Anda di halaman 1dari 38

Manajemen Laktasi

Posted on September 19, 2008 by kuliahbidan

MANAGEMEN LAKTASI
Pendahuluan

Perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Sejak masa
kehamilan janin menerima nutrisi dari ibu melalui plasenta.pada masa bayi didalam tubuh ibu
secara alami telah disediakan makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan
selanjutnya berupa ASI.

Banyak ahli sepakat ASI lebih unggul daripada susu formula atau susu sapi. Pada abad ke-19
beberapa studi kedokteran yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan kesakitan
bayi – bayi yang diberikan ASI ternyata lebih rendah daripada yg diberi susu formula.

4.Payudara bengkak

Kadang payudara bengkak atau penuh,oedema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe
akibat ASI yang menumpuk.Faktor2 yang penyebab payudara bengkak:bayi tidak menyusu
dengan kuat,posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar,putting susu
datar atau terbenam.

5.Saluran susu tersumbat.

Keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu /duktus laktiferus.

6.Mastitis dan abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara ,bagian yang terkena menjadi merah,bengkak,nyeri
dan panas,suhu tinggi kadang2 menggigil,terjadi pada minggu 1-3 setelah melahirkankarena
lanjutan dari sumbatan saluran susu.

Cara mengatasinya:

 Memberikan antibiotika dan simtomatik terhadap nyeri


 Kompres air hangat
 Ibu cukup istirahat dan banyak minum
 Sebelum terbentuk abses ,menyusui tetap di berikan.
 Apabila terjadi abses ,rujuk ke dokter bedah untuk di insisi
 Pemberian antibiotika dosis tinggi,analgesik/anti piretik
 Ibu harus cukup istirahat
 Bayi dihentikan menyusu
penutup

Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan
khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil,
setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan
manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga
menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan.

Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu
didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan
kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu
mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu
yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya.

peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung


usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas
kesehatan harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen
menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan suksesnya
kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan.

Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkans
etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi
dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.

A. ASI LEBIH BAIK DARIPADA SUSU FORMULA

ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan.

keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :

1. ASI praktis,ekonomis,dan hygienis.

2.Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi.

3.Dapat diberikan dimana aja dan kapan s aja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang
sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.

4.Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.

5.Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang
mendapat susu formula buatan.

6.Mengandung imunoglobulin
7.Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.

Sedangakan menyusui bayi mempuyai keuntungan keuntungan sebagai berikut :

1.Menyusui membantu menghentikan perdarahan setelah melahirkan.

2.Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan.

3.Menyusui baik secara kejiwaan atau psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan kedekatan
secara emosional yang baik.

B.PRODUKSI ASI

Hari pertama setelah persalinan seringkali payudara ibu terasa kosong.air susu yang pertama kali
dikeluarkan terasa sedikit disebut susu jolong/ kolostrum berwarna kekuningan.kolostrum
mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman.kolostrum dianggap
sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi baru lahir.

1.Hormon dan Refleks yang berperan menghasilkan ASI

ASI dihasilkan oleh ekrja gabungan hormon dan refleks.Pada kehamilan terjadi perubahan
hormon untuk mempersiapkan produksi ASI.setelah persalinan perubahan hormon membuat
payudara menghasilkan ASI.

2hormon tersebut adalah

 Hormon prolaktin /hormon produksi ASI dihasilkan oleh eklenjar hipofise didasar otak
yang membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.Hormon ini mempunyai efek
penting dalam menekan fungsi indung telur sehingga memperlambat kesuburan atau haid.
 Hormon oksitosin/ hormon pengeluaran ASI dihasilkan dari bagian belakang hipofise
hormon ini membuat otot – otot mengkerut dan memeras ASI keluar.

REFLEKS-REFLEKS MENYUSUI PADA IBU DAN BAYI

Pada saat menyusui akan terjadibeberapa refleks pada ibu an bayi yang penting pengaruhnya
terhadap kelancaran menyusui.

Refelks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap putting susu
diantaranya:

1. Refleks Prolaktin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin), hormon


ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin sering
bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI yang
diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalh
menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada
mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
2. Refleks Oksitosin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon
ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya
unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. ibu perlu
mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat
sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.

Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa
merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya.
perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan
sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. refleks ini bisa muncul pada saat
sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya
berada jauh. manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu
dan menghentikan perdarahan persalinan.

Refleks yang terjadi pada bayi diantaranya:

 Rooting Refleks, bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah
sentuhan. bila bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha
mencari putting untuk menyusu.
 Sucking Refleks, atau refleks menghisap. refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang
merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika putting susu menyentuh langit-langit
belakang mulut bayi terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola
oleh gusi, lidah, serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan
ASI pada payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
 Refleks Menelan, bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.

2. PEMASOKAN DAN KEBUTUHAN PENGELUARAN ASI

Payudara memasok ASI sebanyak kebutuhan bayi, bila bayi menghisap lebih sering, payudara
akan membuat ASI lebih banyak. bila bayi berhenti menghisap sama sekali atau tidak pernah
memulainya payudara akan berhenti membuat ASI.

Bila ASI tidak dikeluarkan payudara akan menghasilkan ASI lebih sedikit. agar ASi dapat dibuat
terus maka penting untuk mengeluarkan ASI dari payudara.

3. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI

Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu
hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian
ASI/ menyusui.

KLINIK ANTENATAL

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :
1. Gizi ibu hamil, dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada
pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu, dan
proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.
2. Perilaku ibu hamil
a.kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari-hari harus
memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya .Diantara waktu tersebut
harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.
b.Tidak merokok,minum alkohol,kopi,soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat
mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
3. obat-obatan

Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang
persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.

4. keluhan lain

A danya keluhan lain, misalnta sakit gigi /mulut,infeksi lainya.

5.Hygiene personal dan lingkungan.

Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan
.pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat.

6. Pendukung

Sebaiknya selama 3bulan terakhir kehamilan,seorang ibu telah menentukan dokter yang akan
mengawasinya persalinan anaknya.Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak
juga harus di bina.

PERAWATAN PAYUDARA

Demi keberhasilan menyusui ,payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur
.Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup.tidak
terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui.

Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran
payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya
gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah
areola tampak lebih nyata dan menonjol.

Guna menunjang perkembangan payudar dalam kehamilan perlu di lakukan sbb:

1.Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang
sesuai dapat menopang perkembangan payudara.
2.Latihan otot-otot yang menopang payudara.

3.Hygiene payudara

Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah papila dan aerola .pada
saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk menghindari keadan kering dan
kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery.Areola dan papila
yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan infeksi.

D. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTEK LAKTASI

Untuk mencapai keberhasilan menyusui,para ibu perlu mengetahui sedikit banyak pengetahuan
tentang menyusui yang benar.

Hal-hal berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu di perhatikan setiap ibu demi kelancaran
menyusui antara lain :

1.Nutrisi ibu menyusui

Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan
kualitas asinya, ibu menyusui sebaiknya tidak membatasi konsumsi makananya. Penurunan berat
badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 0,5 kg/minggu.Pada bulan pertama
menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja (”exlusive breastfeeding period”), ibu
membutuhkan tambahan kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan
pada tahun kedua 400 kkal/hari.

Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.

2. Istirahat

Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan pada ibu.Oleh
karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.

3. Obat – obatan

Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai
efek samping yang positif atau negatif terhadap laktasi. Contoh obat yang dapat mengurangi
produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen.

4.Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui

Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan benar, bayi menempel betul pada ibu mulut
dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bati membuka lebar, sebagian besar areola
tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa
sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
5. Penilaian kecukupan ASI pada bayi

Bayi usia 0 – 4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya bila tercapai keadaan
sebagai berikut:

a. Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu

b. Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan normal

c. Bayi banyak ngompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari

d. Tiap menyusui, bayi menyusu kuat (rakus).

e. Payudara ibu terasa lunak setelah disusukan dibanding sebelumnya

6. Diluar waktu menyusui

Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu
tidak dapat menyusui bayinya.

7. Ibu bekerja

Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu
dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja kembali.

8. Pemberian makanan pendamping ASI

Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan. BIla ibu bekerja
sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI tetap diberikan
setelah ibu berada di rumah.

9. Penyapihan

Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan
frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap
dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.

10. Klinik laktasi

Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan setiap
ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang
dialaminy. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada
sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.

11. Kelompok pendukung ASI


Perlu dibina adanya kelompok pendukung ASI DI lingkungan masyarakat, yang dapat
merupakan sarana untuk mendukung ibu-ibu di lingkungan tersebut agar berhasil menyusui
bayinya, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan tersebut. Melalui kelompok ini,
ibu-ibu menyusui dapat mengadakan diskusi dan mendapat bantuan bila mengalami masalah
dalam menyusui bayinya.

E. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI

Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :

1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui

Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum
menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan peralatan
yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk
menopang tangan yang menggendong bayi.

2. Hygiene personal ibu menyusui

Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui,
tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian
dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan
BH dari kedua payudara.

3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi

Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan. Biasanya
kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah
pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit.
Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara
terasa kosong.

4. Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh
udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet.

5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan
udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.

Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan
mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es
untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet
tersebut yang tentunya harus dihindari.
Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya
kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit,
kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi
disusukan. Jangan berhenti menyusui dalam keadaan ini.

F. POSISI MENYUSUI

Agar bayi dapat mengisap ASI secara maksimal usahakan bayi tampak menyusui dengan tenang,
bayi menempel betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi
membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan
dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu
garis lurus.

Menyusui bayi hendaknya memperhatikan beberapa masa;lah pada bayi, sebagai berikut:

a. Bayi tidak dapat menghisap

 Ibu harus memeras ASI

Memeras ASI harus dilakukan sebanyak (sesering) mungkin yaitu setiap kali memberi minum
bayi (delapan kali sehari), hal ini ditujukan untuk menjaga pasokan ASI. Apabila hanya memeras
satu atau dau kali sehari, pasokan ASi akan berkurang.

 ASI eksklusif harus diberikan pada bayi


Pemberian ASI bisa dilakukan dengan menggunakan cangkir (metode cup). Paling baik
menggunakan cangkir yang sangat kecil atau kendi berujung. Bisa juga dengan pipet tetes
atau sonde bila kondisi bayi mengharuskan. Botol dan dot tidak dianjurkan, oleh karena
tidak merangsang bayi untuk bertindak aktif (mengisap).
 Penyimpanan ASI pera
o Di udara terbuka / bebas :6-8 jam, bila masih kolostrum bisa sampai 12 jam
o Di lemari es :24 jam
o Di lemari pendingin / beku :6 bulan
o POSISIMENYUSUI DI ANJURKAN Pada bayi sumbing

ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai (unsur kekebalan akan
menurun). ASI didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin;
atau dapat direndam di dalam wadah yang berisi air hangat.
b. Bayi melekat kurang kuat

Anjurkan ibu untuk menyusui dengan cara yang benar :

* Atur posisi hingga kepala dan tubuh bayi lurus

* Atur tubuh bayi menghadap ibu hingga hidung bayi dekat dengan puting susu

* Dekatkan tubuh bayi hingga perut bayi menempel pada perut ibu
* Seluruh tubuh bayi disangga dengan kedua tangan ibu

c. Bayi menghisap kurang efektif

Apabila puting susu terlalu besar untuk BBLR kemungkinan bayi akan sulit untuk
menetek dengan sempurna. Oleh karena itu perlu membantu bayi untuk mendapatkan
posisi menetek yang tepat pada payudara sehingga dapat menghisap dengan optimal.

Memasukkan puting susu ke mulut bayi dengan benar :

* Dekatkan bayi ke arah ibu, sentuhkan bibir bayi ke puting susu ibu.

* Secara reflek bayi membuka mulut

* Saat mulut bayi terbuka lebar, dekatkan bayi kemudian mulut bayi diatur sedemikian
rupa sehingga sebagian besar areola payudara, terutama bagian bawah, masuk ke mulut
bayi. Areola payudara di bagian atas mulut bayi terlihat lebih banyak dibanding dengan
bagian areola yang ada di bawah mulut bayi.

* Amati apakah bayi melekat dan menetek dengan benar dan efektif. Jika belum, diulangi
sekali lagi.

d. Apakah mendapat minuman lain selain ASI

Walaupun bayi mendapatkan minuman lain selain ASI, ibu dinasehatkan harus berupaya
meneteki bayi sesering mungkin, kurangi pemberian lain selain ASI, serta gunakan
cangkir yang sangat kecil ketika memberi minum.

G. MENYUSUI PADA BAYI BERMASALAH

BAYI PREMATUR ATAU BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Bayi berat lahir rendah atau prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah, bayi harus disusui lebih sering sedikit demi sedikit, meski
waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan ibu jati
yang bersih untuk merangsang mengisap.

Jika bayi dirawat di rumah sakit,seringlah ibu mengunjungi,melihat,mengusap bayi


dengan kasih sayang,jika mungkin di susukan langsung atau dipompa lalu di berikan
mengunakan sendok atau cangkir.

PENCEGAHAN DARI HIPOTERMIA

Pada bayi lahir kecil/BBLR baik prematur atau cukup bulan mudah sekali kedinginan
walaupun iklim panas .BBLRkedinginan akan mengunakan energi dari makanan untuk
menghangatkan tubuhnya sehingga tidak cukup tersedia makanan untuk
pertumbuhan.Salah satu cara yang baik adalah menidurkan bayi dengan ibu dalam
selimut atau menggendong BBLRdidalam pakaiannya diantara payudara. Metode ini
disebut metode kanguru

BAYI KEMBAR

Ibu bayi kembar di yakinan bahwa di sanggup menyusui bayinya ,mula-mula ibu dapat
menyusui sekaligus berdua.bayi sebaiknya menyusu sekaligus .susuilah bayi sesering
mungkin selama waaktu yang di inginkan oleh bayi,umumnya bayi menyusu kurang lebih
2o menit.

BAYI SUMBING

Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidak benar.bila
bayi mengalam sumbing pada palatum molle bayi akan menyusu tanpa kesulitan

 Posisi ibu duduk dengan vertikal /bayi tegak , untuk bayi palatoskizis sebaiknya posisi
tidur sehingga putting akan jauh mencapai faring dengan demikian tidak terjadi aspirasi.
 Pegang putting susu dan areola mamma selagi menyusui ,untuk membantu bayi mendapat
ASI yang cukup .
 Ibu jari ibu dapat membantu sebagai penyumbat celah pada bibir bayi .
 Bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langgit- langgit(labiopalatosziksis)ASI juga
dapat dikeluarkan secara manual/pompa,sendok atau pipet, botol dengan dot yang
panjang khusus ASI.

Operasi bibir sumbing dilakukan secara bertahap, operasi pertama pada bibir pada usia 3 bulan
dengan persyaratan “rule of ten”. selanjutnya palatum pada usia 10-12 bulan.

Yang perlu diperhatikan dalam menyusui pasca operasi:

1. Tidak boleh menggunakan dot, karena akan merusak hasil operasi


2. Diet cair selama 3 minggu baik untuk bayi maupun anak

MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI

1. Puting susu datar atau tenggelam

Puting susu yang normal akan menonjol, puting susu tenggelam tidak menonjol pada saat puting
susu dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk

Puting susu yang tenggelam tidak selalu mengalami kesulitan dalam menyusui.

Usaha-usaha yang dilakukan:

 Usahakan puting menonjol keluar dengan cara manerik dengan tangan atau dengan
menggunakan pompa puting susu.
 Jika tetap tidak bisa usahakan agar disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola
dengan jari sehingga membentuk dot ketika memasukkan putting susukedalam mulut
bayi ,bila ASI penuh dapat diperas diberikan lewat sendok atau cangkir.

2 .Puting susu tidak lentur.

Putting susu tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu,awal kehamilan tidak lentur
menjelang persalinan akan menjadi lentur.

3.Putting susu lecet

Putting susu lecet karena disebabkan trauma pada putting susu,retak dan pembentukan celah-
celah .Retak pada putting susu akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 48 jam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Kalau terasa nyeri atau lecet tidak terlalu berat masih dapat di berikan.
 Apabila terdapat rasa nyeri hebat atau luka makin berat ,putting susu di istirahatkan
sampai denganmemungkinkan untuk menyusui.
 Selama putting susu diistirahatkan,ASI tetap di keluarkan dengan tangan.

Untuk menghindari terjadinya putting susu lecet atau nyeri beberapa hal dibawah ini:

 Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui putting susu diolesi dengan ASI
 Jangan membersihkan putting susu dengan sabun,alkohol,krim,obat-obatan yang
merangsang kulit/ putting susu.
 Lepaskan hisapan bayi dengan benaryaitu menekan dagu bayi atau memasukan jari
kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi

sumber :
http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktasi/
ASI

26 August 2013

Manajemen Laktasi

Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui anatomi payudara dan
bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja
menyusui yang pada akhirnya dapat menyusui secara eksklusif.

Anatomi payudara

Areola
Aerola adalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat
kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak
untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola.

Alveoli

Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi
sel alveoli untuk menghasilkan ASI.

Duktus laktiferus

Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke
sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI)

Sinus laktiferus / ampula

Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar areola
yang berfungsi untuk menyimpan ASI.

Jaringan lemak dan penyangga

Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya
ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama,
sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos,
yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan
otot tersebut berkontraksi.

Air susu ibu dan hormon prolaktin

Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara
sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin
akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretori di alveolus
(pabrik ASI) menghasilkan ASI.

Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin
dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk
minum yg sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah ada.

Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI (sinus laktiferus), makin banyak produksi
ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusui makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya,
makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti
menghisap maka payudara akan berhenti menghasilkan ASI.
Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat
membantu mempertahankan produksi ASI. Hormon prolaktin juga akan menekan ovulasi (fungsi
indung telur untuk menghasilkan sel telur), sehingga menyusui secara eksklusif akan
memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui pada malam
hari penting untuk tujuan menunda kehamilan.

Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love reflex, Let Down Reflex)

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut
dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan
melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli
(pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang
ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.

Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara
akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui
(sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi
mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi
ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.

Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal
ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri.

Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosin

Beberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi (meningkatkan) produksi hormon


oksitosin :

 Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap bayinya.


 Celotehan atau tangisan bayi
 Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu saat akan disusui atau
disendawakan, mengganti popok dan memandikan bayi, bermain, mendendangkan bayi dan
membantu pekerjaan rumah tangga
 Pijat bayi

Beberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosin

 Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung


 Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk tubuhnya, meniggalkan bayi
karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.
 Rasa sakit terutama saat menyusui

Keberhasilan menyusui

Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama.
Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara eksklusif selama 6
bulan pertama, antara lain :

1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam pertama
(inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam pertama dan setelah
itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks menghisap (sucking reflex) sangat
kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila
kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai
segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak
kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit
dengan kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi serta
perkembangan bayi.
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak ada
makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena akan
menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan mengganggu
produksi dan suplai ASI, menciptakan “bingung puting”, serta meningkatkan risiko infeksi
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan melepaskan puting
dengan sendirinya.

Keterampilan menyusui

Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan
menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan
menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.

Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi
yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri
dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/
attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau
posisi tidur miring.

Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan hidung
menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada
bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi
(bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara
menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga
hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan
memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas
bayi.

Posisi tubuh yang baik dapat dilihat sebagai berikut:

 Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)


 Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu (chest to chest)
 Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi membentuk garis lurus dengan
lengan bayi dan leher bayi
 Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
 Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
 Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
 Kepala terletak dilengan bukan didaerah siku
Posisi menyusui yang tidak benar dapat dilihat sebagai berikut :

 Leher bayi terputar dan cenderung kedepan


 Badan bayi menjauh badan ibu
 Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
 Hanya leher dan kepala tersanggah
 Tidak ada kontak mata antara ibu dan bayi
 C-hold tetap dipertahankan

Bagaimana sebaiknya bayi menghisap pada payudara ?

Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak payudara
kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus menarik keluar atau
memeras jaringan payudara sehingga membentuk ”puting buatan/ DOT” yang bentuknya lebih
panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari ”puting buatan/
DOT”. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan cara inilah bayi mengeluarkan
ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi menghisap dengan hisapan dalam dan
lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI
yang ditelan.

Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik

 Dagu menyentuh payudara


 Mulut terbuka lebar
 Bibir bawah terputar keluar
 Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
 Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu

Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu
dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa
tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan
berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.

Tanda perlekatan ibu dan bayi yang tidak baik :

 Dagu tidak menempel pada payudara


 Mulut bayi tidak terbuka lebar- Bibir mencucu/ monyong
 Bibir bawah terlipat kedalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
 Lebih banyak areola bagian bawah yang terlihat
 Terasa sakit pada puting

Perlekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusui

 Bayi datang dari arah bawah payudara


 Hidung bayi berhadapan dengan puting susu
 Dagu bayi merupakan bagian pertama yang melekat pada payudara (titik pertemuan)
 Puting diarahkan ke atas ke langit-langit bayi
 Telusuri langit-langit bayi dengan putting sampai didaerah yang tidak ada tulangnya, diantara
uvula (tekak) dengan pangkal lidah yang lembut
 Putting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian “dot panjang” yang terbentuk dari jaringan payudara

Cara bayi mengeluarkan ASI

1. Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman melalui sedotan
2. Bayi mengisap untuk membentuk ’dot’ dari jaringan payudara
3. Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI ke langit-langit
sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulut
4. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan ’dot buatan’ ke atas langit-
langit
5. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi mudah memeras ASI

Berapa lama sebaiknya bayi menyusu ?

Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15
menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses
menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit)
mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari
2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar.
Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila bayi masih
menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua payudara mendapat
stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.

Berapa sering bayi menyusu dalam sehari ?

Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24
jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu akan
berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan pada
malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon
prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan melepaskan
payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.

Bagaimana menilai kecukupan ASI?

1. Asi akan cukup bila posisi dan perlekatan benar


2. Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang tidak pekat dan bau tidak
menyengat
3. Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir pada usia 2
minggu
4. Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari payudara ibu

Kesimpulan

Sejak awal kelahiran, bayi hanya diberikan ASI dan selanjutnya disusui sesering mungkin tanpa
dibatasi. Bayi dapat mengukur sendiri kemampuan dan kebutuhan cairan yang diperlukan. Kita
hanya perlu meluangkan waktu dan memberi kesempatan padanya untuk mendapat yang terbaik
yang ia butuhkan.

Sumber : Buku Bedah ASI IDAI

Penulis : Utami Roesli dan Elizabeth Yohmi

http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/manajemen-laktasi.html

Monday, December 10, 2012


MANAJEMEN LAKTASI

Manajemen laktasi adalah suatu upaya agar proses laktasi atau menyusui dapat berjalan
dengan lancar dan baik. Manajemen laktasi meliputi perawatan payudara, praktek menyusui
yang benar, serta dikenalinya masalah laktasi dan cara mengatasinya.

Perawatan Payudara

Pada masa kehamilan, payudara akan mengalami perubahan seperti pembesaran payudara,
terasa lebih kencang dan padat, sering kali bunda merasa sakit atau nyeri. Daerah aerola
tampak menojol dan berwarna lebih gelap. Pemilihan bra juga penting agar dapat menopang
perkembangan payudara , lebih baik hindari bra berkawat dan pilih bra menyusui. Hal penting
lain dalam perawatan payudara adalah breast care. Menjaga kebersihan sehari – hari terutama
membersihkan daerah puting dan aerola dengan baby oil sehingga bebas dari kotoran yang
menyumbat. Hindari membersihkan daerah puting menggunakan sabun, karena akan membuat
payudara kering dan kaku akibat hilangnya 'pelumas' yang dihasilkan kelenjar Montgomery.

Proses Menyusui

Masa laktasi adalah periode sesudah bayi lahir saat ASI terbentuk dan dikeluarkan. Lama masa
laktasi tergantung motivasi dan kemampuan penerapan manajemen laktasi. Disadari atau tidak,
motivasi bunda untuk menyusui menentukan keberhasilan proses menyusui seperti positive
thinking bahwa bunda dapat memberikan ASI kepada bayi. Apabila bayi sehat dan ASI belum
keluar selama 2-3 hari, bunda tidak perlu kuatir karena bayi cukup menghisap kolostrum yang
dihasilkan payudara.

Dianjurkan hanya memberikan ASI saja pada bayi hingga umur 6 bulan (ASI Ekslusif). Setelah 6
bulan, secara bertahap bunda dapat memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI
dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Manajemen Laktasi

2. Sub Topik :

a. Pengertian Laktasi
b. Manfaat Laktasi

c. Manfaat ASI

d. Persiapan Alat Laktasi

e. Langkah- langkah Pelaksanaan Laktasi

3. Waktu :  30 Menit
4. Tempat : Ruang Tanjung RSUD R. Syamsudin, SH
5. Sasaran : Ibu Bayi dan Keluarga
6. Penyuluh : Pepi H P
7. Tujuan

a. Tujuan Instrusional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu bayi dan keluarga dapat memahami dan
melaksanakan manajemen laktasi

b. Tujuan Instruksional khusus

Setelah diberikan penyuluhan, ibu bayi dan keluarga dapat :

askan kembali pengertian laktasi dengan baik dan benar

2. Menyebutkan kembali 2 dari 3 manfaat laktasi dengan baik dan benar

3. Menyebutkan kembali 3 dari 6 Manfaat ASI dengan baik dan benar

4. Menyebutkan kembali 2 dari 3 persiapan alat laktasi dengan baik dan benar

5. Menyebutkan kembali 7 dari 14 langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi duduk

6. Menyebutkan kembali 7 dari 12 langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi berbaring

8. Isi Materi : Terlampir

9. Metoda :

a. Ceramah
b. Demontrasi

c. Tanya jawab

10. Media : Leaflet dan Pantum

11. Sumber :

FKPP SPK Se Jawa Barat.1997. Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga. Bandung.

12. Kegiatan Penyuluhan

Jenis Kegiatan
No Waktu Tahapan
Penyuluh Sasaran

1. 5 menit Pembukaan  Memberi salam  Membalas salam

 Menjelaskan maksud dan


tujuan

 Review pengetahuan
2. 15 menit Pelaksanaan  Menjawab
tentang manajemen
laktasi

 Memberikan materi
mengenai manajemen
 Menyimak dan
laktasi
memperhatikan
 Memberikan kesempatan
kepada klien untuk
bertanya  Bertanya

 Menanyakan hal-hal yang


telah dijelaskan

 Memberikan kesimpulan
 Menjawab
 menutup
3.

10 menit Evaluasi /
penutup

13. Evaluasi

a. Prosedur : Post Test

b. Bentuk : Lisan

c. Jenis : Tanya Jawab

d. Butir Pertanyaan

1) Sebutkan pengertian dari laktasi?

2) Sebutkan 2 dari 3 manfaat laktasi?

3) Sebutkan 3 dari 6 manfaat ASI?

4) Sebutkan 7 dari 14 langkah- langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi duduk?

5) Sebutkan 7 dari 12 langkah- langkah pelaksanaan laktasi dengan posisi berbaring?

MATERI PENYULUHAN
v Pengertian Laktasi

Manjemen laktasi adalah memberi minum ASI pada bayi dengan posisi dan cara yang benar

v Manfaat Laktasi

1. Mencegah terjadi aspirasi/ tersedak pada bayi

2. Mencegah ASI masuk kedalam paru-paru


3. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang adekuat

v Manfaat ASI

1. Colostrum mengandung zat anti bodi yang berguna untuk mencegah beberapa

penyakit infeksi
2. Dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar bebas bakteri dan dalam suhu yang sesuai,
tanpa penggunaan alat bantu

3. Tidak akan terjadi kesalahan dalam penyediaan


4. Mengandung zat-zat makanan yang sesuai dengan kondisi bayi sehingga mudah dicerna dan diserap dalam
saluran pencernaan bayi
5. Ekonomis karena tidak memerlukan biaya untuk penyediaan
6. Mencegah keadaan gizi salah (marasmus dan obesitas)

v Persiapan Alat Laktasi

1. Bantal
2. Kapas basah
3. Tissue untuk wajah yang lembut untuk kulit bayi

 Langkah -Langkah Pelaksanaan Laktasi

Dengan posisi duduk

1. Mencuci tangan

2. Atur posisi ibu dengan duduk tegak tapi santai

3. Bersihkan putting susu dan daerah sekitar areola mamae dengan kapas bersih

4. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi

5. Tidurkan bayi diatas pangkuan ibu kemudian sangga kepala dengan lengan ibu dan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan lengan yang lainnya didepan
6. Hadapkan muka bayi ke payudara ibu dan sentuh pipi atau sudut mulut bayi dengan puting payudara

7. Waktu bayi membuka mulut segera masukan ke putting susu sampai semua areola masuk kedalam
mulut

8. Perhatikan bahwa telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus, untuk memastikan posisi
menyusui sudah benar

9. Sangga payudara dengan empat jari tangan dan ibu jari pada bagian atas payudara

10. Awasi agar payudara ibu tidak menutupi hidung bayi

11. Susukan kedua payudara secara bergantian selama 10-15 menit pada setiap payudara

12. Setelah selesai tepuk punggung bayi secara perlahan agar bayi bersendawa

13. Putting susu dibersihkan dengan kapas basah

14. Cuci tangan setelah selesai menyusui

Dengan posisi berbaring


1. Mencuci tangan

2. Bersihkan putting susu dan daerah areola dengan kapas basah

3. Atur posisi ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan

4. Baringkan bayi disisi ibu dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan

5. Ibu berbaring miring pada mamae yang akan ditetekan dan punggung ibu bisa diganjal dengan bantal

6. Lengan pada sisi mamae yang akan ditetekan diusahakan dapat menopang tubuh bayi mulai dari leher,
punggung dan pantatnya. Jadi kedudukan bayi ikut berbaring sambil ditopang lengan ibunya

7. Kedudukan tinggi rendahnya mulut bayi dapat diatur sesuai dengan papila mamae

8. Tangan ibu yang ikut bebas ikut membantu memasukan putting susu ke mulut bayi sambil telapak
tangan menahan payudara agar tidak menutupi hidung bayi. Sedang jari telunjuk dan jari tengah
membantu pengeluran ASI dengan cara menjepit- jepit payudara
9. Susukan bayi dengan cara seperti posisi duduk

10. Pindahkan bayi ke payudara yang lain setelah menyusui 10-15 menit

11. Setelah selesai putting susu dibersihkan dengan kapas basah

12. Cuci tangan setelah selesai menyusui

Diposkan oleh Kapevi Hatake di 7:37 AM

http://macrofag.blogspot.com/2013/03/sap-management-lactation.html

ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR


Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang
disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI
eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa
makanan minuman lain selain obat (jika sakit).

ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI
eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan
pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).

Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada
resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama,
selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup
dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.

ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah,
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu,
keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini
pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI
eksklusif.

Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada
jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif
0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal
dilaksanakan.

Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama


Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan
perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi
selama 6 bulan pertama hidupnya.

Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit
ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan
bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.

Beberapa istilah dalam kegiatan pemberian ASI

Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi sepenuhnya dengan ASI
(kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI yang diperah/pompa juga diperbolehkan)

Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga memberi sedikit air atau
teh dalam jumlah kecil

Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI
secara eksklusif maupun secara predominan

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif

 Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui


 Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
 Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi

Dukungan bidan dalam pemberian ASI

Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan
tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru
membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.

 Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada
ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk
merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat
diperlukan untuk antibody bayi.
 Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres
dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI
baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba
menyusui bayi
 Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk
memperlancar ASI
 Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna

Keunggulan ASI dan manfaat ASI


Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan
kehamilan.

aspek gizi

Manfaat kolostrum

 Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk emlindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare
 Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari
pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena
itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
 Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan
lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
 Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna
hitam kehijauan)

Komposisi ASI

 ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-
enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
 ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak
 Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan
Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan
ASI dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.
Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi
mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

 Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi
sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan
pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan
pada retina mata.
 Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh
rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel
otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-amsing dari
omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).

aspek imunologik
 ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
 Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA
tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan
 Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat
zat besi di saluran pencernaan
 Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan
virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi
 Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari
3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan,
Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary
Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
 Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna
untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan

aspek psikologik

 Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi
ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih
sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
 Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut
 Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas
karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang
sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim

aspek kecerdasan

 Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan
sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
 Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point
lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI

aspek neurologis

 Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi
pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna

aspek ekonomis
 Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan
bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah
tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

aspek penundaan kehamilan

 Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode
Amenore Laktasi (MAL)

Usaha memperbanyak ASI

 Tingkatkan frekuansi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau


menyusui karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya
based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta
disusui/diperas/dipompa maka makin banyak ASI yang diproduksi
 Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan
ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Maka pada saat
bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi
ASI) untuk bekerja lambat, dna akhirnya produksi ASI menurun. Disini juga memerlukan
peran dan dukungan suami agar menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu
dpaat lebih relaks dan bisa menerapkan ASI eksklusif.
 Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang dapat meningkatkan produksi
Asi seperti sayur katuk.
 Lakukan perawatan payudara.

Cara menyusui yang benar

Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks
menghisap bayi

Posisi

 Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung
atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya
untuk memegang payudara jika diperlukan
 Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan
samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan
tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
 Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini
merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses
persalinan melalui pembedahan

Tahap tata laksana menyusui


Posisi badan ibu dan badan bayi

 Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai


 Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
 Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
 Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
 Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
 Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan bayi
 Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan
ibu bagian dalam

Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

 Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola


 Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang
dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan
seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti
gunting) dibelakang areola
 Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
 Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
 Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan
belakang kepala
 Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
 Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
 Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada
diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak
(palatum molle)
 Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga
ASI akan keluar
 Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi
 Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan
maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah
dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
 Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi

Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik

 Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu


 Dagu bayi menempel pada payudara ibu
 Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian
bawah)
 Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
 Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
 Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
 Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga
sebagian besar areola tidak tampak
 Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
 Bibir bawah bayi melengkung keluar
 Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti
sesaat
 Terkadang terdengar suara bayi menelan
 Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
 Puting susu tidak terasa sakit atau lecet

Menciptakan praktek menyusui yang baik

 Posisi yang benar


 Perlekatan harus benar
 Tidak diberi botol atau empeng
 Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
 Perlihatkan cara menyusui yang efektif

Tanda-tanda posisi menyusu yang salah

 Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara


 Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
 Sebagian besar daerah areola masih terlihat
 Bayi menghisap sebentar-sebentar
 Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
 Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
 Puting susu ibu lecet dan sakit

Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal

 Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
 BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
 Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri.
Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
 Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
 Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
 Berat badan bayi bertambah

Mengeluarkan ASI dengan tangan

Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI yang paling baik, paling
dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama
melakukannya. Dengan mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI
dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :

 Cuci tangan sampai bersih


 Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
 Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
 Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas
areola bagian bawah sehingga berhadapan
 Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
 Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan
mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferus
 Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
 Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara
diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan
 Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah dari semua bagian
payudara
 Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan
ASI dan akan menyebabkan rasa sakit

Pilihan pompa untuk mengosongkan payudara

Ada dua macam bentuk pompa

Pompa manual/tangan

Pompa manual/tangan sering dipergunakan karena murah, potable, mudah dibersihkan dan
umumnya mudah digunakan. Ada beberapa tipe pompa manual, antara lain :

 Tipe silindris

Pompa tipe ini efektif dan mudah dipakai, kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol. Baik kedua
silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari palstik dengan tempat
penampungan ASI dibagian bawah silinder

 Tipe silindris bersudut

Tipe ini sama dengan tipe silindris, tetapi silindris bersudut kebawah. Dengan gerakan piston
yang ditarik kebawah akan mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung
dibotol yang ditempelkan di pompa.

 Tipe kerucut gelas/plastik dan bola karet/tipe terompet (squeeze and bulb atau horn)

Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan
puting susu serta jaringan payudara. Kekuatan takanan isap sukar diatur. Tipe ini juga sukar
dibersihkan dan disterilkan secara efektif.

 Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur, agar produksi ASI tetap
terjaga
 Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan penuh
 Semua peralatan yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. breast pump sebaiknya
dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan sulit untuk
dibersihkan

Pompa elektrik

Beberapa macam pompa listrik sudah ada dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya
sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.

Cara mengosoongkan payudara dengan pompa

 Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat yang ideal
seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
 Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
 Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain, seperti : susu, jus, teh/kopi,
sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara
 Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi piskologis ibu sangat
emnentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80%
kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu
menyusui. Saat ibu memeras ASI jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak
ASI yang harus dikeluarkan
 Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi ke bidan
atau klinik laktasi

Lama penyimpanan ASI setelah diperah

 Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber
AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak
mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
 Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari
es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
 Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil
pompa, maka sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 3×24 jam
 Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam
container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu
 ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada suhu kamar maksimum 25ᴼC selama
4 jam, dalam lemari es pada suhu 4ᴼC dapat disimpan selama 72 jam, dalam
pembeku/freezer pada suhu -20ᴼC selama 3-6 bulan
 Jangan lupa untuk selalu mencantumkan tanggal dilakukannya pemerahan ASI pada botol
susu

Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perah

 Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu


 Botol yang paling baik sebenarnya adalah yang terbuat dari kaca
 Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak mudah
meleleh jika direndam dalam air panas)
 Jangan menggunakan botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan
catnya meleleh jika terkena panas
 Jangan lupa untuk membubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI,
dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas
 Simpan ASI dibotol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot, karena masih ada
peluang untuk berinteraksi dengan udara
 Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja ASI
digabungkan dalam satu botol yang sama, syaratnya suhu tempat botol disimpan harus
stabil
 Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu
pemompaan/pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam

Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi

 Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang
keluar dari keran
 Atau merendam botol didalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas yang bukan
mendidih
 jangan sekali-kali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci,
menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya karena beberapa zat kekebalan
enzim dapat berkurang, kecuali yang memang di desain untuk memanaskan botol
simpanan ASI
 Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi sekali minum
 Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi

Sumber

Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC

Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di
Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta

Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara

Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65. Jakarta : EGC

Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Varney, Helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC

…………. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat depkes RI.
http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.html

http://www.linkagesproject.org (pemberian ASI eksklusif atau ASI saja : satu-satunya sumber


cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. 2002)

http://www.sentrallaktasiindonesia.co.id (2007)

http://www.tabloidnakita.com (2007)

https://lenteraimpian.wordpress.com/2010/04/04/asi-eksklusif-dan-cara-menyusui-yang-benar/

Diberdayakan oleh Blogger.

Home » » SATUAN ACARA PENNYULUHAN (SAP) MANAJEMEN LAKTASI

SATUAN ACARA PENNYULUHAN (SAP) MANAJEMEN LAKTASI


Posted by knowupdate Posted on 00.55 with No comments

SATUAN ACARA PENNYULUHAN

(SAP)
I. IDENTIFIKASI MASALAH

II. PENGANTAR

Bidang studi :Maternitas

Topik :Manajemen Laktasi

Sub Topik : Ibu Hamil

Sasaran : Ibu-ibu PKK Arum siwi

Hari /tanggal : Sabtu, 6 November 2010


Waktu : 20 menit

Tempat : Sejati Pasar RT 003 RW 018

III. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti tentang
panduan (menejemen) laktasi dengan baik dan benar.

IV. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :

1. Pengertian Manajemen Laktasi

2. Tekhnik Menyusui

3. Posisi dan pelekatan Bayi

4. Langkah – langkah menyusui yang benar

5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar

V. MATERI

Terlampir

VI. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab
VII. MEDIA

1. Materi SAP

2. Power point

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam

Memberikan salam Mendengarkan dan


memperhatikan
Menjelaskan tujuan pembelajaran

Menyebutkan materi/pokok bahasan


yang akan disampaikan

2. 10 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


memperhatikan
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur

Materi:

1. Pengertian Manajemen Laktasi

2. Tekhnik Menyusui

3. Posisi dan pelekatan Bayi

4. Langkah – langkah menyusui


yang benar

5. Cara pengamatan tekhnik


menyusui yang benar
3. 6 menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab
pertanyaan
Meminta kepada ibu untuk menjelaskan
atau menyebutkan kembali :

1. Pengertian Manajemen Laktasi

2. Tekhnik Menyusui

3. Posisi dan pelekatan Bayi

4. Langkah – langkah menyusui yang benar

5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang


benar

4. 2 menit Penutup : Menjawab salam

Menucapkan terimakasih dan


mengucapkan salam

Anda mungkin juga menyukai