BAB I
PENDAHULUAN
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integrall dari siklus reproduksi
mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta
anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
Prinsip pemberian ASI harus sedini mungkin dan Eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir.seorang ibu dikodratkan untuk dapat
memberiakan air susunya kepada bayi yang telah dilahirkannya, dimana kodrat ini merupakan
suatutugas yang mulia bagi ibu itu sendiri demi keselamatan bayi dikemudian hari. Tetapi pada
suatu proses kelahiran, terutama bagi ibu yang baru pertama melahirkan, kadang air susu ibu
tidak atau susah keluar sehingga bayi tersebut sementara diberi susu botol yang mengakibatkan
bayi terbiasa minum dengan dot, sehingga dapat mengalami bingung puting saat mulai meneteki.
Refleks pertama seorang bayi yang normal adalah mencari puting susu ibu berupa hisapan mulut
bayi yang merupakan hal yang penting dalam proses produksi ASI.
Sejak abad ke- 19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul daripada susu sapi
atau pengganti lainnya. Sayangnya perilaku menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang
suatu tingkah laku tradisional, sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kemajuan di negara- negara industri yang memperkenalkan susu buatan untuk
bayi yang mempunyai manfaat sama dengan ASI, pemakaiannya lebih praktis, dengan promosi
pemasaran yang gencar.
Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan Nomor :
450/MENKES/SK IV/2004 mengajak bangsa indonesia melaksanakan pemberian ASI saja
selama 6 bulan pertamakehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.
B. Rumusan Masalah
1 Apa anatomi dan fisiologi payudara ?
2 Apa pengertian Asi eksklusif ?
3 Bagaimana cara menyusui yang benar ?
4 Apa masalah yang timbul dalam pemberian ASI ?
5 Bagaimana cara perawatan payudara ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Khusus
1. Agar dapat menambah wawasan dan mengenal lebih dalam lagi anatomi dan fisiologi dari
payudara
2. Untuk mengetahui pentingnya proses ASI eksklusif untuk bayi
3. Untuk mengetahui bagaimana posisi cara menyusui yang baik dan benar
4. Untuk mengetahu apa saja masalah yang sering timbul dalam pemberian ASI
5. Agar dapat mengetahui cra erawatan payudara
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah dan untuk mengetahui apa
itu anatomi dan fisiologi payudara dalam kaitan ASI Eksklusif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Payudara
1. Anatomi payudara
Payudara adalah organ tubuh yang terletak pada bagian bawah kulit dan diatas dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Dengan kata lain, payudara
terletak di dinding depan fasia superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke enam,
bentuknya cembung ke depan bervariasi dan ditengahnya terdapat puting susu yang terdiri dari
kulit dan jaringan erektil (maryuni, 2010).
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara horizontal mulai dari
pinggir sternum sampai linea aksilari medialis. Kelenjar susu berada dijaringan sub kutan
superficial dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor (proses laktasi dan
menyusui, hal :07)
Ukuran normal payudara 10 – 12 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200
gram, pada wanita hamil aterm 400 – 600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600 – 800 gram.
Bentk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi
besar saat hamil dan menyusui biasanya mengecil setelah menopuse. Pembesaran ini terutama
disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.
Ada 3 bagiaan utama payudara, korpus (badan), areola, papila atau puting. Areola
mammae (kalang payudara) letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen kulitnya. Perubahan warna kulit ini
tergantung dari corak kulitnya, kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya
kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian menetap.
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetepi berhubungan adanya variasi bentuk dan
ukuran payudara maka letaknya pun akan bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang –
lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung serat otot polos yang
tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
menyebakan puting susu eraksi, sedangkan serat – serat otot yang longitudinal akan menarik
kembali puting susu tersebut.
Ada empat macam bentuk puting payudara yaitu bentuk yang
normal/umum,pendek/datar,panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini
tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi,yang penting adalah bahwa puting susu dan aerola
dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan tau “dot” kedalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi
puting tidak lentur terutama pada bentuk puting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus
agar bayi bisa menyusu dengan baik.
macam macam bentuk puting
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit, jaringan subkutan (jaringan bawah kulit),
dan corpus mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan
suatu struktur yang terdiri dari duktus laktiferus (duktus), duktulus (duktulli), lobus dan alveolus.
Ada 15 – 20 duktus laktiferus. Tiap – tiap duktus bercabang menjadi 20 – 40
duktulli.duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan masing –
masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon.
Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang
disebut duktus laktiferus. Di daerah kalang payudara duktus laktiferus tempat penampungan air
susu. Selanjutnya duktus laktiferusbterus bercabang – cabang menjadi duktus dan duktulus, tapi
duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli. Didalam alveoli
terdiri dari duktulus yan terbuka, sel – sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium
yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
Refleks Prolaktin
Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memegang
peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin
dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus
berhubungan lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan
progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang ujung
– ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medula spinalais dan mesonsephalon. Hipotalamus akan menekan
pengeluaran faktor – faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor – faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor – faktor yang memacu sekresi
akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar polaktin. Hormon ini
merangsang sel – sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu
yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak pada
saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran
air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin
akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Pada ibu yang menyususi, prolaktin akan meningkat
dalam keadaan – keadaaan seperti :
Strees atau pengaruh psikis
Anastesi
Operasi
Rangsangan puting susu
Hubungan kelamin
Obat– obatan tranquilizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin, fenotiaid.
Sedangkan keadaan – keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah :
Gizi ibu yang jelek
Obat – obatan seperti ergot , L – dopa
Jalannya refleks let down : bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade
dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin)
yang menyebakan vasokontriksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit
harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya
refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yan secara klinis
tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui
dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan strees lagi bagi ibu sehingga stres akan bertambah.
Karena refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidakpuasan ini
merupakan tambahan strees bagi ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk
dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat hisapannya sehingga tidak jarang dapat
menimbulakan luka – luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah
stresnya tadi. Dengan demikian akan terbentuk sau lingkaran setan yang tertutup (circulus
vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui.
Energi(kg kla)
57.0 63.0 65.0
Laktosa(gr/100 ml)
6.5 6.7 7.0
Lemak(gr/100ml)
2.9 3.6 3.8
Protein(gr/100ml
1.195 0.965 1.324
Mineral(gr/100ml)
0.3 0.3 0.2
Immunoglobulin:
335.9 - 119.6
IG A( mg/100ml)
5.9 - 2.9
IG G ( mg/100ml) IG M
17.1 - 2.9
( mg/100ml)
14.2-16.4 - 24.3-27.5
Lisosim(mg/100ml)
420-520 - 250-270
Laktoferin
D. Kesimpulan
Payudara adalah organ tubuh yang terletak pada bagian bawah kulit dan diatas dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Dengan kata lain, payudara
terletak di dinding depan fasia superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke enam,
bentuknya cembung ke depan bervariasi dan ditengahnya terdapat puting susu yang terdiri dari
kulit dan jaringan erektil (maryuni, 2010)
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan
menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integrall dari siklus reproduksi mamalia termasuk
manusia. Masa laktasi mempunyai tujan meningkatkan pemberian ASI eksklusif Asi eksklusif
atau lebih tepat pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja, sejak usia 30 menit post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu, formula, sari buah, air putih, madu, air teh, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti buah- buahan, biskuit, bubur susu, bubur nasin dan nasi tim.(Asuhan kebidanan masa
nifas dan menyusui :24) dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik
dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
E. Saran
1. Bagi Institusi
Yayasan diharapkan untuk mengaktifkan kembali perpustakaan kampus untuk mempermudah
mahasiswi mencari referensi yang dapat di gunakan untuk mengerjakan makalah selanjutnya.
2. Bagi Dosen
Dengan adanya tugas makalah ini dosen lebih bisa mengetahui tentang pengetahuan mahasiswi,
agar dapat mengulang mengajarkan materi yang kami belum pahami.
Siwi Wlyani, Elisabeth dan Endang.2015.Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.Yoyakarta :
Pustaka Baru Press
Varney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC