Zat – zat tambahan yang terdapat pada makanan tersebut dapat menyebabkan makanan
lebih sedap, tampak menarik, baud an rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan lama
(awet).Akan tetapi karena zat-zat tersebut dapat membahayakan bagi manusia,maka disebut jua
zat pencemar.
Suhu lingkungan, sangat menentukan keselamatan hidup serta daya multiplikasinya.
Makanan,terutama yang berprotein tinggi seperti susu, telur, daging, ikan dan kerang. Meskipun
demikian sayuran dan buahbuahan juga dapat sebagai media bagi mikroba dengan daya
multiplikasi yang lebih lambat.
Kelembabansangat dibutuhkan mikroba untuk tumbuh. Oleh sebab itu makanan kering seperti
gula, terigu, biskuit dan jenis makanan yang dibakar kering lainnya bukan merupakan media
yang baik untuk multiplikasi mikroba, dalam hal ini bakteri.
Selain itu proses pencemaran makanan didukung pula oleh faktor-faktor lain, misalnya :
Manusia atau orang yang terlibat langsung dengan pengolahan/penanganan bahan makanan,
antara lain meliputi : kesehatan, pengetahuan dan kesadarannya pada masalah kesehatan dan
kebersihan lingkungan.
Lingkungan sekitar, antara lain meliputi : vektor (rodensia, insekta), sampah, kotoran (manusia,
hewan).
Prinsip control terhadap bahan makanan serta sarana untuk pengolahannya, antara lain meliputi
perlengkapan dan peralatan yang digunakan, dan sistim pengolahan bahan makanan (pemanasan,
pendinginan, pengasapan, dan lain-lain)
Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang jika termakan akan menimbulkan
gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan, yaitu keluar air mata dan ludah secara berlebihan,
berkeringat, pupil mata menyempit, muntah, kejang perut, diare, rasa bingung, dan kejang-
kejang yang bisa menyebabkan kematian.
Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine yang akan menimbulkan gejala
keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala mirip keracunan muscarine. Selain itu
penderita tidak bisa kencing dan akan mengalami kerusakan hati.
Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak,
ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah
jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di
daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas.
Pencemaran oleh organisme ini selalu berhubungan dengan penggunaan produk daging dan
ayam, terutama potongan daging panggang dalam ukuran besar atau daging kalkun yang diisi
bumbu-bumbu dan ayam yang dimasak kurang sempuma dan dibiarkan dingin perlahan-lahan
atau disimpan dalam suhu kamar.Pada beberapa kasus wabah juga disebabkan oleh pemanasan
kembali daging atau kaldunya.
i. Bacillus Cereus
Organisme ini tidak tergolong patogen, namun pada sejumlah keracunan karena bahan
pangan yang berhubungan dengan daging saus berempah dan nasi goreng, ditemukan banyak sel-
sel Bacillus cereus.Organisme ini didapatkan secara luas di alam, pada umumnya di
tanah.Kemampuan membentuk spora memungkinkan organisme ini tetap hidup pada operasi
pengolahan dengan pemanasan.
Organisme ini didapatkan dalam air dan bahan makanan yang berasal dari laut, misalnya
ikan dan kerang. Proses pemasakan dapat menghancurkan bakteri ini, tapi pencemaran kembali
dapat terjadi ketika ada kontak antara bahan makanan masak dan yang mentah.
k. Shigelosis
Pemanis buatan direkomendasikan untuk diet bagi penderita diabetes atau penyakit gula,
karena mereka memerlukan diet rendah kalori. Pemanis ini tidak boleh digunakan untuk orang
yang sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sakarin dan siklamat dapat
mengakibatkan tumor kantung kemih pada binatang percobaan.
Aspartam banyak digunakan sebagai pemanis dalam permen dan berbagai jenis makanan
olahan. Tahun 1998, FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui penggunaan pemanis
baru yaitu sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis ini tidak
diserap oleh tubuh. Makanan olahan yang biasa menggunakan pemanis buatan antara lain sirop,
es mambo, kue atau roti.
3.Bahan pengawet
Penyedap makanan buatan atau yang dalam bahasa kimianya MSG (Monosodium
Glutamate) adalah bahan yang digunakan untuk menyedapkan makanan supaya terasa gurih dan
lebih terasa di lidah. MSG juga kita kenal dengan sebutan Vetsin atau Micin yang rumus
kimianya HCOCPCH (NH2) 2 COO-NA hasil campuran asam glutamat dan Natrium Hidroksida.
Pengawet buatan ini ada berbagai macam, antara lain:
a. Asam asetat
Asam asetat dikenal di kalangan masyarakat sebagai asam cuka. Bahan ini menghasilkan
rasa masam dan jika jumlahnya terlalu banyak akan mengganggu selera karena bahan ini sama
dengan sebagian isi dari air keringat kita. Asam asetat sering dipakai sebagai pelengkap ketika
makan acar, mi ayam, bakso, atau soto. Asam asetat mempunyai sifat antimikroba. Makanan
yang memakai pengawet asam cuka antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.
b. Benzoat
Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun natrium benzoat
(garamnya). Berbagai jenis soft drink (minuman ringan), sari buah, nata de coco, kecap, saus,
selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini.
c. Sulfit
Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit. Potongan
kentang, sari nanas, dan udang beku biasa diawetkan dengan menggunakan bahan ini.
d. Propil galat
Digunakan dalam produk makanan yang mengandung minyak atau lemak dan permen
karet serta untuk memperlambat ketengikan pada sosis. Propil galat juga dapat digunakan
sebagai antioksidan.
e. Propianat
Jenis bahan pengawet propianat yang sering digunakan adalah asam propianat dan garam
kalium atau natrium propianat. Propianat selain Di beberapa tempat di belahanbumi ini, garam
diperolehdengan proses penguapan air laut yang ditampung dalamladang-ladang garam.
Panasmatahari perlahan-lahan akan menguapkan air di ladangtersebut dan meninggalkan
sisaberupa garam. Garam tersebut kemudian dikumpulkan dandikeringkan sebagaimanaterlihat
dalam gambar di atas.
f. Garam nitrit
Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau natrium nitrit. Bahan ini terutama sekali
digunakan sebagai bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga daging olahan seperti sosis, atau
kornet, serta makanan kering seperti kue kering. Perkembangan mikroba dapat dihambat
denganadanya nitrit ini. Misalnya, pertumbuhan clostridia di dalam daging yang dapat
membusukkan daging.
g. Sorbat
Sorbat yang terdapat di pasar ada dalam bentuk asam atau garam sorbat. Sorbat sering
digunakan dalam pengawetan margarin, sari buah, keju, anggur, dan acar. Asam sorbat sangat
efektif dalam menekan pertumbuhan kapang dan tidak memengaruhi cita rasa makanan pada
tingkat yang diperbolehkan. Semua pengawet yang telah diuraikan di atas merupakan pengawet
yang diijinkan untuk dipakai dan mendapatkan lisensi secara internasional oleh badan kesehatan
dunia (WHO) dengan kadar yang diijinkan.
4.Bahan penyedap
Zat penyedap buatan dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. zat penyedap aroma, Zat penyedap aroma buatan terdiri dari senyawa golongan ester, antara lain
oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah pisang), dan iso amil valerat (aroma
buah apel). dan
2. zat penyedap rasa. Zat penyedap rasa yang banyak digunakan adalah monosodium glutamate
(MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.
Bagi orang yang alergi atau tidak tahan MSG, maka makanan yang dikonsumsi
mengandung MSC dapat menyebabkan penyakit “Restoran Cina (Chinese Restaurant
Syndrome). Gejala penyakit ini adalah 20 – 30 menit setelah makan makanan yang dibubuhi
MSG yang berlebihan, maka akan timbul rasa mual, haus, pegal-pegal pada tengkuk,sakit dada,
dan sesak napas. Akibat lainnya adalah penyakit kanker.
Pencemaran oleh organisme ini selalu berhubungan dengan penggunaan produk daging
dan ayam, terutama potongan daging panggang dalam ukuran besar atau daging kalkun yang
diisi bumbu-bumbu dan ayam yang dimasak kurang sempuma dan dibiarkan dingin perlahan-
lahan atau disimpan dalam suhu kamar. Pada beberapa kasus wabah juga disebabkan oleh
pemanasan kembali daging atau kaldunya. Gejala-gejala keracunan bahan pangan yang tercemar
oleh Clostridiumperfringens akan nampak 8-22 jam setelah memakan bahan pangan yang
tercemar, dengan gejala utama sakit perut dan diare. Mungkin disertai demam dan rasa mual,
tetapi jarang disertai muntah. Angka kematiannya termasuk rendah.
Perlu diingat bahwa Clostridium perfringens terdapat luas di alam sekitar (pernah
dilaporkan terdapat dalam debu, tanah, lantai dapur) dan mungkin merupakan bakteri patogen
yang paling luas penyebarannya. Oleh sebab itu maka faktor kontrol amatlah penting dilakukan,
terutama pada tahap persiapan bahan pangan dan penyimpanannya.
Organisme ini tidak tergolong patogen, namun pada sejumlah keracunan karena bahan
pangan yang berhubungan dengan daging saus berempah dan nasi goreng, ditemukan banyak sel-
sel Bacillus cereus. Organisme ini didapatkan secara pada umumnya di tanah. Kemampuan
membentuk spora memungkinkan organisme ini tetap hidup pada operasi pengolahan dengan
pemanasan. Ada dua bentuk gejala keracunan bahan makanan yang tercemar oleh bakteri ini
yaitu : Mual dan muntah, dengan masa inkubasi 1 - 5 jam, Kejang perut yang hebat disertai diare,
dengan masa inkubasi 8-12jam.
Organisme ini didapatkan dalam air dan bahan makanan yang berasal dari laut, misalnya
ikan dan kerang. Proses pemasakan dapat menghancurkan bakteri ini, tapi pencemaran kembali
dapat terjadi ketika ada kontak antara bahan makanan masak dan yang mentah. Gejala klinis
yang nampak adalah diare berair, sakit perut, mual, muntah, demam, dan sakit kepala, dengan
masa inkubasi 12 - 24 jam
6) Shigelosis
Shigella dipindahkan melalui makanan, jari-jari, dan melalui lalat. Infeksi Shigella sp
terdapat dalam bahan makanan akibat pencemaran dari para pengelola yang telah terinfeksi, atau
akibat air yang tercemar kotoran. Infeksi ini mulai menunjukkan gejala setelah melewati masa
inkubasi pendek (1 - 4 hari), yaitu : sakit perut, kejang, diare, dan demam. Kotoran berupa cairan
serta mengandung lendir dan darah, dapat juga terjadi spasmus rektum Gejala ini dapat kembali
secara spontan dalam beberapa hari, pada anak-anak kadang-kadang disertai dehidrasi dan
asidosis. Di antara beberapa species Shigella, penyakit yang disebabkan oleh Shigella
dysenteriae biasanya yang terhebat. Penyakit akibat makanan yang sering terjadi antara lain
adalah demam tifoid akibat kuman Salmonella typhii, hepatitis A akibat virus hepatitis A,
disentri akibat kuman Shigella dysentriae atau amuba.
7) Demam tifoid.
Seperti namanya, penyakit ini diawali dengan demam tinggi terutama pada sore atau
malam hari. Seringkali disertai dengan mual, muntah, nyeri perut, susah buang air besar, namun
pada beberapa kasus justru disertai diare. Setelah demam lebih dari satu minggu, barulah
antibodi timbul di dalam darah, dan saat itulah diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan.
Pemberian antibiotik dapat mengatasi penyakit ini. Saat ini telah berkembang vaksin untuk
mencegah demam tifoid.
8) Hepatitis A.
Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kuning di seluruh tubuh penderita. Kuning
biasanya pertama kali disadari penderita di bagian mata saat bercermin. Buang air kecil menjadi
coklat tua seperti teh. Tak jarang disertai demam, mual, dan nyeri perut di bagian kanan atas.
Virus hepatitis A ditularkan melalui kotoran penderita yang telah terinfeksi hepatitis A.
Kotoran yang mencemari makanan inilah yang dapat menjadi media penularan. Oleh karena itu,
pekerjaan pengolah makanan sebaiknya tidak ditempati oleh penderita hepatitis A karena higiene
tangan yang kurang baik dapat menjadi celah bagi penularan. Hepatitis A dapat dicegah dengan
melakukan vaksinasi.
9) Diare
Diare merupakan gejala umum dari penyakit yang disebabkan oleh makanan. Yang perlu
diwaspadai pada diare adalah kekurangan cairan. Sebisa mungkin minumlah cairan oralit untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang. Bila jumlah cairan yang masuk tidak dapat mengimbangi
yang keluar, maka sebaiknya Anda pergi ke dokter untuk meminta pertolongan.
Disentri yang ditandai oleh buang air besar cair berdarah membutuhkan penanganan spesifik
yang berbeda dengan diare akibat kuman lain.
Makanan yang Berbahaya bagi Kesehatan
Ciri makanan menggunakan pewarna rhodamin B dan methanyl yellow antara lain:
1. Warnanya mencolok
2. Cerah mengilap
3. Warnanya tidak homogen (ada yang menggumpal)
4. Ada sedikit rasa pahit
5. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
KESIMPULAN
1. Jika makanan sudah dihinggapi mikroorganisme, maka akan mengalami penguraian. Penguraian
tersebut dapat mengurangi nilai gizi dan kelezatan pada bahan makanan tersebut. Inilah yang
dinamakan pencemaran makanan secara biologis.
2. Bahan kimia tambahan pada makanan terbagi menjadi 2 macam,yaitu:
a. Bahan kimia alami
b. Bahan kimia buatan
Saran
Walaupun kita tidak dapat menghindari makanan-makanan yang mengandung zat-zat kimia,
akan tetapi setidaknya kita bisa mengurangi penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawijaya.Pencemaran Lingkungan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27102/4/Chapter%20II.pdf (tgl 18 maret 2012)
http://duniafitnes.com/health/makanan-kaya-nutrisi-yang-rentan-terkontaminasi-bagian-2.html
(tgl 17 maret 2012)
http://asehat.wordpress.com/2011/08/16/inilah-ciri-makanan-mengandung-zat-berbahaya/ (di
unduh tgl 18 maret 2012)
file:///D:/bahan-kimia-tambahan-buatan-pada-makanan-20111489.html
file:///F:/BAHAN%20PENGAWET%20MAKANAN%20%C2%AB%20Melia%20hestiati.htm
file:///D:/Zat%20Aditif%20pada%20Makanan%20_%20Chem-Is-Try.Org%20_%20Situs
%20Kimia%20Indonesia%20_.htm
file:///D:/penyedap-makanan-buatan-1.html
Posting Komentar