PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi di
Indonesia. Para mahasiswa mendapatkan ilmu berupa teori-teori pada
jenjang perguruan tinggi. Namun untuk menghadapi dunia kerja,
mahasiswa tidak hanya membutuhkan ilmu secara teoritis, melainkan
mahasiswa membutuhkan pengalaman dan keahlian dalam berkomunikasi
dan bersosialisasi. Oleh karena itu pada perguruan tinggi dibutuhkan mata
kuliah kerja praktek.
1
untuk pihak-pihak terkait (mahasiswa dan perusahaan). Alasan penulis
memilih PT.Semen Tonasa sebagai tempat pelaksanaan Kerja Praktek
dikarenakan PT.Semen Tonasa merupakan salah satu perusahaan
manufaktur milik pemerintah (BUMN) yang dinaungi oleh Semen
Indonesia dan merupakan pemasok semen terbesar dikawasan Timur
Indonesia pada umumnya dan di Sulawesi Selatan khususnya. oleh
karenanya penulis dapat mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dan
memahami tentang permasalahan ataupun kendala-kendala selama proses
produksi dan terjun langsung kelapangan untuk melihat langsung proses
produksinya serta memberikan solusi dari masalah yang ditemukan bila
diperlukan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Secara Umum
a) Mengenal keadaan dunia industri yang akan dihadapi sehingga
dapat melakukan persiapan sebelum terjun langsung
kedalamnya.
b) Mengenal sistem kerja dan organisasi yang ada di perusahaan.
c) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
memperoleh pengalaman dalam hal engineering praktis,
kemampuan berkomunikasi, dan besosialisasi.
d) Memberikan kelengkapan dan pendalaman materi kuliah
melalui pengamatan langsung di lapangan sekaligus
mengimplementasikan ilmu- ilmu yang telah diperoleh
dibangku kuliah.
e) Membantu menyelesaikan masalah teknis yang ada, bila
memungkinkan
f) Memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang teknik secara
umum, dan teknik industri secara khusus.
2
1.2.2 Tujuan Secara Khusus
1.5 Metodologi
Dalam penulisan laporan kerja praktek di PT Semen Tonasa penyusunan
menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan sebagai pedoman dalam penulisan laporan kerja praktek ini.
Metode-metode tersebut adalah :
3
1. Observasi lapangan dengan melihat secara langsung di lapangan dan
melakukan pengamatan serta pengambilan data objek yang ditinjau.
2. Interview, yakni dengan melakukan diskusi dengan pembimbing,
mekanik serta karyawan di Seksi Pemeliharaan Mesin finish Mill 5.
3. Studi literatur dengan cara mencari informasi dari manual book dan
literatur- literatur lain yang berhubungan dengan referensi.
4
2. Dapat memperoleh gambaran nyata tentang perusahaan,
sebagai bahan informasi untuk mengembangkan kurikulum
yang ada.
3. Mengetahui sejauh mana ilmu yang diserap oleh mahasiswa
selama di bangku perkuliahan.
Bab I Pendahuluan
5
pemeliharaan secara umum serta hubungan antara pemeliharaan
dengan proses produksi.
Bab V Penutup
6
yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan
mancanegara sejak tahun 1968.
7
perseroan. Disamping itu, penjualan ekspor juga dilakukan perseroan
jika terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar dalam negeri.
Sejak 15 September 1995 perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk. (sebelumnya PT Semen Gresik (Persero)
Tbk.) menjadi sebuah holding company. Lebih dari satu dekade
perseroan berbenah dan berupaya keras meningkatkan nilai perseroan
di mata pemegang saham dan stakeholder. Berbagai terobosan strategi
dan program kerja dalam meningkatkan kinerja perseroan secara
terintegrasi terus dipacu untuk mewujudkan visi perseroan menjadi
produsen semen yang terefisien dan mempunyai keunggulan yang
kompetitif diantara para produsen semen lainnya. Di mulai tahun 2009
sampai saat ini, perseroan melaksanakan pembangunan Pabrik Tonasa
V yang nantinya diharapkan beroperasi dengan kapasitas 2.500.000
ton pertahun dengan dukungan pembangkit listrik 2x35MW dengan
pembiayaan proyek tersebut bersumber dari dana sendiri perseroan
dan kredit pembiayaan sindikasi perbankan nasional. Pembangkit
listrik tersebut di targetkan akan beroperasi normal di tahun 2013.
A. Tonasa I
PT Semen Tonasa didirikan sesuai TAP MPRS
No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960 dengan kepemilikan
100% pemerintah. Tonasa I beroperasi dengan kapasitas 120.000
ton per tahun. Tahun 1984, Tonasa I dihentikan operasionalnya
karena alasan ekonomis.
8
Gambar 1.1. : Pabrik Tonasa 1
Sumber : http://www.sementonasa.co.id/
B. Tonasa II & III
Tahun 1980 Tonasa II beroperasi dengan kapasitas
terpasang 510.000 ton per tahun. Tahun 1991 dilakukan
optimalisasi sehingga kapasitas Tonasa II menjadi 590.000 ton
pertahun. Tahun 1985 Tonasa III beroperasi dengan kapasitas
terpasang 590.000 ton per tahun.
9
Gambar 1.3 : Pabrik Tonasa 4
Sumber : http://www.sementonasa.co.id/
D. Tonasa V
Tonasa V beroperasi secara komersil sejak 1 Pebruari 2013.
Pabrik Tonasa V memiliki kapasitas terpasang 2,5 juta ton per
tahun. Pabrik Tonasa V dan Pembangkit Listrik 2 x 35 MW
diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 19 Februari 2014.
Visi
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di asia dengan
tingkat efesiensi tinggi.
Misi
10
1. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan
stakeholders.
2. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan
konsumen dengan kualitas dan harga bersaing serta
penyerahan tepat waktu.
3. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala
bidang, guna meningkatkan daya saing di pasar dan ebitda
margin perusahaan.
4. Membangun lingkungan kerja yang mampu
membangkitkan motivasi karyawan untuk bekerja secara
professional.
11
Gambar 1.5. Semen Portland Tipe I (OPC)
12
C. Semen Portland Pozzolan (PPC)
Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang
terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan
pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker
semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur
secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan
antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland
15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal
untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton
umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan
bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai,tanah berair
(rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif,
serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi
seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan
penampungan air.
13
manajemen likuiditas yang sehat untuk memenuhi pembiayaan
investasi dan pembayaran kewajiban perusahaan serta pertumbuhan
arus kas perseroan secara berkelanjutan. Selain itu perseroan terus
melakukan inovasi kerja dalam operasional perusahaan, inovasi kerja
dipacu utamanya atas kegiatan kegiatan inti produksi yang dapat
menjamin sustainabilitas kinerja perseroan. Sustainabilitas perseroan
merupakan pendekatan terpadu terhadap kinerja perusahaan di
bidang lingkungan, sosial dan ekonomi, dimana ketiga bidang
tersebut saling terkait satu sama lain.
1.8.6. Indikator Kerja
Perseroan menggunakan volume produksi, penjualan, laba
komprehensif, ebitda serta rasio keuangan sebagai indikator kunci
kinerja. Perseroan dianggap berkinerja bagus jika berhasil
melampaui target produksi dan penjualan maupun laba komprehensif
serta ebitda. Selain itu perseroan berkewajiban mempertahankan
covenant ratio atas DSR dan DSCR yang telah ditetapkan dalam
perjanjian kredit pembiayaan Pabrik Tonasa V yang pembiayaannya
memperoleh sumber dana pinjaman dari PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk. dengan sindikasi banknya. Sedangkan untuk proyek
pengembangan baru, IRR minimum merupakan target pengembalian
yang diharapkan perusahaan.
1.8.7. Sumber Pendapatan Perseroan
Sumber pendapatan perseroan yang besar berasal dari hasil
penjualan semen dalam negeri, khususnya di Kawasan Timur
Indonesia. Kondisi saat ini, konsumsi semen nasional yang tinggi
telah memberikan keuntungan harga yang kompetitif bagi produsen
semen nasional. Oleh karena itu, pasar semen dalam negeri tetap
merupakan pasar utama yang potensial untuk memperoleh
keuntungan yang optimal. Mengingat tantangan yang semakin
meningkat ke depan, perseroan tidaklah terlena menikmati kondisi
tersebut. Dengan penuh kesadaran, manajemen senantiasa
14
melakukan berbagai strategi alternatif terbaik yang dapat
meningkatkan performa perseroan dengan efisiensi operasional yang
optimal dan strategi keuangan perseroan yang kuat.
1.8.8. Pemegang Saham
15
secara baik dan tepat untuk berkompetisi mencapai cita-cita
sinergis korporasi.
6. S Strengthen teamwork
Senantiasa tingkatkan kerjasama Mampu melakukan
pekerjaan secara bersama-sama untuk mewujudkan hasil
16
kinerja terbaik dan yang mmberi nilai tambahan terbaik bagi
perusahaan dan seluruh pemangku jabatan.
17
1.8.10. Struktur Organisasi PT Semen Tonasa
DIREKTUR UTAMA
DEPT.
DEPT.OF PUBLIC PRODUKSI DEPT. SDM
RELATIONS & TONASA 2/3
LEGAL
BERAU OF
SECTION OF MANAGEMENT
DEPT. OF SYSTEM
PROCUREMENT
DEPT. LINE 5
PRODUKSI TROUBLESH
TONASA 4 OOTING
BERAU OF
STAF AHLI DIRUT ENVIRONTMEN
& PROPER
DEPT. SECTION OF
PRODUKSI
BEREAU OF LINE 5 KILN &
TONASA 5 LINE 5 CM
OPERATION
STAF PROYEK CLINKER
STRATEGIS PRODUCTION
DEPT.
PERANCANGAN SECTION OF
STAF DANA TEKNIK LINE KILN 5 &
PENSIUN
BEREAU OF CM MACHINE
LINE 5 MAINT
CEMENT
DEPT. POWER
PLANT production
STAF KOPERASI
KARYAWAN BEREAU OF
SECTION OF
CEMENT
DEPT. LINE KILN 5 &
BACKING CM ELCT INS
PRODUCTION
PLANT I MAINT
STAF YKST PLANNING &
CONTROL
18
Manajemen PT. Semen Tonasa menyususn unit organisasi sebagai
berikut:
2) Direktur Komersil
3) Direktur Keuangan
4) Direktur Produksi
2. Departemen Penjualan
19
4) Direktur Produksi membawahi Departemen :
1. Departemen Bahan Baku
21
Beroperasi sejak tahun 2000
Alamat : Kecamatan Tuwaeli, Kabupaten Donggala, Palu,
Sulawesi Tengah
5. Ups Samarinda
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun
Beroperasi sejak tahun 1997
Alamat : Jl. Gaya Baru RT 09, Kel. Rawa Makmur, Desa
Tempurejo, Palaran, Samarinda, 75243
6. Ups Celukan Bawang Bali
Kapasitas 2 x 300.000 ton per hari
Beroperasi sejak tahun 1998
Alamat : Jl. Pelabuhan Celukan Bawang, Bali
7. Ups Banjarmasin
Kapasitas 300.000 ton per hari
Beroperasi sejak tahun 1997
Alamat : Kompleks Pelabuhan Trisakti, Jl. Barito Hilir No.9
Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70119
8. Ups Lapuko Kendari
Kapasistas 300.000 ton per tahun
Alamat : Kecamatan Lapuko, Kab. Konawe Selatan, Sulawesi
Tenggara
9. Ups Mamuju
Kapasitas 300.000 ton per tahun
Beropersi sejak tahun 2014
Alamat : Dusun Bekengkeng, Belang-Belang Kec kaluku. Kab.
Mamuju- Sulawesi Barat.
22
Empat unit pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler Turbin
Generator (BTG) Power Plant dengan kapasitas 2 X 25 MW
dan 2 x 35 MW yang berlokasi di area Pelabuhan Biringkassi,
Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.
Coal Unloading
Fasilitas Coal Unloading System yang berlokasi di area
Biringkassi dengan kapasitas pembongkaran mencapai 1000
ton/jam
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
24
Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam
bukunya “Production Management” pemeliharaan (maintenance)
adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk
menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai
dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
25
2.1.2 Tujuan Pemeliharaan
27
7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan
produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan
peralatan produksi yang ada semakin baik.
1) Inspeksi (inspection)
Kegiatan ispeksi meliputi kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah
untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai
peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin
kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya
kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi dan berusaha
untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan
melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil
inspeksi.
28
didapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang
dibutuhkan.
29
2.1.5 Masalah Efisiensi Pada Pemeliharaan
1) Persoalan teknis
Dalam kegiatan pemeliharaan suatu perusahaan merupakan
persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk menghilangkan
kemungkinan–kemungkinan yang menimbulkan kemacetan
yang disebabkan karena kondisi fasilitas produksi yang tidak
baik. Tujuan untuk mengatasi persoalan teknis ini adalah untuk
dapat menjaga atau menjamin agar produksi perusahaan dapat
berjalan dengan lancar. Maka dalam persoalan teknis perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
2) Persoalan ekonomis
Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan disamping
persoalaan teknis, ditemui pula persoalan ekonomis. Persoalan
ini menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan agar
kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat
30
dilakukan secara efisien. Jadi yang ditekankan pada persoalan
ekonomis adalah bagaimana melakukan kegiatan pemeliharaan
agar efisien. Dengan memperhatikan besarnya biaya yang
terjadi dan tentunya alternative tindakan yang dipilih untuk
dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapun
biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan pemeliharaan adalah
biaya-biaya pengecekan, biaya penyetelan, biaya service, biaya
penyesuaian, dan biaya perbaikan atau resparasi.
31
b. Peralatan yang rusak diperbaiki dalam perusahaan atau di
luar perusahaan. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu
diperbandingkan adalah jumlah biaya yang akan
dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di
bengkel perusahan sendiri dengan jumlah biaya perbaikan
tersebut di bengkel perusahaan lain. Disamping
perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk pengerjaannya.
32
maintenance) untuk mesin atau peralatan itu. Hal ini dikarenakan
apabila terjadi kerusakan yang tidak dapat diperkirakan, maka akan
mengganggu seluruh rencana produksi.
34
g) Alignment: membuat perubahan salah satu barang yang
ditentukan elemen variabel untuk mencapai kinerja yang
optimal.
35
merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan
darurat dan waktu nganggur mesin. Adapun keuntungan lainya
yaitu:
36
Pemeliharaan
Pemeliharaan
Pemeliharaan
terencana
tak terencana
Pemeliharaan Pemeliharaan
pencegahan korektif Pemeliharaan
(preventive (corrective darurat
maintenance) maintenace)
37
peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani
proses produksi.
38
2.3 Hubungan Pemeliharaan dengan Proses Produksi
39
BAB III
40
Dalam proses produksi semen khususnya di PT.Semen Tonasa
terdapat beberapa bahan baku untuk kemudian diolah sebelum
menjadi semen.
41
Alat utama untuk penghancuran bahan mentah adalah
Crusher, sedangkan alat pendukungnya adalah :
a. Dump Truck
b. Hopper
c. Feeder
Bahan baku hasil penambangan dari tempat
penambangan, diangkut menggunakan dump truck dan
kemudian dicurahkan kedalam hopper. Fungsi dari hopper ini
adalah sebagai tempat penampungan awal sebelum masuk ke
tempat penghancuran bahan mentah (crusher).
42
Hammer Crusher terdiri atas :
- Rotor, complete hammer
- Transmisi (Pulley, V-Belt)
- Motor drive
- Casing/body, complete liner
- Grate basket
43
Reclaimer sendiri berfungsi sebagai untuk
memindahkan atau mengambil raw material dari stock pile ke
belt conveyor dengan kapasitas tertentu.
45
dengan alat pendeteksi ketinggian (level indicator), jika
blending silo penuh maka pemasukan bahan baku akan terhenti
secara otomatis.
46
6. Pembakaran (Firring)
Setelah keluar dari Pre-heater, material ini disebut
dengan Kiln Feed. Kiln Feed ini masuk ke unit operasi
pembentuk klinker (terak) yang disebut dengan Rotary Kiln,
Rotary kiln adalah alat berbentuk silinder memanjang
horizontal yang diletakkan dengan kemiringan tertentu.
Kemiringan rotary kiln yang digunakan di Tonasa V adalah
sekitar 2˚ dengan arah menurun, dari ujung material masuk (in-
let), sedangkan diujung lain adalah tempat terjadinya
pembakaran bahan bakar (burning zone). Jadi material akan
mengalami pembakaran dari temperatur yang rendah ke
temperatur yang tinggi. Pengontrolan tingkat suhu pada tanur
putar diatur oleh CCR (central control room). Dialam tanur
putar dilapisi batu tahan api, batu tersebut berfungsi untuk
menahan suhu panas tanur putar saat beropersi dan agar
menjaga kemanan tanur putar agar tidak meleh.
1. Daerah Transisi
47
2. Daerah Pembakaran
3. Daerah Pelelehan
4. Daerah Pendinginan
Didalam tanur putar terjadi proses kalsinasi (hingga
100%), Sintering dan Clinkering. Temperatur material yang
masuk kedalam tanur putar adalah 800 – 900 ˚C sedangkan
temperatur clinker yang keluar dari tanur putar adalah 1300 –
1450 ˚C.
7. Pendinginan (Cooling)
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan
clinker adalah cooler. Cooler ini dilengkapi dengan alat
penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara pendingin
yang disebut grate dan alat pemecah clinker (Clinker Breaker).
Setelah proses pembentukan clinker selesai dilakukan didalam
tanur putar, clinker tersebut terlebih dahulu didinginkan
didalam cooler sebelum disimpan didalam clinker silo.
Tujuan utama Clinker didinginkan tiba-tiba didalam
cooler adalah :
1) Heat recuperation
2) Keamanan (safety) dalam melakukan transportasi dan
storage Kualitas Klinker itu sendiri.
Selanjutnya clinker dikirim ke tempat penampungan
clinker (Dome) dengan menggunakan alat transportasi pan
conveyor
48
Gambar 3.8 Dome Clinker V
Sebelum sampai di dome, clinker akan melalui sebuah
alat pendeteksi kandungan kapur bebas, jika kandungan kapur
bebas clinker melebihi batas yang diharapkan maka clinker
akan dipisahkan dan disimpan didalam bin tersendiri. Kapasitas
Dome Clincer di PT Semen Tonasa adalah 100.000 ton. Untuk
saat ini PT Semen tonasa terfokus pada penjualan clinker saja
dikarenakan produksi semen sangat menurun dari tahun-tahun
sebelumnya.
8. Penggilingan Akhir (Finish Mill).
49
Setelah material halus kemudian dibawa menggunakan screw
conveyor menuju separator, dan partikel debu semen akan
ditangkap oleh EP untuk proses finish juga menggunakan udara
dari mill fan. Material campuran tadi kemudian dibawa menuju
separator menggunakan bucket output dan air slide, didalam
separator kemudian dipisah kembali antara material yang halus
dengan material yang kurang halus atau mengandung besi.
Material yang kurang halus akan kembali dibawa ke mill untuk
dihaluskan kembali menggunakan hantaman dari grinding ball.
Material yang telah dipisahkan didalam separaor akan menuju
ke cyclon dengan menggunakan sirkulasi udara dan keluar
kemudian dibawa oleh air slide menuju bucket silo kemudian
diangkat menggunakan bucket silo menuju top silo untuk
selanjutnya di packing pada mesin packer atau dalam bentuk
curah.
51
Gambar 3.10 plate heat exchanger
PHE yang banyak dijumpai di industry dapat dikelompokan
menjadi dua jenis:
Glue Type
Type glue memerlukan lem untuk memasang gasket pada
plat PHE. Lem yang digunakan ialah lem yang
mempunyai ketahana terhadap panas yang baik.
52
Gambar 3.12 tipe clip pada plate heat exchanger
53
BAB IV
b. PMC
Preventive maintenance merupakan pemeliharaan untuk
mencegah terjadinya kerusakan atau cara perawatan yang
direncanakan untuk pencegahan. Pemeliharaan pencegahan di
pabrik Tonasa 5 meliputi improvement (perbaikan),
54
Conditioning monitoring, dan periodically. Pada PMC ialah
perbaikan pada system mill dan membersihkan cooler
55
Gambar 4.4 proses pemsangan motor penggerak belt conveyor
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pengerjaan laporan praktik ini
adalah
57
3. Untuk kerja sama timnya dipertahankan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Apri, Heri, Iswanto.2008. Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin. Retrieved
from:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/949/1/08E0070.pdf
Ardian, Aan. 2013. Handout Perawatan dan Perbaikan Mesin. Retrieved from :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/aan-ardian-mpd/2c-
handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pdf
https://docplayer.info/50375473-Jurnal-teknik-its-vol-6-no-1-2017-issn-print.html
59
LAMPIRAN
60
FOTO DAN DOKUMENTASI KEGIATAN
Membersihkan impeller
61
Proses penarikan motor penggerak belt conveyor
62
Perbaikan cooler
63
PRESENTASE KERJA PRAKTEK
64