Anda di halaman 1dari 13

1.

PROGRAM OPTIMALISASI PELAYANAN RUMAH SAKIT

1) PELAYANAN RAWAT JALAN


Prosedur pelayanan rawat jalan adalah aturan atau sistem yang di buat untuk
melayani atau memenuhi kebutuhan orang lain, dalam hal ini pasien untuk
mendapatkan perawatan tentang kesehatannya tanpa memerlukan penginapan
(hospitalize)
Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan
pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang
dapatdipertanggung jawabkan. (standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed
depkes RI thn 1999).
Sedangkan Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempatkonsultasi,
penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli dibidang masing-
masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk
penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. poliklinik juga
berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis dini, yaitu tempat pemeriksaan
pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut dalam tahap pengobatan
penyakit.
Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian atau poliklinik,
menggambarkan banyaknya pelayanan spesialistik, sub spesialistik dan pelayanan
gigi spesialistik dari staf medis yang ada pada rumah sakit.

Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008


tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar minimal rawat jalan adalah
sebagai berikut:

 Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis harus 100 % dokter spesialis.
 Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak, klinik
penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik bedah.
 Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 setiap hari kerja, kecuali hari
Jumat pukul 08.00 – 11.00.
 Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 menit.
 Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %.

Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pelayanan Rawat Jalan. Jika kita


mengacu pada analisa Ross, poliklinik rawat jalan yang baik adalah yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:

1. Fasilitas fisik rumah sakit yang memadai.


2.Jam praktek yang tepat, terdapat pelayanan 24 jam dan sistem rujukan yang
baik.
3. Penjadwalan kunjungan yang efisien, untuk memperpendek waktu tunggu.
4. Tarif yang terjangkau oleh sasaran.
5.Kualitas pelayanan yang oleh pasien biasanya dinilai baik bila pelayanan
olehdokter dan perawat dilakukan dengan ramah, penuh perhatian terhadap
kebutuhan pasien dan perasaannya.

2) PELAYANAN RUTIN RAWAT INAP


1. pengertian rawat inap

Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatanpasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di
suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat.

Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan
tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah
sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang
dikutip dari Anggraini (2008).

a.Memberikan bantuan kepada orang yang mempunyai kebutuhan

b.Memberikan pelayanan atas semua hal berikut ini:

·Apa yang mereka kehendaki

·Kapan mereka menghendaki

·Siapa yang ingin mereka temui

·Mengapa mereka menginginkannya

·Cara apa yang mereka kehendaki dalam melekukan pekerjaan tersebut.

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit
yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip
dari Suryanti (2002).

2. Standar Minimal Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

a)Pemberian layanan rawat inap adalah Dokter spesialis, dan perawat dengan minimal
pendidikan D3.

b)Penanggungjawab pasien rawat inap 100 % adalah dokter.

c)Ketersediaan pelayanan rawat inap terdiri dari anak, penyakit dalam, kebidanan, dan
bedah.

d)Jam kunjung dokter spesialis adalah pukul 08.00 – 14.00 setiap hari kerja.

e)Kejadian infeksi paska operasi kurang dari 1,5 %.


f)Kejadian infeksi nosokomial kurang dari 1,5 %.

g)Kematian pasien lebih dari 48 jam : kurang dari 0,24 %.

h)Kejadian pulang paksa kurang dari 5 %.

i)Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %.

3.Kegiatan Pelayanan Rawat Inap

 Penerimaan Pasien ( Admission )


 Pelayanan Medik
 Pelayanan Penunjang Medik
 Pelayanan Perawatan
 Pelayanan Obat
 Pelayanan Makanan
 Pelayanan Administrasi Keuangan

3) PELAYANAN RUTIN RADIOLOGI

Tujuan instalasi radiologi :

Memberikan pelayanan radiodiagnostik sebaik-baiknya dengan


memperhatikan unsur bahaya radiasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta unsur Cost Benefit Ratio dengan cepat, tepat, menyenangkan, dan efisien sesuai
kebutuhan dan permintaan pelanggan/pasien.

4) PELAYANAN RUTIN LABORATORIUM


 Pengertian Laboratorium
MenurutKep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksuddengan
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang
integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam
pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk
keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan
serta pengambilan keputusan lainnya.
 Fungsi laboratorium

Laboratorium sebagai pelaksana teknis Kesehatan dan sebagai satuan


penelitian kesehatan mempunyai fungsi antara lain :

1.Pelaksana kesehatan sesuai dengan pembangunan kesehatan.

2.Pelaksana dan Pembina hubungan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang


lain dan masyarakat .
Agar pembangunan bidang kesehatan ini dapat berhasil serta tugas dan fungsi
kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) dan peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium
bagi penunjangnya, yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
peningkatan mutu kesehatan dan akan mempengaruhi pula efisiensi dan efektivitas
dalam pelaksanaannya.

 Tujuan

Sebagai penjabaran dari visi, maka tujuan yang akan dicapai adalah
terselenggaranya pelayanan laboratorium kesehatan secara berhasil guna dan berdaya
guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pelayanan laboratorium kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat dicapai
melalui pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-fungsi
administrasi kesehatan yang didukung oleh SIK (Sistem Informasi Kesehatan) serta
hukum kesehatan. Pelayanan laboratorium kesehatan diarahkan untuk mencapai
sasaran, yaitu :

-
Terpenuhinya akreditasi lembaga laboratorium kesehatan
-
Tercapainya sertifikasi personil UPTD LABKESDA
-
Terpenuhinya persyaratan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan
-
Terpenuhinya standar pelayanan penunjang diagnostik lainnya
-
Menjadikan UPTD LABKESDA sebagai Fasilitas Pelatihan Teknis
Kelaboratoriuman
5) PELAYANAN RUTIN FARMASI

1. PENGERTIAN

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit
yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit
yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan
pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya
perubahan pelayanan dari paradigma lama.

2. TUJUAN PELAYANAN FARMASI

a.Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun
dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia;

b.Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur


kefarmasian dan etik profesi;
c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat;

d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku;

e.Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan;

f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan;

g.Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.

3. Fungsi Pelayanan Farmasi

1) Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit;

b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal;

c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat


sesuai ketentuan yang berlaku;

d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan


di rumah sakit;

e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang


berlaku;

f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan


kefarmasian;

g.Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

2) Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

a. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien;

b.Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat


kesehatan;

c.Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan;

d.Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan;

e.Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga;

f.Memberi konseling kepada pasien/keluarga;

g.Melaporkan setiap kegiatan


6) PELAYANAN RUTIN OK

 PENGERTIAN KAMAR OPERASI

Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang
membutuhkan keadaan suci hama (steril).

 Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.


- Area bebas terbatas (unrestricted area)
- Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus
kamar operasi.
- Area semi ketat (semi restricted area)
- Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.
- Area ketat/terbatas (restricted area).
- Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.

2. PROGRAM PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

1) Akreditasi rumah sakit

Kementrian kesehatan republik indonesia mewajibkan dilaksanakannya


akreditasi rumah sakit dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit di
indonesia. Dasar hukum pelaksanaan akreditasi di rumah sakit adalah UU nomor 36
tahun 2009 tentang kesehatan, UU nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dan
permenkes 1144/menkes/per/VIII/2010 tentang organisasi dan tata kerja kementrian
kesehatan.

Akreditasi mengandung arti suatu pengakuan yang diberikan pemerintah


kepada rumah sakit kerana telah memnuhi standar yang ditetapkan. Rumah sakit yang
telah terakreditasi, mendapat pengakuan dari pemerintah bahwa semua hal yang ada
didalamnya sudah sesuai dengan standar. Sarana dan prasarana yang dimiliki rumah
sakit, sudah sesuai standar.

2) Survey kepuasan pasien

Layanan publik dengan kualitas prima telah menjadi tuntutan masyarakat dan
menjadi kewajiban bagi setiap instansi yang memberikan layanan publik untuk
meresponnya. Mengingat tingkat kepuasan bersifat individual dan dinamis berubah
setiap waktu, diperlukan alat ukur untuk mengetahuinya. Tuntutan kepuasan yang
dinamis memerlukan antisipasi setiap satuan kerja sehingga mutu layanan yang
disediakan selalu disesuaikan dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Untuk
mengetahui tingkat apresiasi mutu layanan oleh pelanggan (pasien), gugus kendali
mutu malaksanakan survei kepuasan konsumen.
Kepuasan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan yang
mereka terima. Menurut Azwar (1994), mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan
kesehatan.

Menurut Tjiptono (1999), kepuasan pelanggan/pasien dapat memberikan


manfaat antara lain :

 Hubungan antara pemberi pelayanan dan pelanggan menjadi harmonis.


 Memberikan dasar yang baik bagi kunjungan ulang pasien.
 Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan/pasien.
 Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan pemberi
pelayanan.
 Reputasi pemberi pelayanan menjadi baik di mata pelanggan/pasien.
 Dapat meningkatkan jumlah pendapatan.

3. PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA,PRASARANA DAN PERALATAN


RUMAH SAKIT

1) PENGADAAN PRASARANA DAN PERALATAN


4. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

1) PROGRAM PELATIHAN KEPERAWATAN


Manajemen Keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan
serta mengawasi sumber yang ada, baik itu sumber daya maupun dana sehingga bisa
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga atau
masyarakat. Proses dalam sebuah manajemen dan fungsi tugas tujuan manajemen
keperawatan yaitu meliputi dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk Supervisi. Dan bila hal
ini dilakukan dengan baik maka kualitas pelayanan keperawatan akan berjalan
optimal dan tingkat kepuasan pasien maupun klien akan terpenuhi dengan baik pula.

- Tujuan Training Manajemen Keperawatan Rumah Sakit

Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman perawat manager di rumah sakit


dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai pengelola pelayanan keperawatan
secara berkualitas, efektif dan efisien.

- Materi Training Manajemen Keperawatan Rumah Sakit

 Kepala ruang/ketua tim sebagai manajer di ruang rawat.


 Komunikasi yang efektif dalam manajemen keperawatan.
 Perencanaan keperawatan di ruang rawat.
 Pengorganisasian pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat bangsal.
 Model praktek keperawatan profesional.
 Motivasi dalam manajemen keperawatan.
 Supervisi dalam manajemen keperawatan.
 Manajemen konflik.
 Monitoring dan evaluasi mutu asuhan keperawatan.
 Pelayanan prima keperawatan di rumah saki.
 Panduan manajemen keperawatan di tingkat ruang rawat.

2) PROGRAM PELATIHAN REKAM MEDIK

Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang dikenakan
kepada seorang pasien. Rekam Medis tersebut dibuat bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan tindakan oleh dokter karena dokter tidak mengetahui riwayat penyakit yang
pernah dialami oleh pasien, rekam medis juga dapat menyelamatkan pasien maupun
pihak pelayanan kesehatan jika terjadi sesuatu pada pasien karena di dalam berkas
rekam medis terdapat catatan-catatan tentang tindakan-tindakan yang dilakukan dan
catatan-catatan tentang perkembangan kesehatan pasien serta terdapat catatan
persetujuan tindakan dan penolakan tindakan.
Permenkes tahun 2008 telah mengatur bahwa setiap dokter wajib membuat rekam
medis.

Rekam medis tersebut berguna sebagai dasar pemeliharaan kesehatan pasien,


sebagai bahan pembuktian apabila terjadi perkara hukum, dan sebagai bahan
penelitian dan pendidikan. Selain itu, rekam medis berguna sebagai dasar pembayaran
biaya pelayanan kesehatan dan menjadi bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
Diantara semua manfaat rekam medis tersebut, salah satu manfaat terpenting yaitu
aspek legal rekam medis. Dalam kasus malpraktek medis, keperawatan, maupun
farmasi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis yang sangat penting. Berkas
rekam medik yang baik dan lengkap dapat membantu baik dokter maupun pihak
rumah sakit khususnya dalam sebuah perkara medis yang membutuhkan pembuktian,
baik untuk perkara di dalam maupun di luar pengadilan.

 Materi

1. Sistem Penataan Rekam Medis

Sistem rekam medis tersebut meliputi klasifikasi dan kodifikasi penyakit, dan
tindakan medis yang akan dikenakan pada pasien. seorang profesi perekam
medis dan informasi kesehatn harus mampu menetapkan Kode Penyakit dan
Tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia
(ICD-10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan
manajemen kesehatan.

2. Aspek hukum Rekam Medis


Mengkaji berbagai aspek hukum yang berkaitan dengan rekam medis dan
urgensinya, berkaitan dengan kasus hukum kesehatan.

3. Teknik Penyusunan SOP Pelayanan Rekam Medis

Kualitas SOP dalam pelayanan rekam medis akan berpengaruh pula terhadap
mutu dokumen rekam medis. Dokumen tersebut selanjutnya akan menjadi
dasar bagi pelayanan kesehatan dan pengobatan, dasar pembuktian hukum,
dasar pembiayaan yankes, dasar penyusunan statistik kesehatan.

4. Manajemen Mutu Rekam Medis

Validitas rekam medis dan informasi kesehatan sangat berguna untuk


melakukan perencanaan, implementasi, serta melakukan evaluasi. Manajemen
rekam medis meliputi berbagai hal, dan juga memiliki dampak pada beban
kerja, perilaku tenaga kesehatan, tanggung jawab manajemen, serta
akuntabilitas.

5. Mekanisme Informed Consent

Pada prinsipnya, informed consent memiliki tiga prinsip, yaitu treshold


elements, information elements, dan consent elements. Komunikasi efektif
antara dokter dan pasien dalam penanganan penyakit yang diderita pasien.
Dokumen rekam medis menjadi salah satu unsur penting dalam mekanisme
informed consent.

6. Teknik Pengelolaan Rekam Medis Elektronik

Rekam Medis elektronik membutuhkan berbagai jenis data penunjang, sebab


teknologi ini tidak hanya mengumpulkan data pasien, namun juga melindungi
dan menjaga kerahasiaan, melakukan interpretasi dan sekaligus
menganalisanya, hingga menghasilkan keputusan. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka teknik pengelolaan reka Medis elektronik harus terus dilakukan
secara profesional.

7. Praktek Audit Rekam Medis

Praktek ini terbagi dalam dua hal, yaitu audit rekam medis dan SPM; serta
praktek audit kasus khusus kematian dan ICD 10

3) PROGRAM PELATIHAN LABORATORIUM

Secara khusus tujuan dari Training Peran dan Fungsi Tenaga Laboran di
Laboratorium ini adalah untuk menghasilkan tenaga laboran yang handal dan
mempunyai kualifikasi mampu:
 Mempersiapkan kebutuhan alat, reagen, dan bahan praktikum Kimia, Fisika,
Biologi dan semisalnya
 Merawat, menata, dan memelihara laboratorium.
 Membantu dalam pelaksanaan kegiatan analisa/praktik di laboratorium.
 Mengelola administrasi laboratorium
 Penanganan bahan dan limbah laboratorium

4) PROGRAM PELATIHAN FARMASI


Training Manajemen Farmasi Program pengembangan kompetensi dalam
mengelola dan mengembangkan sistem manajemen di instalasi farmasi yang efektif
dan tepat guna. Dimana perlu kita ketahui saat ini program pembangunan bidang
kesehatan pada hakikatnya adalah ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap manusi yang ingin medapatkan dan
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Disisi lain sebagai lembaga pemerintah
yang menaungi program kesehatan masyarakat di indonesia kementrian kesehatan
mempunyai salah satu visi yaitu untuk mewujudkan ” Dalam pembangunan
Masyarakat yang sehat mandiri dan berkeadilan”. Dalam menyukseskan visi dan misi
tersebut salah satunya adalah dengan memperbaiki sistem manajemen di lembaga
pelayanan kesehatan masyarakat, yang salah satunya adalah perbaikan di sisi
manajemen farmasi di rumah sakit.
Seperti yang kita ketahui manajemen farmasi adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses manajemen dan pengelolahan dalam instalasi farmasi di
rumah sakit. Oleh karena wajib bagi para sumber daya di instalasi farmasi rumah sakit
untuk mengetahui dan memahami pengelolahan dan penanganan sistem manajemen
farmasi di rumah sakit yang tepat guna. Oleh karenanya BMD Street Consulting
sebagai hospital consultant bermaksud menyelenggarakan Training Manajemen
Farmasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas. Dengan pembahasan manajemen
farmasi meliputi : Farmasi Komunitas, Farmasi perapotekan, Farmasi rumah sakit,
Farmasi Industri dan Farmasi Birokrasi

- MAKSUD DAN TUJUAN TRAINING MANAJEMEN FARMASI

Training Manajemen Farmasi dimaksudkan untuk memberikan pembekalan


dan pengetahuan kepada seluruh sumber daya rumah sakit yang bertanggung jawab
dalam mengelolah instalasi farmasi di rumah sakit dengan benar dan teapt guna,
selain itu juga diharapkan peserta mampu:

1. Melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap penggunaan anggaran


agar tidak terjadi tumpang tindih.
2. Mampu melakukan evaluasi dana, penggunaan anggaran dan perencanaan
dalam mengelolah manajemen farmasi.
3. Memahami kesamaan persepsi antara pihak yang menggunakan obat dan
penyedia anggaran operasional.
4. Melakukan estimasi kebutuhan obat di instalasi farmasi yang tepat
5. Mampu mengoptimalkan anggaran operasional
6. Mampu melaksanakan penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan dengan
baik dan benar
7. Mampu melakukan pendistribusian obat secara benar
8. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan secara akurat sesuai dengan
kondisi dilapangan

- MATERI PEMBAHAHASAN TRAINING MANAJEMEN FARMASI

a) Pengelolaan obat public yang meliputi: perencanaan dan pengadaan obat,


penyimpanan dan distribusi obat, pencatatan dan pelaporan, supervisi dan
evaluasi kebutuhan obat serta anggaran.
b) Pelayanan kefarmasian, diantaranya meliputi : pelayanan resep dokter,
pelayanan informasi obat, konsultasi penggunaan obat dan pelayanan
kefarmasian residential
c) Penggunaan obat rasional, yaitu meliputi : prinsip dan konsep POR
(Policy,Organisation and Rules) dalam perencanaan kebutuhan obat.,
pengendallian, pemantauan dan evaluasi POR

- PESERTA YANG DI REKOMENDASIKAN

Team Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Klinik, Lab, RS), Apoteker,


Asisten Apoteker, Dokter, Perawat, Bidan, HRD Rumah Sakit dan semua
pihak yang terlibat dalam Manajemen Farmasi.

5). PROGRAM PELATIHAN RADIOLOGI

1. pengertian radiologi

Pelayanan radiologi merupakan pelayanan penunjang kesehatan juga perlu menjaga


dan meningkatkan mutu pelayanan. Pelayanan unit kerja radiologi merupakan pelayanan
kesehatan yang menggunakan sinar peng-ion sehingga penggunaan bahan tersebut
mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan
diagnose dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaannya tidak
tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di lakukan oleh tenaga yang tidak kopenten atau
bukan radiographer dan spesialis radiologi, untuk itu setiap pengguna, penguasa ataupun
pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa menjamin mutu pelayanannya yaitu harus
tepat dan aman bagi pasien, pekerja maupun lingkungan atau masyarakat sekitar.

2. tujuan umum
tercapainya standarlisasi pelayanan radiologi diagnotik di seluruh Indonesia sesuai
dengan jenis dan kelas sarana pelayanan kesehatan

3. tujuan khusus
a. sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk melaksanakan pelayanan radiologi
diagnotik.

b. sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi.

c. sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut yang arahnya di sesuaikan
dengan tingkat pelayanan radiologi yang telah di capai dan proyeksi kebutuhan pelayanan
di masa depan.

5. PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT

Anda mungkin juga menyukai