Anda di halaman 1dari 23

Toksik Akibat Penyimpanan

Kelompok 1:

Mila Fitri Yani (1910612004)


Adania Azzikra (1910612002)
Rani Anggraini (1910612118)
Raka Permana (1910612007)
Juniarti 1910612111
Penyimpanan
Adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkait dengan
waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga komoditi yang
disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang
dapat menurunkan kualitas dan kuantitas komoditi tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Penyimpanan


Pakan
• Tipe atau jenis pakan • Serangga,
• Periode atau lama penyimpanan • Bakteri,
• Metode penyimpanan • Kapang,
• Temperatur • Binatang pengerat
• Kandungan air • Komposisi zat-zat makanan. 
• Kelembaban udara
Aspek Mikrobiologi dalam Penyimpanan Pakan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur
pada pakan adalah :

1) aktivitas air
2) konsentrasi ion hidrogen
3) Temperatur
4) Konsistensi
5) cair dan padat
6) status nutrien
7) adanya bahan pengawet
Jenis-jenis Kerusakan
- Kerusakan fisik, yang disebabkan terjadinya perubahan kadar air selama
penyimpanan yang diakibatkan oleh perubahan cuaca, butiran menjadi
pecah dan mudah diserang hama

- Kerusakan biologis, yang disebabkan kegiatan biologis selama


penyimpanan seperti serangan hama, jamur dan mikroba;

- Kerusakan kimiawi, yang disebabkan karena adanya dekomposisi kimia


selama penyimpanan seperti penurunan kadar karbohidrat, protein dan
lemak karena proses metabolisme baik oleh serangga maupun mikroba.
Teknik penyimpanan bahan pakan yang baik

1. Menjaga kebersihan gudang


2. Bahan pakan jangan disimpan terlalu lama
3. Hindari kemasan yang rusak
4. Perhatikan kadar air bahan, batas simpan yang baik,
kandungan air tidak lebih dari 13%
5. Pemakaian bahan baku first in first out (FIFO)
6. Bahan baku pakan diletakkan diatas pallet.
Toksik selama Penyimpanan Pakan
Kerusakan pakan bentuk biji-bijian terjadi karena adanya kontaminasi jasad
renik dapat menyebabkan penurunan mutu karena kemungkinan
mengandung racun.
Aspergillus sp dan Penicillium sp cepat tumbuh pada biji-bijian, kacang-
kacangan dan produk lainnya selama proses penyimpanan terutama jika
kandungan air bahan cukup tinggi

Kapang Aspergillus flavus tumbuh dimana-mana, baik di udara, air, tanah,


bahan pangan maupun pakan seperti jagung, beras dan biji kapas

Kadar air dalam bahan pakan serta kelembaban relatif sangat berpengaruh
pada pertumbuhan A.flavus penghasil aflatoksin.
Bahan Pakan Yang Sering Terkontaminasi Mikotoksin
1. Biji-bijian dan kacang-kacangan
- Seperti : Jagung , Kacang kedelai, Sorgum, Gandum, dan
beras.
- Mikotoksin penyerang : Aflatoksin ,
Trikotesena,Zearalenone
- mekanisme :
Lanjutan
2. Serealia dan rempah-rempah
- Aspergillus ochraceus dan Penicillium vaerrucosum
dapat tumbuh pada bulir tanaman serealia yang
disimpan dalam suhu ≥ 15°C dan kelembaban antara
15-19%.
- Produksi okratoksin oleh jamur tersebut dapat terjadi
pada pH 5,5 dengan adanya zat besi, tembaga dan zink.
Dedak
• Mikotoksin : aflatoksin
• Menyebabkan tengik
• Karena mengandung lemak
• Aflatoksin mengakibatkan B-oksidasi,
sehingga muncul ketengikan
JENIS-JENIS MIKOTOKSIN

Aflatoksin
• Aflatoksin adalah racun hasil metabolisme sekunder dari kapang A.
flavus dan A. parasiticus yang banyak dijumpai pada berbagai pakan
yang berasal dari komoditi pertanian maupun hasil sampingannya.
• Kadar toksisitas tiap jenis aflatoksin berdeda, yang paling toksik =
aflatoksin B1 dg urutan kadar toksisitas = B1 > G1 > B2 > G2
• Beberapa bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
A.flavus = etilen oksida, sulfur oksida, theobromine, etil alkohol,
metil alkohol, asam asetat, asam propionat, sodium bisulfat dan
amonium polipropionat.
Kerugian aflatoksin
• menurunkan kuantitas dan kualitas produksi (telur dan
daging)
• terganggunya fungsi metabolisme dan absorbsi lemak,
tembaga, besi, kalsium, fosfor, betakaroten
• memperlemah sistem kekebalan.
• menurunkan pertambahan berat badan pada itik, kalkun,
angsa, burung
• pada ayam menyebabkan pertumbuhan menurun, konversi
Pakan tidak efisien, pembesaran hati, jantung dan pankreas,
serta pucatnya warna jengger, kaki dan sumsum tulang
Trikotesena/Trichothecenes

- Oleh jamur : Fusarium, Myrothecium, Trichoderma, Trichothecium,


Cephalosporium, Verticimonosporium dan Stachybotyrys.

- Setelah tubuh terpapar trikotesena maka mikotoksin tersebut akan


dimetabolisme di dalam tubuh.

- Secara umum, terdapat tiga jalur utama metabolisme trikotesena, yaitu


konjugasi, deepoksidasi, dan deasetilasi.

- Deepoksidasi merupakan langkah penting dalam detoksikasi trikotesena yang


dilakukan oleh mikroorganisme di dalam saluran pencernaan ruminansia.
• tipe penting dari mikotoksin ini : tipe B
(deoxynivalenol dan nivalenol) , diproduksi oleh
jamur dari genus Fusarium terutama Fusarium
graminearum.
• menyebabkan mual, muntah, pendarahan dan
dermatitis hingga leukopenia.
Okratoksin
• Dihasilkan oleh A. ochraceus, A. carbonarius , A. niger dn Penicillium viridicatum

• Organ utama yang diserang : Hati

• penyebab keracunan ginjal pada manusia maupun hewan, dan juga diduga bersifat
karsinogenik.

• terdapat pada tanaman yang mati atau busuk, juga pada biji-bijian, kacang-kacangan dan
buah-buahan.

• mempengaruhi enzim dalam metabolisme fenilalanin, mengubah sistem transportasi


mitokondria, menghambat ATP, serta meningkatkan produksi peroksidasi lemak, radikal
dan superoksida hidrogen peroksida.
Lanjutan Okratoksin
-. Sekitar 40 - 66% okratoksin diserap dari saluran pencernaan.

• Okratoksin dengan cepat mengikatserum albumin dan didistribusikan didalam darah


terutama dalam bentuk terikat

• Okratoksin terakumulasi pada ginjal, diikuti pada hati, otot dan lemak sehingga
menyebabkan gangguan pembentukan daging.

• Saat ini diketahui sedikitnya 3 macam Okratoksin, yaitu Okratoksin A (OA), Okratoksin
B (OB), dan Okratoksin C (OC).
Lanjutan
• OA = paling toksik dan paling banyak ditemukan
di alam, terupama pada komoditas kopi
• OA = pada berbagai produk ternak seperti
daging babi dan daging ayam.
• OA bersifat larut dalam lemak sehingga dapat
tertimbun di bagian daging yang berlemak.
• Manusia dapat terekspose OA melalui produk
ternak yang dikonsumsi.
Fumonisin
- kelompok toksin fusarium
- dihasilkan olh kapang Fusarium spp., terutama F. moniliforme
dan F. proliferatum.
- Mikotoksin ini relatif baru diketahui dan pertama kali diisolasi
dari F. moniliforme pada tahun 1988 (Gelderblom, et al. 1988).
- Selain F. moniliforme dan F. proliferatum, terdapat kapang lain
yang juga mampu memproduksi fumonisin, yaitu F.nygamai, F.
anthophilum, F. diamini dan F. napiforme.
- F.moniliforme tumbuh pada suhu optimal antara 22,5-27,5 0C
dengan suhu maksimum 32-37 0C.
• Hingga saat ini telah diketahui 11 jenis senyawa
Fumonisin, yaitu Fumonisin B1 (FB1), FB2, FB3 dan FB4,
FA1, FA2, FC1, FC2, FP1, FP2 dan FP3.

• Toksisitas Tertinggi : FB1 (Makrofusin)

• FB1 dan FB2 = Mencemari jagung dan beras


Zearalenon
• toksin estrogenik

• dihasilkan oleh kapang Fusarium graminearum, F. tricinctum, dan F.


moniliforme.

• tumbuh pada suhu optimum 20-25 0C dan kelembaban 40-60 %.

• menyebabkan gangguan reproduksi dan hiperestrogenisme pada ternak


Lanjutan
• Efek estrogenik didasarkan pada kesamaan struktur antara zearalenon dan
estradiol.
• cukup stabil dan tahan terhadap suhu tinggi.
• 6 macam turunan zearalenon, =
1. α-zearalenol : memiliki aktivitas estrogenik 3 kali lipat daripada senyawa
induknya.
2. 6,8-dihidroksizearalenon,
3. 8-hidroksi zearalenon,
4. 3-hidroksi zearalenon,
5. 7-dehidro zearalenon, dan
6. 5- formil zearalenon.
Lanjutan
• Komoditas Estrogen banyak tercemar
zearalenon adalah jagung, gandum, kacang
kedelai, beras dan serelia lainnya.
• Mengganggu sistem reproduksi yang dapat
mengakibatkan hiperestrogenism.
• Karena mampu mengikat Reseptor Este
• Produksi terbaik pada suhu rendah dan kelembaban
tinggi.
• mikotoksin yang cukup stabil.
• stabil selama penyimpanan, prosesing hingga saat
pengolahan.
• tidak terdegradasi pada temperatur tinggi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai