Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

PENGARUH WARNA DAN


CAHAYA TERHADAP
PERSALINAN
Mata kuliah Asuhan Persalinan dan BBL
Prodi S1 Kebidanan
Anggota kelompok
Nawang
01 puspitasari 05 Siti nurul aeni
Riski putri Sri widia
02 ramadhan 06 ningrum
Shella
03 rahmayani
04 Siti nurjanah
pendahuluan
Lingkungan dalam proses persalinan dapat memiliki efek yang besar terhadap
kenyamanan, kecemasan, ketakutan, kelancaran persalinan, dan kepuasan pasien.
Lingkungan yang dimaksud adalah sesuatu yang berada di sekitar ibu bersalin.
Lingkungan yang ada saat ini terlihat sangat sederhana dan apa adanya. Dalam ruang
tersebut, faktor psikologis pasien dan faktor kenyamanan dapat dikatakan diabaikan.
Ruang tersebut hanya diperuntukkan sebagai penunjang fungsi fisik penyembuhan saja,
padahal dengan keadaan ruang demikian, fungsi ruang tersebut tidak akan optimal
menunjang proses penyembuhan (sari, 2003).
PENCAHA
YAAN
Pencahayaan di dalam suatu ruangan memungkinkan orang yang menempatinya
dapat melihat objek. Tanpa dapat melihat objek dengan jelas maka aktivitas di
dalam ruang akan terganggu. Sebaliknya, cahaya yang terlalu terang juga dapat
mengganggu penglihatan.
Menurut KEPMENKES NO 1204 tahun 2004 telah mengatur standar pencahayaan
yang digunakan di dalam ruang persalinan sebesar 300 lux, sedangkan untuk
tindakan dan pemeriksaan sebesar 1000 lux. Pencahayaan alam maupun buatan
diupayakan agar tidak menimbulkan silau dan intensitasnya sesuai dengan
kegunaannya. Pencahayaan didapatkan dari pencahayaan alami, general (lampu
standar) dan pencahayaan khusus (spot light).
FOKUS UTAMA PADA
KENYAMANAN VISUAL

Kesilauan Kekuatan Cahaya


Kesilauan dapat dikurangi dengan Kegiatan yang membutuhkan suatu
cahaya dari sumber yang lain. ketelitian dan intens, maka
kekuatan cahaya harus semakin
terang. Hal tersebut yang
Kekontrasan menjadi alasan utama kamar
operasi pasti lebih terang
Semakin besar kekontrasan, maka daripada di perkantoran pada
lebih mudah pemahaman umumnya.
terhadap objek.
PENTINGNYA
PENCAHAYAAN
01 Memberikan ibu control atas lingkungan tempat persalinan
Membuat kesan “asing” berkurang, penggunaan lampu dengan pencahayaan yang tidak terlalu
02 terang memberikan kesan seperti di rumah, sedangkan lampu neon mencolok terang adalah ciri khas
dari lingkungan klinis.

03 Mengubah suasana hati


04 Membuat ibu bersalin merasa santai dan tenang
05 Dapat merangsang tubuh untuk memroduksi melatonin, dan selanjutnya meningkatkan produksi
oksitosin
WARNA
Warna adalah sensasi visual yang dihasilkan oleh adanya
stimulus cahaya, baik cahaya alami maupun buatan. Tampilan
warna suatu objek bergantung pada jenis cahaya, sehingga dapat
dikatakan bahwa warna berubah sesuai dengan kualitas cahaya.
Warna memiliki dampak emosional langsung pada individu.
FAKTOR YANG DAPAT
MENGHAMBAT PERSEPSI
TERHADAP WARNA
● Terlalu silau
● Pemilihan warna yang baik
● Desain interior yang unik
● Arah cahaya yang salah

(Arum: 2018)
FUNGSI WARNA
Fungsi indikasi
10% warna menjelaskan karakter,
manfaat, dan fungsi dari sebuah
objek dengan menunjukkan validitas
visual, kondisi, material, tujuan, atau

20% Fungsi
struktur fungsional.

70%
simbolik
warna memaparkan makna suatu
objek

Fungsi estetika
warna dapat berfungsi sebagai
elemen dekoratif atau sebagai bagian
(Arum ; 2018) dari komposisi formal.
PSIKOLOGI WARNA
1. Warna hangat: merupakan warna yang cepat ditangkap oleh mata
dan memberikan rangsangan energi untuk yang melihat. Warna di
sisi hangat lingkaran warna umumnya dipahami sebagai
kebahagiaan, kenikmatan, energik, agresif, aktif dan
menyenangkan. Merah-ungu, merah, merahjingga, jingga, kuning-
jingga, sampai kuning dan warna paling panas adalah warna
jingga
2. Warna dingin: warna yang memberikan nuansa kesejukan atau
ketenangan, yaitu warna kuninghijau, hijau, hijau-biru, biru, biru-
ungu, ungu dan warna paling dingin adalah perpaduan warna
hijau-biru. Warna-warna ini memberikan perasaan santai dan
ketenangan.
3. Warna netral: putih, hitam, abu-abu berada di kategori ini. Warna-
warna tersebut berada diantara warna dingin dan hangat dan
memiliki efek psikologis yang kurang intens. Warna akromatik
juga dianggap sebagai warna netral, seperti coklat, krem, dan tans .
Tabel Psikologis Warna
Merah Cerah
Jingga cerah Berkesan
Coklat Memberi efek segar
Jingga muda, kuning Berkesan hangat
Abu-abu dingin, hijau Berkesan sejik
Biru, hijau Berkesan rilex
Ungu Mengesankan
Hitam Berkesan tertekan
Putih Berkesan tidak bekerja
Penelitian yang menunjang
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh kurnia indera kumala dan yayi arsandrie
pada tahun 2021 ditemukan dua warna yang
berperan memberikan perasaan nyaman dan
tenang antara lain biru dan hijau. Warna hijau
secara fisik dapat memberi ketenangan pada
sistem saraf dan digunakan dalam penanganan
permasalahan kesehatan terkait tekanan darah
dan yang berhubungan dengan organ jantung.
Selain itu, secara psikologis warna hijau adalah
warna yang seimbang dan mampu mengurangi
rasa takut, stress dan emosi saat berada di
rumah sakit (Wauters Dan Thompson, 2001).
Penelitian yang menunjang
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh ari andriyani
pada tahun 2019 mendapatkan hasil yaitu terapi warna
hijau secara signifikan menurunkan kecemasan,
kecemasan ibu hamil, tingat stres lansia. Tekanan darah
sistolik pada lanjut usia.Hasil penelitian ini juga didukung
oleh shealy dkk (1996) dalam honig (2007), yang
mengukur perubahan dalam berbagai zat kimia saraf dan
neurohormonnya sebagai respon terhadap cahaya
berwarna. Warna hijau meningkatan kadar serotonin
hingga 104%, oksitosin hingga 45,5%, dan beta endorfin
hingga 33%. Kemudian menurut Vernolia, 1988 dalam
edge menyatakan warna hijau memiliki efek penenang,
mengurangi iritasi dan kelelahan, serta dapat
menenangkan gangguan emosi dan sakit kepala
referensi
● Buckley SJ. 2015. Hormonal Physiology Of Childbearing: Evidence And Implications For Women, Babies, And
Maternity Care. National Partnership For Women & Families.
● Honig Lm. Physiological And Psychological Response To Colored Light [Internet]. Saybrook; 2007. Available From:
Http://Gradworks.Umi.Com/3369590.Pdf
● Susilowati, E. 2014. Upaya Menciptakan Kenyamanan Pada Ibu Bersalin Melalui Setting Tempat Persalinan.
Proceeding Book Workshop Nasional Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, 1.
● An-Nafi‟, A. F. 2009. Pengaruh Kenyamanan Lingkungan Fisik Ruang Rawat Inap Kelas Iii Terhadap Kepuasan Pasien
Di Rsui Kustati Surakarta. Program Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
● Kumala, K. I., & Arsandrie, Y. (2021). Kenyamanan Psikologis Pada Desain Interior Fasilitas Kebidanan (Studi Kasus:
Rumah Bersalin Di Kabupaten Wonogiri). Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2021.
● Andriani, A., & Mahindria, V. (2019). Kombinasi Terapi Warna Hijau, Aromaterapi Lavender, Dan Musik Untuk
Menurunkan Nyeri Dan Kecemasan Persalinan. Media Ilmu Kesehatan. Vol.8, No.1.
● Meiranny, Arum. 2018. Pengaturan Lingkungan Persalinan Sebagai Upaya Peningkatan Kenyamanan Dan Kepuasan
Persalinan. UNISSULA Press: Semarang.
● Yustanta Brivian Florentis, Dkk. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Masa Pandemi COVID-19. CV Penulis Cerdas
Indonesia: Malang
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai