RSUD Tangguwisia sebagi Rumah Sakit Pemerintah di Kabupaten Buleleng memiliki peran
penting di dalam tugas yang menjamin kelangsungan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat khususnya masyarakat Buleleng.
2. Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak, klinik penyakit dalam, klinik
kebidanan, dan klinik bedah.
3. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 setiap hari kerja, kecuali hari Jumat pukul
08.00 – 11.00.
Indikator serta hal-hal lain yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pelayanan rawat jalan yang
baik adalah Mutu pelayanan unit Rawat Jalan (Poliklinik) dapat memberikan persepsi tingkat mutu
rumah sakit secara keseluruhan bagi pelanggan, karena diasumsikan kontak pertama pelanggan
dengan rumah sakit adalah melalui unit rawat jalan, sehingga mutu unit rawat jalan harus di
desain sedemikian rupa oleh rumah sakit agar mampu mewujudkan kepuasaan pelanggan.
Indikator utama untuk mengetahui mutu pelayanan rumah sakit adalah kepuasan pasien.
Pelayanan yang baik dari suatu rumah sakit akan membuktikan bahwa rumah sakit tersebut
bermutu baik. Kepuasan pasien merupakan penilaian pasien setelah merasakan pelayanan rawat
jalan yang
diberikan oleh petugas kesehatan dibandingkan dengan harapan pasien. Kualitas pelayanan yang
baik merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menciptakan kepuasan konsumen.
Pelayanan berkualitas dalam konteks pelayanan di rumah sakit berarti memberikan pelayanan
kepada pasien dan keluarganya didasarkan pada standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan
2. Jam praktek yang tepat, terdapat pelayanan 24 jam dan sistem rujukan yang baik.
5. Kualitas pelayanan yang oleh pasien biasanya dinilai baik bila pelayanan oleh dokter dan
perawat dilakukan dengan ramah, penuh perhatian terhadap kebutuhan pasien dan
perasaannya.
Rawat inap adalah adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit yang menempatkan
penderita sedikitnya satu hari tinggal/mondok di rumah sakit berdasarkan rujukan dari pelaksana
pelayanan rumah sakit atau pelaksana pelayanan kesehatan lainnya.
Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana
kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin
yang mengharuskan penderita menginap karena penyakitnya.
2. Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit maupun antara profesi.
5. Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan berkembangnya gagasan yang kreatif.
7. Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau perbaikan praktek
keperawatan dipergunakan.
1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap adalah Dokter spesialis, dan perawat dengan minimal
pendidikan D3.
3. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap terdiri dari anak, penyakit dalam, kebidanan, dan bedah.
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan / kematian 100% terpenuhi
11. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB lebih dari 60% dan
terlaksanana kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di Rumah Sakit juga lebih dari 60%
12. Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa terdiri
dari NAPZA, Gangguan Psikotik, Gangguan Nerotik, dan Gangguan Mental Organik
13. Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri 100%
14. Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu ≤ 1 bulan adalah 100%
15. Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa kurang dari 6 minggu.
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu
periode)) X 100%
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +mati)
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰
6. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita
keluar.
Rumus:
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰
1. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan dirawat tinggal di
rumah sakit.
2. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakan diagnosisnya. Tahap Treatment,yaitu
berdasarkan diagnosis pasien dimasukan dalam program perawatan dan therapi.
3. Tahap Inspection, yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta respon
pasien atas pengobatan.
4. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan. pengobatan diubah
atau diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.
Pelayanan Medik
Pelayanan Obat
Pelayanan Makanan
Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai berikut :
2. Ruang Perawatan
1. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan mendapatkan
surat perintah rawat inap dari dokter spesialis RS atau dari UGD.
2. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian pendaftaran untuk
konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa KPK asli dan fotocopy sehingga
peserta bisa langsung dirawat
3. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs berhak dirawat 1 (satu) kelas
diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah menempati kamar sesuai haknya
dan bila terdapat selisih biaya yang timbul maka peserta membayar selisih biaya perawatan.
4. Bagian Pendaftaran rawat inap di RS akan menerbitkan Surat Keterangan Perawatan RS dan
selanjutnya akan diteruskan ke Kantor Cabang PT Jamsostek (Persero) dapat melalui faksimil
agar segera dapat diterbitkan surat jaminan rawat inap.
5. Bidang Pelayanan atau Bidang Pelayanan JPK Kantor Cabang PT Jamsostek akan
menerbitkan Surat Jaminan Rawat Inap berdasarkan Surat Keterangan Perawatan RS dan
6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau tindakan medis,
maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat Bukti Pemeriksaan dan Tindakan
setiap kali dilakukan.
8. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke dokter PPK I
untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter spesialis di RS yang ditunjuk.
10. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter keluarga di PPK I
3. Untuk pasien yang masuk melalui IGD, receptionist menanyakan Kartu Berobat pasien (untuk
pasien lama) atau mencatat data / identitas pasien dengan lengkap (untuk pasien baru).
1. Receptionist menawarkan tarif jasa Rawat Inap secara jelas kepada pasien.
2. Apabila sudah ada kesepakatan dari keluarga / penanggungjawab pasien, maka receptionist
memberikan form “Surat Pernyataan Pembayaran” kepada keluarga / penanggung-jawab
pasien untuk diisi dan ditanda tangani
3. Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab pasien berupa
KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya.
2. Bila pasien masuk pada jam kerja, minta pasien untuk mengambil jaminan yang dikeluarkan
oleh Perusahaan / Asuransi terkait. Bila pasien masuk diluar jam kerja, jaminan diambil
keesokan harinya, pada saat jam kerja.
3. Meminta lembar jaminan, photo copy kartu asuransi, dan surat rujukan dari Puskesmas
(kecuali kasus emergency) sebagai pelengkap tagihan.
4. Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan tagihan asuransi
yang dimiliki.
5. Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggung-jawab pasien diberi waktu
maksimal 2×24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama pasien rawat inap). Jika tidak
dipenuhi, pasien dianggap UMUM.
6. Tentukan dan beritahu keluarga / penanggung-jawab pasien tentang kamar yang akan
ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan asuransi yang terkait, dengan
mengelompokan Dewasa ( Pria / Wanita ) dan atau Anak.
7. Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali JAMKESMAS dan JAMKESDA),
berikan “Surat Pernyataan Kesediaan Pembayaran Selisih Biaya” untuk diisi dan
ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien.
8. Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab pasien (khusus
kepada pasien yang minta naik kelas perawatan) berupa KTP/SIM atau tanda pengenal
lainnya
9. Setelah form “Surat Pernyataan kesediaan Pembayaran Selisih Biaya“ diisi dan ditanda
tangani oleh keluarga / penanggungjawab pasien (khusus pasien yang minta naik kelas
perawatan), berikan form tersebut ke bagian Rekam Medis.
10. Seluruh berkas administrasi rawat inap yang telah rampung diberikan ke bagian rekam medik
untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Inap sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan
11. Petugas Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien dan memberi tanda Rawat Inap.
12. Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan
dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya.
14. Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah siap
untuk ditempati.
C. PENCAPAIAN SPM
Pencapaian Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit ini dilihat dari hasil pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Tabel 1.
Standar Pelayanan Minimal Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
JENIS
NO IDIKATOR STANDAR PENCAPAIAN
PELAYANAN
Gawat Kemampuan menangani live saving anak dan
1 Darurat 1 dewasa 100% 100%
2 Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam 24 jam
Pemberi pelayanan gawat darurat yang
bersertifikat yang masih berlaku
3 BLS/PPGD/GELS/ALS 100% 100%
4 Ketersediaan tim penanggulangan bencana Satu Tim Satu Tim
≤ lima menit lima menit
Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat terlayani, setelah terlayani, setelah
5 Darurat pasien datang pasien datang
6 Kepuasan Pelanggan ≥ 70 % 70%
≤ dua per seribu
(pindah ke ≤ dua per seribu
pelayanan rawat (pindah ke
inap setelah 8 pelayanan rawat
7 Kematian pasien< 24 Jam jam) inap setelah 8 jam
Tidak adanya pasien yang diharuskan
8 membayar uang muka 100% 100%