MANAGEMEN LAKTASI
Pendahuluan
Perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Sejak masa
kehamilan janin menerima nutrisi dari ibu melalui plasenta.pada masa bayi didalam tubuh ibu
secara alami telah disediakan makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan
selanjutnya berupa ASI.
Banyak ahli sepakat ASI lebih unggul daripada susu formula atau susu sapi. Pada abad ke-19
beberapa studi kedokteran yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan kesakitan
bayi – bayi yang diberikan ASI ternyata lebih rendah daripada yg diberi susu formula.
4.Payudara bengkak
Kadang payudara bengkak atau penuh,oedema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe
akibat ASI yang menumpuk.Faktor2 yang penyebab payudara bengkak:bayi tidak menyusu
dengan kuat,posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar,putting susu
datar atau terbenam.
Keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu /duktus laktiferus.
Mastitis adalah peradangan pada payudara ,bagian yang terkena menjadi merah,bengkak,nyeri
dan panas,suhu tinggi kadang2 menggigil,terjadi pada minggu 1-3 setelah melahirkankarena
lanjutan dari sumbatan saluran susu.
Cara mengatasinya:
Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan
khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil,
setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan
manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga
menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan.
Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu
didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan
kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu
mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu
yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya.
Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkans
etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi
dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.
ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan.
2.Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
3.Dapat diberikan dimana aja dan kapan s aja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang
sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
5.Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang
mendapat susu formula buatan.
6.Mengandung imunoglobulin
7.Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
3.Menyusui baik secara kejiwaan atau psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan kedekatan
secara emosional yang baik.
B.PRODUKSI ASI
Hari pertama setelah persalinan seringkali payudara ibu terasa kosong.air susu yang pertama kali
dikeluarkan terasa sedikit disebut susu jolong/ kolostrum berwarna kekuningan.kolostrum
mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman.kolostrum dianggap
sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi baru lahir.
ASI dihasilkan oleh ekrja gabungan hormon dan refleks.Pada kehamilan terjadi perubahan
hormon untuk mempersiapkan produksi ASI.setelah persalinan perubahan hormon membuat
payudara menghasilkan ASI.
Hormon prolaktin /hormon produksi ASI dihasilkan oleh eklenjar hipofise didasar otak
yang membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.Hormon ini mempunyai efek
penting dalam menekan fungsi indung telur sehingga memperlambat kesuburan atau haid.
Hormon oksitosin/ hormon pengeluaran ASI dihasilkan dari bagian belakang hipofise
hormon ini membuat otot – otot mengkerut dan memeras ASI keluar.
Pada saat menyusui akan terjadibeberapa refleks pada ibu an bayi yang penting pengaruhnya
terhadap kelancaran menyusui.
Refelks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap putting susu
diantaranya:
Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa
merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya.
perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan
sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. refleks ini bisa muncul pada saat
sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya
berada jauh. manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu
dan menghentikan perdarahan persalinan.
Rooting Refleks, bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah
sentuhan. bila bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha
mencari putting untuk menyusu.
Sucking Refleks, atau refleks menghisap. refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang
merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika putting susu menyentuh langit-langit
belakang mulut bayi terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola
oleh gusi, lidah, serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan
ASI pada payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
Refleks Menelan, bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.
Payudara memasok ASI sebanyak kebutuhan bayi, bila bayi menghisap lebih sering, payudara
akan membuat ASI lebih banyak. bila bayi berhenti menghisap sama sekali atau tidak pernah
memulainya payudara akan berhenti membuat ASI.
Bila ASI tidak dikeluarkan payudara akan menghasilkan ASI lebih sedikit. agar ASi dapat dibuat
terus maka penting untuk mengeluarkan ASI dari payudara.
Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu
hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian
ASI/ menyusui.
KLINIK ANTENATAL
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :
1. Gizi ibu hamil, dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada
pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu, dan
proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.
2. Perilaku ibu hamil
a.kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari-hari harus
memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya .Diantara waktu tersebut
harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.
b.Tidak merokok,minum alkohol,kopi,soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat
mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
3. obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang
persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.
4. keluhan lain
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan
.pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat.
6. Pendukung
Sebaiknya selama 3bulan terakhir kehamilan,seorang ibu telah menentukan dokter yang akan
mengawasinya persalinan anaknya.Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak
juga harus di bina.
PERAWATAN PAYUDARA
Demi keberhasilan menyusui ,payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur
.Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup.tidak
terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui.
Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran
payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya
gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah
areola tampak lebih nyata dan menonjol.
1.Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang
sesuai dapat menopang perkembangan payudara.
2.Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3.Hygiene payudara
Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah papila dan aerola .pada
saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk menghindari keadan kering dan
kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery.Areola dan papila
yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan infeksi.
Untuk mencapai keberhasilan menyusui,para ibu perlu mengetahui sedikit banyak pengetahuan
tentang menyusui yang benar.
Hal-hal berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu di perhatikan setiap ibu demi kelancaran
menyusui antara lain :
Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan
kualitas asinya, ibu menyusui sebaiknya tidak membatasi konsumsi makananya. Penurunan berat
badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 0,5 kg/minggu.Pada bulan pertama
menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja (”exlusive breastfeeding period”), ibu
membutuhkan tambahan kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan
pada tahun kedua 400 kkal/hari.
Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.
2. Istirahat
Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan pada ibu.Oleh
karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.
3. Obat – obatan
Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai
efek samping yang positif atau negatif terhadap laktasi. Contoh obat yang dapat mengurangi
produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen.
Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan benar, bayi menempel betul pada ibu mulut
dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bati membuka lebar, sebagian besar areola
tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa
sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
5. Penilaian kecukupan ASI pada bayi
Bayi usia 0 – 4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya bila tercapai keadaan
sebagai berikut:
a. Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu
b. Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan normal
Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu
tidak dapat menyusui bayinya.
7. Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu
dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja kembali.
Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan. BIla ibu bekerja
sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI tetap diberikan
setelah ibu berada di rumah.
9. Penyapihan
Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan
frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap
dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.
Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan setiap
ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang
dialaminy. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada
sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI
Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum
menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan peralatan
yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk
menopang tangan yang menggendong bayi.
Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui,
tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian
dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan
BH dari kedua payudara.
Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan. Biasanya
kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah
pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit.
Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara
terasa kosong.
4. Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh
udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet.
5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan
udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.
Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan
mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es
untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet
tersebut yang tentunya harus dihindari.
Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya
kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit,
kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi
disusukan. Jangan berhenti menyusui dalam keadaan ini.
F. POSISI MENYUSUI
Agar bayi dapat mengisap ASI secara maksimal usahakan bayi tampak menyusui dengan tenang,
bayi menempel betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi
membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan
dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu
garis lurus.
Menyusui bayi hendaknya memperhatikan beberapa masa;lah pada bayi, sebagai berikut:
Memeras ASI harus dilakukan sebanyak (sesering) mungkin yaitu setiap kali memberi minum
bayi (delapan kali sehari), hal ini ditujukan untuk menjaga pasokan ASI. Apabila hanya memeras
satu atau dau kali sehari, pasokan ASi akan berkurang.
ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai (unsur kekebalan akan
menurun). ASI didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin;
atau dapat direndam di dalam wadah yang berisi air hangat.
b. Bayi melekat kurang kuat
* Atur tubuh bayi menghadap ibu hingga hidung bayi dekat dengan puting susu
* Dekatkan tubuh bayi hingga perut bayi menempel pada perut ibu
* Seluruh tubuh bayi disangga dengan kedua tangan ibu
Apabila puting susu terlalu besar untuk BBLR kemungkinan bayi akan sulit untuk
menetek dengan sempurna. Oleh karena itu perlu membantu bayi untuk mendapatkan
posisi menetek yang tepat pada payudara sehingga dapat menghisap dengan optimal.
* Dekatkan bayi ke arah ibu, sentuhkan bibir bayi ke puting susu ibu.
* Saat mulut bayi terbuka lebar, dekatkan bayi kemudian mulut bayi diatur sedemikian
rupa sehingga sebagian besar areola payudara, terutama bagian bawah, masuk ke mulut
bayi. Areola payudara di bagian atas mulut bayi terlihat lebih banyak dibanding dengan
bagian areola yang ada di bawah mulut bayi.
* Amati apakah bayi melekat dan menetek dengan benar dan efektif. Jika belum, diulangi
sekali lagi.
Walaupun bayi mendapatkan minuman lain selain ASI, ibu dinasehatkan harus berupaya
meneteki bayi sesering mungkin, kurangi pemberian lain selain ASI, serta gunakan
cangkir yang sangat kecil ketika memberi minum.
Bayi berat lahir rendah atau prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah, bayi harus disusui lebih sering sedikit demi sedikit, meski
waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan ibu jati
yang bersih untuk merangsang mengisap.
Pada bayi lahir kecil/BBLR baik prematur atau cukup bulan mudah sekali kedinginan
walaupun iklim panas .BBLRkedinginan akan mengunakan energi dari makanan untuk
menghangatkan tubuhnya sehingga tidak cukup tersedia makanan untuk
pertumbuhan.Salah satu cara yang baik adalah menidurkan bayi dengan ibu dalam
selimut atau menggendong BBLRdidalam pakaiannya diantara payudara. Metode ini
disebut metode kanguru
BAYI KEMBAR
Ibu bayi kembar di yakinan bahwa di sanggup menyusui bayinya ,mula-mula ibu dapat
menyusui sekaligus berdua.bayi sebaiknya menyusu sekaligus .susuilah bayi sesering
mungkin selama waaktu yang di inginkan oleh bayi,umumnya bayi menyusu kurang lebih
2o menit.
BAYI SUMBING
Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidak benar.bila
bayi mengalam sumbing pada palatum molle bayi akan menyusu tanpa kesulitan
Posisi ibu duduk dengan vertikal /bayi tegak , untuk bayi palatoskizis sebaiknya posisi
tidur sehingga putting akan jauh mencapai faring dengan demikian tidak terjadi aspirasi.
Pegang putting susu dan areola mamma selagi menyusui ,untuk membantu bayi mendapat
ASI yang cukup .
Ibu jari ibu dapat membantu sebagai penyumbat celah pada bibir bayi .
Bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langgit- langgit(labiopalatosziksis)ASI juga
dapat dikeluarkan secara manual/pompa,sendok atau pipet, botol dengan dot yang
panjang khusus ASI.
Operasi bibir sumbing dilakukan secara bertahap, operasi pertama pada bibir pada usia 3 bulan
dengan persyaratan “rule of ten”. selanjutnya palatum pada usia 10-12 bulan.
Puting susu yang normal akan menonjol, puting susu tenggelam tidak menonjol pada saat puting
susu dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk
Puting susu yang tenggelam tidak selalu mengalami kesulitan dalam menyusui.
Usahakan puting menonjol keluar dengan cara manerik dengan tangan atau dengan
menggunakan pompa puting susu.
Jika tetap tidak bisa usahakan agar disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola
dengan jari sehingga membentuk dot ketika memasukkan putting susukedalam mulut
bayi ,bila ASI penuh dapat diperas diberikan lewat sendok atau cangkir.
Putting susu tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu,awal kehamilan tidak lentur
menjelang persalinan akan menjadi lentur.
Putting susu lecet karena disebabkan trauma pada putting susu,retak dan pembentukan celah-
celah .Retak pada putting susu akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 48 jam.
Kalau terasa nyeri atau lecet tidak terlalu berat masih dapat di berikan.
Apabila terdapat rasa nyeri hebat atau luka makin berat ,putting susu di istirahatkan
sampai denganmemungkinkan untuk menyusui.
Selama putting susu diistirahatkan,ASI tetap di keluarkan dengan tangan.
Untuk menghindari terjadinya putting susu lecet atau nyeri beberapa hal dibawah ini:
Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui putting susu diolesi dengan ASI
Jangan membersihkan putting susu dengan sabun,alkohol,krim,obat-obatan yang
merangsang kulit/ putting susu.
Lepaskan hisapan bayi dengan benaryaitu menekan dagu bayi atau memasukan jari
kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi
sumber :
http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktasi/
ASI
26 August 2013
Manajemen Laktasi
Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui anatomi payudara dan
bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja
menyusui yang pada akhirnya dapat menyusui secara eksklusif.
Anatomi payudara
Areola
Aerola adalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat
kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak
untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola.
Alveoli
Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi
sel alveoli untuk menghasilkan ASI.
Duktus laktiferus
Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke
sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI)
Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar areola
yang berfungsi untuk menyimpan ASI.
Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya
ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama,
sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos,
yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan
otot tersebut berkontraksi.
Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara
sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin
akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretori di alveolus
(pabrik ASI) menghasilkan ASI.
Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin
dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk
minum yg sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah ada.
Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI (sinus laktiferus), makin banyak produksi
ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusui makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya,
makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti
menghisap maka payudara akan berhenti menghasilkan ASI.
Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat
membantu mempertahankan produksi ASI. Hormon prolaktin juga akan menekan ovulasi (fungsi
indung telur untuk menghasilkan sel telur), sehingga menyusui secara eksklusif akan
memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui pada malam
hari penting untuk tujuan menunda kehamilan.
Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love reflex, Let Down Reflex)
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut
dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan
melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli
(pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang
ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.
Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara
akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui
(sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi
mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi
ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.
Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal
ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri.
Keberhasilan menyusui
Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama.
Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara eksklusif selama 6
bulan pertama, antara lain :
1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam pertama
(inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam pertama dan setelah
itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks menghisap (sucking reflex) sangat
kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila
kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai
segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak
kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit
dengan kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi serta
perkembangan bayi.
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak ada
makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena akan
menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan mengganggu
produksi dan suplai ASI, menciptakan “bingung puting”, serta meningkatkan risiko infeksi
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan melepaskan puting
dengan sendirinya.
Keterampilan menyusui
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan
menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan
menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.
Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi
yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri
dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/
attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau
posisi tidur miring.
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan hidung
menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada
bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi
(bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara
menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga
hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan
memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas
bayi.
Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak payudara
kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus menarik keluar atau
memeras jaringan payudara sehingga membentuk ”puting buatan/ DOT” yang bentuknya lebih
panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari ”puting buatan/
DOT”. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan cara inilah bayi mengeluarkan
ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi menghisap dengan hisapan dalam dan
lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI
yang ditelan.
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu
dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa
tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan
berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.
1. Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman melalui sedotan
2. Bayi mengisap untuk membentuk ’dot’ dari jaringan payudara
3. Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI ke langit-langit
sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulut
4. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan ’dot buatan’ ke atas langit-
langit
5. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi mudah memeras ASI
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15
menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses
menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit)
mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari
2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar.
Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila bayi masih
menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua payudara mendapat
stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.
Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24
jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu akan
berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan pada
malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon
prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan melepaskan
payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.
Kesimpulan
Sejak awal kelahiran, bayi hanya diberikan ASI dan selanjutnya disusui sesering mungkin tanpa
dibatasi. Bayi dapat mengukur sendiri kemampuan dan kebutuhan cairan yang diperlukan. Kita
hanya perlu meluangkan waktu dan memberi kesempatan padanya untuk mendapat yang terbaik
yang ia butuhkan.
http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/manajemen-laktasi.html
Manajemen laktasi adalah suatu upaya agar proses laktasi atau menyusui dapat berjalan
dengan lancar dan baik. Manajemen laktasi meliputi perawatan payudara, praktek menyusui
yang benar, serta dikenalinya masalah laktasi dan cara mengatasinya.
Perawatan Payudara
Pada masa kehamilan, payudara akan mengalami perubahan seperti pembesaran payudara,
terasa lebih kencang dan padat, sering kali bunda merasa sakit atau nyeri. Daerah aerola
tampak menojol dan berwarna lebih gelap. Pemilihan bra juga penting agar dapat menopang
perkembangan payudara , lebih baik hindari bra berkawat dan pilih bra menyusui. Hal penting
lain dalam perawatan payudara adalah breast care. Menjaga kebersihan sehari – hari terutama
membersihkan daerah puting dan aerola dengan baby oil sehingga bebas dari kotoran yang
menyumbat. Hindari membersihkan daerah puting menggunakan sabun, karena akan membuat
payudara kering dan kaku akibat hilangnya 'pelumas' yang dihasilkan kelenjar Montgomery.
Proses Menyusui
Masa laktasi adalah periode sesudah bayi lahir saat ASI terbentuk dan dikeluarkan. Lama masa
laktasi tergantung motivasi dan kemampuan penerapan manajemen laktasi. Disadari atau tidak,
motivasi bunda untuk menyusui menentukan keberhasilan proses menyusui seperti positive
thinking bahwa bunda dapat memberikan ASI kepada bayi. Apabila bayi sehat dan ASI belum
keluar selama 2-3 hari, bunda tidak perlu kuatir karena bayi cukup menghisap kolostrum yang
dihasilkan payudara.
Dianjurkan hanya memberikan ASI saja pada bayi hingga umur 6 bulan (ASI Ekslusif). Setelah 6
bulan, secara bertahap bunda dapat memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI
dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun.
2. Sub Topik :
a. Pengertian Laktasi
b. Manfaat Laktasi
c. Manfaat ASI
3. Waktu : 30 Menit
4. Tempat : Ruang Tanjung RSUD R. Syamsudin, SH
5. Sasaran : Ibu Bayi dan Keluarga
6. Penyuluh : Pepi H P
7. Tujuan
4. Menyebutkan kembali 2 dari 3 persiapan alat laktasi dengan baik dan benar
9. Metoda :
a. Ceramah
b. Demontrasi
c. Tanya jawab
11. Sumber :
FKPP SPK Se Jawa Barat.1997. Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga. Bandung.
Jenis Kegiatan
No Waktu Tahapan
Penyuluh Sasaran
Review pengetahuan
2. 15 menit Pelaksanaan Menjawab
tentang manajemen
laktasi
Memberikan materi
mengenai manajemen
Menyimak dan
laktasi
memperhatikan
Memberikan kesempatan
kepada klien untuk
bertanya Bertanya
Memberikan kesimpulan
Menjawab
menutup
3.
10 menit Evaluasi /
penutup
13. Evaluasi
b. Bentuk : Lisan
d. Butir Pertanyaan
MATERI PENYULUHAN
v Pengertian Laktasi
Manjemen laktasi adalah memberi minum ASI pada bayi dengan posisi dan cara yang benar
v Manfaat Laktasi
v Manfaat ASI
1. Colostrum mengandung zat anti bodi yang berguna untuk mencegah beberapa
penyakit infeksi
2. Dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar bebas bakteri dan dalam suhu yang sesuai,
tanpa penggunaan alat bantu
1. Bantal
2. Kapas basah
3. Tissue untuk wajah yang lembut untuk kulit bayi
1. Mencuci tangan
3. Bersihkan putting susu dan daerah sekitar areola mamae dengan kapas bersih
5. Tidurkan bayi diatas pangkuan ibu kemudian sangga kepala dengan lengan ibu dan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan lengan yang lainnya didepan
6. Hadapkan muka bayi ke payudara ibu dan sentuh pipi atau sudut mulut bayi dengan puting payudara
7. Waktu bayi membuka mulut segera masukan ke putting susu sampai semua areola masuk kedalam
mulut
8. Perhatikan bahwa telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus, untuk memastikan posisi
menyusui sudah benar
9. Sangga payudara dengan empat jari tangan dan ibu jari pada bagian atas payudara
11. Susukan kedua payudara secara bergantian selama 10-15 menit pada setiap payudara
12. Setelah selesai tepuk punggung bayi secara perlahan agar bayi bersendawa
4. Baringkan bayi disisi ibu dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan
5. Ibu berbaring miring pada mamae yang akan ditetekan dan punggung ibu bisa diganjal dengan bantal
6. Lengan pada sisi mamae yang akan ditetekan diusahakan dapat menopang tubuh bayi mulai dari leher,
punggung dan pantatnya. Jadi kedudukan bayi ikut berbaring sambil ditopang lengan ibunya
7. Kedudukan tinggi rendahnya mulut bayi dapat diatur sesuai dengan papila mamae
8. Tangan ibu yang ikut bebas ikut membantu memasukan putting susu ke mulut bayi sambil telapak
tangan menahan payudara agar tidak menutupi hidung bayi. Sedang jari telunjuk dan jari tengah
membantu pengeluran ASI dengan cara menjepit- jepit payudara
9. Susukan bayi dengan cara seperti posisi duduk
10. Pindahkan bayi ke payudara yang lain setelah menyusui 10-15 menit
http://macrofag.blogspot.com/2013/03/sap-management-lactation.html
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI
eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan
pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada
resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama,
selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup
dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah,
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu,
keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini
pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI
eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada
jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif
0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal
dilaksanakan.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit
ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan
bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi sepenuhnya dengan ASI
(kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI yang diperah/pompa juga diperbolehkan)
Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga memberi sedikit air atau
teh dalam jumlah kecil
Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI
secara eksklusif maupun secara predominan
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan
tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru
membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada
ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk
merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat
diperlukan untuk antibody bayi.
Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres
dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI
baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba
menyusui bayi
Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk
memperlancar ASI
Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna
aspek gizi
Manfaat kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk emlindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari
pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena
itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan
lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna
hitam kehijauan)
Komposisi ASI
ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-
enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan
Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan
ASI dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.
Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi
mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi
sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan
pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan
pada retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh
rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel
otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-amsing dari
omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).
aspek imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA
tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat
zat besi di saluran pencernaan
Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan
virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari
3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan,
Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary
Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna
untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan
aspek psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi
ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih
sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas
karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang
sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim
aspek kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan
sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point
lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI
aspek neurologis
Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi
pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
aspek ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan
bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah
tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode
Amenore Laktasi (MAL)
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks
menghisap bayi
Posisi
Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung
atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya
untuk memegang payudara jika diperlukan
Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan
samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan
tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini
merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses
persalinan melalui pembedahan
Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri.
Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
Berat badan bayi bertambah
Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI yang paling baik, paling
dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama
melakukannya. Dengan mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI
dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :
Pompa manual/tangan
Pompa manual/tangan sering dipergunakan karena murah, potable, mudah dibersihkan dan
umumnya mudah digunakan. Ada beberapa tipe pompa manual, antara lain :
Tipe silindris
Pompa tipe ini efektif dan mudah dipakai, kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol. Baik kedua
silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari palstik dengan tempat
penampungan ASI dibagian bawah silinder
Tipe ini sama dengan tipe silindris, tetapi silindris bersudut kebawah. Dengan gerakan piston
yang ditarik kebawah akan mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung
dibotol yang ditempelkan di pompa.
Tipe kerucut gelas/plastik dan bola karet/tipe terompet (squeeze and bulb atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan
puting susu serta jaringan payudara. Kekuatan takanan isap sukar diatur. Tipe ini juga sukar
dibersihkan dan disterilkan secara efektif.
Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur, agar produksi ASI tetap
terjaga
Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan penuh
Semua peralatan yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. breast pump sebaiknya
dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan sulit untuk
dibersihkan
Pompa elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya
sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.
Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat yang ideal
seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain, seperti : susu, jus, teh/kopi,
sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara
Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi piskologis ibu sangat
emnentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80%
kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu
menyusui. Saat ibu memeras ASI jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak
ASI yang harus dikeluarkan
Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi ke bidan
atau klinik laktasi
Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber
AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak
mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari
es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil
pompa, maka sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 3×24 jam
Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam
container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu
ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada suhu kamar maksimum 25ᴼC selama
4 jam, dalam lemari es pada suhu 4ᴼC dapat disimpan selama 72 jam, dalam
pembeku/freezer pada suhu -20ᴼC selama 3-6 bulan
Jangan lupa untuk selalu mencantumkan tanggal dilakukannya pemerahan ASI pada botol
susu
Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang
keluar dari keran
Atau merendam botol didalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas yang bukan
mendidih
jangan sekali-kali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci,
menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya karena beberapa zat kekebalan
enzim dapat berkurang, kecuali yang memang di desain untuk memanaskan botol
simpanan ASI
Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi sekali minum
Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi
Sumber
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di
Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara
Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65. Jakarta : EGC
Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Varney, Helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC
…………. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat depkes RI.
http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.html
http://www.sentrallaktasiindonesia.co.id (2007)
http://www.tabloidnakita.com (2007)
https://lenteraimpian.wordpress.com/2010/04/04/asi-eksklusif-dan-cara-menyusui-yang-benar/
(SAP)
I. IDENTIFIKASI MASALAH
II. PENGANTAR
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti tentang
panduan (menejemen) laktasi dengan baik dan benar.
2. Tekhnik Menyusui
V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Power point
Materi:
2. Tekhnik Menyusui
2. Tekhnik Menyusui