Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU”

OLEH :

KELOMPOK 2

MARCE

AHMAD ALI

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

202
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kepada Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat dan serta karunia-
Nya sehingga dengan izin-nya jualah sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Budidaya Tanaman Kacang Hijau” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan  dari berbagai pihak dan
oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih :

1.        Bapak / Ibu Selaku Dosen pembimbing mata kuliah Budidaya Tanaman Semusim
2.        Teman-teman kelompok

kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun. Dari semua pihak akan kami
terima dengan tangan terbuka demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua amien terima
kasih.

Makassar, 29 mei 2022

Kelompok 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kacang hijau merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk seperti bubur kacang
hijau, isi onde-onde dan lain-lain. Tanaman ini mengandung zat gizi, antara lain: amilum,
protein, besi,belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A,
dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar. Selain itu
dapat juga digunakan untuk pengobatan hepatitis, terkilir, beri-beri, kurang darah, kepala
pusing/vertigo, dan kencing kurang lancar (Acyhad dan Rasyidah, 2006).
Kacang hijau disebut juga mung bean, green gram, atau golden gram. Tanaman ini
mempunyai potensi pasar yang cukup menjanjikan karena masih dapat dikembangkan lebih
lanjut dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi (Mustakim, 2012). Dibandingkan
dengan tanaman kacang-kacangan lainnya. Kacang hijau memiliki kelebihan yang ditinjau
dari segi agronomi maupun ekonomis, seperti lebih tahan kekeringan, serangan hama
penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55-60 hari, dapat ditanam pada tanah yang
kurang subur dan cara budidanya yang mudah (Sunantara, 2000).
Produksi kacang hijau di Sumatera Utara pada tahun 2011 menurut Dinas Pertanian
yang dikutip dari Badan Pusat Statistik (2013) adalah 341.342 ton, sedangkan kebutuhan
kacang hijau untuk daerah Sumatera Utara terus meningkat dengan rata-rata 350.000 ton,
produksi rata-rata 311.658 ton (1,72%). Kacang hijau digunakan untuk memenuhi konsumsi
langsung dan untuk memenuhi pasokan bahan baku industri, benih, pakan, dan bahan
makanan . Akan tetapi, tanaman ini masih kurang mendapatkan perhatian petani untuk
dibudidayakan. Permasalahan dalam pengelolaan tanaman kacang hijau di tingkat petani
antara lain produktitivitas masih
rendah.
Menurut Wiryanta (2003), untuk mencapai produksi maksimal dilakukan pemberian
nutrisi pada tanaman salah satunya adalah pemberian pupuk kandang. Menurut Samekto
(2006),
pemupukan adalah tindakan untuk menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman yang dihasilkan. Pupuk
kandang adalah salah satu pupuk organik yang memiliki kandungan hara yang mendukung
kesuburan tanah dan pertumbuhan mikrorganisme dalam tanah (Mayadewi, 2007). Pupuk
kandang ayam merupakan pupuk yang kaya akan hara N, P dan K yakni 2,6% (N), 2,9% (P),
dan 3,4% (K) dengan perbandingan C/N 8,3. Kandungan unsur hara dari pupuk kandang
ayam lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bahan padat. Menurut Sutedjo
(2002), pupuk kandang ayam mengandung unsur hara tiga kali lebih besar daripada pupuk
kandang lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. untuk mengetahui sejarah tanaman kacang hijau ?
2. unruk mengetahu Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau ?
3. unruk mengetahu Manfaat Tanaman Kacang Hujau ?
4. untuk mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Kacang
Hijau ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat
Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari benua Amerika. Pemasukan
ke Indonesia pertama- tama diperkirakan dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol, sewaktu
melakukan pelayarannya dari Mexico ke Maluku setelah tabun 1597. Pada tahun 1863
HOLLE memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 SCHEFFER
memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir.
2.2 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau
                                                            

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang
lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan.
Kemudian didalam tanaman kacang ada beberapa jenis tanaman yang ada di Indonesia ada 2
( dua ) tipe yaitu :
 Tipe tegak.
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada
ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek ( genjah ) dan kemasakan buahnya
serempak.
 Tipe menjalar.
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat
pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur panjang.

2.3 Manfaat Tanaman Kacang Hujau


Tanaman Kacang tanah dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain.
 Sentra Penanaman
Sentra penanaman/produksi Kacang tanah di Indonesia meliputi Propinsi Jawa
Timur, Jawa Tengah, D.l. Yogyakarta, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
 Syarat Tumbuh
Syarat tumbuhnya penanam kacang juga dilihat dari :
a)      Iklim
DiIndonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah yang
berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. Lklim yang dibutuhkan tanaman
Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C – 32°C, sedikit lembab ( Rh 65 % –
75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka.
b. Media Tanam / Tanah.
Tanaman Kacang Tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan, seperti
tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah dapat dibudidayakan di
lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan kering tadah hujan. Hal yang
paling penting diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah :
- Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan.
- Tanah berdrainase dan beraerasi baik.
- PH antara 6,0 -6,5.
 Pedoman Budidaya
Dalam penanaman juga kita melihat terhada yakni:
a. Benih.

1. Benih berasal dari tanaman sehat, bebas hama dan penyakit, kualitas bijinya
baik dan mempunyai kemurnian tinggi sehingga dapat berkecambah cepat dan
merata.
2. Dipanen tepat pada waktunya ( sudah cukup tua ) , polong tidak pecah,
pengolahan basil dan pengupasan benih dilakukan dengan baik.
3. Mempunyai hasil tinggi dan berumur genjah.
b. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan alat cangkul, luku atau traktor
sedalam 20- 30 cm. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki
struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan pengisapan zat hara oleh
tanaman dapat berlangsung dengan baik.
c. Penanaman

1. Waktu tanam
Waktu tanam yang paling baik dilahan tegalan ( kering ) adalah pada awal
musim hujan ( Oktober – Nopember ). Di lahan sawah penanaman dapat dilakukan
pada bulan April –Juni ( Palawija I ) atau bulan Juli –September) Palawija II ).
2. Cara tanam
Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal sedalam 3 cm dengan 2
butir benih perlubang dan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Kemudian lubang tanam
ditutup tanah secara tipis.
d.   Pemeliharaan Tanaman
1. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP36 dan KCI
dengan dosis 60-90 kg Urea, 60-90 kg SP36 dan 50 kg KCI. Per hektar.
Pemupukan dilakukan dengan memasukkan pupuk kedalam lubang tugal disisi kiri
kanan lubang tanam atau disebar merata kedalam larikan.
2.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh. Penyulaman
dilakukan dengan membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam terdahulu.
Tujuan dari penyulaman ini adalah untuk mempertahankan populasi.
3. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur
40 bari setelah tanam. Pada penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu
tanah digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang tanaman.
Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah menembus permukaan tanah
sehingga pertumbuhannya optimal.
4. Pengairan
Tanaman kacang tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Fase kritis
untuk tanaman Kacang Tanah adalah rase perkecambahan, rase pertumbUhan dan
rase pengisian polong. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari dengan
cara dileb hingga tanah cukup basah.

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Kacang Hijau

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah


sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Sedangkan
perkembangan merupakan proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi
tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat
dihitung) dan irreversible.

Pertumbuhan pada tanaman melalui tiga tahap, yaitu perkecambahan,


pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder.

Perkecambahan dimulai dengan masuknya air ke dalam biji dan berakhir masa
dormasi pada biji atau ditandai dengan munculnya akar dan batang pertama kali.
Perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahan hypogeal dan epigeal.
Perkecambahan pada tanaman kacang hijau termasuk kedalam perkecambahan
epigeal, yaitu pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebaban kotiledon
dan plumula keluar ke atas tanah.

Kemudian, tahap pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer merupakan


pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Selanjutnya, tahap
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan aktifitas kambium yang
membentuk xylem sekunder dan floem sekunder.

2.4 Pengaruh Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Tumbuhan memerlukan jumlah cahaya yang berbeda untuk proses


fotosintesis. Namun jumlah cahaya yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan
karena merusak kerja hormon pertumbuhan  (auksin). Fungsi utama hormon auksin
adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah
belakang meristem ujung Tumbuhan yang mendapat cahaya kurang atau ditempat
gelap akan terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, tetapi daun kecil dengan warna
hijau muda, dan batang akan beruas-ruas panjang (etiolasi).

1. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Gelap

Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah di
tempat dengan intensitas cahaya rendah adalah 15,276 cm. Pada tempat yang gelap, 
kacang hijau tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali, akibatnya hormon
auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi sangat aktif dan bekerja secara
optimal. Hal itu  menyebabkan pertumbuhan kacang hijau menjadi sangat cepat
namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah. Pertumbuhan kecambah pada
tempat gelap paling cepat diantara tempat-tempat lain. Pertumbuhan kacang hijau
ditempat gelap cenderung bengkok, batangnya sangat lemah dan warnanya agak
kekuning-kuningan, karena tidak mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis.

2. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Terang

Pada tempat yang terang, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas
yang sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan cepat. Dari data
diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 9,92 cm.

2.5 Panen
Penentuan saat panen yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan
produk Kacang Tanah. Pedoman umum yang digunakan sebagai nsurea penentuan
saat panen Kacang Tanah adalah sebagai berikut :
- Sebagian besar daun menguning dan gugur ( rontok ).
- Tanaman berumur 85 -110 hari tergantung,Varietasnya. –Sebagian besar polongnya
( 80 % ) telah tua. “
-Kulit polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-hitaman.
- Kulit biji tipis dan mengkilap.
- Rongga polong telah berisi penuh dengan biji.
Panen dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar
polongnya tidak tertinggal dalam tanah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosaeyang cukup
penting di Indonesia. posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan
kacang tanah. Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau
masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang
dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kacang hijau ini
harus dikerjakan beberapa kali. Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan
dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas
yang produksinya tinggi dan masak serempak, serta peningkatan usaha pasaca
panen. Dari segi agronmis dapat dilakukan dengan tindakan pengairan,
pemupukan NPK dan pengaturan jumlah populasi, jarak tanam, sanitasi,
pengendalian hama dan penyakit tanaman. Setiap tanaman dalam sikus
hidupnya pastiakan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam
pertumbuhan tanaman kacang hiaju terdapat berbagai faktor pembatas yang
akan menentukan periode pertumbuhannya.Faktor-faktor pembatas tersebut
secara garis besar terdiri dari faktor abiotik dan biotik. Dalam praktikum ini
kami ingin mencoba mengetahui faktor-faktor pembatas pada pertumbuhan
kacang hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Harjadi, M.M.Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Gramedia: Jakarta.

Rusmana. 2002. Diktat Mata Kuliah Ekologi Tanaman. Jurusan


Agronomi. Faperta- Untira. Serang.

Rusmana. 2007. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Ekologi Tanaman.


Jurusan Agronomi. Faperta-Untirta. Serang

Sitompul dan Guritno. 1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta.
Sumadi, Soeprapto Hardjo. 1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai