Anda di halaman 1dari 15

Anatomi Payudara & Fisiologi Laktasi

Kelompok 1 :
1. Adella Sri Sabrina
2. Adilla Febby Yola
3. Afifah
4. Annisa Febria Nurfai
5. Annisa Larasati

3B

Dosen : Amrina Amran, M.Biomed


Prodi S1 Kebidanan Alih Jenjang
Stikes Alifah Padang
Anatomi Payudara
Secara umum payudara manusia terdiri dari dua buah yaitu payudara kiri
dan payudara kanan, setiap payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu
jaringan kelenjar dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi lobus dan
duktus. Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak dan jaringan
ikat. Payudara itu sendiri terdapat dalam fasia superfisialis dinding torak
ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan
costae atau intercostae kelima sampai keenam.
Bentuk payudara menonjol ke depan dengan
puting susu di tengah, dan terdiri dari kulit dan
jaringan ereksi dan berwarna gelap. Puting
susu dikelilingi oleh area coklat yang disebut
areola. Di dekat pangkal puting terdapat
kelenjar sebaceous, khususnya kelenjar
Montgomery yang mengeluarkan lemak untuk
menjaga puting tetap lembut. Puting memiliki
15-20 lubang, yang merupakan saluran
kelenjar susu.
Adapun yang memperdarahi jaringan payudara yaitu berasal dari
arteri perforantes anterior yang merupakan cabang dari arteri
mammaria interna, arteri torakalis lateralis, dan arteri interkostalis
posterior. Sedangkan, sistem limfatik payudara terdiri dari pleksus
subareola dan pleksus profunda. Pleksus subareola mencakup
bagian tengah payudara, kulit, areola dan puting yang akan mengalir
kearah kelenjar getah bening pektoralis anterior dan sebagian besar
ke kelenjar getah bening aksila. Pleksus profunda mencakup daerah
muskulus pektoralis menuju kelenjar getah bening rotter , kemudian
ke kelenjar getah bening subklavikula atau route of Grouzsman, dan
25% sisanya menuju kelenjar getah bening mammaria interna. (f.
paulsen, dkk. 2012. Sobotta. Jilid 1. Jakarata: EGC).
Tahap – Tahap Perkembangan Payudara

a. Kehidupan Intra Uterin

Perkembangan payudara terjadi pada ke dua jenis kelamin dimulai kira – kira minggu
ke 4 ke hidupan intra uterin. Sejumlah 20 tunas susu akan berkembang sampai pada
akhir ke hamilan tunas – tunas tadi mengalami kanalisasi untuk membentuk sel – sel
sekretorik( alveoli atau acini) yaitu ductus lactifer dan selsel mioepitel.

b. Saat Lahir

Kerja hormon ibu yang beredar di dalam darah bayi, maka kadang – kadang jaringan
payudara membesar selama beberapa hari pertama kehidupan, keadaan ini di
sebabkan oleh adanya hormon maternal pada aliran darah bayi yang di sebut
mastosis, dapat terjadi pada bayi laki – laki atau bayi perempuan dan di sertai sekresi
air susu. (witcher milk).
Tahap – Tahap Perkembangan Payudara
c. Masa Pubertas

Wanita saat pubertas mengalami peningkatan kadar hormon sehingga akan terjadi perkembangan payudara lebih
lanjut, dan biasanya di dahului datangnya menstruasi yaitu kira – kira 2 tahun sebelumnya. Kenaikan kadar
estrogen memacu pertumbuhan vasa lactifer dan papilla serta areola mammae.

d. Masa Kehamilan

Pada kehamilan rangsangan oleh estrogen menyebabkan perkembangan lebih lanjut papilla mammae dan areola
mammae. Pada kehamilan minggu ke 6 dan ke 8 jaringan longgar payudara menjadi lebih noduler (terasa
berbenjol). Pada perabaan terdapat sensasi penuh, rasa sakit seperti di tusuk – tusuk (tengling), banyak wanita
tidak menyukai payudaranya di sentuh pada masa ini, karena terjadi kenaikan pemasokan darah, maka vena
subkutan menjadi tampak lebih nyata. Pada minggu ke 12 Terjadi pigmentasi pada papilla dan areola mammae,
glandula sebasea yang terletak di dalam areola membesar dan mensekresi sebum dan bahan seperti minyak yang
berguna untuk melumasi papilla mammae.
FISIOLOGI LAKTASI
Laktasi mempunyai dua pengertian.
- Pertama adalah pembentukan air susu dan
- kedua adalah periode sesudah kelahiran yang pada
waktu itu air susu terbentuk.
1. Hormon dan reflek yang menghasilkan laktasi
a. Hormon Prolaktin
Hormon prolaktin di hasilkan oleh kelenjer hipopise anterior. Setiap isapan bayi pada payudara ibu
akan merangsang ujung syaraf di sekitar payudara, yang akan merangsang kelenjer hipopise untuk memproduksi
prolaktin. Prolaktin di alirkan oleh darah ke kelenjer payudara dan akan merangsang pembuatan ASI.
Kejadian dari perangsangan payudara sampai pembuatan ASI di sebut refleks produksi ASI atau refleks
prolaktin. Jadi makin sering bayi menyusui maka makin banyak prolaktin yang di lepas serta makin banyak air
susu di produksi.
b.Hormon Oxitocyn
Hisapan bayi merangsang kelenjer hipopise posterior untuk mengeluarkan oksitosin.Oxitocyn
masuk dalam peredarandarah dan menyebabkan kontraksi sel – sel mioepitel yang mengelilingi alveolus
mammae dan ductus lactiferous. Kontraksi sel- sel mioepitel ini mendorong ASI
untuk keluar dari alveolus menuju ductus lactiferous. Pada saat bayi menghisap ASI dalam sinus akan tertekan
keluar ke mulut bayi, gerakan ASI dari sinus ini di namakan “ let down reflek” atau pelepasan. Oxitocyn juga
mempengaruhi uterus untuk berkontraksi dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan, oleh karena itu
setelah bayi lahir segera susukan bayi pada ibunya.
c. Rooting Reflex
Bila neonatus disentuh pipinya dia akan menoleh ke arah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau
disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha mencari papilla untuk menyusu, keadaan tersebut
dikenal dengan istilah ; Roting refleks
Reflek menghisap
Refleks menghisap mulai bila ada sesuatu yang merangsang palatum (durum) bayi,
biasanya papilla mammae. Untuk dapat merangsang langit-langit bagian belakang maka areola
harus tertangkap oleh mulut bayi. Juga dengan demikian areola dan papilla akan tertekan gusi, lidah
bayi serta langit sehingga sinus laktiferus yang terdapat di bawah areola tertekan. Akibatnya adalah
air susu diperas keluar ke mulut bayi dan ditelan sebagai pernyataan refleks menelan.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi laktasi
 Faktor psikologis ibu misalnya; perasaan sedih, stress marah dan lain – lain dapat
mempengaruhi produksi ASI, sehingga hormon oxitocyn tidak dapat secara optimal
mengeluarkan ASI.
 Bila melihat bayinya atau memikirkan bayinya dengan penuh perasaan kasih
sayang, karena naluri ke ibuan akan timbul pada saat dia melihat bayinya, akibat
dari naluri ini akan mempengaruhi hormon oxitocyn memproduksi ASI.
 Peranan ayah (suami) sangat membantu
Peran serta ayah sangat mempengaruhi produksi ASI dengan menciptakan suasana
yang nyaman bagi ibu dan bayi sehingga proses menyusui dapat berjalan dengan
baik.
3. Manajemen Laktasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi:
 Yakinkan bahwa payudara dan puting normal selama kehamilan. Untuk puting yang tidak keluar, pijitan dan
tarikan-tarikan puting ke arah luar selama beberapa menit pada akhir trimester terakhir.
 Berilah dorongan pada ibu-ibu yang menyusui dengan rasa simpati yang ramah dan saran-saran praktis
tentang menyusui.
 Berikan kesempatan pada ibu-ibu untuk menyusui bayinya secepatnya setelah kelahiran, dan biarkan bayi
menghisap selama yang diinginkan pada kedua buah payudara. Untuk merangsang produksi ASI dan kontraksi
uterus, ibu dan bayi harus selalu berdekatan setelah proses kelahiran, karena kehadiran bayi akan merangsang
refleks “let down” dan memungkinkan pemberian “on demand”menjadi lebih mudah.
 Pastikan bahwa bayi mendapat kolostrum yang mengandung zat gizi dan juga antibodi.
 Jangan memberi susu botol karena akan menggangu perkembangan proses hisapan bayi. Hal ini disebabkan adanya
hubungan yang sebanding antara sekresi prolaktin dengan rangsangan terhadap puting susu dan areola. Apabila masih
dibutuhkan tambahan cairan, berikan dengan menggunakan sendok.
 Berikan dorongan pada ibu agar mau menyusui bayinya kapan saja dan di mana
saja bayi membutuhkan, terutama malam hari, dalam posisi yang menyenangkan.
 Bersihkan puting susu paling sedikit 1 x setiap hari dengan menggunakan air
bersih. Jangan gunakan sabun atau alkohol, karena akan menyebabkan kulit puting
menjadi kering dan mudah terpecah. Tidak dianjurkan untuk mengoles /
membubuhkan lanolin / nipple cream, akan lebih baik bila sedikit mengoleskan
ASI segar sekitar puting susu atau mengompres puting susu dengan air hangat.
Tindakan ini dapat mencegah infeksi bakteri.
 Berikan kedua payudara ke bayi secara bergantian. Pengosongan payudara
yangsecara teratur akan merangsang produksi ASI.
 Beristirahatlah yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang seimbang.
 Apabila proses menyusui berjalan normal, maka bayi akan menjadi sehat, begitu
juga ibu.
4. Dukungan bidan dalam pemberian ASI

 Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah di lahirkan (roming – in)


 Ajarkan cara perawatan payudara pada ibu
 Bantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
 Berikan ASI pada bayi sesering mungkin
 Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
 Hindari susu botol dan “ dot empeng”
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai