Anda di halaman 1dari 5

RAKHMAD HIDAYAT

101510501020
KELAS A / AGROTEKNOLOGI
TEKNOLOGI PANEN DAN PASCA PANEN
HAMA GUDANG PADA BI1I-BI1IAN DAN PENANGANAN PASCA PANEN
Hasil yang panen yang besar dan melimpah merupakan capaian yang
menggembirakan bagi petani, dengan hasil yang melimpah tersebut petani mampu
meraup keuntungan yang besar pula. Namun pencapaian tersebut bukanlah hasil
akhir yang dapat mensejahterakan petani. Tahap pemanenan adalah langkah awal
petani untuk membawa hasil panen tersebut ke tahap berikutnya yaitu penanganan
pasca panen. Terdapat banyak hal yang mampu merusak hasil panen yang
melimpah tersebut. Tidak dapat dipungkiri jika penanganan pasca panen yang
buruk dapat membuat hasil yang melimpah ketika pemanenan berkurang drastis
akibat kerusakan, seperti serangan ama, lingkungan yang kotor, suhu yang
lembab, transportasi yang tidak aman dan lain sebagainya.untuk itu perlu
diketahui dan diterapkan bagaimana penanganan hasil panen agar jumlah yang
besar tersebut tetap terjaga kualitas maupun kuantitasnya.
Faktor yang mampu merusak daripada kualitas maupun kuantitas hasil
pertanian adalah hama. Sebelum mempelajari hama secara khusus, di bawah
terdapat klasiIikasi hama gudang;
O Hama penting adalah spesies yang seringkali menimbulkan kerusakan besar
pada bahan simpan dan biasanya teradaptasi untuk berkembang dalam
lingkungan penyimpanan.
O Hama minor meliputi sejumlah besar spesies yang berpotensi
menimbulkan kerusakan dan kadang-kadang mendekati status hama penting.
Umumnya berkembang dalam bahan simpan yang berkualitas buruk yang
memiliki kelembaban marginal (relatiI tinggi) atau telah kadaluwarsa.
O Hama insidental sebenarnya hanya secara kebetulan saja ditemukan di
penyimpanan (belalang, lalat, dsb) dan umumnya tidak menimbulkan
kerusakan kuantitatiI, namun keberadaannya dianggap sebagai kontaminan
yang menurunkan kualitas bahan simpan.
O Serangga menguntungkan, misalnya parasitoid dan predator serangga
biasa ditemukan pada bahan simpan yang terserang hama pascapanen.
Serangga ini dikembangkan sebagai alternatiI pengendalian hama di
penyimpanan. Walaupun demikian, beberapa spesies hama bisa menjadi
predator IakultatiI bahkan kanibal karena kelangkaan makanan.

Contoh hama biji-bijian yang sering menyerang pada saat penyimpanan
adalah,
O Hama pada beras Tribolium castaneum, Sitophilus ory:ae (hama bubuk
beras), Corcyra cephalonica (Stainton)
O Hama pada Jagung Kumbang bubuk (Sitophilus :eamais), Araecerus
fusciculatus De Geer (bubuk gaplek), 1eoebtloJes mootltoolcos (L)
(kumbang kadele)
O Hama pada kacang hijau Callocobruchus spp., Sitophilus ory:ae (Linnaeus)
(Curculionidae), rucus sp. (Bruchidae).
O Hama pada kedele !rostephanus truncatus (Horn), Callosobruchus spp.
O Hama pada kopi Araecerus sp., Carpophilus sp., Stephanoderes hampei
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdapat beberapa hama yang
merugikan pada saat proses penggudangan, sehingga hama tersebut disebut
dengan hama gudang. Secara umum, terdapat beberapa cara penanggulangan
hama gudang yaitu
1. Menjaga kebersihan gudang hal ini dilakukan karena hama gudang
menyukai tempat tempat yang sempit dan secara sekilas tidak terlalu
terlihat. Oleh karena itu, pembersihan dilakukan agar tidak terdapat ruang
kecil yang memungkinkan bagi hama tersebut dapat berkembang.
2. Menjaga suhu dan kelembaban gudang suhu optimum hama gudang
berkisar antara 25
0
37,5
0
C.
3. Kemasan kedap udara karena semua makhluk hidup membutuhkan udara
untuk bernaIas maka tujuan dibuatnya kemasan kedap udara ini adalah
agar tidak ada udara yang masuk sehingga tidak tersedianya udara bagi
hama gudang untuk berkembang.
4. Menurunkan tingkat kadar air sebab kemampuan hama gudang untuk
bertahan hidup akan menurun drastis apabila kondisi air pada biji rendah.
5. Meningkatkan derajat sosoh karena hama hama menyukai biji yang
memiliki derajat sosoh (kandungan lemak, protein dan vitamin) yang
tinggi.
6. Mencegah datangnya hama.
Penanganan dan pengelolaan pasca panen adalah suatu perlakuan yang
diberikan pada hasil pertanian hingga produk siap di konsumsi. Penanganan dan
pengelolaan ini dilakukan terutama untuk menghindari kerugian-kerugian yang
mungkin timbul akibat perlakuan pra panen dan pasca panen yang kurang tepat.
Dimulai dari tahap panen, tahap ini dilakukan ketika tanaman atau hasil
yang ingin diambil telah mencapai masak Iisiologis. Akan tetapi hal ini dapat
dilakukan sebelum mencapai masak Iisiologis, bergantung dari tujuan
pemanIaatan hasil pertanian itu sendiri. Pemanenan dapat dilakukan secara
manual menggunakan tangan maupun mekanisasi. Cara panen yang dipilih
ditentukan oleh ketersediaan tenaga kerja, luasan areal pertanaman Yang perlu
diperhatikan saat panen: sedapat mungkin menghindarkan komoditas dari
kerusakan Iisik (seperti memar, luka, lecet, dll). Adanya kerusakan Iisik pada
komoditas: memacu pembusukkan, memacu transpirasi dan respirasi (cepat layu
dan menurun kualitasnya), menginduksi serangan hama/penyakit pasca panen.
Setelah komoditas dipanen, perlu penanganan pasca panen yang tepat
supaya penurunan kualitas dapat dihambat. Komoditas hortikultura kebanyakan
dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga perlu penanganan pasca panen yang
ekstra supaya tetap segar. Yang dapat dilakukan setelah pemanenan hanyalah
mempertahankan kualitas dalam waktu selama mungkin bukan meningkatkan
kualitas. Perlakuan utama dalam pasca panen: tujuannya menghambat laju
transpirasi dan respirasi dari komoditas.
Penerimaan
Penerimaan dilakukan ketika pemanenan di lapangan sudah selesai
kemudian di kirim ke tempat penyimpanan. Penerimaan dilakukan dapat dengan
alat pemindah ataupun secara manual yang dapat meminimalisir kerusakan yang
dapat terjadi akibat benturan atau gesekan.
Pra pendinginan
Perlakuan ini dapat dilakukan pada komoditas tertentu dengan tujuan
menghambat laju respirasi sehingga waktu masak dapat dihambat. Atau dengan
tujuan lain seperti mencegah bahan simpan terserang jamur atau hama yang tidak
mampu bertahan dalam suhu rendah.
Sortasi dan pembersihan
Barang hasil pertanian yang telah didapatkan dari lahan dapat di lakukan
pembersihan untuk membuang benda yang tidak diinginkan. Proses ini dapat
dilakukan dengan bantuan air atau angin dengan cara di semprotkan. Kemudian
pengelompokan berdasarkan varietasnya atau kualitasnya dapat dilakukan.
Perlakuan yang dapat diberikan yakni diperiksa kelayakan dan dipastikan tidak
ada kerusakan Iisik sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Perlakuan lain yang dapat diberikan yaitu dengan menyemprotkan cairan
disinIektan untuk mencegah serangan penyakit.
Penyimpanan
Barang disimpan bertujuan untuk menjaga kualitas agar ketika pengiriman
tetap dalam keadaan yang paling baik. Bila akan dikirim jauh, barang disimpan
didalam ruang pendingin untuk menghambat laju respirasi untuk komoditas non
klimakterik. Penyimpanan tidak dapat dilakukan selama berbulan bulan bahkan
berminggu-mi-nggu. Sebab terdapat komoditas yang tidak mampu disimpan
dalam jangka waktu yang lama.
Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk menghindarkan barang dari kerusakan,
menjaga kualitas, mempercantik penampilan, dan memberikan nilai tambah secara
ekonomis. Pembungkusan dilakukan secara manual menggunakan kertas, plastik,
karton, kardus, kayu, ataupun steroIom. Kertas pembungkus dilengkapi dengan
kelas mutu, peringatan dan perhatian, tanggal panen, produsen.
%ransportasi
Ketika pengiriman dilakukan, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu
penataan serta kemasan yang diharapkan mencegah kerusakan terjadi akibat
guncangan atau gesekan ketika perjalanan berlangsung. Untuk itu diperlukan
penataan barang yang tepat dan kemasan yang kuat dan aman. Pengiriman dapat
dengan kendaraan yang sudah dirancang untuk barang bukan manusia.

Anda mungkin juga menyukai