Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL OBSERVASI

BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

DISUSUN OLEH

Kelompok 5
Nama : 1. Dwinda Arbaani Ramadhani
2. Hanifa Oky Maharani
3. Khairunnisa Nikita Amanda
4. Muhammad Owen Junior
5. Ignatius Alvito
6. Noval Nur Rahmat Effendi
7. Tasya Dwi Namira

Kelas : XI IPS 2
SMA NEGERI 16 SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah,

taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah

ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Kami menyadari

laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi

pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.


DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Sawi


2.2 Budidaya Sawi
2.3 Pembenihan Sawi
2.4 Pembibitan Tanaman Sawi
2.5 Penanaman Sawi
2.6 Perawatan Sawi
2.7 Proses Panen Sawi
2.8 Jenis Sayuran Yang Di Gemari Masyarakat

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat


intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan
tuntutan industri, terutama di negara maju. Kondisi ini melahirkan cabang
bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar
(kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering),
ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan
dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan. Teknologi pangan merupakan
penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi,
penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi
landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan,kimia pangan,
mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses lmu pangan merupakan
penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-
sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang
mendasari pegolahan pangan.

Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan


sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil
manfaat/hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari
usaha tani. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi daya adalah "usaha
yg bermanfaat dan memberi hasil".

Usaha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media


lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen
bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir,
daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi.
Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula
sebagai bercocok tanam.

Budidaya tanaman ini untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan


persiapan lahan untuk media tanam yang baik, pemilihan benih yang baik
melalui uji fisik, penanaman dengan memperhatikan jarak tanam, pemeliharaan
terhadap tanaman dengan melalukan penyiraman, penyiangan, pendangiran dan
pengendalian hama, gulma dan penyakit serta yang terakhir adalah pemanenan
dengan kriteria tanaman yang sudah masak. Sedangkan perlakuan yang juga
penting adalah harus tersedianya makanan dan nutrisi yang cukup seperti
perlakuan pemupukan. Pemupukan dengan pupuk organik untuk menambah
hara dalam tanah seperti Urea, Sp36 dan KCL. Pupuk organik yang biasanya
digunakan adalah pupuk kandang. Selain dipupuk dengan pupuk kandang,
pemberian pupuk harus sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman.

1.2 Tujuan

Tujuan observasi Budidaya Tanaman Pangan adalah untuk mempelajari


sistem budidaya tanaman padi dengan menggunakan berbagai sistem pola tanam
dalam peningkatan produksi tanaman. Manfaat observasi ini adalah
mendapatkan pengetahuan mengenai tahap maupun teknik budidaya tanaman
panganmenggunakan sistem pola tanam sehingga mampu melakukan budidaya
tanamandengan hasil maksimal, serta mampu menganalisis permasalahan
mengenai budidaya tanaman pangan dan mampu memberikan solusi dari
permasalahan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Sawi

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang


dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar
maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang
mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada
sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi
bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa
kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah
menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau
adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica
oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak
berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran
mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun
kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.

2.2 Budidaya Tanaman Sawi

Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya


sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses
pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan
pestisida, serta pemeliharaan tanaman.

Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Menanam


benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga yang melalui pembibitan
terlebih dahulu.

2.3 Pembenihan Sawi

Benih tanaman sawi bisa kita buat sendiri ataupun kita beli dari kios
pertanian. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani.
Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.
Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.

Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap


dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita
gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus
diperhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat
menyimpannya.

Apabila benih yang kita gunakan dari hasil penanaman, kita harus
memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai
benih harus berumur lebih dari 70 hari. Juga memperhatikan proses yang akan
dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan
lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

2.4 Pembibitan Tanaman Sawi

Tanaman sawi tidak bisa kita tanam langsung dari benih karena akan
memiliki tingkat kematian yang tinggi. Akan tetapi harus kita buat pembibitan
terlebih dahulu. Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan
tanah untuk penanaman, karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya.
Ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3
meter, tinggi bedengan 20-30 cm.

Dua minggu sebelum ditabur benih, bedengan pembibitan ditaburi


dengan pupuk kandang lalu ditambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram
Kcl.

Cara melakukan pembibitan yaitu : benih ditabur, lalu ditutupi tanah


setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer. Setelah berumur 3-4 minggu sejak
disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

2.4 Penanaman Sawi

Hal terpenting dalam penanaman sawi adalah kedalaman penanaman


sawi, tidak boleh terlalu dalam atau terlalu dangkal. Bedengan dengan ukuran
lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.

Tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm. Seminggu


sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang
3-5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15 kg/ha. Jarak tanam dalam bedengan 40 x 40
cm, 30 x 30 dan 20 x 20 cm.

Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat
lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 -10 cm.

2.5 Perawatan Tanaman Sawi

Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman


ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita
perlu melakukan pengurangan air yang ada. Tetapi sebaliknya bila musim
kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita
tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore
atau pagi hari.
Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan
mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.

Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman lama yang mati dengan


tanaman baru, caranya yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan
penyakit diganti dengan tanaman yang baru.

Penyiangan dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi,


disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman.
Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila
perlu, dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan
penyiangan.

Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan


urea 20 kg/ha 1 minggu sekali sampai masa panen.

2.6 Proses Panen Tanaman Sawi

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara
panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari.
Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.

Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta


akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah
dengan pisau tajam.

Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pencucian dan pembuangan kotoran


2. Sortasi
3. Pengemasan
4. Penyimpanan
5. Pengolahan
Tehnik budidaya diatas sangat memungkinkan untuk di modifikasi
disesuaikan dengan kondisi alam dan iklim setempat serta ketersediaan biaya
dan tenaga kerja kita.

2.7 Jenis Sayuran yang Di gemari Masyarakat

. ................

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari kegiatan Observasi yang telah dilaksanakan oleh Kelompok 5, dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanaman Sawi adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang mengandung banyak


manfaat nutrisi bagi kebutuhan tubuh manusia.
2. Budidaya Tanaman Sawi tergolong cepat dan mudah dilakukan karena benih
yang mudah didapatkan serta cara pemeliharaannya yang sederhana dan tidak
sulit.
3.2 Saran

Budidaya Tanaman Sawi yang sederhana dan mudah untuk dilakukan


sangat bermanfaat dan menguntungkan. Untuk itu perlu dimanfaatkan lahan
pekarangan yang ada untuk membudidayakan tanaman Sawi sehingga dapat
memberikan keuntungan baik kesehatan maupun ekonomi keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai