Anda di halaman 1dari 15

TAHAPAN PENELITIAN

Penelitian Tanaman Sayur Sawi pada Polybeg dengan


menggunnakan Pupuk Organik

EDUART MEWENGKANG

10 PERHOTELAN 2
KATA PENGANTAR
Segala puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan karunia-
Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita masih
dapat membaca laporan ini, dan telah memberikan
kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan tepat pada waktunya.
Selama menyusun laporan ini pasti ada hambatan dan
keselahan dikarenakan sedikitnya pengetahuan penyusun
terhadap materi yang diangkat, karena campur tangan dari
beberapa pihak akhirnya penyusun dapat menyelesaikan
laporang ini, maka dari itu dengan kerendahan hati
penyusun ucapakan banyak terima kasih kepada seluruh
pembimbing yang telah membimbing selama proses
penyusunan, dan akhirnya tersusunlah maka yang diberi
judul " Penelitian Tanaman Sayur Sawi pada Polybeg
dengan menggunnakan Pupuk Organik ".
DAFTAR ISI…………………

Bab I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang

b. Tujuan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA


a. Ciri Khas Tanaman Sawi

b .Lama Penanaman Sampai Panen

c. Hama Dan Cara Menanam Hama

Bab III ANALISIS DATA


a. Persiapan Media Tanaman

b. Pengukuran Tanaman

Bab IV KESIMPULAN/PENUTUP
Bab I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Pada umumnya tanaman hortikultura merupakan komoditas
yang memiliki prospektif yang sangatbaik untuk dikembangkan,
karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi khususnya
bagi parapetani. Tanaman Hortikultura diataranya yaitu buah-
buahan, obat-obatan, tanaman hias serta sayur-sayuran seperti
sawi.Tanaman sawi (Brassica rapa var.) merupakan salah satu
tanaman sayur yang sangat mudah dikembangkan baik pada
daerah dingin maupun panas, yaitu pada ketinggian 500–
1200m diatas pemukaan laut. Tanaman tersebut dapat ditanam
setiap tahun, karena tergolong dalam tanaman yang toleran
terhadap suhu tinggi dan akan lebih baik lagi jika di tanam
dalam keadaan tanah yang gembur, kaya dengan bahan
organik, dan drainase yang baik dengan drajat keasaman (pH)
6-7. Sayuran sawi banyak disukai karena rasanya yang enak
dan banyak mengandung: protein, lemak, karbohidrat, Ca, P,
Fe, Vitamin A,Vitamin B, dan Vitamin C. Selain itu tanaman
tersebut juga dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan
pada penderita batuk, sebagai obat sakit kepala dan dapat
berfungsi sebagai pembersih darah (Haryanto, 2001).
Tanaman sawi yang berkwalitas baik dapat diperoleh dengan
berbagai cara, misalnya dengan pemberian pupuk, pestisida
yang ramah terhadap lingkungan dan tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia.

 Tujuan
1. Mengetahui Asal-Usul Tanaman Sayur Sawi
2. Apa Syarat Tumbuh Tanaman Sayur Sawi
3. Mengetahui Budidaya Tanaman Sayur Sawi
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
 Ciri khas Tanaman Sawi

Ciri-ciri tanaman sawi Merupakan tumbuhan berbunga


semusim, yang tingginya berkisar antara tiga puluh sampai
enam puluh sentimeter, batangnya tegak dan cukup vertikal
yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus kecil namun tetap,
sehingga sekilas tampak seperti tumbuhan berduri kasar.
tekstur. Sawi hijau, memiliki ciri-ciri batang pendek, daun
berwarna hijau keputih-putihan, serta rasanya agak
pahit, sedangkan sawi huma memiliki ciri batang kecil,
panjang dan langsing, daun panjang dan sempit berwarna
hijau keputih-putihan, serta tangkai daun panjang dan
bersayap(Rukmana, 1994).

 Lama Penanaman Sampai Panen


Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur
panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70
hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat
fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.

 Hama Dan Cara Menanam Hama


Petani sawi dapat mengendalikan hama penggorok daun
dengan cara :Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman
bukan inang hama penggorok daun.Menggunakan inteksida
nabati seperti minyak nimba.
Bab III
ANALISIS DATA
 Persiapan Media Tanam Sawi

a. BUDIDAYA TANAMAN SAWI

Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan


budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di
lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih,
teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta
pemeliharaan tanaman.

Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari.


Menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada
juga yang melalui pembibitan terlebih dahulu.

Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara


konvensional di lahan.

b. PEMBENIHAN SAWI

Benih tanaman sawi bisa kita buat sendiri ataupun kita beli dari
kios pertanian. Benih merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan
tanaman yang tumbuh dengan bagus.

Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar


750 gram.

Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin


mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman.

Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang


baik, seandainya beli harus diperhatikan lama penyimpanan,
varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. 

Apabila benih yang kita gunakan dari hasil penanaman, kita


harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman
yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70
hari. juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya
dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama
penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

c. CARA PENGOLAHAN TANAH UNTUK TANAM SAWI

Pada dasarnya tanaman sawi tidak menyukai genangan air,


oleh karena itu kita harus memodifikasi supaya tanah tidak
tergenang saat hujan. Pengolahan tanah secara umum
melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-
tahap penggemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki
struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar
untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan
menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.

Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari


bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh.
Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka
pada cahaya matahari secara langsung.

Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20


sampai 40 cm.

Pemberian pupuk kandang fermentasi 3-5 ton/ha. Pupuk


kandang fermentasi diberikan saat penggemburan agar cepat
merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.

 Bila daerah yang mempunyai pH yang terlalu rendah (asam)


sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan
untuk menaikan derajat keasaman tanah, pengapuran ini
dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira
2-4 minggu sebelumnya. Waktu yang baik dalam melakukan
penggemburan tanah yaitu 2-4 minggu sebelum lahan hendak
ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit
(CaCO3) atau dolomit (CaMg(C)3)2).
d. PEMBIBITAN TANAMAN SAWI

Tanaman sawi tidak bisa kita tanam langsung dari benih


karena akan memiliki tingkat kematian yang tinggi. akan tetapi
harus kita buat pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan dapat
dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
penanaman, karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya.

Ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan


panjangnya 1-3 meter, tinggi bedengan 20-30 cm.

Dua minggu sebelum ditabur benih, bedengan pembibitan


ditaburi dengan pupuk kandang lalu ditambah 20 gram urea, 10
gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.

Cara melakukan pembibitan yaitu : benih ditabur, lalu ditutupi


tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer. Setelah
berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke
bedengan.

e. PENANAMAN SAWI

Hal terpenting dalam penanaman sawi adalah kedalaman


penanaman sawi, tidak boleh terlalu dalam atau terlalu
dangkal. Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang
sesuai dengan ukuran petak tanah.

Tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm.


Seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih
dahulu yaitu pupuk kandang 3-5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15
kg/ha.

Jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm, 30 x 30 dan 20 x 20


cm. 

Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu


membuat lubang dengan ukuran 4 - 8 x 6 -10 cm.
f. PEMELIHARAAN TANAMAN SAWI

Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman,


penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan
dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air
yang ada. tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus
menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam.
Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup
sekali sore atau pagi hari.

Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya


dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.

Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman lama yang


mati dengan tanaman baru, caranya yaitu tanaman yang mati
atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman
yang baru.

Penyiangan dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi,


disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng
penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu
setelah penanaman. Apabila perlu, dilakukan penggemburan
dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.

Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu


dengan urea 20 kg/ha 1 minggu sekali sampai masa panen.

g. PENANAMAN VERTIKULTUR TANAMAN SAWI

Tanaman sawi sangat cocok jika kita budidayakan secara


vertikultur karena memiliki perakaran yang pendek.

Langkah-langkah penanaman secara vertikul untuk tanaman


sawi adalah :

 Benih disemaikan pada kotak persemaian dengan media


pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanam pada umur 14 hari
sejak benih disemaikan.
 Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk
kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1
yang dicampur secara merata.
 Masukan campuran media tanam tersebut ke dalam
polybag yang berukuran 20 x 30 cm.
 Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke
dalam polybag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan
biasanya telah berdaun 3 - 5 helai daun.
 polybag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang
tersedia pada Lath House.  

h. PENANAMAN HIDROPONIK TANAMAN SAWI

Selain dibudidayakan secara vertikultur, tanaman sawi juga


dapat dibudidayakan secara hidroponik. 

Langkah-langkah penanaman secara hidroponik untuk


tanaman sawi adalah :

 Siapkan wadah persemaian. Masukan media berupa pasir


halus yang di sterilkan setebal 3-4 cm. Taburkan benih
sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan
pasir setebal 0,5 cm.  
 Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3-5 helai (umur 3-4
minggu), bibit dicabut dengan hati-hati, selanjtnya bagian
akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu
panjang dapat digunting.
 Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil
steril setebal 7-10 cm, selanjutnya di sebelah atas
ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril
setebal 20 cm.
 Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm,
masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit
dengan media hingga melewati leher akar, usahakan
posisi bibit tegak lurus dengan media.
 Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula
pemberian dilakukan dengan sistem drip irigation atau
sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara
hingga tumbuh besar.

HARI/TANGGAL URAIAN KETERANGAN


16/09/2022 Persiapan Tanah dicampur
lahan/mengisi pupuk kandang
tanah dipolybeg
21/09/2022 Persemayam bibit
5/10/22 Penanaman Bibit
di polybag
19/10/2022 Hasil Pengamatan Tanaman 1
1
Tinggi: 9cm

Banyak Daun: 8

Tanaman 2

Tinggi:8cm

Banyak daun: 4

02/11/22 Hasil Pengamatan Tanaman 1


2
Tinggi:14cm

Banyak daun:17

Lebar daun:4 cm

Tanaman 2

Mati
Bab IV

KESIMPULAN/PENUTUP

a. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian respon tanaman sawi terhadap


beberapa dosis bokashi sampah pasar dengan dua
kali penanaman secara vertikultur dapat disimpulkan
bahwa:
1.Pemberian dosis bokashi 30 g/tanaman pada
penanaman pertama memberikan hasil yang terbaik
pada tinggi tanaman (28,88 cm), jumlah daun (8,28
helai), panjang daun terpanjang (16,30 cm), lebar
daun terlebar (12,93 cm), dan bobot basah tajuk
(37,98 g). 2. Pemberian bokashi 60 g/tanaman pada
penanaman kedua memberikan hasil yang sama
dengan pemberian bokashi 30 g/tanaman pada
periode penanaman pertama untuk tinggi tanaman
dan jumlah daun tanaman sawi. 5.2.

b.Saran
1. Budidaya sawi sebaiknya dilakukan secara
organik menggunakan bokashi sampah pasar dosis 30
g/tanaman pada setiap kali penanaman.
2. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk
melakukuan penelitian mengenai pupuk bokashi
sampah pasar pada tanaman sayur yang lai

Anda mungkin juga menyukai