Anda di halaman 1dari 29

makalah anatomi fisiologi payudara

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integrall dari siklus reproduksi
mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta
anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
Prinsip pemberian ASI harus sedini mungkin dan Eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir.seorang ibu dikodratkan untuk dapat
memberiakan air susunya kepada bayi yang telah dilahirkannya, dimana kodrat ini merupakan
suatutugas yang mulia bagi ibu itu sendiri demi keselamatan bayi dikemudian hari. Tetapi pada
suatu proses kelahiran, terutama bagi ibu yang baru pertama melahirkan, kadang air susu ibu
tidak atau susah keluar sehingga bayi tersebut sementara diberi susu botol yang mengakibatkan
bayi terbiasa minum dengan dot, sehingga dapat mengalami bingung puting saat mulai meneteki.
Refleks pertama seorang bayi yang normal adalah mencari puting susu ibu berupa hisapan mulut
bayi yang merupakan hal yang penting dalam proses produksi ASI.
Sejak abad ke- 19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul daripada susu sapi
atau pengganti lainnya. Sayangnya perilaku menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang
suatu tingkah laku tradisional, sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kemajuan di negara- negara industri yang memperkenalkan susu buatan untuk
bayi yang mempunyai manfaat sama dengan ASI, pemakaiannya lebih praktis, dengan promosi
pemasaran yang gencar.
Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan Nomor :
450/MENKES/SK IV/2004 mengajak bangsa indonesia melaksanakan pemberian ASI saja
selama 6 bulan pertamakehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.
B.     Rumusan Masalah
1        Apa anatomi dan fisiologi payudara ?
2        Apa pengertian Asi eksklusif ?
3        Bagaimana cara menyusui yang benar ?
4        Apa masalah yang timbul dalam pemberian ASI ?
5        Bagaimana cara perawatan payudara ?
C.     Tujuan Penulisan
Tujuan Khusus
1.      Agar dapat menambah wawasan dan mengenal lebih dalam lagi anatomi dan fisiologi dari
payudara
2.      Untuk mengetahui pentingnya proses ASI eksklusif untuk bayi
3.      Untuk mengetahui bagaimana posisi cara menyusui yang baik dan benar
4.      Untuk mengetahu apa saja masalah yang sering timbul dalam pemberian ASI
5.      Agar dapat mengetahui cra erawatan payudara
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah dan untuk mengetahui apa
itu anatomi dan fisiologi payudara dalam kaitan ASI Eksklusif.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Anatomi dan Fisiologi Payudara
1.      Anatomi payudara
Payudara adalah organ tubuh yang terletak pada bagian bawah kulit dan diatas dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Dengan kata lain, payudara
terletak di dinding depan fasia superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke enam,
bentuknya cembung ke depan bervariasi dan ditengahnya terdapat puting susu yang terdiri dari
kulit dan jaringan erektil (maryuni, 2010).
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara horizontal mulai dari
pinggir sternum sampai linea aksilari medialis. Kelenjar susu berada dijaringan sub kutan
superficial dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor (proses laktasi dan
menyusui, hal :07)
Ukuran normal payudara 10 – 12 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200
gram, pada wanita hamil aterm 400 – 600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600 – 800 gram.
Bentk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi
besar saat hamil dan menyusui biasanya mengecil setelah menopuse. Pembesaran ini terutama
disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.
Ada 3 bagiaan utama payudara, korpus (badan), areola, papila atau puting. Areola
mammae (kalang payudara) letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen kulitnya. Perubahan warna kulit ini
tergantung dari corak kulitnya, kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya
kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian menetap.
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetepi berhubungan adanya variasi bentuk dan
ukuran payudara maka letaknya pun akan bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang –
lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung serat otot polos yang
tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
menyebakan puting susu eraksi, sedangkan serat – serat otot yang longitudinal akan menarik
kembali puting susu tersebut.
Ada empat macam bentuk puting payudara yaitu bentuk yang
normal/umum,pendek/datar,panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini
tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi,yang penting adalah bahwa puting susu dan aerola
dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan tau “dot” kedalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi
puting tidak lentur terutama pada bentuk puting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus
agar bayi bisa menyusu dengan baik.
macam macam bentuk puting

Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit, jaringan subkutan (jaringan bawah kulit),
dan corpus mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan
suatu struktur yang terdiri dari duktus laktiferus (duktus), duktulus (duktulli), lobus dan alveolus.
Ada 15 – 20 duktus laktiferus. Tiap – tiap duktus bercabang menjadi 20 – 40
duktulli.duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan masing –
masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon.
Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang
disebut duktus laktiferus. Di daerah kalang payudara duktus laktiferus tempat penampungan air
susu. Selanjutnya duktus laktiferusbterus bercabang – cabang menjadi duktus dan duktulus, tapi
duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli. Didalam alveoli
terdiri dari duktulus yan terbuka, sel – sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium
yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.

2.      Fisiologi Payudara


Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum
keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, kadar estrogen dan progersteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek pada ibu yang sangat
puting susu, terbentuklah prolaktin hipofisis, sehigga sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek
pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu reflek aliran timbul akibat perangsangan
puting susu oleh hisapan bayi.
Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks yang masing – masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks prolaktin dan reflek “let down” (Lawrece
RA, 1988 dan 1995)
a.       Refleks prolaktin.

Refleks Prolaktin
Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memegang
peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin
dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus
berhubungan lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan
progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang ujung
– ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medula spinalais dan mesonsephalon. Hipotalamus akan menekan
pengeluaran faktor – faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor – faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor – faktor yang memacu sekresi
akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar polaktin. Hormon ini
merangsang sel – sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu
yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak pada
saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran
air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin
akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Pada ibu yang menyususi, prolaktin akan meningkat
dalam keadaan – keadaaan seperti :
        Strees atau pengaruh psikis
        Anastesi
        Operasi
        Rangsangan puting susu
        Hubungan kelamin
        Obat– obatan tranquilizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin, fenotiaid.
Sedangkan keadaan – keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah :
        Gizi ibu yang jelek
        Obat – obatan seperti ergot , L – dopa

b.      Reflek oksitosin / let down refleks


Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat
menimbulakan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dri organ tersebut. Oksitosin yang
sampai pada alveoli yang mempengaruhi sel mioepitium. Kontraksi dari sel akan memeras air
susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya
mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor – faktor yang meningkatkan refleks let down adalah :
        Melihat bayi
        Mendengarkan suara bayi
        Mencium bayi
        Memikirkan untuk menyusui bayi
Faktor – kator yang menghambat reflek let down adalah :
Stres seperti :
        Keadaan bingung/ pikiran kacau
        Takut
       Cemas

refleks let down

Jalannya refleks let down : bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade
dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin)
yang menyebakan vasokontriksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit
harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya
refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yan secara klinis
tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui
dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan strees lagi bagi ibu sehingga stres akan bertambah.
Karena refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidakpuasan ini
merupakan tambahan strees bagi ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk
dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat hisapannya sehingga tidak jarang dapat
menimbulakan luka – luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah
stresnya tadi. Dengan demikian akan terbentuk sau lingkaran setan yang tertutup (circulus
vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui.

3.      Manfaat pemberian ASI


a.       Bagi Bayi
1)      Dapat membantu memulai kehidupanya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir,
pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
Ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan laktasi, umumnya berat badan bayi (pada
minggu pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang diberi penyuluhan. Alasanya adalah
bahwa kelompok ibu-ibu tersebut segeamenghentikan ASI nya setlah melahirkan. Frekuensi
menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang
dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.
2)      Mengandung antibodi
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut :
Apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membetuk antibodi dan akan disalurkan
dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di payudara disebut mammar associated
immunocometent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran pernafasan
yang ditransfer disebut Bronchus associtaed immunocompetent lymphid tissue (BALT) dan
untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut associated immunocometent lymphoid
tissue (GALT).
      Dalam tija bayi yang mendapat ASI terdapat antibadi terhadap bakteri E.coli dalam
konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E.coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di
dalam ASI kecuali antibodi terhadap enteroktosin E.coli. juga pernag dibuktukan adanya
antibodi terhadap salmonela typhi, shifela dan antibodi terhadap virus, seperti rota virus, polio
dan campak.
3)      ASI mengandung komposisi yang tepat
Yaitu berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
4)      Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang
mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang
terbentuk akan merusak gigi.
5)      Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi
yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
6)      Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang
aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian
protein asing yag ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
7)      ASI meningkatkan kecerdasan bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-
sel otak sehngga jaringan otak bayi yang mendapat asi eksklusif akan tumbuh optimal dan
terbebas dari rangsanagn kejang sehngga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari
kerusakan sel-sel saraf otak.
8)      Membantu perkembangan rahang dan merangsang prtumbuhan gigi karena gerakan menghisap
mulut bayi pada payudara telah dibuktukan bahwa salah satu penyebab mal okulasi rahang
adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
b.      Bagi Ibu
1)      Aspek Kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post
anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke idung telr, menekan produksi
estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien
selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum
terjadi menstruasi kembali.
2)      Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan metangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis.
Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya pendarahan pasca persalnan.
Penundaan haid dan berkurangnya pendarahan pasca persalinan mengurangi prevelensi anemia
defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada Ibu yang mneyusui lebih rendah dibanding
yang tidak menyusui.
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif.
Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena
kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara
eksklusif.
3)      Aspek Penurunan Berat Badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan
semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin,
jga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini
sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan
menyusui, tubuh akan menghasilakn ASI lenih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang
berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Jika timbunan lemak meyusut, berat badan ibu
akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
4)      Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juag untuk ibu. Ibu akan
merasa bangga dan diperlkan, rasa yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
c.       Bagi Keluarga
1)      Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu
formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Penghematan juga disebabkan karena bayi yang
mendapat ASI lebih jarang sakit sehngga mengurangi biaya berobat.
2)      Aspek Psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiawaan
ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3)      Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak
perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongna
orang lain.
d.      Bagi Negara
1)      Menurunkan Angka Kesakitan Dan Kematian Bayi
Adanya faktor protektif dan nutrion yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik
serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungu bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan
infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
2)      Menghemat Devisa Negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua itu menyusui diperkirakankan
dapat menghemat devisa sebesar Rp.8,6 Miliar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu
formula.
3)      Mengurangi Subsidi Untuk Rumah Sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat
ibu dan bayi , mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomia serta mengurangi biaya
yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di
rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
4)      Peningkatan Kualitas Generasi Penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga kualitas
generasi penerus bangsa akan terjamin.

4.      Komposisi  gizi dalam ASI


Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi. Komposisi
ASI dibedakan menjadi 3 macam :
a.       Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum
merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning – kuningan, lebih kuning dibanding ASI
mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel – sel epitel, dengan
kasiat kolostrum sebagai berikut :
1)      Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima
makanan.
2)      Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan
pelindungan tubuh terhadap infeksi
3)      Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari beberpa penyakit infeksi
untuk jangka waktu sampai 6 bulan.
9)      ASI masa transisi
ASI yang dihasilkan mulai dari ke-4 sampai hari ke-10
10)  ASI matur
ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke-10 sampai seterusnya.

kandungan  Kolostrum  transisi  ASI Mature 

Energi(kg kla)
57.0 63.0 65.0
Laktosa(gr/100 ml)
6.5 6.7 7.0
Lemak(gr/100ml)
2.9 3.6 3.8
Protein(gr/100ml
1.195 0.965 1.324
Mineral(gr/100ml)
0.3 0.3 0.2
Immunoglobulin:
335.9 - 119.6
IG A( mg/100ml)
5.9 - 2.9
IG G ( mg/100ml) IG M
17.1 - 2.9
( mg/100ml)
14.2-16.4 - 24.3-27.5
Lisosim(mg/100ml)
420-520 - 250-270
Laktoferin

5.      Upaya memperbanyak ASI


Upaya untuk memperbanyak ASI antara lain :
a.       Pada minggu – minggu pertama harus lebih sering menyusui untuk merangasang produksinya
b.      Berikan bayi, kedua belah dada ibu tiap kali menyusui, juga untuk merangsang produksinya
c.       Biarkan bayi menghisap lama pada tiap buah dada. Makin banyak dihisap makin banyak
rangsangannya.
d.      Jangan terburu – buru memberi susu formula bayi sebagai tambahan. Perlahan – lahan ASI akan
cukup diproduksinya
e.       Ibu dianjurkan minum yang banyak (8- 10 gelas/ hari) baik berupa susu maupun air putih,
karena ASI yang diberikan pada mengandung banyak air
f.       Makanan ibu sehari – hari harus cukup dan berkualitas, baik untuk menunjang pertumbuhan dan
menjaga kesehatan bayinya. Ibu yang sedang menyusui harus dapat tambahan energi, protein,
maupun vitamin dan mineral. Pada 6 bulan pertama masa menyusui saat bayinya hanya
mendapat ASI saja, ibu perlu tambahan nutrisi 700 kalori/hari. Bulan berikutnya 500 kalori/hari
dan tahun kedua 400 kalori/hari.
g.      Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan kurang tidur dapat menurunkan
produksi ASI
h.      Jika jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka dapat dicoba dengan pemberian obat pada
ibu, seperti tablet moloco B12 untuk menambah produksi ASInya.

6.      Tanda bayi cukup ASI


a.       Dengan pemeriksaan kebutuhan ASI dengan cara menimbang BB bayi sebelum mendapatkan
ASI dan sesudah minum ASI dengan pakaian yang sama, dan selisih berat penimbangan dapat
diketahui banyaknya ASI yang masuk dengan konvera kasar 1 gr BB-1 ml ASI.
b.      Secara subyektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu bayi merasa puas, tidur
pulas setelah mendapat ASI dan ibu merasakan ada perubahan tegangan pada payudara pada saat
menyusui bayinya ibu merasa ASI mengalir deras
c.       Sesudah menyusui tidak memberikan reaksi apabila dirangsang (disentuh pipinya, bayi tidak
mencari arah sentuhan)
d.      Bayi tumbuh dengan baik
e.       Pada bayi minggu pertama :
1)      Kulit lembab kenyal
2)      Turgor kulit negatif
3)      Jumlah urin sesuai jumlah ASI/PASI yang diberikan/24 jam. (kebutuhan ASI byai mulai 60
ml/kg BB/hari, setiap hari bertambah mencapai 200 1/kg BB/hari, pada hari ke- 14)
4)      Selambat – lambatnya sesudah 2 minggu BB waktu lahir tercapai lagi
5)      Penurunan BB faali selam 2 minggu sesudah lahir tidak melebihi 10% BB waktu lahir
6)      Usia 5-6 bulan BB mencapai 2x BB waktu lahir, 1 tahun 3x waktu lahir dan 2 tahun 4 lahirnya.
Naik 2 kg/tahn atau sesuai dengan kurve KMS.
7)      BB usia 3 bulan +20% BB lahir = usia 1 tahun +50% BB lahir.

B.   ASI Eksklusif


1.      Pengertian
Asi eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, sejak usia 30 menit post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu, formula, sari buah, air putih, madu, air teh, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti buah- buahan, biskuit, bubur susu, bubur nasin dan nasi tim.
(Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui :24)
2.      Manfaat ASI eksklusif
a.       Manfaan bagi bayi.
1)      ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan
dengan kebutuhan pertumbuahan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik
berkualitas maupun kuantitasnya. Melalui penatalaksanaan menyusui yang benar, ASI sebagai
makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.
 ASI meningkatkan daya tahan tubuh
2)      ASI sebagai kekebalan
Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta, tetapi
kadar zat tersebut akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir, padahal bayi sampai usia
beberapa bulan tubuh bayi belum dapat membentuk sendiri zat kekebalan secara sempurna. Oleh
karena itu, kadar zat kekebalan didalam tubuh bayi menjadi rendah. Hal ini akan tertutupi jika
bayi mengkonsusmsi ASI . ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari
bahaya penyakit dan infeksi, seperti : diare, infeksi telinga , batuk, pilek, dan penyakit alergi
(roesli,2000 : Depkes RI). Angka morbiditas dan mortalitas bayi yang diberi ASI ekslusif jauh
lebih kecil dibanding bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.
3)      ASI mingkatkan kecerdasan bayi
Bulan- bulan pertama kehidupan bayi sampai degan usia 2 tahun adalah periode dimana
terjadi pertumbuahn otak yang sangat pesat. Periode ini tidak akan terulang lagi selama masa
tumbuh kembang anak. Oleh karena itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik –
baiknya agar otak bayi dapat tumbung optimal dengan kualitas yang optimal. Pertumbuhan otaka
adalah faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasam. Sementara itu
pertumbuhan otak sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan kepada bayi baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Nutrisi utama untuk pertumbuhan otak antara lain : Taurin,
Lactosa, DHA, AA, Asam Omega-3, dan Omega-6. Semua nutrisi yang dibutuhkan untuk itu,
bisa didapatkan dari ASI.
4)      ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Pada waktu menyusus, bayi berada sangat dekat dalam dekapan ibunya. Semakin sering
bayi berada dalam dekapan ibunya, maka bayi akan semakin mersakan kasih sayang ibunya. Ia
juga akan merasa aman, tentram, dan nyaman, terutama karena masih dapat mendengar detak
jantung ibunya yang telah dikenalnya sejak dalam kandungan. Persaan terlindungi dan disayangi
inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk ikatan yang erat
antara ibu dan bayi.
           Selain 4 manfaat pokok diatas, ada beberapa manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu
ASI mudah dicerna kerena mengandung enzim pencernaan sehingga bayi yang diberi ASI tidak
mengalami obstipasi (sembelit), dan ASI tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan
ginjal yang belum sempurna. ASI juga menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI
eksklusif akan lebih cepat bisa jalan, membantu pembentukan rahang yang bagus, meningkatkan
daya penglihatan dan kepandaian biacara, mencegah obesitas (kegemukan) pada bayi, dan
mencegah anemi akibat kekurangan zat besi. Selain itu, ASI mengurangi risiko terkena penyakit
diabetes, kanker pada anak, dan diduga mengurangi penyakit jantung.

b.      Manfaat menyusui bagi Ibu


1)      Mengurangi pendarahan dan anemia setelah melahirkan serta memepercepat pemulihan rahimke
betuk semula
Menyusui bayi segera setelah melahirkan akan meingkakan kadar oksitosin didalam tubuh
ibu. Oksitosin berguna untuk prose kontriksi atau penyempiatan pembuluh darah dirahim
sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan
dapat berkurang. Hal ini juga dapat mengurangi terjadinya anemia pada ibu. Selain itu kadar
oksitosin yang meningkat juga sangat membantu mempercepat rahim kembali mendekati ukuran
seperti sebelum hamil.
2)      Menjarangkan kehamilan
Menyusui atau memberikan ASI pada bayi merupakan cara kontrasepsi alamiah yang aman,
murah, dan cukup berhasil.
3)      Lebih cepat langsing kembali
Menyusui memerlukan energi yang besar. Tubuh ibu akan mengambil sumber energi dari
lemak-lemak yang tertimbun selama hamil terutama dibagian paha dan lengan atas, sehingga
berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan semula.
4)      Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan
terjadinya kanker payudara dan akan mengurangi resiko ibu terkena peyakit kanker indung telur.
5)      Lebih ekonomis dan murah
ASI adalah jenis makanan bermutu yang murah dan sederhana yang tidak memerlukan
perlengkapan menyusui sehingga dapat menghemat pengeluaran. Bayi yang diberi ASI eksklusif
mempunyai daya tahan tubuh yang kuat, sehingga bayi akan terhindar dari berbagai macam
penyakit dan infeksi. Hal tersebut akan menghemat pengeluaran berobat ke dokter atau rumah
sakit.
6)      Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI sangat mudah diberikan tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus
menyuci botol. ASI mempunyai suhu yang tepat sehingga dapat langsung diminumkan pada
bayi, tanpa perlu kawatir terlalu panas atau dingin. ASI dapat diberikan kapan saja, dimana saja,
dan tidak perlu takut persediaan habis.
7)      Portabel dan praktis
ASI mudah dibawa kemana-mana (portabel), siap kapan saja dan dimana saja bila
dibutuhkan. Pada saat bepergian tidak perlu mebawa peralatan untuk membuat susu dan tidak
perlu untuk memasak dan menghangatkan susu serta tidak perlu takut basi karena ASI didalam
payudara ibu tidak akan pernah basi.
8)      Memberi kepuasan pada ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasa puas, bangga dan bahagia yang
mendalam.

C.   Cara Menyusui pada Bayi


Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu kepada
bayinya., demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut. Posisi yan tepat bagi ibu untuk
menyusui. Duduk dengan posisi santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan.
Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari payudara ibu.
  Posisi badan ibu dan badan bayi :
a)      Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
b)      Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
c)      Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
d)     Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
e)      Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
f)       Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan bayi
g)      Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
bagian dalam.
  Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
a)      Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah (bentuk C) atau
dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang
areola (kalang payudara)
b)      Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
-          Menyentuh pipi dengan puting susu
-          menyentuh sisi mulut puting susu
c)      Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah kebawah
d)     Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu betakang bayi bukan
bagian belakang kepala
e)      Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi
f)       Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi
g)      Usahakan sebagian besar areola (kalang payudara) masuk kemulut bayi, sehingga puting susu
berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak
(palatum molle)
h)      Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan
keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang payudara
i)        Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang
atau disangga lagi
j)        Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud
untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
k)      Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi

  Teknik melepaskan hisapan bayi


Setelah selesai menyusui kurang lebih 10 menit ,lepaskan hisapan bayi dengan cara:
a)      Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
b)      Menekan dagu ke bawah
c)      Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
d)     Jangan menarik puting susu untuk melepaskan.
  Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI
Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawakan bayi sebelum menyusukan ke payudara yang
lainnya dengan cara :
a)      Sandarkan bayi pada pundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai bayi bersendawa
b)     
Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil digosok pungunggnya.
(a)                                                                      (b)

  Tanda-tanda teknik menyusui sudah baik dan benar


a)      Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
b)      Dagu bayi menempel pada payudara ibu
c)      Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara bagian bawah)
d)     Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan
e)      Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
f)       Sebagian besar areola tidak tampak
g)      Bayi mengisap dalam dan periahan
h)      Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
i)        Terkadang terdengar suara bayi menelan
j)        Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
  Posisi menyusui yang salah
a)      Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
b)      Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi terputar
c)      Sebagian besar daerah areola masih teriihat
d)     Bayi mengisap sebentar-sebentar
e)      Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
f)       Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
g)      Puting susu ibu lecet dan sakit
 Cara menyimpan ASI
a)      udara kamar/ luar akan tahan 6-8 jam pada suhu 26°C atau lebih rendah
b)      termos berisi es batu tahan 24 jam
c)      lemari es di tempat buah dibagian paling dalam dimana tempat yang terdingin tahan 2 - 3 x 24
jam (4°C atau lebih rendah)
d)     freezer yakni lemari es dengan satu pintu,tahan 2 minggu
e)      freezer yang mempunyai pintu terpisah sendiri, tahan 3 bulan
f)       deep freezer (- 18°C atau lebih rendah) akan tahan selama 6 -12 bulan
        Sebelum diminumkan dengan sendok atau gelas plastik, ASI dapat dihangatkan didalam
mangkok berisi air hangat. Jangan dihangatkan di atas api karena beberapa zat kekebalan dan
enzim dapat berkurang.

D.   Masalah yang timbul dalam pemberian ASI


a)      menderita kelecetan atau nyeri  pada putingnya.
Penyebab :
1.      Kebanyakan puting nyeri/lecet disebabkan oleh kesalahan dalam teknik menyusui,yaitu bayi
tidak menyusu sampai ke kalang payudara (areola mamae). Bila hanya pada puting susu, maka
bayi akan mendapat ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan pada daerah sinus laktiferus,
sedangkan pada ibunya akan terjadi nyeri/kelecetan pada puting susunya.
2.      Selain itu puting yang lecet dapat disebabkan oleh moniliasis pada mulut bayi yang menular
pada puting susu ibu.
3.      Akibat dari pemakaian sabun,alkohol,krim,atau zat lainnya untuk mencuci puting susu.
4.      Keadaan ini juga dapat terjadi pada bayi dengan tali lidah(frenulum lingue) yang
pendek,sehingga menyebabkan bayi sulit menghisap sampai kalang payudara dan hisapan hanya
pada putingnya saja.
5.      Rasa nyeri ini juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui kurang hati-hati.
Penatalaksaan :
1.      Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang normal/yang lecetnya lebih sedikit.
Untuk menghindari tekanan lokal pada puting maka posisi menyusui harus sering dirubah. Untuk
puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui. Disamping itu kita
harus yakin bahwa teknik menyusui bayi adalah benar, yaitu bayi harus menyusu hingga ke
kalang payudara. Untuk menghindari payudara yang bengkak, ASI sedikit dikeluarkan dengan
tangan/pmpa,kemudian diberikan dengan sendok,gelas, atau pipet.
2.      Setip kali habis menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tetapi diangin-anginkan sebentar
agar kering dengan sendirinya. Karena bekas ASI berfungsi sebagai pelembut puting dan
sekaligus sebagai anti infeksi.
3.      Jangan menggunakan sabun,alkohol atau zat iritan lainnya untuk membersihkan puting susu.
4.      Pada puting susu bisa dibubuhkan minyak lanolin atau minyak kelapa yang telah dimasak
terlebih dahulu.
5.      Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam),sehingga payudara tidak sampai terlalu penuh
dan bayi yang tidak begitu lapar akan menyusu tidak terlalu rakus.
6.      Periksalah apakah bayi tidak menderita moniliasis,yaitu dapat menyebabkan lecet pada puting
susu ibu. Kalau diketemukan gejala moniliasis,daoat diberikan nistatin.
Pencegahan :
1.      Tidak membersihkan puting susu dengan sabun,alkohol,krim,atau zat-zat iritan lainnya.
2.      Sebaiknya untuk melepaskan puting dari hisapan bayi pada saat bayi selesai menyusu, tidak
memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan memasukkan jari
kelingking yang bersih ke mulut bayi.
3.      Posisi menyusui harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara dan
menggunakan kedua payudara.

b)      Payudara bengkak (Enggorgement)


Penyebab :
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusu dengan adekuat., sehingga sisa
ASI terkumpul pada sistem duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara
bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudh ibu melahirkan.
Gejala :
Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sukar disusu oleh bayi, karena
kalang payudara lebih menonjol,puting lebih datar dan sukar dihisap oleh bayi. Bila keadaan
sudah demikian,kulit pada payudara nampak lebih mengkilat,inu merasa demam dan payudara
terasa nyeri. Oleh karena itu sebelum disusukan pada bayi, ASI harus diperas dengan
tangan/pompa terleih dahulu agar payudara  lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusu.
Penatalaksanaan :
Secara singkat penatalaksaan payudara bengkak adalah sebagai berikut :
1.      Massase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui.
2.      Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Bisa
dilakukan selang-seling dengan kompres panas,untuk melancarkan aliran darah payudara.
3.      Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena untuk melancarkan aliran ASI
dan menurunkan tegangan payudara.
Penatalaksaan :
1.      Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering
mungkin, agar peyudara kosong, kemudian pada payudara yang normal.
2.      Berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau lap basah banas pada payudara
yang terkena.
3.      Ubahlah posisi menyusui dari waktu-kewaktu,yaiyu dengan posisi tiduran,duduk, atau posisi
memegang bola (foot ball position)
4.      Pakailah baju BH yang longgar
5.      Istirahat yang cukup,makanan yang bergizi
6.      Banyak minum sekitar 2 liter per-hari
7.      Dengan cara-cara tersebut diatas biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam,jarang
sekali yang menjadi abses.

c)      Abses Payudara


            Harus dibedakan antara abses dan mastitis.abses payudara merupakan kelanjutan atau
komplikasi dari mastitis.hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara
tersebut.
            Genjala adalah ibu tampak lebih parah sakitnya,payudara lebih merah
mengkilap,benjolan lebih lunak karena berisi nanah.sehingga perlu diinsisi untuk mengeluarkan
nanah tersebut.
d)     Kelainan Anatomis pada puting susu
Untuk diagosis apakah puting ada kelainan atau tidak,yaitu dengan cara menjepit
kalangan payudara antara ibu telunjuk dibelakang puting susu.kalau puting menonjol maka
puting tersebut adalah normal, tetapi kalau puting tidak menonjol itu berarti puting inversi/datar.
Pada puting yang mengalami kelainan seperti tersebut diatas, apabila sudah diketahui
pada masa kehamilan, maka harus dialkukan masase dengan teknik Hoffman secara teratur.
Dengan masase ini diharapkan puting akan lebih protaktik.
Kegagalan menyusui :
Sebelum dibahas kegagalan menyusui terlebih dahulu akan dibahas tanda-tanda bayi yang
mendapat cukup ASI, yaitu :
1.      Tanyakan pada ibunya berapa kali mengganti popok setiap harinya
2.      Terdapat kanaikan berat badan rata” 500 gram per bulan
3.      Bayi menyusu sering, tiap 2-3 jam atau 8-12x dalam sehari
4.      Bayi tampak sehat, warna kulit dan turgor baik, anak cukup aktif
Beberapa ibu merasa bahwa dia tidak cukup ASI, padahal sesungguhnya tidak ada masalah sama
sekali dengan ASInya. Mereka khawatir akan gejala-gejala yang tidak ada hubungannya dengan
ASI atau mereka tidak biasa dengan variasi normal yang terdapat pada bayi yang minum ASI.
Apabila bayi tumbuh baik dan kencingnya cukup, tidak perlu ibu khawatir kalau :
1.      Bayi menyusu sering, 8-12x perhari
2.      Bayi tampak lapar
3.      Kebiasaan menyusu bayi anda, kenaikan berat badannya dan pola tidurnya jangan dibandingkan
dengan bayi lain
4.      Bayi tiba-tiba meningkat frekuensi dan lamanya menyusu
5.      Bayi tiba-tiba menurun lamanya menyusu, kurang 5-10 menit tiap payudara
6.      Bati tiba-tiba tidak mau menyusu
7.      Bayi tampak gelisah
8.      Dari payudara ibu hanya sedikit atau sam sekali tidak ada ASI yang menetes kalau lama tidak
disusukan
9.      Payudara ibu tiba-tiba tampak lembek
10.  Reflek leddown.

  10 langkah menuju keberhasilan menyusui


1)      Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui
2)      Melatih semua petugas dengan ketrampilan
3)      Informasi kepada ibu hamil
4)      Mebantu ibu menyusukan bayinya dalam 30menit setelah lahir
5)      Membantu ibu cara menysuui yang benar
6)      Tidak memberikan makanan selain ASI
7)      Rawat gabung
8)      Memberikan ASI on demand
9)      Tidak memberikan dot atau kempeng
10)  Membentuk kelompok pendukung ASI

E.   Perawatan payudara


Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa
nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. Perawatan payudara adalah
perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang
dilakukakan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar.
a)      Tujuan perawatan payudara.
1)      Memelihara hygiene payudara
2)      Melenturkan dan menguatkan puting susu
3)      Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4)      Dengan perawatan payudara yang lebih baik ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan
cepat berubah sehingga kurang menarik
5)      Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh bayi
6)      Melancarkan aliran ASI
7)      Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk
disusukan.
b)      Waktu pelaksanaan.
1)      Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2)      Dilakukan minimal 2x dalam sehari
c)      Hal – hal yang perlu diperhatikan.
1)      Potong kuku tangan sependek mungkin, serta kikir agar halus dan tidak melukai payudara
2)      Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan
3)      Lakukan pada saat suasana santai, misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum berangkat
tidur.
d)     Persyaratan perawatan payudara.
1)      Pengurutan harus dilakukan secara sistematis dan teratur minimal 2 kali dalam sehari.
2)      Memerhatikan makanan dengan menu seimbang.
3)      Memerhatikan kebersihan sehari-hari.
4)      Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang menyokong payudara.
5)      Menghindari rokok dan minuman beralkohol.
6)      Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang.
e)      Beberapa keadaan yang berkaitan dengan dengan teknik dan saat perawatan payudara.
1)      Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatnnya
dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan keatas
2)      Ibu dengan puting susu yang sudah menonjo dengan riwayat abortus, perawatannya dapat
dimulai pada usia kehamilan diatas 8 bulan
3)      Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam, perawatannya harus dialkukan lebih dini,
yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan
setelah 6 bulan.
f)       Alat yang digunakan.
1)      Minyak kelapa atau baby oil
2)      Handuk kering
3)      Washlap
4)      Baskom
5)      Air hangat dan air dingin
6)      Cawan
g)      Teknik perawatan payudara.
Pengurutan payudara :
1)      Licinkan telapak tangan dengan sedikit minyak/baby oil
2)      Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara ke arah atas, samping, bawah, dan melintang
sehingga tangan menyangga payudara
3)      Lakukan 30 kali selama 5 menit
Pengurutan kedua :
1)      Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil
2)      Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan
3)      Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara kiri dari pangkal payudara kearah puting,
demikian pula payudara kanan
4)      Lakukan 30 kali selama 5 menit
Pengurutan ketiga
1)      Licinkan telapak tangan dengan minyak
2)      Telapak tangan kiri menopang payudara kiri
3)      Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang kepalan tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting susu
4)      Lakukan 30 kali selama 5 menit
5)      Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin
6)      Siram/kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu kemudian air dingin
7)      Kompres bergantian selama 5 menit
8)      Membersihkan puting susu dengan minyak/baby oil agar kotoran-kotoran keluar tidak
bertumpuk dan tidak terhisap oleh bayi yang ingin menetek, minyak ini juga dapat melemaskan
puting susu sehingga kulitnya tidak mudah lecet
h)       Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
1)      Menggunakan BH yang menyokong payudara
2)      Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu
setiap kali selesai menyusui, menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet
3)      Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan
dengan menggunakan sendok
4)      Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
5)      Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan : pengompresan payudara
menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit, urut payudara dari arah pangkal menuju
puting susu, keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi
lunak, susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat menghisap ASI sisanya dikeluarkan
dengan tangan
6)      Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
BAB III
PENUTUP

D.    Kesimpulan
Payudara adalah organ tubuh yang terletak pada bagian bawah kulit dan diatas dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Dengan kata lain, payudara
terletak di dinding depan fasia superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke enam,
bentuknya cembung ke depan bervariasi dan ditengahnya terdapat puting susu yang terdiri dari
kulit dan jaringan erektil (maryuni, 2010)
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan
menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integrall dari siklus reproduksi mamalia termasuk
manusia. Masa laktasi mempunyai tujan meningkatkan pemberian ASI eksklusif  Asi eksklusif
atau lebih tepat pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja, sejak usia 30 menit post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu, formula, sari buah, air putih, madu, air teh, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti buah- buahan, biskuit, bubur susu, bubur nasin dan nasi tim.(Asuhan kebidanan masa
nifas dan menyusui :24) dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik
dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
E.     Saran
1.      Bagi Institusi
Yayasan diharapkan untuk mengaktifkan kembali perpustakaan kampus untuk mempermudah
mahasiswi mencari referensi yang dapat di gunakan untuk mengerjakan makalah selanjutnya.
2.      Bagi Dosen
Dengan adanya tugas makalah ini dosen lebih bisa mengetahui tentang pengetahuan mahasiswi,
agar dapat mengulang mengajarkan materi yang kami belum pahami.

3.      Bagi Mahasiswa


Dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur yang benar yang
mendasari setiap praktek sehingga terhindar dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC

Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara

Siwi Wlyani, Elisabeth dan Endang.2015.Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.Yoyakarta :
Pustaka Baru Press

Soetjiningsih.2013.ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan.Denpasar :EGC

Varney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC

http://studiosolution.com/proses-laktasi-dan-menyusui/ (diakses tanggal 13 januari 2017)

Anda mungkin juga menyukai