Anda di halaman 1dari 60

Laporan Field Trip

Kelompok 2
Anggota Kelompok :
1. Ratna Diah F 6. Siti Nurjanah
(2010302012) (2010302018)
2. Rizki Amelia 7. Siti Nurul Aeni
(2010302013) (2010302019)
3. Rizki Putri R 8. Sri Widia N
(2010302014) (2010302020)
4. Shella Rahmayani 9. Tiara Amoura P N
(2010302016) (2010302021)
5. Sherly Marshelia 10. Mardhatillah
(2010302017) (2010302023)
Latar Belakang
Field trip atau kuliah lapangan adalah
suatu kegiatan kunjungan ke objek
tertentu diluar lingkungan kampus yang
bertujuan untuk mencapai tujuan
intruksional tertentu (Shakil et al.,
2011).
Tujuan dari field trip ini adalah :

1. Sebagai wawasan untuk menambah informasi serta


ilmu pengetahuan.
2. Sebagai perbandingan antara teori yang diberikan di
perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan
mengenai kajian tentang pelayanan kebidanan di
Rumah Sakit.
Manfaat
1. Menambah wawasan terkait dengan
penerapan dari pelayanan kebidanan
di Rumah Sakit.
2. Mengetahui perbandingan antara teori
yang diberikan di perkuliahan dengan
kenyataan yang ada di lapangan mengenai
kajian tentang pelayanan kebidanan di
Rumah Sakit.
A.Rumah Sakit Umum

Dalam Undang-Undang No. 44 tahun


2009 yang dimaksud dengan rumah
sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
rawat darurat.
Rumah sakit umum adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit. Sedangkan yang
disebut rumah sakit khusus adalah
rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang
atau satu jenis penyakit tertentu,
berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ atau jenis penyakit.
○ Berdasarkan kelasnya rumah sakit umum dikatedorikan ke
dalam 4 kelas mulai dari A,B,C,D di mana untuk yang
membedakan keempat kelas tersebut adalah sebagai berikut:

○ 1. Pelayanan medis
○ 2. Pelayanan dan asuhan keperawatan
○ 3. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
○ 4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan
○ rujukan
○ 5. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
○ 6. Administrasi umum dan keuangan
Rumah Sakit Tipe A
○ Merupakan rumah sakit tipe teratas yang
merupakan rumah sakit pusat dan memiliki
kemampuan pelayanan medik yang lengkap.
Rumah sakit umum tipe A sekurang-kurangnya
terdapat 4 pelayanan medik spesialis dasar yang
terdiridari : pelayanan penyakit dalam, kesehatan
anak, bedah dan obstetri dan ginekologi.
Rumah Sakit Tipe B
Merupakan rumah sakit yang masih
termasuk dalam pelayanan kesehatan
tingkat tersier yang lebih
mengutamakan pelayanan subspesialis.
Juga menjadi rujukan lanjutan dari
rumah sakit tipe C.
Rumah Sakit Tipe C

Adalah rumah Sakit yang merupakan rujukan


lanjutan setingkat diatas dari dari pelayanan
kesehatan primer. Pelayanan yang diberikan
sudah bersifat spesialis dan kadang juga
memberikan pelayanan subspesialis.
Rumah Sakit tipe D

Merupakan rumah sakit yang menyediakan


pelayanan medis dasar, hanya sebatas pada
pelayanan kesehatan dasar yakni umum dan
kesehatan gigi. Mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis paling sedikit 2
pelayanan medis dasar.
B. Pelayanan Publik

Pelayanan publik (public service) merupakan salah satu


perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi
masyarakat di samping abdi negara. Sebagai proses,
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,
meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.Standar
pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam
penyelengaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh
pemberi dan atau penerima pelayanan beberapa tertuang
dalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004.
C. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang


digunakan dalam memberikan layanan kesehatan
kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah
sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Kesehatan menurut UU no.36/2009 tentang Kesehatan
terdiri dari dua unsur yaitu “upaya kesehatan” & “sumber
daya kesehatan”. Yang dimaksud dengan sumber daya
kesehatan, terdiri dari sumber daya manusia kesehatan
(tenaga kesehatan yaitu dokter, apoteker, bidan, perawat)
& sarana kesehatan (antara lain rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, tempat praktik dokter).
1. Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan kesehatan primer merupakan
pelayanan yang bersifat pelayanan yang
bersifat dasar, merupakan rujukan
pertama pelayanan kesehatan yang
mudah terjangkau oleh masyarakat di
lingkungannya dan dilakukan bersama
masyarakat.
2. Pelayanan Kesehatan Sekunder

Pelayanan kesehatan sekunder Pelayanan kesehatan


sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat
spesialis dan bahkan kadang kala pelayanan
subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan
kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary
health care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat
memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan).
3. Pelayanan kesehatan tersier

Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang


lebih mengutamakan pelayanan subspesialis serta
subspesialis luas.
D. Kualitas Pelayanan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(1995:467), kualitas diartikan sebagai
“Tingkat baik buruknya sesuatu”.
Kualitas jasa pelayanan sangat
dipengaruhi oleh harapan konsumen atau
pengguna layanan.
Dalam perspektif lain yang umum digunakan dalam
mengukur kualitas pelayanan dengan menggunakan
instrumen SERVQUAL(Service Quality), diantaranya
yaitu :
1. Reliability, is ability to perform the promised
service dependably and accurated. Reliability adalah
kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan
secara handal dan akurat.
○ 2. Responsiveness adalah kesediaan untuk membantu
pengguna layanan dan menyelenggarakan pelayanan
tepat waktu.
○ 3. Assurance adalah pengetahuan dan keramahan
petugas pemberi layanan serta kemampuan mereka
untuk menginspirasi kepercayaan dan kenyamanan
bagi pengguna layanan.
○ 4. Empathy (perhatian). Empati termasuk
kemampuan untuk merasakan keadaan emosional
orang lain, merasa simpatik dan mencoba
menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif
orang lain.
○ 5. Tangibles (bukti fisik) Adalah fasilitas fisik,
perlengkapan dan penampilan petugas pelayanan.
Zeithaml, Berry dan Parasuraman
menyimpulkan tiga kondisi yang
mengekspresikan kepuasan pengguna layanan
terhadap pelayanan yang diterima, yaitu:

24
1. When ES (Expected Service) > PS (Perceived Service) / ES >
PS
Saat harapan (Expected Service) pengguna layanan lebih besar
daripada persepsi ( Perceived Service) terhadap pelayanan yang
diperoleh maka pengguna layanan akan merasa tidak puas terhadap
pelayanan.

2. When ES = PS
Pada saat harapan pengguna layanan sesuai dengan persepsi terhadap
pelayanan yang diperoleh maka pengguna layanan akan merasa
puas.

25
3. When ES < PS
Pada saat harapan pengguna layanan lebih rendah
dari persepsi terhadap pelayanan yang diperoleh,
maka hal tersebut menjadi kejutan yang
menyenangkan bagi pengguna layanan.

26
Kualitas adalah sesuatu yang abstrak yang
merupakan penilaian baik atau buruk dari sesuatu
yang dirasakan. Kualitas sendiri didefinisikan
sebagai ukuran baik atau tidaknya sesuatu,
kualitas pelayanan bisa didefinisikan sebagai baik
atau buruknya pelayanan.

27
Beberapa indicator meliputi Reliability, Responsiveness,
Tangibles Assurance, dan Emphaty yang digunakan
dalam metode SERVQUAL digunakan untuk menilai
untuk menilai seberapa baik atau buruknya kualitas
pelayanan.

28
RS Muhammadiyah Kota Cirebon adalah Rumah
Sakit Swasta type D, tepatnya di Jl. Wahidin
Sudirohusodo No. 79, Sukapura, Kecamatan
Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, dengan nomor
perijinan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kota Cirebon Nomor: 503/Kep.040-
Dinkes. RSUM mampu melayani mampu memberikan
pelayanan kesehatan umum dan spesialis terbatas.

29
RS Muhammadiyah Kota Cirebon memiliki beberapa
fasilitas seperti Instalasi Gizi, HCU, Laboratorium,
Ambulans, Farmasi, Unit Perawatan Intensif, Instalasi
Maternal Perinatal, Instalasi Bedah,, Perawatan
Observasi, Instalasi Rawat Inap. Instalasi Rawat Jalan,
Masjid, Area Parkir, Medical Check Up, Home Care,
Ruang Tunggu, Instalasi Gawat Darurat (IGD).

30
2
BAB III
HASIL FIELD TRIP
Hasil dari kegiatan Field Trip ini sangat memberikan
pengetahuan dan gambaran yang jelas tentang teori yang
didapatkan dalam perkuliahan, dan membandingkannya
ketika diaplikasikan di dunia nyata atau secara langsung
pada pasien dengan latar belakang dan kepribadian yang
berbeda sehingga kami dapat melakukan pembahasan
perbedaaan antara teori yang didapatkan dalam
perkuliahan dengan mengaplikasikan tindakan secara
nyata di Rumah Sakit.
Kita diterima di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Kota Cirebon pada jam 09.00, berikut daftar ruang
kunjungan:
Ruang UGD (Uni Gawat Darurat)
Kunjungan yang pertama di ruang UGD, didepan ruang ini
ada ruang Triase, ruang ini petugas memilih pasien sesuai
dengan kondisii pasien, biasanya di ruang triase ini ada
satu petugas kesehatan.
Di dalam UGD ada 4 zona, 33
A.Zona Merah
Dalam zona ini pasien dalam kondisi gawat darurat
(prioritass pengobatan pertama) dan pasien akan
dilayani dalam kurang waktu dari 10 menit karena
kondisi yang sangat kritis yaitu tersumbatnya jalan
nafas, dyspnea, pendarahan, syok, hilang kesadaran.

34
B.Zona kuning
Dalam zona ini pasien dalam kondisi gawat tapi tidak
darurat, dalam zona ini pengobatan pasien dapat
ditunda untuk beberapa jam dan tidak akan
berpengaruh terhadap nyawanya, TTV stabil.

35
C.Zona Hijau
Dalam zona ini pasien dalam kondisii ringan, mayoritas
korban luka yang dapat berjalan sendiri. Merkea dapat
melakukan rawat jalan.
D.Zona hitam
Dalam zona ini pasien dalam kondisi meninggal atau tidak
bisa diselamatkan.
36
Didalam ruang UGD juga terdapat alat kesehatan seperti:
A.EKG (Elektrokardiogram)
Alat untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur
aktifitas listrik yang dihasilkan oleh jantung, sebagaimana
jantung berkontraksi.

37
2.Ruang USG & NST
A.USG
Ultrasonografi atau yang biasa dikenal sebagai USG, merupakan teknik
menampilkan gambar atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh. Alat medis
ini memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tingi untuk mengambil
gambar tubuh bagian dalam. Pada kehamilan cairan amnion dapat menambah
refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat
mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi
pankreass, limpa, tiroid dan lain-lain.

38
Adapun jenis USG yaitu sebagai berikut:

39
A.USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian
besar keadaan janin dapat ditampilkan.

40
B.USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang
gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil
mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam
hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas.
Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan
janinnya yang diputar)
41
C.USG 4 Dimensi
USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi
yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang
diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara paada
USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”.
Jadi, pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin didalam rahim.

42
B.NST
Pemeriksaan Non Stress Test (NST). NST adalah cara
pemeriksaan janin dengan menggunakan Merupakan
tindakan non-invasif. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
melihat interaksi antara perubahan denyut jantung dengan
gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada
saat kehamilan maupun persalinan. Pemeriksaan frekuensi
denyut nadi melalui Doppler ultrasound, bersamaan
dengan tekanan otot rahim.
43
Fungsi dari NST ini adalah : 1. Pemeriksaan NST
dilakukan untuk menilai gambaran denyut jantung janin
(djj) dalam hubungannya dengan gerakan/ aktivitas
janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap
frekuensi dasar djj (baseline), variabilitas (variability)
dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan /
aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD).

44
2. Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon
stimulus secara normal dan apakah bayi menerima
cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia
kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun
sesuai dengan kondisi bayi.
3. Yang dinilai adalah gambaran djj dalam
hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada
janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi
45
3.Ruang V K ( Verlos Kamer)
V K (Verlos Kamer) yang artinya ruang bersalin. Sebelum pasien masuk
keruang operasi, persiapan dilakukan di Ruang VK dengan tindakan
anatra lain: memasang infus, mencukur, memasang kateter, skin test,
penyutikan antibiotic, membuat permintaan pemeriksaan laboratorium,
menyiapkan pakaian ibu dan bayi dan menyiapkan obat obatan untuk SC
dan juga mempersiapkan berkas kelengkapan SC atau surat Ijin Operassi.
Selain persiapan pasien SC, Ruang VK juga memberikan pelayanan partus
normal.

46
4. Ruang Pemrosesan Alat
Sebelum alat dan beberapa APD digunakan kembali, maka dilakukan
Dekontaminasi yaitu, tindakan pencegahan infeksi terhadap instrument
medis, tempat persalinan, sarung tangan dan celemek yang terpapar cairan
tubuh dan darah.
Pada Rumah Sakit Muhammadiyah pemrosesan alat menggunakan
OTOKLAF. Otoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
selama kurang lebih 20 menit.

47
Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit)

48
 OGT ( Orogastrik Tube)
Melaksanakan tindakan pemasangan selang OGT ( Orogastrik Tube ) dari
Rongga mulut sampai ke lambung.
Tujuannya yaitu Memasukan makanan cair atau obat –obatan, Mengirigasi
karena perdarahan/ keracunan dalam lambung. Mengambil specimenpada
lambung untuk studi laboraturium.
Indikasi : Pemasangan selang OROGASTRIK TUBE ( OGT ) dilakukan
pada anak atau bayi yang tidak sadar ( koma ), tidak mampu makan atau
minum melalui mulut.

49
Tahap Kerja :
1. Dekatkan alat.
2. Persiapkan lingkungan
3. Cuci tangan
4. Mengatur posisi pasien
5. Pasang pengalas kepada anak
6. Memakai sarung tangan.
7. Mengukur panjang selang
8. Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur
dengan menggunakan plester.
50
9. Lumasi OGT dengan air atau pelumas larut air.
10. Infomconcent
11. Masukan selang yang telah di lumasi dengan air atau
pelumas larut air Melalui rongga mulut.
12. Jika setelah selesai pasang OGT sampai ujung yang
telah di tentukan periksa posisi selang dengan
menggunakan dua cara sebagai berikut : Dengan spuit,
Menggunakan air.

51
 Fototerapi
Fototerapi atau terapi dengan menggunakan sinar
ultraviolet, merupakan perawatan paling umum
yang digunakan untuk menurunkan kadar
bilirubin yang tinggi pada newborn yang
mengalami jaundice atau bayi kuning.

52
Fototerapi direkomendasikan apabila :
1.) Kadar bilirubin total 5-8 mg/dl pada bayi
dengan berat badan <1500 gram.
2.) Kadar 8-12 mg/dl pada bayi dengan berat
badan 1500-1999 gram.
3.) Kadar 11-14mg/dl pada bayi dengan
berat badan 2000-2499 gram.(wong et al.,
2009). 53
Perawatan Bayi Dengan Fototerapi.
1.) Pasang penutup mata dan pastikan terpasang dengan baik
2.) Baringkan bayi tanpa pakaian, kecuali popok/ bilibottom
3.) Ubah posisi bayi setiap 3 jam
4.) Ketika fototerapi dimulai, periksa kadar bilirubin setiap 24 jam
5.) Pantau subuh tubuh bayi.

54
6.) Observasi status hidrasi bayi, pantau intake dan output
cairan
7.) Edukasi dan motivasi orangtua / keluarga bayi
8.) Dokumentasikan nama bayi, no RM, tanggal dan jam
dimulai dan selesainya fototerapi, jumlah jam pemakaian alat
fototerapi dalam lembar dkomentasi pemakaian alat.
9.) Dokumentasikan pula tanggal dan jam penggunaan
fototerapi, tampilan klinis bayi, dan tindakan lainnya yang
dilakukanterkait fototerapi dalam lembar dokumentasi
perawatan bayi.
55
Hal-hal yang harus diperhatikan
1.) Toksisitas cahaya terhadap retina bayi yang
imatur sehingga selama pemberian fototerapi,
penutup mata harus terpasang (Maisels &
McDonagh, 2008).
2.) Gunakan diapers selama fototerapi untuk
melindungi genetalia bayi (Wong et al., 2009).

56
Durasi Fototerapi
Lamanya durasi fototerapi selah satunya
ditentukan oleh nilai total serum bilirubin saat
mulai fototerapi dan fototerapi dihentikan jika
nilai total serum bilirubin mencapai nilai kurang
dari 12 mg/dl (Moeslihchan et al, 2004 dalam
Rahmah et al, 2013

57
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

58
Kesimpulan
Kunjangan Rumah Sakit Muhammadiyah sangat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuam tentang ilmu kesehatan. Pada
kesempatan Field Trip ini kami berkunjung
kesejumlah ruang di Rumah Saakit
Muhammadiyah seperti ruang UGD, ruang USG
& NST, ruang VK, ruang pemrosesan alat, ruang
NICU.
Saran
Dalam Field Trip ini waktunya kurang lama
sehingga mengalami keterbatasan untuk
melihat ruangan-ruangan.

60

Anda mungkin juga menyukai