Anda di halaman 1dari 56

PROSES LAKTASI DAN

MENYUSUI
HAPISAH, S.SI.T, MPH
ANATOMI PAYUDARA DAN
FISIOLOGIS PAYUDARA PADA
PROSES LAKTASI (review)
ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS
Payudara (mammae, susu)
 adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot
dada.
 Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
menutrisi bayi. Beratnya >200 gram, saat hamil 600
gram dan saat menyusui 800 gram.
 Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

 . Korpus
 Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi
susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan
lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
 Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
 Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
 ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus)
 Areola
 Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang
besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting
dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus
maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
 Papilla atau puting
 Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi
untuk aliran air susu

Fisiologi Laktasi
 Selama kehamilan, :
 hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya belum
keluar  masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.
 Hari ke 2-3 pasca perasalinan, kadar estrogen dan progestero
menurun drastic  sehingga prolaktin lebih dominan . mulai terjadi
sekresi ASI.
 Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu,
terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih
lancer.
 Dua reflek pada ibu menyusui :
 Reflek Prolaktin dan reflek Let down  timbul karena akibat
perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
Reflek prolaktin
 Pada akhir kehamilan hormon prolaktin berperana 
membuat kolostrum,
 Pada fase ini aktivitas prolaktin masih dihambat oleh
estrogen dan progesteron yang masih tinggi.
 Pasca Persalinan lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan
progesteron juga berkurang.
 Hisapan bayi  merangsang puting susu dan kalang
payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang
berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Reflek prolaktin
 Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui
medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan
pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin
dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor
pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi
prolaktin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang
sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air
susu.
Reflek prolaktin
 Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi
normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak.
 Saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin
walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air
susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal
pada minggu ke 2-3.
Reflek let down
 Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise
anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi
dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang
kemudian dikeluarkan oksitosin.
 Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga
menimbulkan kontraksi.
 Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus
masuk ke mulut bayi.
DUKUNGAN BIDAN
DALAM PEMBERIAN ASI
 Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
 Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara
ibunya.
 Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.

 Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :


 Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama.
 Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
 Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
 Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
 Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
 Memberikan kolustrum dan ASI saja.
 Menghindari susu botol dan “dot empeng ”.
Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama
beberapa jam pertama.

 Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering


disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation)
atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan
peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak
kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat
memberikan kehangatan.
 Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan
antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin
lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit
setelah lahir.
Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.

 Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan


sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu,
sehingga pengeluaran ASI lancar.
 Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin,
perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan.
Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu
bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara
paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak
diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun
pada puting susunya.
Membantu ibu pada waktu pertama kali
memberi ASI.

 Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah


penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka
pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi
akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera
mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos
untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau
posisi ibu dalam menyusui.
 Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
 Posisi berbaring miring
 Posisi duduk
 Posisi ibu tidur telentang
 Posisi berbaring miring
 Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam
keadaan lelah atau nyeri.
 Posisi duduk
 Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk
memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam
posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat
dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun
duduk di kursi.
 Tidur telentang
 Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi
ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu
diantara payudara ibu.
 Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang
baik pada payudara antara lain:
 Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
 Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara.
 Areola tidak akan tampak jelas.
 Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan
menelan ASInya.
 Bayi terlihat senang dan tenang.
 Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar
yang sama (rawat gabung)
 Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan
dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan,
melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam
penuh.
 Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari
aspek :
 fisik,
 fisiologis,
 psikologis,
 edukatif,
 ekonomi
 medis.
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar
yang sama (rawat gabung)
 Aspek fisik
 Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi
menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan
demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
 Aspek fisiologis
 Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering
disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan
ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui
akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu
oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan
bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau
dapat digunakan sebagai KB alami.
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar
yang sama (rawat gabung)
 Aspek psikologis
 Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early
infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi.
Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga
mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI
secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
 Aspek edukatif
 Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan
merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga
sangat dibutuhkan oleh ibu.
 Aspek ekonomi
 Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga
untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam
pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
 Aspek medis
 Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat
perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan
kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
Memberikan ASI pada bayi sesering
mungkin

 Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak


perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan
keinginannya (on demand). Bayi dapat
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan
kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan
akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi
berikutnya.
Memberikan kolustrum dan ASI saja

 ASI dan kolustrum merupakan makanan yang


terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi
ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada
keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang
melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan
prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai
dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
Menghindari susu botol dan “dot
empeng”

 Pemberian susu dengan botol dan kempengan


dapat membuat bayi bingung puting dan
menolak menyusu atau hisapan bayi kurang
baik. Hal ini disebabkan, mekanisme
menghisap dari puting susu ibu dengan botol
jauh berbeda.
KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI
 ASI merupakan makanan
alamiah yang baik untuk bayi,
praktis, ekonomis, mudah dicerna
untuk memiliki komposisi, zat gizi
yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan
pencernaan bayi.
 ASI mengadung laktosa yang
lebih tinggi dibandingkan dengan
susu buatan.
 Didalam usus laktosa akan dipermentasi
menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk :
 Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat
patogen.
 Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang
dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa
beberapa jenis vitamin.
 Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-
cassienat.
 Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral,
seperti calsium, magnesium.
 ASI mengandung zat pelindung (antibodi)
yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan
pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus,
lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
 ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang
dapat menyebabkan alergi pada bayi.
 Proses pemberian ASI dapat menjalin
hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Keuntungan pemberian ASI bagi ibu :

 Hubungan yang lebih erat untuk


perkembangan psikis dan
emosional antara ibu dan anak.
 Mempercepat involusi uterus.
 Mempercepat berhentinya
pendarahan post partum.
 menjarangkan kehamilan.
 Mengurangi kemungkinan
kanker payudara pada masa
yang akan datang.
PRODUKSI ASI
 Proses terjadinya pengeluaran air susu
dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting
susu ibu.
 Gerakan tersebut merangsang kelenjar
Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah
prolaktin (refleks prolaktin).
 Proses pengeluaran air susu juga tergantung
pada Let Down Replex, dimana hisapan putting
dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior
untuk menghasilkan hormon oksitoksin.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi
menjadi 3
yatu :
1. Colustrum
Cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi).
Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI
Mature. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa
laktasi. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar
lemak dan karbohidrat semakin tinggi. Volume semakin
meningkat.
3. Air Susu Mature
Disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya. komposisinya
relatif konstan. Merupakan cairan putih kekuning-
kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan
karotin. Volume: 300 – 850 ml/24 jam
Volume Produksi ASI
 +50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus
bertambah mencapai +400-450 ml pada waktu
bayi mencapai usia minggu kedua.
 Jumlah tersebut dapat dicapai selama 4 – 6
bulan pertama.
 Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan
gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja.
 Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang
sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml
ASI setiap hari.
Komposisi ASI
 Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang
mature.

 Colostrum hanya sekitar 1% dalam air susu matur.

 Kandungan ASI terdiri Imunoglobin A (Iga), laktoferin


dan sel-sel darah putih (mencegah Infeksi) lebih
sedikit lemak dan laktosa, lebih banyak vitamin,
mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Komposisi kolustrum, ASI, susu sapi
setiap 100 ml.
Upaya memperbanyak ASI
 Menurut Sudaryati dkk (2005) upaya memperbanyak ASI adalah
sebagai berikut:
 Pada minggu-minggu pertama harus lebih sering menyusui untuk
merangsang produksinya.
 Berikan bayi, kedua buah dada ibu tiap kali menyusui, juga untuk
merangsang produksinya.
 Biarkan bayi mengisap lama pada tiap buah dada. Makin banyak
dihisap makin banyak rangsangannya.
 Jangan terburu-buru memberi formula bayi sebagai tambahan.
Perlahan-lahan ASI akan cukup diproduksi.
 Ibu dianjurkan minum yang banyak (8-10 gelas/hari) baik berupa
susu maupun air putih. Karena ASI yang diberikan pada bayi
mengandung banyak air.
Upaya memperbanyak ASI
 Menurut Sudaryati dkk (2005) upaya memperbanyak ASI adalah
sebagai berikut:
 Makanan ibu sehari-hari harus cukup dan berkualitas, baik untuk
menunjang pertumbuhan dan menjaga kesehatan bayinya. Ibu
yang sedang menyusui harus dapat tambahan energi, protein,
maupun vitamin, dan mineral.
 Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan
kurang tidur dapat menurunkan produksi ASI.
 Bilamana jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka dapat
dicoba dengan pemberian obat pada ibu, seperti tablet Moloco
B12 untuk menambah produksi ASInya.
Tanda Bayi Cukup ASI
 Bayi terlihat kenyang setelah minum ASI.
 Berat badannya bertambah setelah dua minggu pertama.
 Payudara dan puting Ibu tidak terasa terlalu nyeri.
 Payudara Ibu kosong dan terasa lebih lembek setelah menyusui.
 Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat Ibu mencubitnya
 Setelah berumur beberapa hari, Ibu akan perlu mengganti popoknya
sekitar 6 - 12 kali sehari.
 Setelah berumur beberapa hari, bayi akan
buang air besar (BAB) setidaknya dua kali sehari dengan tinja yang
berwarna kuning atau gelap dan mulai berwarna lebih cerah setelah
hari kelima belas.
ASI EKSLUSIF
Mengapa pemberian ASI
eksklusif dianjurkan untuk 6
bulan pertama?
Apakah memberi
cairan
sebelum usia 6 bulan
membahayakan bayi?
 Menurut Utami (2005), ASI eksklusif dikatakan sebagai
pemberian ASI secara eksklusif saja, tanpa tambahan
cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.
 ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI
saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan
cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan
sampai bayi berusia 2 tahun.
 Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan
oleh pedoman internasional yang didasarkan pada
bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu,
keluarga maupun negara.
Cara penyimpanan ASI:
 ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip, ±
80-100 cc.
 ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya
tidak digunakan lagi setelah 2 hari.
 ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.
 ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan
dengan merendam dalam air hangat.
 Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah :
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
 Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer.
 Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.
ASI Suhu Ruang Lemari Es Freezer

2 mg freezer jadi 1
dg refrigerator, 3 bl
6-8 jam (kurang 3-5 hari (kurang
Setelah di peras dg pintu sendiri, 6-
lebih 26 derajat C) lebih 4o C)
12 bln.(kurang lebih
-18o C)

Dari frezeer, di
simpan di lemari 4 jam atau kurang Jangan dibekukan
24 jam
es (tdk di (minum berikutnya) ulang
hangatkan)

Dikeluarkan dari
4 jam/ minum Jangan dibekukan
lemari es (di Langsung diberikan
berikutnya ulang
hangatkan)

Sisa minum bayi Minum berikutnya Buang Buang


Masalah Dalam Pemberian
ASI
Masalah menyusui pada masa
antenatal
Putting susu datar atau tebenam
 Tidak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami
kesulitan besar waktu menyusui. Dengan pengalaman 
ASI ttp diberikan kepada bayinya.
 Bila dijumpai putting susu datar, dilakukan :
 Usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik
dengan tangan (gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan
pompa putting susu.
 Jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan
sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga
membentuk "dot" ketika memasukkan putting susu ke dalam
mulut bayi.
 Bila dijumpai putting susu terbenam, diusahakan dengan cara :
 Lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari
telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan
pengurutan menuju ke arah yang berlawanan (walaupun
hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan).
 Dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml
yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap
supaya putting susu menonjol keluar. Namun harus dihindari
rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan putting,
karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan
produksi ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan
benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti ini.
Masalah menyusui pada masa
pascapersalinan dini
Putting susu lecet
Disebabkan :
 trauma pada putting susu
 retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri
dalam waktu 48 jam.
Penanganan :
 Bila tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi.
 diolesi asi dan biarkan mengering, jangan menggunakan BH yang terlalu
ketat.
 Apabila tnyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit
diistirahatkan sampai memungkinkan. Biasanya masa istirahat ini tidak
lama, sekitar 24 jam.  ASI dikeluarkan oleh ibu dengan tangan.
Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri
dan membuat luka bertambah parah.
 Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri atau lecet,
perhatikan beberapa hal di bawah ini :
 Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting
susu diolesi dengan ASI.
 Jangan membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol,
krim, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit / putting
susu.
 Lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu
dengan menekan dagu bayi atau memasukkan jari kelingking
ibu yang bersih ke dalam mulut bayi.
Payudara Bengkak.
 payudara terasa membengkak atau penuh  edema ringan oleh hambatan
vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara.
 Faktor-faktor penyebab :
 bayi tidak menyusu dengan kuat,
 posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar
 putting susu yang datar atau terbenam.
 dapat dilakukan :
 Bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak.
 Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong.
 Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman.
 Kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.
 Rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.
 Asi dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih sering.
 Beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.
Saluran Susu Tersumbat.

 Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana


terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus
yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
 tekanan jari pada payudara waktu menyusui,
 pemakaian BH yang terlalu ketat,
 komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya
sumbatan.
 Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba
lunak.
 Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan :
 Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.

 Memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.

 Mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui


payudara masih terasa penuh.
Masitis dan Abses Payudara.

 Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi


merah, bengkak, nyeri dan panas. Temperatur badan ibu meninggi,
kadang disertai menggigil. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu
setelah melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran susu.
 Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit
lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi
sekeras pada mastitis, tetapi mengandung cairan (pus). Cara mengatasi
mastitis :
 Dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap nyeri
 Kompres hangat.
 Ibu cukup istirahat dan banyak minum.
 Sebelum terbentuk abses, terus disusukan dimulai dari bagian yang sakit. Jika
sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga
tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui,
dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.
Masitis dan Abses Payudara.

 Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara


adalah :
 Merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan
drainase pus.
 Pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomatik analgesik
/ antipiretik.
 Ibu harus cukup beristirahat.

 Bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit,


sementara pada payudara yang sehat diteruskan.
Tanks ASI moe MAMA..
HARI DEPAN MEREKA DITANGAN KITA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai