Anda di halaman 1dari 42

KONSEP PEMERIKSAAN FISIK

(Heat to toe)

Kelompok 3:

Anita silvia Novia Kusdini


Chelsy F.R Rika Nurhasanah
Eneng Meisyaroh Shevita A.R
Hendriansyah Siti Marwah
Inshan M.R Viki Rizqi
Mardiansyah
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik berasal dari kata “Physical
Examination” yang artinya memeriksa tubuh. Jadi
pemeriksaan fisik adalah memeriksa tubuh dengan
atau tanpa alat untuk tujuan mendapatkan
informasi atau data yang menggambarkan kondisi
klien yang sesungguhnya.
Teknik Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan
menggunakan indera penglihatan, pendengaran
dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat
pertama kali bertemu pasien.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan
menggunakan indera peraba dengan meletakkan
tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau
tangan. Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi
pengetukan permukaan tubuh untuk
menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam
membantu penentuan densitas, lokasi, dan posisi
struktur di bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997)
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan
bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-macam
organ dan jaringan tubuh.
Tujuan Pemeriksaan Fisik
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang
kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau
menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi
diagnosa keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang
perubahan status kesehatan klien.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
Manfaat Pemeriksaan Fisik
1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam
menegakkan diagnose keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami
klien.
3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi
keperawatan yang tepat
4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari
asuhan keperawatan.
Indikasi Pemeriksaan
1. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan
kesehatan untuk di rawat.
2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
Pemeriksaan Kesadaran atau
Mengukur GCS
Tingkat Kesadaran: Adalah ukuran dari
kesadaran dan respon seseorang terhadap
rangsangan dari lingkungan, tingkat
kesadarankesadaran dibedakan menjadi Compos
Mentis (conscious), Apatis, Delirium, Somnolen ,
Stupor (soporo koma), Coma (comatose).
Penyebab Terjadinya Penurunan
Tingkat Kesadaran
1. Otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia)
2. Kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan
syok)
3. Penyakit metabolic seperti diabetes mellitus
(koma ketoasidosis)
4. Pada keadaan hipo atau hipernatremia
5. Dehidrasi
Pemeriksaan GCS Untuk Mengukur
Tingkat Kesadaran
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang
digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau
tidak) dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang diberikan. Respon pasien yang
perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi
membuka mata , bicara dan motorik. Hasil
pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score)
dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.
1. Eye (respon membuka mata):
• (4): Spontan
• (3): Dengan rangsang suara (suruh pasien
membuka mata).
• (2): Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan
nyeri, misalnya menekan kuku jari)
• (1): Tidak ada respon
2. Verbal (respon verbal):
• (5): Orientasi baik
• (4): Bingung, berbicara mengacau (sering
bertanya berulang-ulang) disorientasi tempat
dan waktu.
• (3): Kata – kata saja (berbicara tidak jelas, tapi
kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu
kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
• (2): Suara tanpa arti (mengerang)
• (1): Tidak ada respon
3. Motor (respon motorik):
• (6): mengikuti perintah
• (5): melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan
stimulus saat diberi rangsang nyeri)
• (4): withdraws (menghindar / menarik extremitas
atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
• (3): flexi abnormal (tangan satu atau keduanya
posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi
rangsang nyeri).
• (2): extensi abnormal (tangan satu atau keduanya
extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
• (1): tidak ada respon
Pemeriksaan Kepala, Wajah, Mata,
Telinga, Hidung, Mulut dan Leher.
1. Pemeriksaan Kepala
A. Tujuan:
• Mengetahui bentuk dan fungsi kepala
• Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala
B. Persiapan Alat:
• Lampu
• Sarung tangan (jika di duga terdapat lesi atau
luka)
C. Prosedur Kerja
a) Inspeksi: ukuran lingkar kepala, bentuk,
kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan
rambut dan kulit kepala, warna, rambut,
jumlah dan distribusi rambut.
b) Palpasi: adanya pembengkakan/penonjolan,
dan tekstur rambut.
2. Pemeriksaan Wajah
a) Inspeksi: warna kulit, pigmentasi, bentuk,
dan kesimetrisan.
b) Palpasi: nyeri tekan dahi, dan edema, pipi,
dan rahang.
3. Pemeriksaan Mata
A. Tujuan:
• Mengetahui bentuk dan fungsi mata
• Mengetahui adanya kelainan pada mata.
B. Persiapan Alat:
• Senter Kecil
• Surat kabar atau majalah
• Kartu Snellen
• Penutup Mata
• Sarung tangan
C. Prosedur Pelaksanaan
a) Inspeksi: Bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu
mata, kelopak mata, kesimestrisan, bola mata,
warna konjunctiva dan sclera (anemis/ikterik),
penggunaan kacamata / lensa kontak, dan
respon terhadap cahaya.
b) Visus perifer
Pada visus ini menggambarkan luasnya
medan penglihatan dan diperiksa dengan
perimeter. Fungsi dari visus perifer adalah untuk
mengenal tempat suatu benda terhadap sekitarnya
dan pertahanan tubuh dengan reaksi menghindar
jika ada bahaya dari samping.
4. Pemeriksaan Telinga
A. Tujuan:
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran
telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
B. Persiapan Alat:
▫ Arloji berjarum detik
▫ Garpu tala
▫ Speculum telinga
▫ Lampu kepala
C. Prosedur Kerja
a) Inspeksi: bentuk dan ukuran telinga,
kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna,
liang telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi),
alat bantu dengar.
b) Palpasi: nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan
tragus.
5. Pemeriksan hidung dan sinus
A. Tujuan:
▫ Mengetahui bentuk dan fungsi hidung.
▫ Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya
inflamasi atau infeksi.
B. Persiapan Alat:
▫ Spekulum hidung
▫ Senter kecil
▫ Lampu penerang
▫ Sarung tangan (jika perlu)
C. Prosedur Kerja
a) Inspeksi: hidung eksternal (bentuk, ukuran,
warna, kesimetrisan), rongga, hidung (lesi,
sekret, sumbatan, pendarahan), hidung internal
(kemerahan, lesi, tanda2 infeksi)
b) Palpasi dan Perkusi frontalis dan,
maksilaris (bengkak, nyeri, dan septum
deviasi).
6. Pemeriksaan Mulut dan Bibir
A. Tujuan:
• Mengetahui bentuk kelainan mulut
B. Persiapan Alat:
▫ Senter kecil
▫ Sudip lidah
▫ Sarung tangan bersih
▫ Kasa
C. Prosedur Kerja
a) Inspeksi dan palpasi struktur luar: warna
mukosa mulut dan bibir, tekstur , lesi, dan
stomatitis.
b) Inspeksi dan palpasi strukur dalam: gigi
lengkap/penggunaan gigi palsu, perdarahan/
radang gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah,
dan keadaan langit – langit.
7. Pemeriksaan Leher
A. Tujuan:
▫ Menentukan struktur integritas leher
▫ Mengetahui bentuk leher serta organ yang
berkaitan
▫ Memeriksa system limfatik
B. Persiapan Alat:
• Stetoskop
C.Prosedur Kerja
a) Inspeksi leher: warna integritas, bentuk
simetris.
b) Inspeksi dan auskultasi arteri karotis:
lokasi pulsasi.
c) Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid
(nodus/difus, pembesaran,batas, konsistensi,
nyeri, gerakan/perlengketan pada kulit),
kelenjer limfe (letak, konsistensi, nyeri,
pembesaran), kelenjer parotis (letak, terlihat/
teraba).
d) Auskultasi: bising pembuluh darah.
8. Pemeriksaan Dada ( Dada dan
Punggung)
Sistem pernafasan
A. Tujuan:
▫ Mengetahui bentuk, kesimetrisas, ekspansi, keadaan
kulit, dan dinding dada
▫ Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan,
▫ Mengetahui adanya nyeri tekan, masa, peradangan,
traktil premitus
B. Persiapan alat
▫ Stetoskop
▫ Penggaris centimeter
▫ Pensil penada
C. Prosedur Kerja
a) Inspeksi: kesimetrisan, bentuk/postur dada,
gerakan nafas (frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya pernafasan/penggunaan otot-otot bantu
pernafasan), warna kulit, lesi, edema,
pembengkakan.
b) Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan
lesi, nyeri, tractile fremitus.
c) Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan
bandingkan satu sisi dengan satu sisi lain pada
tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke
sisi)
d) Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus, paru.
Lanjutan...
Sistem Kardiovaskuler
A. Tujuan:
▫ Mengetahui ketifdak normalan denyut jantung
▫ Mengetahui ukuran dan bentuk jantug secara
kasar
▫ Mengetahui bunyi jantung normal dan abnormal
▫ Mendeteksi gangguan kardiovaskuler
B. Persiapan alat:
▫ Stetoskop
▫ Senter kecil
C. Prosedur Kerja
a) Inspeksi: Muka bibir, konjungtiva, vena
jugularis, arteri karotis
b) Palpasi: denyutan
c) Perkusi: ukuran, bentuk, dan batas jantung
(lakukan dari arah samping ke tengah dada,
dan dari atas ke bawah sampai bunyi redup).
d) Auskultasi: bunyi jantung, arteri karotis.
(Gunakan bagian diafragma dan bell dari
stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung.
Lanjutan...
Pemeriksaan Dada dan Aksila
A. Tujuan
▫ Mengetahui adanya masa atau ketidak teraturan
dalam jaringan payudara
▫ Mendeteksi awal adanya kanker payudara
B. Persiapan alat:
• Sarung tangan sekali pakai (jika diperlukan)
C.Prosedur Kerja
a) Inspeksi payudara: Integritas kulit
b) Palpasi payudara: Bentuk, simetris, ukuran,
aerola, putting, dan penyebaran vena
c) Inspeksi dan palpasi aksila: nyeri,
perbesaran nodus limfe, konsistensi.
9. Pemeriksaan Abdomen (Perut)
A. Tujuan
▫ Mengetahui betuk dan gerakan-gerakan perut
▫ Mendengarkan suara peristaltic usus
▫ Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam
rongga perut benjolan dalam perut.
B. Persiapan:
▫ Posisi klien: Berbaring
▫ Stetoskop
▫ Penggaris kecil
▫ Pensil gambar
▫ Bntal kecil
▫ Pita pengukur
C. Prosedur Kerja

a) Inspeksi: kuadran dan simetris, contour, warna


kulit, lesi, scar, ostomy, distensi, tonjolan,
pelebaran vena, kelainan umbilicus, dan gerakan
dinding perut.
b) Auskultasi: suara peristaltik (bising usus) di
semua kuadran (bagian diafragma dari stetoskop)
dan suara pembuluh darah dan friction rub :aorta
c) Perkusi semua kuadran: mulai dari kuadran
kanan atas bergerak searah jarum jam, perhatikan
jika klien merasa nyeri dan bagaiman kualitas
bunyinya.
d) Perkusi hepar: Batas
e) Perkusi Limfa: ukuran dan batas
f) Perkusi ginjal: nyeri
10. Pemeriksaan Ekstermitas Atas
(Bahu, Siku, Tangan)
A. Tujuan:
• Memperoleh data dasar tetang otot, tulang dan
persendian
• Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau
adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu.
B. Alat:
• Meteran
C. Prosedur Kerja
a) Inspeksi struktur muskuloskletal:
simetris dan pergerakan, Integritas ROM,
kekuatan dan tonus otot.
b) Palapasi: denyutan a.brachialis dan a. radialis.
c) Tes reflex: tendon trisep, bisep, dan
brachioradialis.
11. Pemeriksaan Ekstermitas Bawah
(Panggul, Lutut, Pergelangan Kaki Dan
Telapak Kaki)

a) Inspeksi struktur muskuloskletal :


simetris dan pergerakan, integritas kulit, posisi
dan letak, ROM, kekuatan dan tonus otot
b) Palpasi : arteri femoralis, arteri poplitea, arteri
dorsalis pedis: denyutan
c) Tes reflex: tendon patella dan archilles.
12. Pemeriksaan Genitalia (Alat
Genital, Anus, Rectum)
Pemeriksaan rectum
A. Tujuan:
• Mengetahui kondisi anus dan rectum
• Menentukan adanya masa atau bentuk tidak teratur
dari dinding rektal
• Mengetahui intregritas spingter anal eksternal
• Memeriksa kangker rectal dll
B. Alat:
• Sarung tangan sekali pakai
• Zat pelumas
• Penetangan untuk pemeriksaan
C. Prosedur Kerja
• Pada wanita :
a) Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit,
integritas kulit, contour simetris, edema,
pengeluaran.
b) Inspeksi vagina dan servik : integritas kulit,
massa, pengeluaran.
c) Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak
ukuran, konsistensi dan, massa.
d) Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri,
massa edema, haemoroid, fistula ani pengeluaran
dan perdarahan.
• Pada Laki-laki
a) Inspeksi dan palpasi penis: Integritas kulit,
massa dan pengeluaran.
b) Inspeksi dan palpassi skrotum: integritas
kulit, ukuran dan bentuk, turunan testes dan
mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan.
c) Pemeriksaan anus dan rectum : feses,
nyeri, massa, edema, hemoroid, fistula ani,
pengeluaran dan perdarahan.
Kesimpulan
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh
klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh
data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa,
menentukan masalah dan merencanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien.

Anda mungkin juga menyukai