Anda di halaman 1dari 75

A

ADAPTASI BBL PADA KEHIDUPAN A


P
T
EKSTRA UTERIN A
S
I

B
DISAMPAIKAN PADA SEMESTER I PROGRAM B
L
STUDI KEBIDANAN (S1) KELAS ALIH JENJANG
STIKES MEDISTRA INDONESIA

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


Capaian Pembelajaran
A
D
• Setelah mengikuti pembelajaran topik ini A
P
mahasiswa mampu menguraikan adaptasi T
A
fisiologi neonatus berdasarkan sistem S
I

B
B
L

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


Pendahuluan
• Jumlah kematian perinatal di 33 propinsi = 217 kasus.
A
• Kematian neonatal dini (0-6 hari) = 142 kasus (78,5%) D
 oleh gangguan pernapasan (respiratory disorders), A
P
prematuritas dan sepsis. T
• Kematian bayi neonatal lanjut (7-28 hari) = 39 kasus A
S
sepsis neonatorum (20%). I
• 96.8%  gangguan kesehatan ibu ketika hamil. ==
B
hipertensi maternal (24%) dan komplikasi ketika bersalin B
(partus macet) sebesar 17.5%. L
• gangguan kesehatan ibu hamil bayi meninggal 0-6
hari == ketuban pecah dini (23%) dan hipertensi
maternal (22%).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


Pendahuluan
• Bidan harus memahami adaptasi/perubahan fisiologi A
BBL  dasar memberikan asuhan kebidanan yang D
A
tepat!! P
• Setelah lahir, bayi beradaptasi dari keadaan sangat T
tergantung menjadi mandiri secara fisiologi. E A
S
 mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi I
pernapasannya sendiri,
B
 mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan B
kadar gula darah yang cukup, L
mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit /infeksi dimana semua
fungsi ini sebelumnya dilakukan oleh placenta.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


Pendahuluan
A
• Periode adaptasi = periode transisi (yaitu dari D
kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar A
P
rahim). T
A
•  dapat berlangsung sampai 1 bulan atau lebih S
I
setelah kelahiran
B
• Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah B
pada system pernafasan dan sirkulasi darah, system L

termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil


dan menggunakan glukosa. D

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


Tanda-tanda bayi lahir sehat
A
D
• Berat badan bayi 2500-4000 gram; A
P
• Umur kehamilan 37 – 40 mg; T
A
• Bayi segera menangis , S
I
• Bergerak aktif, kulit kemerahan,
B
• Mengisap ASI dengan baik, B
L
• Tidak ada cacat bawaan

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
A
D
• 3 minggu I pasca konsepsi = ovum A
P
yang mengalami fertilisasi (zigot) T
A
• 3 – 8 mingggu = embrio -------------- S
dst disebut janin - hingga lahir = I

bayi. B
B
L

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
A
1. Darah D
• Darah janin berasal dari massa sel dalam, bersamaan dengan semua A
organ dalam tubuhnya. P
T
• Janin mewarisi gen yang menentukan golongan darah dari kedua
A
orangtua  darah ABO dan factor rhesusnya dapat berbeda atau sama
dengan ibunya. S
I
• Hb janin = HbF (fetal haemoglobin) = berbeda dengan tipe Hb dewasa
• HbF memiliki afinitas terhadap O2 yang lebih besar (18 – 20 g/dl) pada B
bayi cukup bulan. B
• Menjelang akhir kehamilan, janin mulai membuat Hb tipe dewasa L
(Adult-type haemoglobin [HbA]).
• Dalam uterus, sel darah merah mempunyai rentang hidup lebih singkat
± 90 hari hingga waktu bayi lahir.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
A
D
A
2. Saluran ginjal P
T
• Ginjal berfungsi dan mengeluarkan urine sejak 10 A
minggu == urine sangat encer  bukan merupakan S
I
rute ekskresi karena ibu membuang produk zat sisa
yang menembus plasenta. B
B
• Arteri vesikalis superior muncul dari beberapa L
sentimeter pertama arteri hipogastrika, menuju arteri
umbilicus == jika ditemukan 1 arteri umbilikalis ==
dicurigai terdapat abnormalitas saluran ginjal.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin A
D
A
P
3. Kelenjar adrenal T
A
• Kelenjar adrenal  menghasilkan precursor S
untuk pembentukan estriol plasenta. I

B
• Kelenjar ini dianggap berperan dalam memulai B
persalinan meskipun mekanisme yang pasti L

belum diketahui.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
A
4. Hati D
A
• Organ hati == ukurannya besar, memenuhi sebagian P
besar rongga abdomen, terutama pada bulan-bulan T
A
pertama. S
I
• Bulan ke-3 hingga ke-6 kehidupan intrauterine 
hati berperan dalam pembentukan sel darah merah, B
B
 setelah itu sebagian besar diproduksi dalam L
sumsum tulang merah dan limpa.
• Menjelang akhir kehamilan, zat besi disimpan dalam
hati.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
A
5. Saluran cerna D
• Sebelum lahir, sebagian besar saluran cerna belum berfungsi. A
P
• Terbentuk dari yolk sac seperti selang lurus  tumbuh & masuk T
ke dasar tali pusat  kemudian berotasi kembali ke dalam A
abdomen. S
• Menghisap dan menelan cairan amnion yang mengandung sel I
kulit yang terkelupas dan debris lain mulai terjadi di usia janin 12 B
minggu. B
• sebelum lahir, getah digestif sudah ada bekerja terhadap zat L
yang ditelan dan sel intestinal yang dibuang  membentuk
meconium.
• Meconium ditahan dalam usus hingga setelah lahir 
dikeluarkan sebagai feses pertama bayi baru lahir.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
A
6. Paru-paru D
• Paru-paru berasal dari tunas yang tumbuh dari faring  A
P
membelah secara berulang untuk membentuk struktur T
percabangan pohon bronchial == proses ini berlanjut A
setelah lahir hingga usia 8 tahun saat jumlah bronkiolus S
I
dan alveoli yang lengkap sudah berkembang.
• Imaturitas paru-paru (bayi yang lahir usia gestasi < 24 B
B
minggu) akan mengurangi kemungkinan bertahan hidup L
karena:
– terbatasnya area permukaan alveolar,
– imaturitas sistem kapiler pada paru-paru
– kurangnya surfaktan yang adekuat.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
6. Paru-paru A
• Surfaktan = lipoprotein  mengurangi tegangan permukaan pada D
alveoli dan membantu perukaran gas. A
• Pertama kali diproduksi pada usia gestasi sekitar 20 minggu  P
jumlahnya meningkat hingga paru-paru matur (usia gestasi kira-kira 30- T
40 minggu). A
• Saat cukup bulan, paru-paru mengandung ± 100 ml cairan paru. S
I
• Sepertiga cairan dikeluarkan selama kelahiran, sisanya diabsorbsi
dan dibawa oleh pembuluh limfatik dan pembuluh darah tempatnya B
akan terisi udara. B
• Gerakan toraks terjadi sejak bulan ketiga janin dan gerakan L
diafragmatik yang lebih nyata sejak bulan ke-6.
• Pernafasan janin terjadi hingga setengah jam selama tidur fase episode
gerak mata cepat (rapid eye movement [REM]).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
A
7. Sistem saraf pusat D
• Terbentuk dari ektoderm. A
P
• Ektoderm berlipat-lipat ke dalam dengan proses T
yang rumit untuk membentuk tuba neural yang A
S
kemudian dilapisi oleh kulit. I
• Jika proses ini terjadi tidak sempurna 
B
menyebabkan defek tuba neural terbuka. B
• Janin mampu melihat cahaya yang kuat dan L
mendengar suara eksternal.
• Periode terjaga dan tidur terjadi, baik tidur dalam
(gelombang lambat) maupun tidur REM.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin
8. Kulit A
D
• Sejak usia 18 minggu, janin tertutup zat berwarna putih seperti A
krim = verniks kaseosa melindungi kulit dari cairan dan dari P
gesekan dengan tubuhnya sendiri. T
• Usia 20 minggu, rambut kepala dan alis mulai terbentuk, janin A
akan tertutup rambut halus = lanugo. S
I
• Lanugo menghilang kembali sejak usia 36 minggu dan hanya
tersisa sedikit pada bayi cukup bulan. B
• Kuku jari tangan terbentuk sejak usia gestasi 10 minggu. B
L
• kuku jari kaki tidak terbentuk sampai usia gestasi ± 18 minggu.
• Pada saat cukup bulan, kuku sudah memanjang melebihi ujung
jari, tetapi bukan sebagai petunjuk maturitas

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin A
9. Sirkulasi janin D
A
P
• Oksigen diperoleh dari plasenta. Selain itu T
plasenta adalah sumber nurisi dan tempat A
S
eliminasi zat sisa. I

• Pada saat lahir, terdapat perubahan yang B


B
dramatis pada situasi ini dan perubahan yang L

sangat cepat harus terjadi.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin A
9. Sirkulasi janin D
A
P
• Vena umbilikalis T
A
Vena ini berasal dari tali pusat sampai bagian S
bawah hati dan membawa darah yang kaya I

oksigen dan nutrisi. Vena ini mempunyai satu B


B
cabang yang menghubungkannya dengan vena L

porta dan menyuplai hati.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin-Sirkulasi janin A
• Duktus venosus(dari vena ke vena). D
A
– Duktus ini menghubungkan vena umbilicus dengan P
T
vena kava inferior. A
S
– Pada duktus ini, darah bercampur dengan darah I
yang terdeoksigenasi yang kembali dari bagian
B
bawah tubuh. B
L
– Oleh karena itu darah yang mengalir ke seluruh
tubuh sebagian sudah mengalami oksigenasi yang
baik.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin-Sirkulasi janin A
D
A
P
• Foramen ovale (lubang oval) T
A
– Foramen ini merupakan lubang sementara yang S
berada diantara atrium yang memungkinkan I
sebagaian besar dari vena kava inferior dapat masuk B
ke dalam atrium kiri. Alasan pengalihan ini adalah B
L
agar darah tidak perlu mengalir melalui paru-paru
untuk mengumpulkan oksigen.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin-Sirkulasi janin A
• Duktus arteriosus (dari arteri ke arteri) D
A
– Duktus ini berasal dari bifurkasi arteri pulmonalis ke P
T
aorta desenden, masuk tepat di luar titik tempat arteri A
S
subklavia dan arteri karotis berada. I
• Arteri hipogastrika B
B
– Percabangan ini berasal dari arteri iliaka interna dan L
menjadi arteri umbilikalis saat percabangan ini
memasuki tali pusat. Percabangan ini
mengembalikan darah ke plasenta.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin-Sirkulasi janin
• Darah memerlukan waktu ± ½ menit untuk bersirkulasi dan A
melakukan proses berikut: D
– Darah dari plasenta  mengalir sepanjang vena umbilikalis melewati A
dinding abdomen  ke permukaan bawah hati (= satu-satunya pembuluh P
darah di dalam janin yang membawa darah yang tidak tercampur). T
– Duktus venosus membawa darah ke vena kava inferior tempat darah A
bercampur dengan darah dari bagian tubuh bagian bawah.  darah S
mengalir ke atrium kanan diarahkan melalui foramen ovale ke dalam I
atrium kiri  Mengikuti rute normalnya, darah memasuki ventrikel kiri dan
masuk ke aorta.
B
– Jantung dan otak masing-masing menerima suplai darah yang relative
teroksigenasi dengan baik karena arteri koroner dan karotis adalah cabang B
pertama dari aorta. L
– Lengan mendapatkan suplai darah melalui arteri suklavia  hal ini
menyebabkan lengan lebih terbentuk daripada tungkai pada saat lahir.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin-Sirkulasi janin
A
– Darah yang dikumpulkan dari bagian atas tubuh kembali D
ke atrium kanan dalam vena kava superior. Darah ini A
telah mengalami deplesi oksigen dan nutrisi. Aliran darah P
T
ini menembus aliran yang masuk dari vena kava inferior A
dan mengalir ke dalam ventrikel kanan. S
I
– Dua aliran ini tetap terpisah karena bentuk atrium yang
berbeda, tetapi terdapat pencampuran sekitar 25% B
darah, yang memungkinkan sedikit oksigen dan makanan B
dibawa ke paru-paru melalui arteri pulmonal. L

– Hal ini diperlukan untuk perkembangannya. Namun


demikian hanya sejumlah kecil darah yang memasuki
arteri pulmonalis yang dibutuhkan oleh paru-paru.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


SEKILAS Kehidupan Janin Intra Uterin
Organ Janin-Sirkulasi janin
A
• Sisanya mengalir melalui duktus arteri arteriosus D
A
sampai ke aorta. Darah terus mengalir sepanjang P
aorta dan meskipun rendah oksigen, darah ini T
A
cukup untuk menyuplai organ tubuh lainnya dan S
tungkai. I

• Arteri iliaka interna menuju ke dalam arteri B


B
hipogastrika, yang mengembalikan darah ke L
plasenta melalui arteri umbilikalis. Darah yang
tersisa menyuplai ekstremitas bawah dan
kembali ke vena kava inferior.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
1. Perubahan sistem sirkulasi
A
• Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati D
paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan A
P
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen T
ke jaringan. A
S
• Untuk membuat sirkulasi yang baik guna I

mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua B


perubahan besar: B
L
– Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
– Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan
aorta.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Perubahan sistem sirkulasi
A
 terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem D
pembuluh tubuh. A
P
• Ingat hukum “darah akan mengalir pada daerah-daerah T
yang mempunyai resistensi yang kecil”  Jadi A
perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh S
I
pada aliran darah.
• Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah B
B
tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan L
resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
penting kita ingat bahwa sebagian besar kematian dini
bayi baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Perubahan sistem sirkulasi
A
D
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem A
pembuluh darah: P
– Pada saat tali pusat dipotong  resistensi pembuluh sistemik T
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun karena A
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut .  penurunan S
volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. I
– Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi B
ulang. B
• Pernapasan pertama  menurunkan resistensi pembuluh L
darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan.
• Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi
dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru).
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Perubahan sistem sirkulasi
A
• Peningkatan sirkulasi ke paru-paru  peningkatan D
volume darah dan tekanan pada atrium kanan. A
P
• Dengan peningkatan volume darah dan tekanan T
pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional A
akan menutup. S
I
• Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri
hipogastrika dari tali pusat menutup secara B
B
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan L
setelah tali pusat diklem.
• Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung
dalam 2-3 bulan.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
2. Sistem pernafasan
A
• Awal pernafasan D
A
– saat lahir, bayi berpindah tempat dari suasana P
hangat di lingkungan rahim ke dunia luar tempat T
A
dilakukannya peran eksistensi mandiri. S
– Bayi harus dapat melakukan transisi hebat ini dengan I

tangkas. B
B
–  hal ini, serangkaian fungsi adaptif dikembangkan L
untuk mengakomodasi perubahan drastis dari
lingkungan di dalam kandungan ke lingkungan di luar
kandungan.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem pernafasan
A
• Adaptasi paru: D
– Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas darah A
maternal melalui paru maternal dan placenta. P
– Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah kelahiran, adaptasi yang T
sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. A
– Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru S
matang baik biokimia maupun anatominya untuk menghasilkan surfaktan, I
dan mempunyai jumlah alveolus yang memadai untuk pertukaran gas.
– Sebelum lahir paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh B
paru itu sendiri. B
– Selama kelahiran, cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa ke L
atas menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena
bergerak melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limfe paru dan
menuju duktus toraksik atau ke kapiler paru.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem pernafasan
A
• Rangsang pernafasan mencakup hiperkapnia ringan, hipoksia, dan D
asidosis, yang disebabkan oleh persalinan normal. A
– Hal ini terjadi sebagian akibat penghentian intermitten perfusi maternal- P
plasental seiring dengan kontraksi. T
– Irama pernafasan berubah dari pernafasan dangkal berkala menjadi A
pernafasan dalam teratur sebagai hasil perpaduan rangsang kimiawi dan S
saraf. I
– Hal ini ditunjukkan oleh penurunan pH dan Pa O2 dan kenaikan Pa Co2.
• Rangsang lainnya mencakup dingin, suara, cahaya, sentuhan, dan B
nyeri. B
– Tekanan intratoraks negative yang bermakna, yang naik hingga 9,8 kPa L
(100 cm air) terjadi saat napas pertama diambil.
– Tekanan yang dikeluarkan guna melakukan inhalasi berkurang dengan
setiap ambilan nafas hingga bertekanan 5 cm air, yang dibutuhkan untuk
mengembangkan paru.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem pernafasan
• Efek ini dihasilkan oleh surfaktan yang melapisi A
D
alveolus, A
P
– menurunkan tegangan permukaan sehingga T
memungkinkan udara residu tetap berada di dalam A
S
alveolus di antara ambilan nafas. I

– Surfaktan adalah kompleks lipoprotein dan protein B


yang dihasilkan oleh sel alveolar tipe 2 dalam paru, B
L
dan terutama dianggap berkaitan dengan penurunan
tegangan permukaan di permukaan alveolar yang
mengurangi upaya pernafasan (Myles, 2009).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem pernafasan
A
• Awal adanya nafas D
A
Dua factor yang berperan pada rangsangan napas P
T
pertama bayi: A
S
– Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik I
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
B
pernapasan di otak. B
L
– Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena
kompresi paru-paru selama persalinan, yang
merangsang masuknya udara kedalam paru-paru
secara mekanis.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
A
• Awal adanya nafas D
A
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi P
T
untuk: A
S
– Mengeluarkan cairan dalam paru-paru I
– Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk
B
pertama kali B
L
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan
yang cukup dan aliran darah ke paru-paru.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem pernafasan
• Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml A
cairan/kg. D
A
• Setelah pernafasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi P
dangkal dan tak teratur, bervariasi dari 30 – 60 x/menit. T
A
• Disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). S
• Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama I

siklus tidur aktif (rapid eye movement/REM). B


• Durasi dan frekuensi apnea menurun seiring B
L
peningkatan usia.
• Periode apnea lebih dari 15 detik harus dievaluasi.
(Bobak, 2005).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
3. Sistem kardiovaskular
• Kontriksi dinding otot duktus arteriosus terjadi segera setelah A
lahir. D
A
• Kepekaan otot duktus arteriosus  meningkatkan tegangan P
oksigen dan penurunan peredaran prostaglandin. T
A
• Penutupan fungsional duktus dalam 8 – 10 jam kelahiran. S
• Penutupan komplit membutuhkan waktu beberapa bulan. I

• Persistensi atau pembukaan kembali duktus dengan B


serangan sianosis yang terkait, dapat terjadi jika resistensi B
L
vascular paru tinggi atau terjadi hipoksia == masalah umum
yang dialami bayi premature dengan sindrom distress
pernafasan.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem kardiovaskular
• Frekuensi denyut jantung rata-rata 140 kali/menit saat A
D
lahir, dengan variasi antara 120 – 160 kali/menit. A
P
• Frekuensi saat bayi tidur berbeda dari frekuensi saat T
bayi bangun. A
S
– usia satu minggu, denyut jantung rata-rata 128 kali/menit I
saat tidur dan 163 kali/menit saat bangun t.
B
– usia satu bulan saat tidur frekuensi 138 kali/menit dan 167 B
kali/menit saat bangun. L

• Aritmia sinus (denyut jantung yang tidak teratur) pada


usia ini = suatu fenomena fisiologis dan sebagai
indikasi fungsi jantung yang baik.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem kardiovaskular
A
D
• Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 75 dan A
P
tekanan diastolic rata-rata ialah 42. T
A
• Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar S
I
15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
B
• Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan B
L
peningkatan tekanan darah sistolik.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
4. Sistem Neuromuskuler
A
D
• bayi memasuki suasana jauh lebih dingin pada saat kelahiran A
(suhu kamar bersalin 21 oC) berbeda dengan suhu P
kandungan (37,7%)  pendinginan cepat terjadi == saat T
cairan amnion menguap dari kulit. A
S
• Setiap mililiter penguapan = memindahkan 560 kalori panas. I
• Perbandingan area permukaan dan massa tubuh bayi yang
luas  kehilangan panas khususnya dari kepala yang B
B
menyusun 25% massa tubuh. L
• Lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh
yang buruk  berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke
kulit, kemudian ke lingkungan, dan juga mempengaruhi
pendinginan darah.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• kehilangan panas lainnya : A
– konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan D
A
– konveksi == oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh. P
• Pusat pengaturan panas di otak bayi mampu tingkatkan T
produksi panas dalam berespons terhadap rangsang dari A
termoreseptor  bergantung pada peningkatan kegiatan S
metabolik, yang mengganggu kemampuan bayi dalam I
mengendalikan suhu tubuh, khususnya di kondisi
B
lingkungan yang tidak menguntungkan. B
• Bayi memiliki kemampuan terbatas untuk menggigil dan L
tidak mampu meningkatkan kontraksi otot volunter untuk
menghasilkan panas.
• bayi harus bergantung pada kemampuannya untuk
menghasilkan panas melalui metabolisme.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Neonatus memiliki jaringan adipose cokelat = membantu A
metabolisme sumber panas dengan cepat saat terjadi D
stress akibat dingin. A
P
• Mekanisme ini disebut pembentukan panas tanpa T
menggigil (nonshivering thermogenesis). A
• Sebagian besar produksi panas bayi berasal dari S
metabolisme lemak cokelat I
• Lemak kecoklatan disimpan di lipatan di seluruh tubuh bayi. B
• Sebagian besar lemak cokelat disimpan di sekitar leher, B
sepanjang garis kolumna spinalis di antara scapula yang L
melintasi garis klavikula dan menuju sternum.
• Lemak tersebut juga mengelilingi pembuluh toraksik mayor
dan membantali ginjal.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Bayi aterm memiliki persediaan lemak cokelat yang A
D
cukup untuk memenuhi kebutuhan panas minimal A
selama 2 – 4 hari setelah kelahiran. P
T
• Tetapi stress akibat dingin meningkatkan konsumsi A
oksigen saat bayi berupaya mempertahankan panas S
yang cukup agar dapat bertahan hidup. I

• Pembakaran lemak coklat membutuhkan oksigen tiga B


kali lebih banyak dibandingkan dengan jaringan tubuh B
L
lainnya dengan efek yang tidak diharapkan yaitu
pengalihan oksien dan glukosa dari pusat pengatur vital
seperti otak dan otot jantung.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Stress akibat dingin  vasokonstriksi  penurunan perfusi paru,  A
asidosis respiratori saat pH dan PaO2 darah menurun dan PaCO2 D
meningkat yang  distress pernapasan yang ditandai dengan takipnea A
dan napas ngorok. P
• Kondisi ini bersamaan  penurunan perfusi paru  mengakibatkan T
pembukaan kembali atau pemindahan pirau kiri ke kanan yang melintasi A
duktus arteriosus.
S
• Glikolisis anaerob (=metabolism glukosa pada kondisi tidak ada oksigen) I
 produksi asam yang memperburuk kondisi dengan menambah kejadian
asidosis metabolic.
B
• Stress akibat dingin dalam waktu yang lama harus dihindari!!
B
• Mekanisme vasokonstriktor perifer bayi tidak mampu mencegah L
penurunan suhu tubuh inti, yang muncul dalam beberapa jam setelah
lahir.
• Penting bagi bidan untuk memastikan bahwa ia mengukur suhu tubuh bayi
guna meminimalkan kehilangan panas pada saat lahir.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan A
hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh D
A
tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh P
sampai 100 %. T
• Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus A
S
menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang I
akan mengubah lemak menjadi panas.
• Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi B
baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis B
L
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
• Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
A
• Jika seorang bayi kedinginan  mulai mengalami D
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. A
P
•  upaya pencegahan kehilangan panas =prioritas T
A
utama dan bidan berkewajiban untuk S
I
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru
lahir. D B
B
• Hipotermia = suhu tubuh turun (< 360 C). L

• Suhu normal pada neonatus adalah 36 5 – 370 C.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
A
• Bayi baru lahir mudah sekali terkena D
hipotermia yang disebabkan oleh: A
P
– Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum T
A
berfungsi dengan sempurna S
I
– Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas
B
– Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan B
menyimpan panas L

– Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan


pakaiannya agar ia tidak kedinginan.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Hipotermia terjadi setiap saat == suhu A
D
disekeliling bayi rendah dan upaya A
mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan P
T
secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu A
6 – 12 jam pertama setelah lahir. S
I
• Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan
B
telanjang selama menunggu plasenta lahir atau B
meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat L

namun bayi dibiarkan telanjang atau segera


dimandikan.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Gejala hipotermia: A
– suhu tubuh menurun, D
– kurang aktif, A
– letargis, P
T
– hipotonus,
A
– tidak kuat menghisap ASI dan
S
– menangis lemah I
– Pernapasan megap-megap dan lambat,
– denyut jantung menurun. B
– Sklerema: kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian B
punggung, tungkai dan lengan. L
– Muka bayi berwarna merah terang
• Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme
tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung,
perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
A
• Hipotermia menyebabkan  D
A
perubahan metabolisme  P
T
A
kegagalan fungsi jantung, S
I
perdarahan terutama pada paru- B
B
paru, ikterus dan kematian. L

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
A
• Beberapa hal yang menyangkut sistem D
termogenik bayi baru lahir meliputi: A
P
– Produksi panas T
A
• Mekanisme produksi panas bayi baru lahir cara menggigil
S
sangat jarang terjadi. I
• Termogenesis tanpa menggigil dapat dicapai akibat adanya
lemak coklat kemudian dibentuk akibat peningkatan aktivitas B
B
metabolisme di otak, jantung, dan hati. L
• Lemak coklat terdapat dalam cadangan permukaan
(interskapula, aksila, sekitar kolumna vertebralis dan sekitar
ginjal).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Beberapa hal yang menyangkut sistem A
D
termogenik bayi baru lahir meliputi: A
P
– Pengaturan Suhu T
• Insulasi suhu bayi baru lahir kurang == krn pembuluh darahA
yang lebih dekat ke permukaan kulit == perubahan S
temperature lingkungan akan mengubah temperature darah I
 mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
B
• Rasio permukaan tubuh bayi lebih besar terhadap berat B
badan. Posisi fleksi bayi diduga berfungsi sebagai sistem L
pengamanan untuk mencegah pelepasan panas karena
mengurangi pemajanan permukaan tubuh pada suhu
lingkungan.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
A
• Beberapa hal yang menyangkut sistem D
termogenik bayi baru lahir meliputi: A
P
– Pengaturan Suhu T
• Kontrol vasomotor bayi baru lahir belum berkembang A
S
dengan baik, kemampuan untuk mengonstriksi I
pembuluh darah subkutan dan kulit sama baik pada
bayi premature dan orang dewasa. B
• Bayi baru lahir memproduksi panas terutama dengan B
L
upaya termogenesis tanpa menggigil.
• Kelenjar keringat bayi baru lahir hampir tidak berfungsi
sampai minggu keempat setelah bayi lahir.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Neuromuskuler
• Beberapa hal yang menyangkut sistem termogenik bayi baru lahir A
meliputi: D
– Stress dingin A
• Stress dingin  masalah fisiologis dan metabolisme P
• upaya yang dilakukan bayi: pengalihan fungsi konsumsi oksigen T
dan energy awalnya difungsikan utk mempertahankan A
pertumbuhan, fungsi sel otak dan fungsi jantung normal menjadi S
fungsi termogenesis agar bayi tetap hidup. I
• Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir antara lain:
– Konveksi: aliran panas dari permukaan tubuh ke udara yang lebih B
dingin. B
– Radiasi: kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan padat L
lain yang lebih dingin tanpa kontak langsung
– Evaporasi: kehilangan panas yang terjadi ketika cairan berubah
menjadi gas (menguap)
– Konduksi: kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan yang
lebih dingin melalui kontak langsung satu sama lain.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
5. Sistem Hematopoesis
A
• Volume darah BBL 80-110 ml/kg beberapa hari D
pertama, meningkat dua kali lipat pada akhir tahun A
P
pertama (proporsional = 10% lebih besar) T
A
• Sel darah merah 20% lebih banyak daripada orang S
I
dewasa dan volume plasma 20% lebih kecil.
B
• Volume darah bayi premature > BBL cukup bulan (= B
L
krn proporsi volume plasma lebih besar, jumlah sel
darah merah lebih sedikit.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
5. Sistem Hematopoesis
• Hb BBL 14,5 – 22,5 gr/dl. A
D
• Hematokrit 44% - 72% A
P
• Hitung SDM 5 – 7,5 juta/mm3. T
A
• Hb menurun mencapai kadar rata-rata 11 – 17 g/dl S
I
dan SDM 4,2 – 5,2/mm3 pada akhir bulan pertama.
B
• Darah BBL mengandung 80% hb janin. B
L
• Hb janin turun sampai 55% di minggu V dan s/d 5%
umur sel yang mengandung hb janin lebih pendek.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
5. Sistem Hematopoesis
A
• Nilai hitung leukosit BBL sekitar 18.00/mm3 sebagian besar D
terdiri dari polimorf & meningkat mjd 23.000 – 24.000 mm3 A
P
pada hari pertama setelah lahir. T
A
• Golongan darah BBL ditentukan pada awal kehidupan S
janin. Selama periode neonatal terjadi peningkatan I
kemampuan aglutinogen membrane SDM bertahap. B
B
• Hitung thrombosis dan agregasi thrombosis sama penting L
dilakukan. Kecendrungan perdarahan BBL (pembekuan
darah tidak cukup untuk mencegah perdarahan) terjadi
pada difisiensi vitamin K.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
6. Sistem Ginjal
• Rentang keseimbangan kimia dan keamanan kecil Infeksi, diare, A
D
dan pola makan yang tidak teratur secara cepat == menimbulkan A
asidosis dan ketidak seimbangan cairan=dehidrasi atau edema. P
T
• Ketidakmaturan ginjal  membatasi kemampuan bbl untuk A
mengekresi obat. S
I
• Sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir 
memungkinkan tidak mengeluarkan urine selama 12 sampai 24 jam I B
kelahiran. B
L
• Setelah itu, berkemih 6 sampai 10 kali dengan warna urine pucat
menunjukan masukan cairan yang cukup.
• Bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15 – 60 ml per kgBB/hr

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
7. Sistem Gastrointestinal
Pada Pencernaan A
D
• Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan A
menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang P
T
sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. A
• Kemampuan utk menelan dan mencerna makanan (selain S
I
susu) masih terbatas.
• Hubungan antara esophagus bawah dan lambung belum B
sempurna mengakibatkan “gumoh” pada bbl dan neonatus. B
L
• Kapasitas lambung sangat terbatas < 30 cc, bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bbl.
• Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting
(contoh: ASI on demand).
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
7. Sistem Gastrointestinal
Pada Pencernaan A
D
• Usus bayi belum matang  tdk mampu melindungi dirinya A
sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. P
T
• BBL kurang efisien dalam mempertahankan air sebabkan A
diare yang lebih serius. S
I
• Keasaman lambung bbl = keasaman lambung orang dewasa
== menurun dlm 1minggu dan tetap rendah selama 2 – 3 bln. B
B
• Penurunan keasaman lambung “kolik” (=tidak dapat tidur, L
menangis, dan tampak distress di antara waktu makan).
• Gejala ini akan hilang setelah bayi berusia 3 (tiga) bulan.
• Bising usus bayi dapat didengar 1 jam setelah lahir.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
7. Sistem Gastrointestinal
A
D
• Kapasitas lambung 30-90 ml. A
P
• Waktu pengosongan lambung sangat T
A
bervariasi. S
I
• Waktu pemberian makanan, volume
B
makanan, jenis dan suhu makanan serta stress B
L
psikis dapat mempengaruhi waktu
pengosongan lambung.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
7. Sistem Gastrointestinal
A
D
Tinja A
• Bayi lahir dengan bagian bawah yang penuh dengan P
meconium. T
A
• Meconium berasal dari cairan amnion dan unsur- S
unsurnya, dari sekresi usus dan dari sel-sel mukosa, I
hijau kehitaman, konsistensinya kental, dan
mengandung darah samar. Mekonium pertama keluar B
B
steril, tetapi mekonium setelah beberapa jam L
mengandung bakteri. Sekitar 69% bayi normal yang
cukup bulan mengeluarkan mekonium dalam 12 jam
pertama kehidupannya, 94% dalam 24 jam dan 99,8%
dalam 48 jam. (Bobak, 2005).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
8. Sistem Hepatica
A
• Pembentukan hati dan kandung empedu pada minggu IV D
kehamilan. A
• Hati besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen pada P
bbl. T
• Dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan iga. A
S
I
Penyimpanan besi
• Masa janin == produksi Hb, menyimpan zat besi sejak dalam B
B
kandungan.
L
• Ibu dengan asupan zat besi yang cukup selama hamil  bayi
memiliki simpanan besi & bertahan sampai bulan kelima di
luar rahim.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Hepatica
A
Konyugasi bilirubin D
A
• Hati mengatur jumlah billirubin tidak terikat P
dalam peredaran darah. T
A
• Billirubin = pigmen berasal dari hemoglobin yang S
terlepas saat pemecahan sel darah merah dan I
mioglobin di dalam sel otot. B
Hiperbilirubinemia fisiologis B
L
• Hiperbilirubinemia fisiologis/ikterik neonatal
merupakan kondisi yang normal pada 50% bayi
cukup bulan dan pada 805 bayi premature.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
9. Sistem Imun
• Sistem imunitas bbl masih belum matang  neonatus rentan A
terhadap berbagai infeksi dan alergi. D
A
• Setelah sistem imun matang  memberikan kekebalan alami
maupun yang didapat. P
T
• Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang A
mencegah atau meminimalkan infeksi. S
• Kekebalan alami diantaranya meliputi: I
– Perlindungan oleh kulit membrane mukosa.
– Fungsi saringan saluran napas. B
– Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus B
– Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. L
• Kekebalan alami juga disediakan oleh sel darah == membantu bbl
membunuh mikroorganisme asing.
• Namun pada bbl sel darah ini belum matang  belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Imun
• BBL yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung A
D
banyak virus dalam tubuh ibunya. A
• Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing P
belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan anak. T
A
• Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita S
adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh. I
• Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat B
ini bbl sangat rentan terhadap infeksi. B
• Reaksi bbl terhadap infeksi masih lemah dan tidak L
memadai ==perlu: pencegahan terhadap mikroba
(praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI
dini/kolostrum) dan detekdi dini serta pengobatan dini
infeksi menjadi sangat penting.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Imun
A
• Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada D
awal kehidupan janin == tidak aktif beberapa bulan. A
P
• Selama tiga bulan pertama kehidupannya, bayi T
dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. A
– Barier alami seperti keasaman lambung atau produksi S
I
pepsin dan tripsin yang mempertahankan kesterilan usus
halus. B
– IgA sebagai pelindung membrane lenyap dari traktus naps B
L
dan traktur urinarius dan traktus gastrointestinal kecuali
jika bayi diberi ASI.
– Bayi mulai menyintesa IgA dan mencapai sekitar 40% kadar
IgG orang dewasa pada usia 1 tahun.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
10. Sistem Integumen
• Struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir dan A
D
belum matang. A
• Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan P
sangat tipis, sangat sensitive dan dapat rusak dengan T
A
mudah. S
• Verniks kaseosa & epidermis berfungsi sebagai lapisan I
pelindung.
B
• Bbl sehat dan cukup bulan: tampak gemuk, lanugo B
halus terlihat di wajah, bahu, dan punggung. L
• Edema dan ekimosis (memar) dapat timbul akibat
presentasi muka dan kelahiran dengan forcep. Ptekie
timbul jika daerah tersebut ditekan.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Integumen
Beberapa permasalahan yang dialami oleh bayi baru lahir A
D
terkait sistem integument antara lain: A
Kaput suksedaneum (ditemukan dini) P
= edema pada kulit kepala akibat tekanan vertex yang lama T
pada serviks sehingga pembuluh darah tertekan dan A
S
memperlambat aliran balik vena  membuat cairan di kulit I
daerah kepala meningkat  edema/bengkak.
Sefalhematoma B
= perdarahan diantara periosteum dan tulang tengkorak B
L
dan periosteumnya.
= sefalhematoma tidak pernah melewati garis sutura
kepala. Perdarahan dapat terjadi pada kelahiran spontan
akibat penekanan pada panggul ibu.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Integumen
Deskuamasi A
= pengelupasan kulit bbl == merupakan indikasi pascamaturitas. D
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat A
P
= sudah ada saat bbl, namun belum berespon terhadap peningkatan suhu
tubuh. Terjadi sedikit hyperplasia kelenjar sebasea dan sekresi sebum T
akibat pengaruh hormone saat hamil. A
Bintik Mongolia S
I
= merupakan daerah pigmentasi biru kehitaman pada semua permukaan
tubuh termasuk ekstremitas.
B
Nevi
B
= seperti gigitan burung bangau yaitu nevi telangiektasis berwarna merah L
muda dan mudah memutih, terlihat pada kelopak mata bagian atas,
daerah hidung, bagian atas bibir, tulang oksipital bawah dan tengkuk.
Eritema Toksikum
= Suatu ruam sementara, eritema toksikum/eritema neonatorum/
dermatitis gigitan kutu. Eritema toksikum memiliki lesi yakni macula
erimatosa, papula, dan vesikel kecil.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
11. Sistem Reproduksi
Wanita A
D
• Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal A
primitive. P
T
• Jumlah ovum berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir A
sampai dewasa. S
• Peningkatan kadar estrogen masa hamil diikuti dengan I
penurunan setelah bayi lahir  pengeluaran cairan B
mukoid atau kadang-kadang pengeluaran bercak darah B
melalui vagina (pseudomenstruasi). L
• Genitalia eksterna biasanya edematosa disertai
pigmentasi yang lebih banyak.
• Pada bayi lahir cukup bulan, labia mayora dan minora
menutupi vestibulum.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Reproduksi
A
Pria D
• Testis turun ke dalam skrotum pada 90% bayi A
P
baru lahir laki-laki. T
• Preputium yang ketat seringkali dijumpai pada A
S
bbl. I
• Muara uretra dapat tertutup preputium dan tidak
B
dapat ditarik ke belakang selama tiga samapai B
empat tahun. L
• Terdapat rugae yang melapisi kantong skrotum
dan hidrokel (penimbunan cairan di sekitar testis)
sering terjadi dan biasanya akan mengecil tanpa
pengobatan.
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
12. Sistem Skeletal
A
• Kepala bayi cukup bulan = seperempat D
A
panjang tubuh. P
T
• Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. A
S
• Wajah relative kecil terhadap ukuran I

tengkorak (lebih besar dan berat. B


B
• Ukuran dan bentuk cranium dapat mengalami L
distorsi akibat molase (pembukaan kepala
janin akibat tumpang tindih tulang-tulang
kepala).
Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020
ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
Sistem Skeletal
A
• Ada dua kurvatura pada kolumna vertebralis: D
A
toraks dan sacrum. P
T
– Ketika bayi mulai dapat mengendalikan kepalanya, A
kurvatura lain terbentuk di daerah servikal. S
I
– Pada bayi baru lahir, lutut saling berjauhan saat
B
kaki diluruskan dan tumit disatukan, sehingga B
tungkai bawah terlihat agak melengkung. L

– Saat baru lahir, tidak terlihat lengkungan pada


telapak kaki.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
13. Sistem Metabolisme
• Pada akhir persalinan terjadi pengurangan oksigen dan A
pertambahan karbondioksida yang dapat mengakibatkan asidosis D
respiratorik. Bayi normal dapat mengatasi keadaan ini. A
• Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah P
tertentu. T
A
• Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir S
seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya I
sendiri.
• Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat B
(1 sampai 2 jam). B
• Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara: L
– Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk
menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
– Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
– Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis).

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020


ADAPTASI Kehidupan EKTRA UTERIN
13. Sistem Metabolisme
• BBL mencerna makanan dalam jumlah yang cukup & akan membuat glukosa dari A
glikogen (glikogenolisis)  terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang D
cukup. A
• Bayi sehat menyimpan glukosa sebagai glikogen di dalam hati, selama bulan-bulan P
terakhir kehidupan intrauterin.
T
• Bayi dengan hipotermia saat lahir  mengakibatkan hipoksia == menggunakan
persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran  penting = menjaga semua A
bayi dalam keadaan hangat. S
• Keseimbangan glukosa tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan I
yang sehat.
• Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam B
keadaan beresiko. B
• BBL < bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress janin L
merupakan resiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan
sebelum lahir.
• Gejala-gejala hipoglikemia meliputi: kejang-kejang halus, sianosis, apnu, tangis
lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan.
• Ingat: hipoglikemia dapat tanpa gejala pada awalnya.  jangka panjang =
kerusakan yang meluas di seluruh sel-sel otak.

Dr.LENNY IRMAWATY S, SST., M.Kes _2020

Anda mungkin juga menyukai