Aspergillus flavus
CITRININ
Citrinin pertama kali diisolasi dari Penicillium
citrinum pada tahun 1931.
Mikotoksin ini ditemukan sebagai kontaminan
alami pada jagung, beras, gandum, barley dan
gandum hitam (rye).
ERGOT ALKALOID
Diproduksi oleh jenis cendawan
golongan Clavicipitaceae
Kontaminasi senyawa ini pada
makanan dapat menyebabkan
epidemik keracunan ergot (ergotisme)
yang dapat ditemui dalam dua bentuk,
yaitu bentuk gangren (gangrenous) dan
kejang (convulsive).
Pembersihan serealia secara mekanis
tidak sepenuhnya memberikan proteksi
terhadap kontaminasi senyawa ini
karena beberapa jenis gandum masih
terserang ergot dikarenakan varietas
benih yang digunakan tidak resiten
terhadap Claviceps purpurea penghasil
ergot alkaloid
FUMONISIN
hifa
makrospora
mikrospora
Rhizopus stolonifer
Pengendalian 1 : Pra Panen
Kontaminasi jamur yang cukup signifikan dapat terjadi pada hasil
pertanian sejak perkembangannya di lahan.
Kekeringan, kurangnya nutrisi, serangan insekta, kontaminasi jamur,
dan penundaan panen merupakan faktor-faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan jamur dan terbentuknya mikotoksin di
lahan.
Beberapa faktor tersebut sangat tergantung dari lingkungan dan
diperlukan pengendalian dengan baik. Praktek budidaya yang baik
akan meminimalkan terjadinya kontaminasi jamur di lahan.
Beberapa langkah yang dipandang sebagai langkah efektif antara lain:
(i) mengurangi stress tanaman melalui irigasi, pemupukan yang sesuai,
dan pengendalian terhadap hama dan penyakit;
(ii) menghindari kondisi lingkungan yang dapat mendukung infeksi di
lahan
Pengendalian 2 : Panen
Pemanenan dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada komoditas.
Apabila kerusakan dijaga serendah mungkin pada tahap ini,
kontaminasi lanjutan dapat dikurangi cukup signifikan.
Sejumlah cara dipandang sebagai langkah efektif:
jika tidak terdapat kemasan yang baik maka praktek hygiene dan
penggunaan pestisida juga dapat meminimalkan kontaminasi.
Pengendalian 5 : Dekontaminasi