KEPERAWATAN
NAMA : REVIA NOVEMI
NIM : 211211968
Rumah Sakit
2017). Instansi dari pelayanan kesehatan ini diberdirikan dan diselenggarakan dari
pemerintah pusat atau pun swasta dengan memberikan pelayanan kesehatan utama
bagi masyarakat pada semua bidang dan macam-macam penyakit tertentu yang
lainnya.
pelayanan rawat inap atau rawat jalan dan unit gawat darurat dalam peningkatan
sumber daya manusia, pelayanan sarana hingga peralatan dan bangunan prasarana
2014).
Sebagai salah satu unit bagian dari sistem pelayanan kesehatan, rumah
sakit secara garis besar dilaksanakan melalui unit rawat jalan, rawat inap atau pun
instalasi unit gawat darurat (IGD). Pelayanan ini bertujuan untuk masyarakat
dengan menyediakan pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis atau penunjang
kebutuhan medik.
Rumah Sakit yang memiliki fasilitas sarana dan kemampuan dalam pelayanan
medis minimal empat spesialis dasar yang terdiri dari pelayanan penyakit dalam,
kesehatan anak, bedah, obstetric dan ginekologi dan empat spesialis penunjang
kesehatan yang menyentuh kebutuhan dan harapan pasien terkait dengan jenis
pelayanan, harga, mutu (medis dan non medis), hingga prosedur pelayanan
Syarat dan ketentuan rumah sakit kelas C. Adapun hal yang diharuskan
rumah sakit dalam memberi pelayanan kelas C mininal paling sedikit yaitu :
24 (dua puluh empat) jam dalam satu hari. Pada umumnya pelayanan
medis mencakup pelayanan medis gigi dan mulut, pelayanan medik dasar,
habis pakai.
penyakit.
a. Perawatan kelas III minimal 30% (tiga puluh pesen) dari seluruh jumlah
b. Pada perawatan kelas III seluruh jumlah tempat tidur untuk rumah sakit
peralatan medik untuk rawat jalan, rawat inap, IGD, rawat intensif, persalinan,
pokok, yaitu:
1. Kesejahteraan pasien
nyaman dengan memperlihatkan tindakan maupun sikap dari tenaga medis dalam
keperawatan. Untuk itu, hal ini juga menghubungkan antara fasilitas yang
memadai serta segala jenis peralatan yang terpelihara dengan baik akan berfungsi
Kenyamanan serta situasi kamar adalah satu diantara dari variabel yang di
hingga tindakan tenaga medik terutama para dokter atau perawat pada saat
harus dipertahankan agar pasien merasa kepuasan atas pelayanan yang dilakukan,
pasien melalui keluarganya mengenai sudut pelayanan mutu kesehatan yang telah
didapatkan dari rumah sakit. Dengan begitu setiap unit ruang rawatan yang
riwayat penyakit, pengobatan serta tindakan yang diberikan serta layanan lainnya
Menurut Azwar ada tiga unsur yang dipengaruhi dalam Mutu Pelayanan
Kesehatan, yaitu :
1. Unsur dari masukan yang merupakan bagian dari tenaga kesehatan, sarana
dan dana perkembangan. Apabila kuantitas dan kualitas dari tenaga dan
diharapkan.
3. Unsur dari proses yang merupakan tindakan dari medis dan non medis
Menurut Indradi tahun 2010 bahwa setiap biaya yang dikeluarkan oleh
dari tempat tidur yang telah dibeli dan disediakan sehingga tempat tidur tersebut
yakni :
Bed Occupancy Rate (BOR) : presentasi penggunaan tempat tidur yang di-
pergunakan dalam menentukan tingkat pemanfaatan tempat tidur. Nilai ideal dari
indikator BOR menurut Depkes RI Tahun 2006 adalah 60-85 %. Jika BOR
dinyatakan rendah maka kurangnya tingkat penguatan dalam memanfaatkan tepat
tidur. Namun jika BOR yang tinggi menandakan pemakaian melampaui batas
ideal lebih dari 85% maka akan menggambarkan bahwa terjadinya overload
AvLOS atau jumlah hari lama rawatan seseorang dirawat (AvLOS) yang
dihitung sejak pasien masuk hingga pasien keluar dari rumah sakit. Angka pada
Standar nilai AvLOS berdasarkan Depkes RI tahun 2006 adalah 6-9 hari.
BTO atau jumlah kali tempat tidur tersebut ditempati oleh pasien yang
berbeda. Dihitung dalam periode waktu tertentu (biasanya1 tahun). Nilai ideal
BTO selama periode 1 tahun rata-rata 40-50 kali dalam 1 pemakaian tempat tidur.
TOI atau rata-rata jumlah hari dari penggunaan tempat tidur yang tidak
ditempati, dihitung pada saat tempat tidur ditinggalkan oleh pasien hingga
digunakan kembali oleh pasien berikutnya. Hal ini juga dapat membagikan
gambaran tingkat efisiensi dari pemakaian tempat tidur secara bersamaan dengan
AvLOS yang merupakan indikator pemakaian tempat tidur. Artinya, makin tinggi
TOI maka efisiensi pemakaian TT semakin buruk. Nilai standar ideal TOI adalah
1-3 hari.
Konsep Teori Barber–Johnson
Tahun 1973, Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA dan David
untuk bangsal perawatan pasien. Ditemukan empat garis bantu yang terbentuk dari
d. Garis bantu BTO merupakan garis yang ditarik dan menghubungkan posisi
Standar idealnya adalah 75% - 85%,jika > 85% berarti tempat tidur yang dipakai
BOR =
Jumlah rata-rata hari rawat pasien yang menetap dirumah sakit, belum
tergolong bayi lahir dikarenakan tempat tidur yang dipergunakan bayi merupakan
atas nama ibunya. Standar idealnya adalah 3-12 hari serta LOS ini diupayakan
LOS =
Frekuensi kali pemakaian tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
dari pengunaan tempat tidur. Standar efisien BTO adalah 30 kali. Apabila BTO
Jumlah TT
Hari rata-rata tempat tidur tidak dipergunakan, dihitung sejak saat tempat
tidur. Standar sfesiensi TOI ialah 1-3 hari, apabila TOI melampaui 3 hari maka
Pasien Keluar (H + M)
yaitu TOI beserta LOS secara korelatif menurut tingkat BOR dan BTO (Riyadi,
Microsoft Excel.
4. Menghitungdan membuat garis BTO 30, 20, 15 dan 12,5 dengan rumus
tabel : nilai TOI = 365/nilaiBTO (365/30, 365/20, 365/15 dan 365/12,5).
5. Menghitung dan membuat tabel BOR RSUD Tanjung Pura dengan rumus
6. Menghitung dan membuat tabel BTO RSUD Tanjung Pura dengan rumus
7. Blok nilai LOS dan TOI pada tabel BOR 50,70,75 dan 90, kemudian pilih
a. Background grafik melalui add minor gridlinespada garis LOS dan add
b. Mengubah nilai garis LOS dan TOI denganformat axis : minimum fixed
= 0,0 dan maximum fixed = 0,50 serta major fixed = 3,0 dan minor fixed
=2,0.
8. Membuat garis BOR 50, 70, 75 dan 90 dengan select datadanadd nilai
BOR ke dalam edit series berserta nilai LOS dan TOI. Danhal sama
9. Menggambar garis BOR RSUD Tanjung Pura dengan select data dan add
nilai BOR kedalam edit series berserta nilai LOS dan TOI. Dan hal sama
10. Mengatur warna, tebal garis, tebal dan besar titik, nama data tabel melalui
Daerah Efisiensi
Daerah Efisiensi
Daerah 1 Daerah 2 Daerah 3
1 1 1 3 3 9
9 50 9 9 9 50
select data dan add nilai setiap daerah efisiensi ke dalam edit series,
12. Gambar grafik selesai dan dapat disimpulkan apakah nilai setiap indikator
mendekat grafik BOR dengan sumbu Y maka BOR semakin meninggi, semakin
mendekat grafik BTO pada titik sumbu maka pasien keluar (hidup + mati)
jumlahnya akan menaik. Tetapi, bila TOI menetap maka LOS mengurang dan
organisasi yang tidak cukup baik dan untuk menurunkan TOI yang meninggi
sepuluh tahun sehingga hal ini memberi gambaran dalam bahwa adanya
b. Turn over interval melebihi satu hari, tetapi kurang dari tiga hari.
LOS, TOI, BTO dan BOR pada satu grafik. Laporan dinyatakan benar
1996).
Determinan Faktor yang mempengaruhi BOR di Rumah Sakit
(Wijono, 2001) :
2. Fasilitas yaitu sarana dan prasarana dari kebutuhan medis dasar, penunjang
3. Promosi yaitu usaha yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit untuk
5. Sistem rujukan yaitu rujukan yang diterima dan yang dilakukan rumah
sakit.
6. Cara pembayaran yaitu biaya tarif yang dibayar secara langsung atau tidak
langsung.
mencari pengobatan.
kecondongan untuk masuk didaerah efisiensi, untuk itu dapat terlihat ditriwulan I-
III, keempat indikator keberadaannya diluar daerah efisiensi seelain itu pada
Menurut hasil penelitian terdahulu lain yang dilakukan oleh Susilo (2012)
permohonan minta tempat tidur dan unit rekam medis dalam melakukan pekerjaan
efisiensi pelayanan rawat inap RSUD dr. Rasidin Padang ialah rendahnya jumlah
dikarenakan adanya faktor internal yang terdiri dari terbatasnya tenaga, sarana
minim, serta faktor eksternal yang terdiri dari lokasi rumah sakit, pesaing hingga
pengubahan kebijakan.
yaitu minimnya sarana dan prasarana yang mendukung dan rendahnya kunjungan
pasien rumah sakit dikarenakan minimnya promosi rumah sakit dan ada beberapa
pasien yang masih meminta untuk memaksa kembali kerumah atau kembali
Oleh kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit dalam
pelayanannya.
dari bagian rawat inap, serta banyaknya rumah sakit pesaing yang memiliki sarana
Landasan Teori
Secara umum, maka hal yang mendasari efisiensi pelayanan rawat inap
dirumah sakit yaitu mencapainya nilai penggunaan dan pemanfaatan tempat tidur
pelayanan dan kualitas yang diberikan terhadap suatu institusi rumah sakit kepada
indikator di RSUD Tanjung Pura selama tiga tahun terakhir berdasarkan grafik
tidur yang ideal sesuai standar yang ditetapkan. Hal ini mendorong dikarenakan
ada beberapa faktor determinan yang mempengaruhi dasar capaian efisiensi rawat
inap dirumah sakit tersebut seperti (1) ketersediaan kuantitas sumber daya
manusia yang cukup seperti tenaga dokter ataupun tenaga perawat yang terlibat
dalam memberikan penanganan medis secara cepat dan tanggap serta diharuskan
prosedur rumah sakit dan dapat mampu menjalin komunikasi yang baik terhadap
diperlukan dirumah sakit seperti kebutuhan medis dasar, penunjang medis ataupun
sampai kebutuhan medis khusus. (3) Promosi yang mengupayakan institusi rumah
dimiliki rumah sakit dan sangat diperlukan untuk menunjang dalam memasarkan
rujukan rumah sakit yang menerima program rujukan dari fasyankes pertama
penyakit yang diderita pasien. Hal ini dimana sangat mempengaruhi tingakat
jumlah kunjungan dirumah sakit. (6) Cara pembayaran dirumah sakit yang
Cara pembayaran ini yaitu biaya tarif yang dibayar secara langsung ataupun tidak
langsung, dimana pembayaran langsung dibayar oleh sipenderita dan apabila tidak
langsung biasanya dibayar oleh orang ketiga melalui asuransi. Dengan cara
dan pemulihan yang efektif. (8) Angka kesakitan suatu wilayah yang sangat
pemakaian dari jumlah tempat tidur. Adapun dapat ditarik kesimpulan dari dasar
yang mempengaruhi efisiensi pelayanan rawat inap dirumah sakit yaitu dalam
dapat masuk dan dikategorikan ideal sesuai standar tersebut dengan cara rumah
sakit mengupayakan untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas penanganan
pelayanan kesehatan, dengan demikian hal ini mampu mempunyai pengaruh dalam
masyarakat dalam menjadikan rumah sakit sebagai pelayanan pilihan pertama dalam