan neonatus harus mengikuti “sepuluh langkah
menuju keberhasilan menyusui”seperti yang dinyatakan oleh WHO/UNICEF pada tahun 1989 dan
tertera pada table 11.1.

Tabel 11.1. sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui

1. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang di komunikasikan secara rutin dengan
staf pelayanan kesehatan.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan yang di perlukan untuk menerapkan kebujakan tersebut.
3. Memberitahukan keuntungan dan tatalaksana pemberian ASI pada semua ibu hamil.
4. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu setengah jam setelah kelahiran.
5. Memperlihatkan kepada ibu yang berpengalaman bagaimana cara menyusui dan tetap
memberikan ASI mesipun ibu terpisah dari neonatus.
6. Tidak memberikan makanan dan minuman lain selain ASI kepada neonatus kecuali terindikasi
secara medis.
7. Mempraktekkan rawat gabung: mengijinkan ibu dan neonatus untuk terus bersama-sama 24 jam
sehari.
8. Mendorong pemberian ASI setiap saat neonatus memintahnya.
9. Tidak memberiak dot atau empeng pada neonatus yang di beri ASI.
10. Menganjurkan dibentuknya kelompok pendukung ASI dan merujuk pada ibu ke kelompok
tersebut ketika mereka keluar dari RS atau klinik.

Fisiologi menyusui

Mengawali dan mempertahankan pemberian ASI

Mempertahankan produksi ASI yang mencukupi dapat di awali dengan cara: Inisiasi menyusu dini yaitu
memberikan kesempatan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir setelah tali pusatnya di potong.
 Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini
 Anjurkan suami atau anggota keluarga mendapingi ibu waktu bersalin
 Anjurkan tindakan non-farmakologi untuk membantu ibu melalui proses persalinan
(berikan pijatan, aromaterapi, cairan, bergerak)
 Biarkan persalinan berlangsung sesuai dengan posisi yang di inginkan oleh ibu
 Keringkan bayi secepatnya, biarkan lapisan putih (verniks) yang melindungi kulit bayi
 Lakukan kontak kulit dengan cara meletakkan bayi di atas dada ibu, menghadap ibu, dan
tutupi keduanya dengan kain atau selimut
 Biarkan bayi mencari payudara ibu sendiri. Ibu akan meransang bayinya dengan
sentuhan dan bisa juga membantu memposisikan bayinya lebih dekat dengan putting
(jangan memaksakanmemasukkan putting ibu ke mulut bayi)
 Teruskan kontak kulit hingga menyusui pertama kali berhasil di selesaikan dan selama
bayi mengiginkannya.
 Ibu yang melahirkan melalui operasi juga bisaa melakukan kontak kulit dengan kulit
setelah bersalin
 Bayi dipisahkan dari ibunya untuk di timbang, di ukur dan di berikan obat dan preventif
setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasif atau membuat stress seperti
menyuntik vit K dan menetesi mata bayi
 Jangan memberikan minuman atau makanan pralaktal, kecuali ada indikasi medis yang
jelas.
 Bayi di keringkan dan, pemotongan tali pusat dapat di lakukan dengan bayi di letakkan di atas
perut ibu.
 Untuk persalinan yang menggunakan obat-obatan, neonatus perlu waktu lebih lama untuk
memulai inisiasi menyusu dini ini
 Memberi dorongan kepada ibu untuk mengenali perilaku saat bayi siap untuk menyusu dengan
tanda-tanda anatara lain : bergerak merangkak kearah payudara, menggerak-gerakan kepalanya
mencari putting, sentuhan-sentuhan tangan bayi ke payudara dan putting ibu, bayinya:
mendekatkan tangan ke mulutnya, lidah menjilat-jilat kulit ibu, gerakan menghisap, setelah
menemukan, putting di jilat-jilat, di kulum dan di isap

Indicator posisi menyusui yang benar termasuk:

 Tubuh bayi dekat dengan tubuh ibu


 Bayi datang dari arah bawah bayi sehingga dagu bayi adalah bagian pertama yang melekat
pada payudara dengan hidung menghadap putting ibu
 Kepala dan neonatus dalam posisi lurus dagu bayi menyentuh payu darah ibu, dada bayi
melekat pada dada ibu
 Seluruh tubuh bayi di sangga, tidak hanya bagian leher dan bahu saja

Indicator pelekatan yang baik adalah

 Lebih banyak daerah areola yang terlihat di atas mulut dari pada di bawah mulut neonatus
 Mulut terbuka lebar
 Bibir bawah terlipat kearah luar
 Dagu menyentuh payudara
 Penghisapan efektif terlihat dari isapan yang lambat, dalam, menelan dan jeda

Komposisi kolostrum

Kolostrum menstimulasi gerakan usus bayi sehingga lebih cepat bersih dari mekonium. Hal ini akan
membantu menghilangkan bilirubin dalam tubuh bayi yang menyebabkan ikterus dan dengan demikian
menurunkannya.

Kolostrum jumlahnya sedikit katena di sesuaikan dengan jumlah yang mampu di tampung oleh lambung
bayi. Yang baru lahir

1. Sel imunologi aktif, antibodi dan protein pelindung


2. Faktor pertumbuhan
3. Vitamin A

Neonatus kurang bulan

Setiap ibu menghasilkan ASI yang khusus untuk bayinya, tapi ibu bayi kurang bulan memproduksi ASI
rendah laktosa, hal ini penting untuk pencernaan karena bayi kurang bulan tidak memiliki laktosa-yaitu
enzyme yang menguraikan zat gula khusus ini. Kandungan susu ibu berubah sesuai dengan pertumbuhan
bayinya. ASI, terutama klostrum, kaya akan antibody –immunoglobulin, yang melindungi neonatus dari
infeksi. Selain itu, susu ibu mengandung zat anti infeksi-hormon interferon, faktor pertumbuhan dan
komponen anti inflamasi. Bayi yang sangat kurang bulan atau sakit sehingga tidak dapat menetek akan
mendapatkan manfaat dari sejumlah kecil ASI yang di berikan dengan pipet.

Catatan : Jika bayi tidak ada atau tidak dapat menetek, ibu harus di motifasi dan menyimpan ASI.
Bingung putting bisa di cegah jika suplementasi dengan susu botol tidak di lakukan. Jika bayi
tidak bisa menetek, pertimbangankan pemberian ASI dengan jari, cangkir, atau sonde.
Masalah dalam Menyusui

Pembengkakan

 Pencegahan pembengkakan
 Memberikan ASI yang sering dan sesuai permintaan
 Pemberian kompres hangat akan membantu saluran ASI tetap terbuka dan ASI mengalir.
 Masase payudara dengan lembut
 Pengeluaran ASI dengan tangan bisa membantu mencegah pembengkakan
 Cara untuk menatalaksana pembengkakan
 Mengevaluasi tnda-tanda mastitis atau infeksi payudara yang perlu dirawat dengan
pemberian antibiotika sistemik
 Pemberian kompres hangat bisa menghilangkan pembengkakan
 ASI harus tetap di berikan selama pembengkakan terjadi
 Pemerahan ASI secara mekanis mungkin perlu untuk mengatasi pembengkakan yang
parah

Putting lecet

 Pencegahan putting lecet


 Pengeluaran ASI untuk merangsang aliran ASI
 Masase payudara untuk menjaga patensi saluran ASI
 Memulai pemberian ASI dari payudara yang tidak sakit atau tidak terkena
 Posisikan bayi dengan hati-hati, dekat dengan ibu untuk memastikan kelekatan yang tepat
 Perubahan posisi yang sering akan membantu mencegah iritasi jaringan
 Tatalaksana putting lecet
 Putting harus tetap bersih dan kering untuk mempercepat pemulihan
 Putting harus di bilas dengan ASI yang di keluarkan (bukan sabun atau alcohol)
 Putting harus di birkan kering sendiri oleh udara
 Sariawan mungkin menyebabkan putting lecet dan pecah-pecah bila keadaan ini terus
berlanjut, ibu yang bayinya sebaiknya di evaluasi oleh dokter.

Asuhan Bayi yang Mengalami Kesulitan Menetek

 Jika bayi kelihatan menghisap dengan lemah atau tidak efektif, pengeluaran ASI dengan tangan
akan membantu memulai reflex letdown dan meransang bayi untuk menetek .
 Bayi dengan refleks isap dan menelan yang tidak terkoordinas atau kelainan menghisap harus di
evaluasi selama menetek untuk mengetahui apakah dengan posisi yang berbeda hasilnya lebih
baik. Metode alternative pemberian ASI yang telah di perah seperti menggunakan sendok,
cangkir atau sonde bisa di pertimbangkan.
 Bayi yang menunujukkan kesulitan menetek harus di evaluasi menurut protocol berikut
- Mengkaji riwayat perinatal
- Melakukan penilaian fisik yang seksama termasuk tanda vital dan status kardiopulmonal
sebelum dan selama menetek. Terutama amati koordinasi refleks isap-menelan-napas.
- Oksimetri mungkin bermanfaat selama evakuasi. Jika perlu, pertimbangkan pemberian
oksigen tambahan memulai kanula hidung atau tiupan oksigen untuk memastikan oksigenasi
mencukupi.
 Selama pemberian bagi ASI bayi beresiko atau kurang bulan, dukungan suhu mungkin di
perlukan. Suhu bayi sering di pantau, kontak kulit dengan kulit mungkin adalah yang terbaik untu
mempertahankan suhu bayi. Topi bayi akan mengendalikan kehilangan panas melalui kepala, tapi
tidak menggangu kontak kulit dengan kulit
 Kenaikan berat badan dan asupan nutrisi harus di pantau . hal ini bisa di lakukan dengan
mengevaluasi kepuasan bayi setelah minum dan mendokumentasi frekuensi dan lama waktu
minum, produksi urin dan feses. Serta perubahan berat badan setiap hari.

Teknik memerah dan menyimpan ASI

Indikasi

1. Pembengkakan payudaara
2. Neonayus sakit dan beresiko yang memerluan asupan alternative
3. Ibu tidak hadir untuk menyusui dan ASI harus di simpan

Memerah ASI dengan tangan

Pemerahan ASI di lakukan karena beberapa alasan yaitu

1. Sebagai persediaan saat bayi dan ibu terpisah


2. Meingkatkan produksi ASI
3. Menghilangkan sumbatan duktus
4. Member minum bayi sambil bayi belajar menghisap dari putting yang terbenam
5. Member minum bayi yang mengalami kesulitan menghisap
6. Member minum bayi yang “menolak, sambil bayi belajar minum
7. Member minum bayi berat badan lahir rendah yang tidak dapat menetek
8. Member minum bayi sakit yang tidak bisa menghisap dengan kuat
9. Menjaga keberadaan ASI apabila ibu atau bayi sakit
10. Menyediakan ASI untuk bayi jika ibu pergi atau bekerja
11. Mengeluarkan ASI Langsung ke mulut bayi
12. Mencegah putting dan areola menjadi kering atau lecet

Produksi ASI merupakan akibat lngsung dari pngeluaran ASI (demand and supply). Produksi ASI akan
sesuai dengan banyaknya ASI yang di keluarkan. Bayi dapat keerungan asupan ASI tetapi umumnya
bukan ibu yang tidak memproduksi ASI sebanyak yang bayi butuhkan tetapi bayi yang tidak dapat
mengeluarkan sebanyak yang dia perlukan, produksi ASI secara keseluruhan tidak bisa di hitung dari
jumlah yang bisa di keluarkan ibu.

Panduan Memerah ASI dengan tangan

1. Cuci tangan sampai bersih dengan sabun


2. Jika mungkin, perah ASI di tempat yang tenang dan santai. Bayangkan anda sedang berada di
tempat yang menyenangkan. Pikirkan hal yang menyenangkan mengenai bayi anda. Kemampuan
anda untuk merasa santai akan membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih baik.
3. Berkan kompres hangat dan lembab pada payudara anda selama 3-5 menit sebelum mengeluarkan
ASI
4. Pijat payudara anda dengan gerakan melingkar, ikuti dengan pijatan lembut pada payudara dari
sisi keluar putting
5. Stimulasi putting dengan lembut dan tarik sedikit kearah luar atau memutarnya dengan jari
6. Duduk dengan nyaman dan pegang wadah dekat payudara
7. Tempatkan ibu jari di bagian atas payudara pada tepi areola (jam 12) dan jari telunjuk di bawah
payudara pada tepi areola (6 jam). Jari-jari yang lain menyangga payudara
8. Tekan kearah belakang kearah dinding dada, kemudian kearah depan kearah putting tanpa jari-
jari bergeser. Ibu jari dan telunjuk ibu harus menekan sinus laktoferus yang ada di belakang
areola. Kadang-kadang sinus dapat teraba seperti biji kacang. Bila ibu dapat meraba sinus ini, ibu
dapat menekan di atasnya
9. Tidak boleh ada rasa sakit-bila ada rasa sakit berarti tekniknya salah.
10. Mungkin awalnya tidak ada ASI yang keluar, tapi menekan beberapa kali, ASI akan mulai
menetes. ASI akan mulai mengalir lebih lancer bila refleks oksitosin menjadi aktif.
11. Ulangi dengan pola yang teratur, tekan pada bagian payudara yang berbeda untuk mengosongkan
semua sinus
12. Hindari menggosok dengan jari di atas kulit payudara. Gerakan jari harus memutar.
13. Hindari memerah putting. Menekan atau menaraik putting tidak akan membuat ASI keluar. Hal
ini juga terjadi apabila bayi hanyaa menghisap putting.
14. Perah setiap payudara selama 3-5 menit sampai aliran makin sedikit kemudian perah payudara
yang satu lagi, kemudian ulangi pada kedua payudara
15. Masukkan ASI yang sudah di perah, langsung ke dalam wadah yang bersih (gunakan gelas kaca
atau plastic keras)
16. Setiap kali memerah ASI, mungkin jumlah ASI yang keluar akan berbeda
17. Setelah selesai, oleskan beberapa tetes ASI pada setiap putting dan biarkan kering sendiri
18. Tampilan ASI berunah setelah pemerahan. Pada beberapa sendok pertama, ASI akan terlihat
bening dan kemudian ASI akan menjadi putih susu. Benerapa obat, makanan, vitamin, mungkin
akan sedikit merubah warna ASI. Lemak ASI akan naik ke atas apabila di simpan
19. Jelaskan bahwa memerah ASI perlu waktu 20-30 menit terutama pada beberapa hari pertama
apabila hanya sedikit ASI yang di produksi. Penting diketahui untuk tidak memerah untuk waktu
yang lebih pendek
20. ASI yang disimpan harus di tutup rapat dan di beri label bertuliskan tanggal, waktu dan jumlah.
Kemudian segerah dinginkan atau bekukan.

Pemerahan ASI secara Mekanis

Pompa ASI bisa manual, menggunkan baterai atau listrik. Pilih yang sesuai dengan situasi individu.
Gunakan pompa untuk mengosongkan payudara dan meransang produksi ASI. Sebelum memompa,
berikan rasa hangat yang lembab pada payudara, pijat dan stimulasi putting seperti melakukan
pengeluaran ASI denga tangan.

Produksi ASI sesuai dengan permintaan. Penting untuk mengeluarkan atau menyusui sedikitnya 8 kali
dalam 24 jam untk mempertahankan produksi ASI yang cukup. Beberapa ibu mengalami kesulitan untuk
mengeluarkan ASI meskipun bayinya tidak bermasalah untyk mendapatkan jumlah yang cukup guna
memenuhi kebutuhannya. Produksi ASI secara keseluruhan tidak bisa di tentukan dari jumlah yang di
keluarkan.
Pedoman pemerahan ASI secara mekanis

 Cuci tangan sampai bersih


 Jika memungkinkan, perah ASI di tempat yang tenang dan santai. Bayangkan anda sedang berada
di tempat yang menyenagkan. Pikirkan hal yang menyenagkan tentang bayi anda. Kemampuan
anda untuk merasa santai akan membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih baik.
 Berikan rasa hangat yang lembab pada payudara anda selama 3-5 menit sebelum mengeluarkan
ASI
 Pijat payudara anda dengan gerakan melingkar, ikuti dengan asupan lembut pada payudara dari
sisi luar payudara menuju putting
 Stimulsi putting anda dengan lembut dan tarik sedikit kearah luar atau memutarnya dengan jari
 Ikuti instruksi umum yang tercantum pada pompa payudara
 Aliran ASI akan berfariasi. Selama beberapa menit pertama ASI mungkin menetes lambat dan
kemudian memancar kuat setelah ASI keluar. Pola ini akan berulang beberapa kali selama
pengeluaran ASI dari kedua payudara.
 Jumlah ASI yang di peroleh pada setiap pengeluaran mungkin bervariasi dan ini adalah hal yang
biasa
 Ketika sudah selesai, oleskan beberapa tetes ASI pada setiap putting dan biarkan kering pada
udara
 Penampilan ASI anda akan berubah selama pengeluaran. Beberapa sendok pertama akan terlihat
ebening dan setelahnya ASI akan berwarna putih susu, sejumlah obat, makanan dan vitamin juga
dapat sedikit mengubah warna ASI anda. Lemak susu akan berada di bagian atas ASI ketika ASI
di simpan.
 Jika akan di simpan, tutup dan beri label pada wadah yang bertuliskan tanggal, waktu dan
jumlahnya segera setelah di keluarkan.

Pedoman penyimpanan ASI untuk Bayi di Rumah Sakit

ASI tidak mengandung pengawet dan dengan demikian hrus di tangani dengan tepat. Setelah memilih
metode pengumpulan ASI, ibu harus mengikuti panduan ini untuk menyimpan, membekukan dan
mencairkan ASI yang sudah di keluarkan. Aturan umum untuk ingat adalah bahwa semakin lama ASI di
simpan maka semakin banyak mutrien dan kandungan imunologisnya yang hilang. Ingat bahwa warna
ASI mungkin berubah setelah di simpan karena berbagai komponen susu akan terpisah. Dengan
mengumpulkan, member label dan menyimpan ASI dengan tepat , bayi akan mendapatkan manfaat ASI
meskipun tidak menetek langsung.
Persiapan

 Cuci tangan dengan sabun dan ir sebelum menangani ASI.


 Pilihan wadah
- Keluarkan langsung kedalam gelas steril atau wadah plasti yang keras. Penggunaan kantung
palstik tidak di anjurkan.
- Neonatus cukup bulan: hindari penggunaan botol (gunakan cangkir). Wadah harus di cuci
dengan baik menggunakan air sabun yang panas serta di bilas dengan air panas.
- Neonatus kurang bulan atau sakit: gunakan cangkir untuk bayi di atas usia kehamilan 34
minggu. Gunakan selang nasogastrik untuk bayi di bawah usia kehamilan 34 minggu.
 Segerah setelah di keluarkan, tutup wadah dan beri label yang mencantumkan tanggal, waktu dan
jumlahnya. Wadah siap di simpan di bagian terdingin dari lemari es. Jangan menyimpannya di
area pintu lemari es.
 Selalu gunakan ASI yang dikeluarkan terakhir.

Penyimpanan

 Simpan dalam jumlah yang sama dengan yang bisa di habiskan neonatus dalam satu kali minum.
 Beri label setiap wadah dengan wadah, tanggal dan waktu serta jumlah.
 Jika ASI di bekukan, tinggalkan sedikit ruang dalam wadah untuk pemuaian ASI.
 Neonatus kurang bulan atau sakit memerlukan kehati-hatian lebih saat pengumpulan dan
penyimpanan. Yang paling aman adalah mendinginkan ASI segera dan tidak membiarkannya si
suhu kamar.

Tabel 11.2. waktu penyimpanan ASI

Metode penyimpanan Waktu penyimpanan


Kolostrum (suhu kamar) 12 jam
Suhu ruangan 160C 24 jam
Suhu ruangan 190-220C 10 jam
Suhu ruangan 260C 4-6 jam
Suhu ruangan 30-380C 4 jam
Lemari es (4-5oC) 5 hari
Freezer di lemari es satu pintu 2 minggu
Freezer di lemari es dua pintu (-180—200 C) 3-6 bulan
Membekukan Kembali ASI

Membekukan kembali ASI yang telah di cairkan atau di cairkan setengah tidak di anjurkan. Pertimbangan
ini berlaku saat membawa ASI kerumah sakit atau pulang ke rumah. Di sarankan untuk menjaga ASI
sedingin mungkin tanpa membekukannya dan hanya membekukannya ketika ASI sudah sampai di tujuan
akhir.

Menggunakan sisa ASI yang tidak habis (ASI yang di hangatkan untuk persiapan pemberian minum)

Jangan gunakan kembali bagian ASI yang tidak habis di botol karena mungkin telah terkontaminasi oleh
air liur neonatus.

Mencairkan ASI

 Cairkan ASI beku dengan memindahkan ASI beku ini dari freezer ke lemari es (refrigerator)
selama satu malam.
 Rendam susu sambil diputar-putar dalam mangkuk berisi air hangat. Panas berlebihan akan
merubah atau menghancurkan enzim dan protein .
 Cairkan seluruhnya karena lemak terpisah saat proses pembekuan.
 Jangan pernah menggunakan microwave untuk mencairkan dan menghangatkan ASI.
 Setelah dicairkan, ASI harus di gunakan dalam waktu 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai