PENDAHULUAN
- Kerusakan Fisik
Kerusakan ini disebabkan oleh akibat perlakuan fisik yang digunakan.Kerusakan
pangan yang disebabkan perlakuan fisik contohnya adalah pengerasan lapisan luar
(kulit) pangan yang dikeringkan; kesan kulit kering pada makanan beku dan kesan
“gosong” pada makanan yang digoreng pada suhu tinggi. “Chilling injuries” atau
kerusakan pangan yang disimpan pada suhu dingin (0-10°C) seperti yang ditemukan
pada buah atau sayuran, disebabkan racun/toksin yang terdapat pada tenunan/sel hidup
yang dikenal sebagai asam klorogenat. Pada kondisi normal, asam klorogenat
dinetralkan / didetoksifikasi oleh asam askorbat. Pada suhu dingin, kecepatan reaksi
detoksifikasi lambat sehingga sel buah dan sayur membusuk akibat akumulasi toksin
pada jaringan / tenunan buah dan sayur. Kerusakan akibat penyimpanan pangan pada
kelembaban tinggi (RH > 70%) dapat menyebabkan pangan menyerap air sehingga pada
tepung kering dapat menggumpal yang memicu kerusakan mikrobiologis. Kerusakan
akibat penyimpanan suhu tinggi (suhu >30°C) pada buah dan sayuran dapat
menyebabkan dehidrasi dan keriput kulit akibat keluarnya air dari jaringan. Sedangkan
pengeringan dengan suhu tinggi dapat menyebabkan “case hardening” atau pengerasan
kulit luar pangan akibat kerusakan sel.
- Kerusakan Mekanis
Kerusakan mekanis disebabkan karena ada benturan-benturan mekanis selama
pasca panen, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan pangan.Benturan mekanis
dapat mengakibatkan memar pada permukaan kulit dan jaringan pangan, memicu
kerusakan lebih lanjut akibat tumbuhnya mikroorganisme. o Kerusakan Mikrobiologis
Kerusakan mikrobiologi merupakan bentuk kerusakan yang banyak merugikan hasil
pertanian dan berbahaya terhadap kesehatan manusia,karena racun yang diproduksinya
terkonsumsi oleh manusia. Kerusakan mikrobiologis dapat terjadi pada bahan lain atau
kebahan pertanian lain, bahan baku, produk setengah jadi atau produk jadi. Penyebab
utama kerusakan mikrobiologis adalah bakteri, kapang dan khamir. Cara perusakannya
adalah dengan cara menghidrolisis atau merusak jaringan atau makromolekul penyusun
bahan menjadi molekul-molekul kecil. Misalnya, karbohidrat menjadi gula sederhana
atau asam organik; protein menjadi peptida, asam amino dan gas amonia; lemak
menjadi gliserol dan asam lemak. Terurainya makromolekul ini menyebabkan
penurunan pH, penyimpangan bau dan rasa bahkan dapat menghasilkan toksin / racun
yang berbahaya bagi manusia seperti racun yang dihasilkan mikroba patogen antara lain
Salmonella, Clostridium botulinum, Listeria dan lain-lain. o Kerusakan Kimia
Kerusakan pangan yang disebabkan perlakuan kimia biasanya saling terkait dengan
jenis kerusakan lainnya. Misalnya adanya panas yang tinggi pada pemanasan minyak
mengakibatkan rusaknya beberapa asam lemak yang disebut “thermal
oxidation”.Adanya oksigen dalam minyak menyebabkan terjadinya oksidasi pada asam
lemak tidak jenuh, yang mengakibatkan pemecahan senyawa tersebut atau
menyebabkan terjadinya ketengikan minyak. Pencetus kerusakan pangan yang
menyebabkan perubahan kimia pangan dapat dipengaruhi suhu selama reaksi
berlangsung; oksigen yang mempercepat reaksi oksidasi; reaksi biologis seperti
enzimatik; pH yang mempengaruhi denaturasi protein atau perubahan warna dan adanya
logam yang menjadi prekursor reaksi. Kerusakan fisiologis juga merupakan kerusakan
kimiawi, karena reaksi enzimatis biasanya aktif dalam proses kerusakan tersebut.
2.3. Tanda Kerusakan Bahan Pangan
Suatu bahan rusak bila menunjukkan adanya penyimpangan yang melewati batas
yang dapat diterima secara normal oleh panca indera atau parameter lain yang biasa
digunakan. Penyimpangan dari keadaan semula tersebut meliputi beberapa hal, diantaranya
:
- Konsistensi
- Tekstur
- Memar
- Berlendir
- Berbau busuk
- Gosong
- Ketengikan
- Penyimpangan pH
- Reaksi Browning Penggembungan kaleng ( terjadi gas)
- Penyimpangan warna
- Penyimpangan cita rasa
- Penggumpalan/pengerasan pada tepung
- Lubang/bekas gigitan
- Candling (keretakan pada kulit telur)
2.4. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pangan
Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan faktor-faktor seperti:
a. Pertumbuhan dan Aktifitas Mikroba
Mikroba merupakan penyebab kebusukan pangan dapat ditemukan di tanah, air
dan udara. Secara normal tidak ditemukan di dalam tenunen hidup, seperti daging
hewan atau daging buah. Tumbuhnya mikroba di dalam bahan pangan dapat mengubah
komposisi bahan pangan,
- Bakteri : Bakteri dapat berbentuk cocci (Streptococcus sp.), bentuk cambuk pada
bacilli, bentuk spiral pada spirilla dan vibrios. Bakteri berukuran satu mikron
sampai beberapa mikron, dapat membentuk spora yang lebih tahan terhadap :
panas, perubahan kimia, pengolahan dibandingkan enzim. Suhu pertumbuhan
untuk: bakteri thermophylic (450C–550C); bakteri mesophylic (200C–450C)
sedangkan bakteri psychrophylyc < 200C.
- Khamir Khamir mempunyai ukuran 20 mikron atau lebih dan berbentuk bulat atau
lonjong (elips).
- Ä Kapang Kapang berukuran lebih besar dan lebih kompleks,
contohnya Aspergillus sp., Penicillium sp., danRhizopus sp. Kapang hitam pada
roti, warna merah jingga pada oncom, warna putih dan hitam pada tempe
disebabkan oleh warna conidia atau sporanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba di antaranya : air, pH, RH, suhu,
oksigen, dan mineral.
1. Air
Pertumbuhan mikroba tidak pernah terjadi tanpa adanya air. Air dalam substrat yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroba biasanya dinyatakan dengan “water
activity” (aw). Khamir membutuhkan air yang lebih sedikit dibandingkan bakteri,
tetapi lebih banyak daripada kapang. Umumnya batas aw terendah untuk khamir sekitar
0,88–0,94.
2. pH
pH menentukan macam mikroba yang tumbuh dalam makanan, dan setiap mikroba
masing-masing mempunyai pH optimum
BAB III
KESIMPULAN
busuk, gosong, berbau tengik, penyimpangan pH, reaksi Browning Penggembungan kaleng
(terbentuk gas), penyimpangan warna, penyimpangan cita rasa, mengalami penggumpalan,
terdapat lubang atau bekas gigitan serta terjadinya retak pada kulit telur.
- Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan bahan pangan yaitu pertumbuhan dan aktivitas
mikroba, aktivitas enzim dalam bahan pangan, serangga parasit dan tikus, suhu, kadar air,
sinar dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
http://artikelxtsmc.blogspot.co.id/2016/10/kerusakan-bahan-pangan.html
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4346
http://kuliah-peternakan.blogspot.co.id/2014/03/makalah-kerusakan-bahan-pangan.html