Anda di halaman 1dari 11

1

EKOFISIOLOGI TANAMAN
Dr. Ir. Hanafi, MP. 19 September 2021.

Ekofisiologi tanaman adalah ilmu yang menggabungkan antara ilmu

fisiologi dan lingkungan, membahas tentang respon fisiologis tanaman

terhadap lingkungan. Fisiologi tanaman adalah ilmu yang mendes-

kripsikan tentang peristiwa alamiah yang terjadi pada tanaman melalui

mekanisme fisiologis yang mendasari observasi ekologi. Di sisi lain,

ilmuan ekologi atau fisiologi mengarahkan permasalahan ekologi tentang

pengontrolan pertumbuhan, reproduksi, kemampuan bertahan hidup, dan

penyebaran geografi tanaman sebagai proses yang diakibatkan oleh

interaksi antara tanaman dengan mekanisme fisikanya, kimia, dan

lingkungan biotik (Lambers, 1998).

Ekofisiologi melibatkan studi deskriptif tanggapan organisme

dengan kondisi sekitar dan analisis mekanisme fisiologis yang sesuai

secara ekologis bergantung pada setiap level. Pendekatan ekofisiologi

harus memperhitungkan polimorfisme di respon individu, yang sebagian

besar bertanggung jawab untuk kemampuan adaptasi dari setiap

kelompok. Dalam hal ini, studi ekofisiologi menghasilkan informasi yang

fundamental untuk memahami mekanisme yang mendasari strategi

adaptasi. Pada studi ekofisiologi akan mengeksplorasi proses fisiologis

yang mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi, kelangsungan hidup,

adaptasi, dan evolusi tanaman. Proses-proses fisiologis meliputi

hubungan air, nutrisi mineral, transportasi zat terlarut, dan energetika

(fotosintesis dan respirasi). Pengaruh faktor biotik dan abiotik, fisiologi


2

stres dan konsekuensi ekologis untuk adaptasi dan evolusi tanaman juga

termasuk dalam studi ekofisiologi tanaman (Ebbs, 2009).

Ekologi menyediakan pertanyaan dan permasalahan di sekitar kita,

dan fisiologi menyediakan alat untuk mekanismenya. Teknik yang

mengukur mikro tanaman, hubungan air dengan tanaman, dan pola

pertukaran karbon menjadi ciri dari ekofisiologi. Sebagai contoh, per-

tumbuhan tanaman pada awalnya dijelaskan dalam hal perubahan dalam

bobot tanaman. Pengembangan peralatan untuk mengukur pertukaran

gas pada daun, untuk ahli ekologi dalam mengukur laju pemasukan dan

pengeluaran karbon oleh tiap daun pada tanaman. Analisa pertumbuhan

mengenai alokasi karbon dan nutrisi  pada akar dan daun, seiring dengan

laju produksi dan matinya tiap jaringan. Proses tersebut secara

bersamaan memberi penjelasan yang menyeluruh mengenai perbedaan

pertumbuhan tanaman pada lingkungan yang berbeda (Lambers, 1998).

Respon Tanaman Terhadap Lingkungan

Cekaman (stress) merupakan faktor lingkungan biotik dan abiotik

yang dapat mengurangi laju proses fisiologi. Tanaman mengimbangi efek

merusak dari cekaman melalui berbagai mekanisme yang beroperasi lebih

dari skala waktu yang berbeda, tergantung pada sifat dari cekaman dan

proses fisiologis yang terpengaruh. Respon ini bersama-sama me-

mungkinkan tanaman untuk mempertahankan tingkat yang relatif konstan

dari proses fisiologis, meskipun terjadinya cekaman secara berkala dapat

mengurangi kinerja tanaman tersebut. Jika tanaman akan mampu ber-


3

tahan dalam lingkungan yang tercekam, maka tanaman tersebut memiliki

tingkat resistensi terhadap cekaman. Contoh cekaman adalah ke-

kurangan nitrogen, kelebihan logam berat, kelebihan garam dan naungan

oleh tanaman lain (Lambers, 1998).

Kompensasi yang dilakukan tanaman untuk efek karena adanya

cekaman, terjadi berbeda pada tiap tanaman untuk skala waktunya,

karena mekanismenya berbeda-beda tergantung hal itu pada cekaman

alami dan proses fisiologinya. Jika tanaman mampu menghadapi stress

lingkungan pasti tanaman tersebut mempunyai ketahanan cekaman

(stress resistance). Namun ketahanan terhadap cekaman sangat berbeda

pada tiap-tiap spesies (Lambers, 1998). Sebagai contoh adalah respon

tanaman terhadap cekaman kekeringan dan salinitas; Cekaman ke-

keringan terjadi ketika ketersediaan air pada tanah berkurang dan kondisi

atmosfer menyebabkan terus berkurangnya air karena transpirasi dan

evaporasi. Cekaman bisa terjadi pada sehari-hari tanaman atau periode

waktu yang panjang (Hale, 1987). Pada kondisi cekaman ke-keringan 

maka  stomata  akan  menutup sebagai  upaya  untuk menahan laju

transpirasi.  Saat  stomata  tertutup,  maka tidak akan terjadi fotosintesis

(Zoko, 2009).  Menurut Jumin  (1992), kekurangan air langsung

mempengaruhi  pertumbuhan  vegetatif  tanaman. Proses ini pada sel

tanaman ditentukan oleh tegangan turgor. Hilangnya turgiditas dapat

menghentikan pertumbuhan sel (penggandaan dan pembesaran) yang

akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat.


4

Kehilangan  air  pada  jaringan tanaman akan menurunkan turgor

sel, meningkatnya konsentrasi makro molekul serta senyawa-senyawa

dengan berat molekul rendah, mempengaruhi membran kimia air dalam

tanaman. Peran  air  yang  sangat  penting tersebut menimbulkan

konsekuensi  bahwa langsung atau tidak langsung kekurangan air pada

tanaman akan mempengaruhi semua proses  metaboliknya sehingga

dapat menurunkan pertumbuhan tanaman (Sinaga, 2002).

Jika air hujan sedikit, garam tidak akan dilepaskan dari volume

tanah, dimana hasil akan berkurang dengan bertambahnya jumlah garam.

Pengaruh utama  salinitas  adalahberkurangnya  pertumbuhan  daun yang

langsung  mengakibatkan  berkurangnya fotosintesis  tanaman. Tanggap-

an  yang pertama  kali  dilakukan  tanaman  adalah menurunkan tekanan

turgor. Penurunan tekanan  turgor  ini  berdampak  pada menurunnya

kemampuan perkembangan dan perbesaran ukuran  sel. Penurunan

turgor ini diperkirakan sebagai proses yang yang  paling sensitif pada 

tanaman dalam  merespon adanya kondisi cekaman kekeringan. Akibat 

dari  menurunnya  turgor  ini  bisa berpengaruh pada penurunan

pertumbuhan yang meliputi pertambahan panjang batang, perluasan daun

dan penyempitan stomata (Zoko, 2009). Respon  lain  yang diberi-kan 

oleh tanaman saat  terjadi  cekaman  garam adalah dengan meningkatnya

kadar  hormon  asam absisik  (ABA). Konsentrasi endo-genus

ABA meningkat pada jaringan tanaman selama tanaman terkena


5

cekaman,  baik  cekaman  garam, kekeringan maupun  dingin (Moons,

1995).

Konsep dan Pendekatan Penelitian Ekofisiologi

Penelitian tentang pertumbuhan merupakan sebagian efek dari

aklimasi oleh individu dan perbedaan genetik diantara populasi. Aklimasi

dapat diperoleh dengan pengukuran fisiologi secara genetik hal ini mirip

dengan pertumbuhan tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan

yang berbeda. Sebagai contoh, penelitian sebelumnya menunjukkan

tanaman yang tumbuh pada suhu yang rendah secara umum memiliki

suhu optimal yang lebih rendah untuk fotosintesis dari pada tanaman yang

tumbuh di suhu hangat. Kita dapat menjelaskan perbedaan genetik

dengan tumbuhnya tanaman yang telah terkoleksi dari alpine dan elevasi

habitat yang rendah dalam kondisi lingkungan yang sama. Tanaman

alpine secara umum mempunyai suhu optimal yang lebih rendah untuk

fotosintesis elevasi populasi yang rendah. Demikian, banyak tanaman

alpine yang berfotosintesis dengan cepat, juga pada aklimasi dan

adaptasi. Penelitian kontrol lingkungan merupakan komplemen penting

untuk observasi lapang. (Lambers, 1998). Model ekologi dan modifikasi

molekuler spesifik karakter adalah dua pendekatan yang selama ini

digunakan dalam eksplorasi ekologi dari spesifik karakter. Model ekologi

dapat dikisar dari hubungan empiris sederhana hingga model matematika

komplek yang tergabung dalam pengaruh secara tidak langsung seperti

perubahan nitrogen dan leaf area. Molekuler modifikasi gen dapat


6

mengkode karakter. Pada cara molekuler modifikasi kita dapat meng-

ekplorasi akibat dari perubahan kapasitas fotosintesis, sensitivitas pada

hormon atau respon terhadap naungan (Lambers, 1998).

REFERENSI

Ebbs, Stephen. 2009. Plant Ecophysiology-Spring Semester. http://www.


plantbiology.siu.edu/plb530/index_files/PLB530_Sp09.pdf

Jumin, H. B. , 1992, Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi,


Rajawali Press, Jakarta.

Lambers, H., F. Stuart Chapin, Thijs L. Pons. 1998. Plant Physiological


Ecology. Springer. New York.
Moonns.  A.  1995.  Molecular  and Physiological  Responses  to Abscisic 
Acid  Salts  in  Roots  of Salt-Sensitive  and  Salt-Tolerant Indica
Rice Varieties. Plant Physiol Vol 107: 177-186.

Zoko,  G.  2009.    Cekaman  Kekeringan. Diakses dari


gozomora.blogspot.com

Sinaga,  S.  2002.  Asam  Absisik  Sebuah Mekanisme  Adaptasi


Tanaman Terhadap  Cekaman  Kekeringan. Hal  1-6.  Diakses 
dari http://www.daneprairie.com
7

Hubungan Cahaya Tanaman


Cahaya
Cahaya merupakan faktor esensial bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, cahaya memegang peranan penting dalam
proses fisiologis tanaman: terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi.
Fotosintesis: sebagai sumber energy bagi reaksi cahaya, fotolisis
air menghasilkan daya asimilasi (ATP dan NADPH2). Cahaya matahari
ditangkap daun sebagai foton, tidak semua radiasi matahari mampu
diserap tanaman. Cahaya tampak, dengan panjang gelombang 400 s/d
700 nm. Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang sampai ke bumi;
sudut datang, panjang hari, komposisi atmosfer. Cahaya yang diserap
daun 1 – 5 % untuk fotosintesis, 75 – 85 % untuk memanaskan daun dan
transpirasi.
Peranan
Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu.
Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi stomater, mekanisme
bukaan stomata. Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk setiap jenis
tanaman, dikenal tiga tipe tanaman C3, C4, CAM. C3 memiliki titik
kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
tingginya fotorespirasi. C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai
cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi.
Indeks Luas Daun
Besaran yang menggambarkan banyak sedikitnya radiasi matahari
yang mampu diserap tanaman: Indeks Luas Daun (ILD). ILD kritis dan ILD
optimum, ILD kritis menyebabkan pertumbuhan tanaman 90 %
maksimum. ILD optimum menyebabkan pertumbuhan tanaman (CGR)
maksimum. ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda tergantung
morfologi daun.
Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ILD optimum, misalnya
jarak tanam (kerapatan tanaman) maupun sistem tanam. Faktor eksternal
mempengaruhi radiasi yang diserap dan nilai ILD optimum, melalui efek
8

penaungan (mutual shading). Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk


tidak merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap fotosintat yang
dihasilkan daun yang lain, NAR rendah, CGR rendah, telah tercapai titik
kompensasi cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya.
Jarak Tanam
Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis tanaman perlu
dilakukan kajian mengenai jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarak tanam ditentukan oleh tingkat
kesuburan lahan maupun habitus tanaman (morfologi tanaman).
Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi juga oleh hasil
ekonomis yang akan diambil dari pertanaman. Hasil ekonomis tanaman
berupa biji (produk reproduktif yang lain). Kalau dibuat grafik hubungan
antara kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik, ada nilai LAI
optimum. Peningkatan kerapatan tanaman setelah LAI optimum,
menimbulkan penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih banyak
untuk keperluan vegetatif.
Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif tanaman, grafik
hubungan antara kerapatan dengan hasil berbentuk asimtotik. Jarak
tanam dibuat serapat mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI optimum.
Faktor yang menentukan besarnya radiasi matahari ke bumi:
1. Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi).
2. Panjang hari.
3. Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air)
Panjang hari
Panjang hari sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan di
daerah sub tropik. Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik pada
musim tertentu, sehingga kekurangan radiasi matahari merupakan
kendala utama pertanian di sub- tropik. Panjang hari di daerah tropik tidak
terlalu menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas), relatif konstan, 12
9

jam/hari. Yang sering menjadi faktor pembatas adalah masalah kelebihan


radiasi (intensitas matahari).
Naungan
Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya
yang terlalu tinggi. Pemberian naungan dilakukan pada budidaya tanaman
yang umumnya termasuk kelompok C3 maupun dalam fase pembibitan.
Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan intensitas cahaya
penuh, butuh 30 – 40 %, diatasi dengan naungan. Pada tanaman
kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi
sepanjang siklus hidup tanaman. Meskipun dengan semakin dewasa
umur tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi.
Naungan selain diperlukan untuk mengurangi intensitas cahaya
(IC) yang sampai ke tanaman pokok, juga dimanfaatkan sebagai salah
satu metode pengendalian gulma. Dibawah penaung, bersih dari gulma
terutama rumputan. Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat. Titik kompensasi gulma rumputan dapat ditentukan sama
dengan IC pada batas mulai ada pertumbuhan gulma. Tumbuhan tumbuh
ditempat dengan IC lebih tinggi dari titik kompensasi (sebelum tercapai
titik jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi dan sisanya untuk
pertumbuhan.
Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro:
1. Mengurangi IC di sekitar sebesar 30 – 40 %.
2. Mengurangi aliran udara di sekitar tajuk
3. Kelembaban udara di sekitar tajuk lebih stabil (60 – 70 %)
4. Mengurangi laju evap[otranspirasi
5. Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat
transpirasi tanaman.
Hasil penelitian pada tembakau menunjukkan bahwa dampak
pemberian naungan pada pertanaman tembakau:
1. Laju transpirasi tanaman tembakau menurun sebesar 45,6 %.
2. Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60 %
10

3. Kadar air daun meningkat


4. Total luas daun tembakau meningkat 40 %.
Tanaman Muda
Memerlukan intensitas cahaya (IC) relatif rendah. IC yang terlalu
rendah dapat menyebabkan aktifitas fotosintesis menurun, suplai KH dan
Auxin untuk pertumbuhan akar menurun, bibit yang kekurangan IC
memiliki perakaran yang tidak berkembang. IC terlalu tinggi: fotooksidasi
meningkat, suhu tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar). Penelitian pada penyetekan kakao: setek kakao mampu berakar
dengan baik kalau mendapatkan intensitas cahaya 20 % lebih rendah dari
IC penuh (setek kakao diberi naungan dengan intensitas sedang).
Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet mampu berakar
dengan baik kalau mendapatkan IC 50 %. Penelitian pada penyetekan
vanili: bibit vanili mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 30
% - 50 %. Naungan dapat menghindar fluktuasi temperatur yang tinggi
dan kadar air tanah. Naungan dapat menghindar fluktuasi temperatur
yang tinggi dan kadar air tanah. Naungan dapat digunakan sebagai
sarana konservasi tanah, karena meningkatkan jumlah pori penyedia air
tanah (melalui pengaturan temperatur dan evaporasi). Besar kecilnya
fotosintesis tergantung pada temperatur, suplai air,unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis terkait dengan besarnya sinar
dan temperatur. Kekurangan air diatasi dengan naungan: Naungan
mengurangi volume kecepatan aliran permukaan dan meningkatkan air
tersedia bagi tanaman.
Pengaruh Lingkungan (Tekanan)
Pengaruh merusak yang dipaksakan, dikendalikan oleh lingkungan.
Respon adaptasi dikendalikan oleh tanaman.
Kerusakan: kematian sebagian organ maupun keseluruhan
tanaman, penurunan pertumbuhan karena kelainan fisiologis.
Kerusakan: resistensi tanaman terhadap tekanan lingkungan
berkurang. Respon beradaptasi, meruapakan pengendali yang halus
11

terhadap resistensi. Resistensi bisa elastic (terbalikkan) maupun plastis


(tidak terbalikkan). Resistensi elastic, efek mekanisme fisiologis (lebih
bersifat fisiologis). Resistensi plastis, efek adaptasi morfologis
Tekanan cahaya bisa menimbulkan respon fisiologis (dalam
aktivitas fotosintesis) maupun respon morfologis (berubahnya ukuran
daun dll). Kedua respon tersebut memerlukan fleksibilitas fenotipe.
Respon Morfologi
Makromorfologi: tinggi tanaman, diameter tanaman, sudut
percabangan, jumlah daun, luas daun dll. Mikromorfologi: kandungan
klorofil daun, ketebalan daun dll
Tinggi tanaman lebih cepat naik ditempat teduh, diameter tanaman
lebih cepat naik ditempat tanpa naungan, sudut percabangan lebih besar
ditempat ternaungi, luas daun lebih besar ditempat ternaungi, begitu juga
dengan jumlah daun. Kandungan klorofil lebih tinggi di tempat terang,
ketebalan daun lebih tinggi ditempat terang.

Anda mungkin juga menyukai