Anda di halaman 1dari 7

Proses Penanaman Singkong Sampai Panen

Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu tanaman pangan yang
banyak dijumpai di Indonesia. Singkong biasanya dibudidayakan di lahan tegalan
atau lahan yang tidak tergenang air. Menurut keterangan di Cybex Kementerian
Pertanian, berikut tata cara menanam singkong yang benar supaya tanaman
tumbuh subur.
Singkong merupakan salah satu produk yang memiliki
kandungan karbohidrat yang tinggi. Kandungan nutrisi yang
terkandung di dalam singkong diantaranya ialah mengandung
karbohidrat 34%, protein 1,2%, lemak 0,3%, fosfor 40%, berbagai
unsur mineral, dan bahkan vitamin. Menurut Kominfo Jatim, Indonesia
saat ini merupakan penghasil singkong terbanyak keempat di dunia,
sehingga singkong memiliki potensi yang tinggi untuk dibudidayakan.
Tanaman singkong dapat tumbuh dengan optimal pada ketinggian 10
hingga 700 mdpl dengan curah hujan rata-rata 760 hingga 1015 mm
per tahunnya.
Singkong menyukai kelembaban udara 60 hingga 65% dengan
lama penyinaran matahari 10 jam per hari serta suhu udara berkisar
18   o C – 35 o C. singkong membutuhkan curah hujan 150 hingga 200 mm
pada umur 1 hingga 3 bulan, 250 hingga 300 mm pada umur 4 hingga
7 bulan, dan 100 hingga 150 mm pada pertumbuhan selanjutnya
hingga fase menjelang panen. Tanaman singkong dapat tumbuh pada
pH 4,5 hingga 8. Singkong sangat sesuai untuk ditanam di lahan yang
memiliki tekstur tanah yang gembur, namun singkong juga dapat
ditanam pada tekstur tanah berpasir.
1. Karateristik Tanaman Singkong
Batang singkong merupakan tumbuhan berkayu, batang  
silindris dengan diameter  2- 6 cm, tinggi tanaman 1,5-5 m, batang
berwarna hijau dan setelah tua berwarna keputihan, abu-abu atau
keabu-abuan, hijau, kemerahan dan coklat tergantung varietasnya.
Batangnya berongga, berisi empulur   putih, lunak dengan struktur
gabus Beberapa batang singkong   bercabang tidak bercabang
tergantung pada varietas dan lingkungannya.
a) Daun: warna pudar/pucuk daun, warna daun tua, bentuk  
daun tengah dan warna tangkai daun.   

b) Batang: warna kulit kayu, warna batang bagian dalam (kayu


+ gabus), jarak antar kuncup, cabang reproduktif dan
lateral,  tinggi batang. 
c) Bunga: Mereka memiliki bunga  jantan dan betina subur, dan
hanya bunga betina yang subur.
d) Umbi : panjang batang umbi, warna kulit umbi luar, warna
kulit umbi dalam, warna daging umbi dan bentuk umbi.
2. Cara Menanam Singkong Agar Berbuah Banyak dan Besar
a) Menyiapkan Area Budidaya
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menanam singkong
yaitu mengolah lahan. Tujuannya untuk mendapatkan lahan yang
gembur, remah, dan sesuai dengan syarat tumbuh tanaman. Selain
digemburkan, lahan juga perlu dibuat bedengan sebagai tempat
menanam. Setelah itu, tambahkan pupuk organik sebagai pupuk
dasar dan lakukan pengapuran jika pH tanah terlalu asam.
Kriteria lahan tanam budidaya yang tepat sebagai berikut:
(1) Pengolahan tanah dapat dilakukan pada   musim kemarau
atau pada awal musim hujan pada saat kadar air tanah
sekitar 75° dari kapasitas lapang.
(2) Lahan miring dibuat tegak lurus terhadap kontur untuk
mengurangi kehilangan tanah akibat erosi. Balok pada
tanah datar atau agak miring dapat dibuat searah atau
tegak lurus dengan kontur.
(3) Stek dari batang  pangkal dan batang tengah  berumur
antara 16 dan 24 bulan kurang baik karena lambat
berkecambah Batang yang terserang kutu putih atau kutu,
bakteri bakteri, antraknosa atau gangguan fisiologis
sebaiknya tidak dipilih sebagai bahan tanam. stek dari
tanaman sebelumnya dan simpan di tempat   teduh, atau 
petani lain di sekitarnya.
(4) Waktu tanam Singkong terutama yang ditanam di lahan,
tergantung pada  curah hujan. Umur 5-6 bulan merupakan
masa pertumbuhan yang cepat sehingga ketersediaan air
pada masa ini akan menentukan pertumbuhan dan
produktivitas.
(5) Oleh karena itu pada saat penanaman perlu diperhatikan
kecukupan air pada periode tersebut. Pemberian air
menjelang akhir masa pertumbuhan sangat
menguntungkan karena terjadi proses penimbunan
karbohidrat  yang lebih baik pada umbi, sebaliknya jika
terjadi kelebihan air  maka pertumbuhan vegetatif
singkong subur tetapi hasil umbi berkurang.
(6) Dengan kelembaban tanah yang tinggi, umbi singkong
cenderung membusuk.
b) Menyiapkan Bibit Tanaman
Bibit yang dipilih sebaiknya berasal dari varietas unggul. Tak hanya
itu, bibit juga harus diambil dari tanaman tua dengan pertumbuhan
normal dan sehat. Bibit yang sudah dipilih kemudian disiram dengan
pupuk hayati selama 3-4 jam. Hal ini bertujuan untuk mempercepat
pertumbuhan akar.
Pemilihan bibit tanaman singkong sebagai berikut:
(1) Bibit tanaman singkong bisa diperoleh dari tanaman muda
yang mulai tumbuh pada tanaman indukan. Biasanya
berupa tumbuhnya daun muda, batang muda yang tumbuh
bisa dimanfaatkan sebagai bibit tanaman singkong yang
bisa ditanam kembali.
(2) Cara mendapatkan bibit tanaman singkong, ada bisa
memotong dengan model tombak bagian bawahnya.
Dengan ukuran sekitar 3-5 cm batang muda singkong bisa
dimanfaatkan untuk bibit baru yang nantinya akan tumbuh
akar.
(3) Untuk mendapatkan bibit tanaman singkong yang bagus,
bisa dilihat dari tanaman induk yang diambil. Mulai dari
pertumbuhan akar yang nantinya menjadi umbi.
(4) Bibit stek tanaman singkong sebelum ditanam disarankan
untuk disterilkan dengan  Pupuk Organik Cair GDM
Spesialis Tanaman Pangan.
(5) Salah satu kegunaan perendaman ini, tentunya untuk
mengantisipasi adanya kualitas pertumbuhan yang
nantinya terganggu. Tidak hanya itu saja, tapi
meminimalisir adanya serangan penyakit yang
menghambat perkembangan tanaman singkong.
(6) Penggunaan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman
Pangan dengan takaran 250 ml:10 Liter air, dengan
interval waktu perendaman selama 3 sampai 4 jam.
c) Cara Menanam Singkong
Setelah mendapatkan bibit terbaik, maka langkah berikutnya yaitu
menanam bibit tersebut ke area budi daya yang sudah disiapkan
sebelumnya. Cara menanam singkong yang benar diawali dengan
meruncingkan batang bagian bawah. Kemudian tanam pada
bedengan dengan kedalaman 5-10 cm. Tancapkan sampai bibit
berdiri dengan kokoh. Beberapa hari kemudian, bibit akan muncul
daun kecil yang menjadi petanda bahwa pertumbuhan sedang
dimulai.
(1) Sistem tananm monofaktur
(a) Pada sistem ini, singkong ditanam tanpa dicampur
dengan tanaman lain. Sistem tanam ini umum
digunakan pada daerah Lampung dan beberapa
daerah Jawa.
(b) Jarak tanam antar bibit berkisar 100 cm x 100 cm.
Lahan yang dinilai kurang subur maka jarak tanam
lebih dirapatkan, yakni dari 100 cm menjadi 80 cm
atau 70 cm antar baris.
(c) Pada lahan subur, jarak tanam lebih direnggangkan,
yakni 125 cm.

(2) Sistem tanam tumpang sari


(a) Singkong  yang ditanam dalam sistem tumpang sari
dengan tanaman pangan lain untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan lahan, meningkatkan
pendapatan sebesar 10-20%, memperbaiki kesuburan
fisik dan kimia tanah, dan mengurangi erosi.
(b) Populasi ubi kayu yang optimum adalah 10.000
tanaman/ha yaitu dengan jarak tanam 100 cm x 100
cm Dikombinasikan dengan tanaman pangan lain
(jagung, kacang tanah atau padi gunung), ubi kayu
ditanam 20 hari setelah tanam.
(c) Pengurangan Tunas Pengurangan tunas dilakukan
pada umur 2 bulan dengan menyisakan 2
tunas/tanaman yang tumbuh subur dan vigor baik.
(d) Cara ini dimaksudkan agar terjadi keseimbangan
antara pertumbuhan tanaman di bagian atas tanah
dengan perkembangan umbi di dalam tanah.
(e) Tunas yang lebih dari 2 menyebabkan pertumbuhan
daun terlalu lebat dan berakibat perkembangan umbi
kurang optimal.
d) Pemeliharaan Tanaman
Salah satu yang menunjang hasil tanaman yaitu pemeliharaan yang
tepat. Beberapa upaya pemeliharaan yang perlu dilakukan saat
menanam singkong, seperti berikut:
(1) Penyulaman, dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang
tidak tumbuh atau pertumbuhannya kurang baik.
(2) Penyiangan, dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di
area budi daya.
(3) Penimbunan, dilakukan untuk menggemburkan tanah di sekitar
tempat tumbuh tanaman. Penimbunan atau pembumbunan
biasanya dilakukan bersama penyiangan.
(4) Pemangkasan, dilakukan untuk membentuk cabang baru.
(5) Pemupukan, dilakukan untuk menambah nutrisi yang diperlukan
tanaman.
(6) Pengairan, dialkukan agar kebutuhan air tetap tercukupi. Pengairan
bisa dilakukan secara langsung ke tanaman singkong atau dengan
menggunakan sistem genangan agar air meresap ke tanah dengan
sendirinya.
e) Panen
Singkong bisa dipanen saat tanaman sudah berumur 6-8 bulan untuk
varietas genjah dan umur 9-12 bulan untuk varietas dalam. Cara
panennya dilakukan dengan mencabut tanaman sampai ke akarnya.
Singkong dapat dipanen dengan cara dicabut secara manual
ataupun menggunakan pengungkit apabila dirasa kondisi
tanah keras. Dapat pula digunakan mesin pencabut atau
harvester. Umumnya pada cara pemanenan secara manual,
umbi yang sudah dipanen kemudian segera dipisahkan
dengan batang.
Umbi yang telah dipanen hendaknya segera diproses
maupun dimanfaatkan. Apabila umbi dibiarkan selama 3 hari
tanpa perlakuan apapun dapat menyebabkan kerusakan dan
terjadinya pembusukan pada singkong.
DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Siti Nur. 2022. "Cara Menanam Singkong yang Benar agar
Produktivitasnya Melimpah".
https://agri.kompas.com/read/2022/08/20/143918184/cara-menanam-
singkong-yang-benar-agar-produktivitasnya-melimpah?page=all.
Diakses tanggal 5 Maret 2023

Nurwijayo, Wahyu. 2022. Cara Menanam Singkong Untuk Pemula Agar Hasilnya
Maksimal. https://gdm.id/cara-menanam-singkong-agar-berbuah-
banyak-dan-besar/. Diakses tanggal 5 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai