Anda di halaman 1dari 29

Preface Slide

FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
MAKASSAR
2019
Departement of Agrotechnology
Faculty of Agriculture

Pengendalian Hama dan Penyakit


Pasca Penen
Kelompok 7 :
1. Marce_20011014031
2. Ahmad Ali_20011014032
3. Oky Dwi Prayitno_20011014023
4. Amriadi Hudeng_19011014034
5. Muh. Ilham_20011014051
Hama Pasca Panen Komoditi Padi

Pasca Panen merupakan suatu tahapan penanganan untuk hasil dari tanaman pertanian setelah melalui pemanenan.
Dalam hal penanganan pasca panen ini meliputi pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran hingga
penyimpanan dan pengemasan. Umumnya, untuk komoditi pangan seperti beras, masalah yang banyak ditemui oleh
para agen/pedagang  disaat pasca panen khususnya pada saat penyimpanan yaitu adanya hama yang menyerang
pada gudang penyimpanan.
HAMA PADI PASCA-PANEN
 Hama padi pasca-panen akan
menyerang pada proses penyimpanan.
Hama gudang berukuran relatif kecil.
Ukuran yang kecil menyulitkan dalam
pemantauan hama gudang.
 Kumbang (ordo: coleoptera) dan
ngengat (ordo Lepidoptera) merupakan
hama utama. Lebih merusak ketika
sudah menjadi beras dibandingkan
dalam bentuk gabah. Sehingga untuk
penyimpanan yang relatif lama
sebaiknya disimpan dalam bentuk
gabah.
Hama gabah
Hama beras
Kutu beras (Sitophilus oryzae)

Memiliki ukuran yang Rahangnya yang kuat digunakan


sangat kecil (3,5 -5 untuk melubangi beras diman
mm), berwarna coklat kutu betina akan meletakkan
kehitaman dengan satu butir telur didalamnya lalu
moncong yang panjang ditutupi dengan cairan yan
dihasilkan kutu

Larva kutu akan berkembang biak


dalam beras dan akan keluar setelah 2-4
hari. Kutu ini dapat bertahan hingga 2
tahun.
Kumbang Tribolium sp

Memiliki ukuran hampir sama dengan kutu beras,


yaitu sekitar 3-4 mm, berwarna coklat
kemerahan. Kumbang ini merusak material yang
sudah hancur dan kanibal terhadap pupa dan telur.
Setiap kumbang betina mampu menghasilkan 450
telur sepanjang hidupnya yang berkisar 35-45
hari. 。
Jamur-jamur / penyakit Pasca Panen (Simpanan) pada Padi

• Kelembapan udara relatif tinggi di daerah


tropis menyediakan lingkungan yang sesuai
bagi pertumbuhan jamur.
• Selama periode simpan padi, jamur akan
tumbuh apabila kadar air gabah relative
tinggi. Konstruksi dan kondisi fisik juga
mempengaruhi pertumbuhan jamur.

Jamur &
Penyakit
Apergillus Penicillium Rhizopus

Actinomycetes Mucor kapang


Faktor-faktor yang berrpengaruh terhadap perkembangan infeksi meliputi

Faktor predisposisi pada host yang terdiri dari


faktor :
• Nutrisi N,P dan K. Kelebihan nitrogen dan
kekurangan air akan menambah kepekaan
tanaman, demikian juga kalau terjadi
kekurangan atau kelebihan P dan K. Difisiensi P
juga akan berpengaruh terhadap infeksi P.
oryzae. Pemberian N,P dan K dengan level
yang tinggi, baik diberikan sendiri-sendiri
maupun digabung akan meningkatkan infeksi;
• faktor umur;
• Faktor meteorologi.
Patogen: Penyebaran spora patogen sangat ditentukan oleh
musim dan faktor yang cocok untuk penyebaran infeksi.
Spora P. oryzae disebarkan pada malam hari, sebab kondisi
kelembaban sangat cocok untuk penetrasi.
Pengendalian penyakit blast dapat dilakukan dengan:
a) Pemuliaan, untuk mendapatkan varietas yang yang tahan
terhadap P.oryzae;
b) Pemberian senyawa kimia misalnya perlakuan biji dengan
caresan (57 gr per kuintak biji) dan Copper Seed Dressing
(1 kg per 100 kg biji); c) dengan cara bercocok tanam.
Proses Infeksi penyakit dan jamur pasca panen

Jamur yang menginfeksi biji padi (gabah) sebelum


panen akan tetap terbawa sampai biji itu dipanen.
Jamur yang menginfeksi gabah sesudah panen dapat
terjadi karena tercampurnya gabah tersebut dengan
sisa-sisa tanaman dan dengan biji-biji rerumputan
maupun gabah hampa yang merupakan sumber
kontaminan.

Demikian juga gabah dapat terkontaminasi di tempat


penyimpanan atau di tempat pengolahan, sedang pada
beras, jamur-jamur khususnya jamur simpanan baru
menginfeksi beras sebelum disimpan di tempat
pengolahan maupun penyimpanan.
Butir gabah maupun beras di gudang banyak terinfeksi
oleh jamur dari marga Alteria, Aspergillus, Rhizopus,
Penicillium dan Mucor. Jamur Alternaria yang menginfeksi
gabah lebih dominan dibandingkan dengan jamur lainnya.
Kurang bersihnya lantai gudang dan alas tumpukan beras
dan gabah akan menyebabkan beras dan gabah mudah
terkontaminasi oleh jamur yang berasal dari lantai dan alas
tersebut
Pengendalian Hama Kutu Di Gudang Penyimpanan Beras
Beras sendiri dapat menghasilkan 300
hingga 400 butir telur. Bisa dibayangkan jika
hama ini dibiarkan berlanjut maka bisa
dipastikan gudang penyimpanan beras anda
akan penuh dengn hama kutu beras. Dalam
melakukan penanganan dan pengendalian
hama pada gudang penyimpanan beras,
terdapat beberapa cara tergantung dari
skala beras yang akan dikerjakan. Jika beras
dalam skala sedikit, cara alami yaitu dengan
menjemur dibawah sinar matahari.
Untuk beras dalam skala banyak, salah satu cara yang paling
efektif, ampuh dan mudah dilakukan untuk membasmi dan
mengendalikan hama kutu yaitu dengan melakukan Fumigasi.
Fumigasi merupakan sebuah cara untuk pengendalian hama dengan
bantuan pestisida. Ada beberapa cara dalam melakukan fumigasi
yaitu dengan cara pengasapan atau fogging, dan juga bisa dengan
spray atau penyemprotan.
Selain itu, dalam prosesnya haruslah menggunakan bantuan Obat
Pembasmi Kutu Beras sebagai Insektisida pada proses fumigasi yang
akan dilakukan di gudang penyimpanan beras.
Faktor-faktor Penyebab Penyakit Pasca Panen Padi

Suhu Ruang Lama Penyimpanan


Kadar Air Penyimpanan
Batas kandungan air terendah yang masih
Kandungan air sangat berpengaruh memungkinkan pertumbuhan jamur pada bahan
Suhu merupakan faktor penting dalam yang disimpan 1-2 tahun adalah kandungan air
penyimpanan beras. Bila terjadi yang seimbang dengan kelembaban tempat
terhadap perkembangan jasad renik.
penurunan suhu selama penyimpanan penyimpanan 70% pada suhu 20-25 oC.
Penyimpanan beras dengan kandungan maka pertumbuhan jamur akan
menurun, sebaliknya jamur tumbuh Agar beras terhindar ari kerusakan selama
air >14 % akan menyebabkan proses dengan cepat pada suhu antara 30-32 o penyimpanan (6 bulan atau kurang) kandungan
C atau 85-90O F. Sebagian jamur air tidak boleh lebih dari 13%. Sedangkan
metabolisme jasad renik dan serangan gudang (simpanan) tumbuh dengan untuk penyimpanan lebih dari 6 bulan,
hama bertambah cepat. cepat pada suhu 20-40odengan lengas kandungan air tidak boleh lebih dari 12%.
nisbi udara lebih dari 90%.
Faktor-faktor Penyebab Penyakit Pasca
Panen Padi

Tingkat keparahan biji


akibat serangan jamur Benda-benda asing Faktor lain

04 05 06 04 05

Terinfeksi sebelum Kegiatan serangga

penyimpanan hama
Penanganan Pasca Panen di Indonesia
Panen dan Perontokan
A. Panen
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat,
menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi
persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis, serta
menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam
melakukan pemanenan padi dapat mengakibatkan kehilangan
hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah. Pada tahap ini,
kehilangan hasil dapat mencapai 9,52 % apabila pemanen padi
dilakukan secara tidak tepat.
1) Umur Panen Padi
2) Alat dan Mesin Pemanen Padi

B. Perontokan
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah
pemotongan, penumpukan dan pengum-pulan padi. Pada
tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam
melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara
perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara
digebot menjadi menggunakan pedal thresher dan powe
Pengeringan
Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan
kadar air gabah sampai mencapai nilai
tertentu sehingga siap untuk
diolah/digiling atau aman untuk disimpan
dalam waktu yang lama. Kehilangan hasil
akibat ketidaktepatan dalam melakukan
proses pengeringan dapat mencapai 2,13
%. Pada saat ini cara pengeringan padi
telah berkembang dari cara penjemuran
menjadi pengering buatan.

Pabrik Beras Kab. Sidrab ( mesin Pengering Vertikal dryer


Penggilingan

Penggilingan
Penggilingan merupakan proses untuk mengubah
gabah menjadi beras. Proses penggilingan gabah
meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah,
penyosohan, pengemasan dan penyimpanan
Penyimpanan

Penyimpanan
Umumnya beras disimpan di gudang setelah dikemas dalam karung plastik
berukuran 40 Kg atau 50 Kg. Pengemasan dalam karung ini dilakukan secara
manual oleh petani. Bagian karung yang terbuka dijahit tangan hingga tertutup
rapat dan disimpan di dalam gudang penyimpanan.
Dalam gudang beras sering juga diserang oleh hama bubuk, biasanya hama bubuk
ini menyerang beras yang tidak kering benar saat pengeringan, hama bubuk tidak
menyukai beras yang kering karena keras. Selain itu, hama bubuk pun menyukai
tempat lembab sehingga ruangan gudang harus kering, yang dilengkapi dengan
ventilasi udara. Penumpukan karung berisi beras di dalam gudang pun harus
ditata sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat mudah
keluar lebih awal.
Penanganan Pasca Panen Di Jepang
Panen

Jepang sangat dikenal dengan industri pangan dan pertaniannya.


Sistem pertanian di Jepang sudah menjadi rahasia umum di seluruh
dunia mempunyai sistem kerja yang baik. Pantas saja jika pertanian
di Jepang sangat berkembang pesat. Pemerintah Jepang menerapkan
empat pilar pembangunan pertanian Jepang yang salah satunya
adalah farm size expansion. pertanian urban di Jepang kini menjadi
andalan untuk memasok produk-produk pertanian yang segar, sehat,
dan cepat. Berikut empat sistem yang membuat pertanian Jepang
sangat maju. Teknologi pertanian yang canggih Kuatnya industri
otomotif di Jepang berdampak pada pertanian. Sistem pertanian di
Jepang telah menggunakan teknologi yang canggih. Untuk
menanam, menyirami, hingga memanen, petani Jepang telah dibantu
dengan mesin. Jika di Indonesia membajak sawah masih
menggunakan bajak tunggal, di Jepang membajak telah
menggunakan bajak enam sehingga 1-2 jam telah selesai

Di negara jepang proses panen padi sudah


menggunakan alat combain harvester dan sejenisnya.
Yang mana ada yang diperuntukan untuk lahan
berukuran kecil da lahan berukuran besar
Pengeringan dan Penggilingan

Gabah yang telah dipanen kemudian


dimasukkan kedalam mesing penggiling untuk
mengupas kulit ari dan mengringkan. Lama
proses penggilingan dan pengeringan selama 6
jam/ton Gambar hasil penggilingan dengan kadar air dibawah 12%
Beras yang masiha da kulit ariya
kemudian di giling Kembali di mesin
penggilingan hingga berubah warna
menjadi putih bersih
Penyimpanan

Pada gudang penyipanan beras di negara jepang diataur


dimana setiap karung beras ditumpuk tidak melebihi 10
karung, temperature dan kelembabapan pun dijaga serta
akses jalan didalam gudang diatur cukup besar
Terimah Kasih  

Anda mungkin juga menyukai