MIXING APARATUS
19
20
- Suhu
Peningkatan suhu reaksi dapat menurunkan viskositas, hal ini dapat mengakibatkan
meningkatnya laju reaksi, yang berdampak pada naiknya suhu reaksi yang
diakibatkan oleh meningkatnya jumlah tumbukkan antar partikel (Sari, 2015).
Pengadukan merupakan suatu operasi dalam pencampuran bahan pada fasa sejenis
ataupun berbeda agar mencapai homogenitas tertentu.
Fungsi serta tujuan dari proses pengadukan antara lain:
- Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase
multikomponen
- Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagianbagian dari
sistem yang tidak seragam
- Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi (Suryani, 2014).
- Mencampurkan dua cairan yang dapat dicairkan, seperti etil alkohol dan air.
- Melarutkan padatan dalam cairan, seperti, garam dalam air.
- Membubarkan gas dalam cairan seperti gelembung halus, seperti oksigen dari udara
dalam suspensi mikroorganisme untuk fermentasi atau untuk proses lumpur aktif
dalam pengolahan limbah.
- Menunda partikel padat halus dalam cairan, seperti dalam hidrogenasi katalitik dari
cairan di mana partikel katalis padat dan gelembung hidrogen terdispersi dalam
cairan.
- Agitasi cairan untuk meningkatkan perpindahan panas antara cairan dan kumparan
atau jaket pada bejana.
Umumnya, cairan diaduk dalam bejana silindris yang dapat ditutup atau terbuka
ke udara. Tinggi cairan kira-kira sama dengan diameter tangki. Sebuah impeller yang
dipasang pada poros digerakkan oleh motor listrik. Beberapa jenis pengaduk yang
digunakan dalam proses pencampuran antara lain:
- Three blade propeller agitator
Pengaduk baling-baling tiga bilah adalah baling-baling yang mirip dengan pisau
baling-baling yang digunakan dalam mengemudikan perahu. Baling-baling dapat
berupa tipe pemasukan sisi dalam tangki atau dijepit pada sisi bejana terbuka dalam
21
posisi Off-center. Baling-baling ini berputar pada kecepatan tinggi 400 hingga 1750
rpm (putaran per menit) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
Gambar 2.1. Pengaduk baling-baling tiga bilah dengan pola aliran aksial
- Pengaduk Paddle
Pengaduk ini sering digunakan pada kecepatan rendah antara sekitar 20 dan 200 rpm.
- Berat jenis
Berat jenis didefnisikan sebagai massa jenis dikali percepatan gravitasi local.
- Grafitasi jenis
Grafitasi jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan fluida tersebut dengan
kerapatan air pada sebuah temperature tertentu (Bruce R., 2004).
- Viskositas
Viskositas (kekentalan) merupakan sifat instrinsik fluida yang menunjukkan
resistensi fluida terhadap alirannya, karena gesekan didalam bagian cairan yang
berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain (Hamidi, 2016).
Persamaan – persamaan yang digunakan dalam perhitungan Mixing Aparatus
antara lain:
a. Daya
Dalam desain tangka berpengaduk, faktor penting adalah kekuatan yang diperlukan
untuk menggerakkan impeller. Karena daya yang diperlukan untuk sistem yang
diberikan tidak dapat diprediksi secara teoritis, korelasi empiris telah dikembangkan
untuk memprediksi daya yang diperlukan. Konsumsi daya terkait dengan densitas
fluida (ρ), viskositas fluida (μ), kecepatan rotasi (N) dan diameter impeller (Da)
dengan angka daya (Np). Angka daya dirumuskan sebagai berikut:
P
Np=
ρN3 Da5 ...................................................(2.1)
Sehingga daya dapat dirumuskan
3 5
P=Np×ρN Da ...............................................(2.2)
Dimana:
P = daya (Watt)
Np = angka daya
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
N = kecepatan pengadukan (rps)
Da = diameter pengaduk (cm) (Geankoplis, 1993).
b. Angka Daya
Angka daya didefinisikan sebagai berikut
P
Np =
ρ × N3 × Da5 ....................................................(2.3)
24
Dimana:
Np = angka daya
P = daya (Watt)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
N = kecepatan pengadukan (rps)
Da = diameter pengaduk (cm) (Geankoplis, 1993).
c. Angka Froude
Angka Froude didefinisikan sebagai
V
Fr = ................................................................(2.4)
√g d
(Chachereau, 2011)
Dimana:
Fr = angka Froude
v = kecepatan (m/s)
d = kedalaman aliran masuk (Vortex) (cm)
g = gravitasi (m/s2)
d. Bilangan Reynolds Impeler
Ada atau tidak adanya turbulensi dapat dikorelasikan dengan Bilangan Reynolds
Impeler N’Re, didefinisikan sebagai berikut,
Da 2 × N ×ρ
N’Re = ..................................................(2.5)
μ
Dimana:
Da = diameter pengaduk (Agitator) (m)
N = kecepatan putaran (rev/s)
ρ = densitas fluida (kg/m3)
μ = viskositas fluida (kg/m.s).
e. Faktor pencampuran (ft)
Faktor pencampuran (ft) didefinisikan sebagai
2/3
( N ×Da2 ) × g × Da
1/6 1/2
f t = tT 1/2
H × D 3/2
t ................................
.........................(2.6)
Dimana:
25
ft = faktor pencampuran
tT = waktu pencampuran (s)
N = kecepatan rotasi (rps)
Da = diameter pengaduk (cm)
g = gravitasi (cm/s2)
H = panjang pengaduk (cm)
Dt = diameter tangki (cm) (Geankoplis, 1993).
2.3. Variabel Percobaan
A. Variabel Tetap
- Volume air : 1500 mL
- Volume minyak kelapa : 1500 mL
- Massa (NaOH) : 1,5 gram
- Kuat arus : 10 ampere
B. Variabel Berubah
- Jenis pengaduk : Paddle, berdaun tiga, berdaun empat
- Jumlah Baffle : Tanpa, dua, tiga, empat
- Kecepatan : 300; 450 rpm
- Jenis liquida : Air dan minyak kelapa
2.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- batang pengaduk - air (H2O)
- Baffle dua, tiga dan empat - natrium hidroksida (NaOH)
- Beakerglass - minyak kelapa (C12H24O2)
- kaca arloji
- klem
- motor pengaduk
- neraca ohauss
- pengaduk jenis paddle, berdaun tiga, dan berdaun empat
- penggaris
- statif
- stopwatch
- instrument Mixing
26
Paddle 0,4
Tiga Berdaun Tiga 0,1
Berdaun Empat 0,3
Paddle 0,2
Empat Berdaun Tiga 0,1
Berdaun Empat 0,2
Paddle 8,5
Tanpa Berdaun Tiga 2
Berdaun Empat 3
Paddle 3
Dua Berdaun Tiga 2
Berdaun Empat 0,7
450
Paddle 1,5
Tiga Berdaun Tiga 0,5
Berdaun Empat 0,5
Paddle 0,5
Empat Berdaun Tiga 0,3
Berdaun Empat 0,6
Berdaun Empat 0
Paddle 2,2
Tanpa Berdaun Tiga 0,8
Berdaun Empat 0,2
Paddle 1
Dua Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0,1
450
Paddle 0,3
Tiga Berdaun Tiga 0,2
Berdaun Empat 0,1
Paddle 0
Empat Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
Tabel 2.3. Data Pengamatan Waktu Pencampuran antara Air dengan NaOH
Kecepata
Waktu Pencampuran
n Jumlah Baffle Jenis Pengaduk
(detik)
(rpm)
Paddle 68
Tanpa Berdaun Tiga 104
Berdaun Empat 60
Paddle 65
Dua Berdaun Tiga 126
Berdaun Empat 173
300
Paddle 106
Tiga Berdaun Tiga 232
Berdaun Empat 115
Paddle 152
Empat Berdaun Tiga 130
Berdaun Empat 212
Paddle 63
Tanpa Berdaun Tiga 59
450
Berdaun Empat 54
Dua Paddle 70
30
Berdaun Tiga 73
Berdaun Empat 154
Paddle 62
Tiga Berdaun Tiga 84
Berdaun Empat 125
Paddle 57
Empat Berdaun Tiga 98
Berdaun Empat 205
Tabel 2.4. Data perhitungan N’Re pada fluida air dan minyak
Kecepatan massa Viscositas
Fluida Da (m) N’Re
(rpm) jenis (kg/m.s)
997.08 0.058 0.0008937 18765.6771
997.08 0.058 0.0008937 28148.5156
997.08 0.046 0.0008937 11803.8563
air 300
997.08 0.046 0.0008937 17705.7845
997.08 0.049 0.0008937 13393.6952
997.08 0.049 0.0008937 20090.5428
952 0.058 0.0549 291.6692
952 0.058 0.0549 437.5038
952 0.046 0.0549 183.4638
minyak 450
952 0.046 0.0549 275.1956
952 0.049 0.0549 208.1741
952 0.049 0.0549 312.2612
Table 2.7. Data perhitungan faktor pencampuran NaOH 1,5 gram pada air
Waktu Pencampuran
Kecepatan Faktor pencampuran
Baffle (detik)
(rpm)
Paddle Daun 3 Daun 4 Paddle Daun 3 Daun 4
104.51
0 68 104 60
2 104.503 67.694
2 65 126 173 99.901 126.610 195.185
300 162.91
3 106 232 115
6 233.122 129.747
233.61
4 152 130 212
5 130.629 239.186
126.88
0 63 59 54
0 77.686 79.834
140.97
2 70 73 154
8 96.120 227.674
400
124.86
3 62 84 125
6 110.604 184.801
114.79
4 57 98 205
6 129.038 303.073
2.8. Grafik
4
3.5
Kedalaman Vortex (cm)
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 2 3 4
daun tiga Baffle
daun empat paddle
Grafik 2.1. Hubungan antara banyak Baffle dan kedalaman Vortex pada air dengan
kecepatan 300 rpm
9
8
7
Kedalaman Vortex
6
5
4
3
2
1
0
0 2 3 4
Baffle
daun empat daun tiga paddle
Grafik 2.2. Hubungan antara banyak Baffle dan kedalaman Vortex pada air dengan
kecepatan 450 rpm
33
0.9
0.8
Kedalaman Vortex 0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 3 4
Baffle
paddle daun tiga daun empat
Grafik 2.3. Hubungan antara banyak Baffle dan kedalaman Vortex pada minyak
dengan kecepatan 300 rpm
2.5
kedalaman Vortex
2
1.5
1
0.5
0
0 2 3 4
Baffle
8
7
6
Angka Froude
5
4
3
2
1
00 2 3 4
Baffle
Paddle Daun 3 Daun 4
Grafik 2.5. Hubungan antara banyak Baffle dan angka Froude pada air dengan
kecepatan 300 rpm
7
6
5
Angka Froude
4
3
2
1
0
0 2 3 4
Baffle
Paddle Daun 3 Daun 4
Grafik 2.6. Hubungan antara banyak Baffle dan angka Froude pada air dengan
kecepatan 450 rpm
35
10
9
8
7
Angka Froude
6
5
4
3
2
1
0
0 2 3 4
Baffle
Paddle Daun 3 Daun 4
Grafik 2.7. Hubungan antara banyak Baffle dan angka Froude pada minyak dengan
kecepatan 300 rpm
14
12
10
Angka Froude
8
6
4
2
0
0 2 3 4
Baffle
Paddle Daun 3 Daun 4
Grafik 2.8. Hubungan antara banyak Baffle dan angka Froude pada minyak dengan
kecepatan 450 rpm
36
250
200
Waktu (s)
150
100
50
00 2 3 4
Baffle
Paddle Daun 3 Daun 4
Grafik 2.9. Hubungan antara banyak Baffle dan waktu pada pencampuran NaOH
1,5 gram dengan kecepatan 300 rpm
250
200
Waktu (s)
150
100
50
00 2 3 4
Baffle
Paddle Daun 3 Daun 4
Grafik 2.10. Hubungan antara banyak Baffle dan waktu pada pencampuran NaOH
1,5 gram dengan kecepatan 450 rpm
37
0.12
0.1
Daya (P) 0.08
0.06
0.04
0.02
0
1.00E+04 1.20E+04 1.40E+04 1.60E+04 1.80E+04 2.00E+04
N'Re
0.4
0.35
0.3
0.25
Daya (P)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1.70E+04 1.90E+04 2.10E+04 2.30E+04 2.50E+04 2.70E+04 2.90E+04
Nre
0.09
0.08
0.07
0.06
Daya (P)
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
1.00E+02 1.50E+02 2.00E+02 2.50E+02 3.00E+02 3.50E+02
Nre
Paddle Daun 3 Daun 4
Grafik 2.13. Hubungan antara N’Re dan Daya (P) pada minyak dengan kecepatan
300 rpm
0.3
0.25
0.2
DAya (P)
0.15
0.1
0.05
0
2.50E+02 2.85E+02 3.20E+02 3.55E+02 3.90E+02 4.25E+02 4.60E+02
Nre
- Bedasarkan grafik 2.3. dan 2.4. dapat diketahui bahwa penggunaan Baffle dapat
mempengaruhi panjang gelombang Vortex yang dihasilkan pada fluida minyak
kelapa. Semakin banyak Baffle yang dipakai maka panjang gelombang yang
dihasilkan akan semakin kecil atau pendek. Namun, dapat kita ketahui bahwa
dengan fluida minyak Vortex yang ditimbulkan lebih pendek atau kecil
daripada fluida air. Hal ini dikarenakan viskositas fluida minyak lebih besar
darpada fluida air.
- Berdasarkan grafik 2.5. dan 2.6. hubungan angka Froude yang dihasilkan
dengan banyak Baffle yang dipakai dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
Baffle yang dipakai maka semakin besar pula angka Froude yang dihasilkan
pada fluida air.
- Pada grafik 2.7. dan 2.8 sama halnya dengan pembahasan pada poin 3 bahwa
semakin banyak Baffle yang dipakai dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
Baffle yang dipakai maka semakin besar pula angka Froude yang dihasilkan
pada fluida minyak kelapa.
- Hubungan antara banyak Baffle yang digunakan dengan waktu proses
pengadukan bedasarkan teori adalah semakin banyak Baffle yang digunakan
makan waktu yang diperlukan untuk proses pencampuran akan semakin
sedikit. Namun, berdasarkan grafik 2.9. dan 2.10. semakin banyak Baffle yang
digunakan, waktu yang diperlukan untuk proses pencampuran tidak berbanding
lurus. Hal ini dikarenakan NaOH yang dicampurkan pada air menempel atau
terjebak pada sela-sela Baffle dan tangki sehingga memperlambat proses
pencampuran.
- Bedasarkan grafik 2.11. dan 2.12. hubungan antara bilangan Reynolds (NRe)
dengan Daya (P) yang ditimbulkan pada fluida air adalah semakin besar
bilangan Reynolds dengan menggunakan pengaduk yang sama, maka akan
semakin besar pula daya yang ditimbulkan.
- Pada grafik 2.13. dan 2.14. Sama halnya pada fluida air, pada fluida minyak
kelapa hubungan antara bilangan Reynold (NRe) dengan Daya (P) yang
ditimbulkan pada fluida adalah semakin besar bilangan Reynold dengan
menggunakan pengaduk yang sama, maka akan semakin besar pula daya yang
ditimbulkan.
40
2.10. Kesimpulan
- Jenis pengaduk dan ada tidaknya Baffle mempengaruhi besarnya angka
Frounde pada air dan minyak kelapa. Pada jenis pengaduk yang daunnya
semakin banyak, maka Vortex yang terbentuk semakin kecil dan angka
Frounde semakin besar.
- Hubungan antara bilangan Reynold (NRe) dengan faktor pencampuran NaOH
dengan air adalah berbanding lurus. Semakin besar bilangan Reynold, maka
semakin turbulen alirannya, sehingga faktor pencampuran semakin besar dan
larutan tersebut semakin cepat larutan homogen.
- Hubungan antara bilangan Reynold (NRe) dengan daya (P) adalah berbanding
lurus. Semakin besar daya maka semakin besar bilangan Reynold hal ini terjadi
pada fluida air maupun minyak kelapa
- Berdasarkan fluida yang digunakan yaitu air dan minyak kelapa. Jenis liquida
juga mempengaruhi bilangan Reynold fluida. Semakin tinggi nilai viskositas,
maka semakin kecil bilangan Reynold.