Anda di halaman 1dari 13

Pembuatan Plastik Komersial Polypropylene (PP) dan Plastik

Engineering Poly Buthylen Terephathalat (PBT)

Disusun Oleh:

1. Tri Wahyu Mulyohadi / 1614012


2. Nurullah Wijaya Putra / 1614039
3. Zabilla Wulandayani / 1814003
4. Evelyn Natasya Azarine / 1814026
5. Riantika Sherlindatama / 1814032
6. Olivia Christin Novitasari / 1814040

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
Pembuatan Plastik Komersial Polypropylene (PP) dan Plastik
Engineering Poly Buthylen Terephathalat (PBT)

A. Plastik PP
Polipropilena atau polipropena (PP) merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari
proses polimerisasi propilena. Propilena memiliki specific gravity yang rendah dibandingkan
kenis plastik yang lain. Polypropylene mempunyai titik leleh (168 °C – 175 °C).
Polypropylene mempunyai sifat sangat kaku, berat jenis rendah, tahan terhadap bahan kimia,
asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak (Saifuddin, 2018).
Polipropena terbentuk dari hasil polimerisasi propena dengan bantuan katalis koordinasi
kompleks (Katalis Ziegler-Natta). Katalis Ziegler-Natta merupakan kombinasi antara
senyawa logam transisi dari unsur-unsur golongsn IV sanpai VIII dan senyawa organologam
dari logam golongan I sampai III.
Mekanisme reaksi polimerisasi propilena menggunakan logam tansisi titan sebagai
katalis berupa TiCl4 dan kokatalis Al(CH2CH3).
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi molekul raksasa
sehingga berantai karbon yang panjang.
n𝐶𝐻2 = 𝐶𝐻 − 𝐶𝐻3 → (− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻 −)𝑛𝐶𝐻3
Mekanisme reaksi pada PP terjadi dalam 3 tahapan, yaitu:
1. Inisiasi
Propilena (monomer) bereaksi di pusat aktif sehinga membentuk senyawa kompleks lalu
terkoordinasi membentuk tahap transisi. Tahap transisi ini adalah tahap dimana gugus etil
pada pusat aktif terlepas dan membentuk ikatan dengan propilena pada akhir lantai.
Kemudian terjadi migrasi rantai dan pembentukkan pusat aktif baru
2. Propagasi
Pada tahap inisiasi berulang juga pada propagasi sehingga diperoleh polipropilena dengan
keteraturan yang tinggi . Rantai polimer tumbuh pada permukaan katalis melalui reaki-
reaksi penyisipan rantai monomer yang terkompleksasi dan gugus Et yang asalnya dari
kokatalis organologam (AlRt3) berakhir sebagai gugus ujung rantai.
3. Terminasi
Terminasi rantai yang tumbuh bisa terjadi dengan beberapa cara. Transfer rantai
pada polimerisasi propilena terjadi dengan beberapa cara, dan tergantung pada
katalis serta ondisi operasi yang digunakan. Transfer rantai sering dilakukan yaitu
menggunakan zat hydrogen untuk mengontrol berat molekul polimer (Murni, 2010).

Plastik jenis Polypropilane (PP) biasanya digunakan untuk pengemasan makanan.


Hal ini dikarenakan PP memiliki sifat yang baik untuk pengemasan makanan, antara lain:
 Pengemasan pada makanan segar hewani
- Dapat disimpan dalam suhu rendah/ dingin (freezer >-30 C)
- Mengandung air
- Memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap gas
- Mengandung bahan pengawet buatan
- Mengandung bahan pewarna buatan
- Mengandung lemak
 Pengemasan pada makanan segar nabati
- Dapat disimpan dalam suhu rendah/ dingin (freezer >-30 C)
- Mengandung air
- Memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap gas
- Mengandung bahan pengawet buatan
- Mengandung bahan pewarna buatan
 Pengemasan pada makanan basah olahan
- Dapat disimpan dalam suhu rendah/ dingin (freezer >-30 C)
- Mengandung air
- Memiliki permeabilitas yang rendah terhadap uap
- Mengandung bahan pengawet buatan
- Mengandung lemak/ minyak
- Mengandung asam
- Mengandung bahan kimia
 Pengemasan pada makanan kering olahan
- Dapat disimpan dalam suhu ruangan
- Mengandung asam
- Memiliki permeabilitas yang rendah terhadap uap
- Mengandung bahan pengawet buatan
- Mengandung bahan pewarna buatan
- Mengandung lemak/ minyak
- Mengandung bahan kimia
 Pengemasan pada makanan kering utuh
- Dapat disimpan dalam suhu ruangan
- Memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap uap
- Mengandung bahan pengawet buatan
- Mengandung bahan pewarna buatan (Chandra, 2016).
Tahapan Proses Pemmbuatan Polipropilena
1. Bahan Baku Pembuatan
Pada pembuatan Polipropilena (PP) bahan baku yang digunakan dibagi menjadi
dua, yaitu
a. Bahan baku utama
Bahan baku utama (feedstock) dari PP adalah Propena yang diambil dari minyak
bumi untuk menjadi Polipropilena
b. Bahan baku penunjang
Bahan baku penunjang antara lain:
 Katalis (Kaminsky/ Ziegler-Natta/ metallocene)
 Kokatalis (TEAL)
 Selectivity Control Agent (NPTMS)
 Hidrogen
 Nitrogen
 Carbon Monoxide, dan
 Aditif
Polipropilen dapat dibuat dari monomer propilen melalui proses polimerisasi
menggunakan katalis Ziegler- Natta, Kaminsky atau katalis metallocene. Pembuatan
propena terdiri dari 4 tahap besar. Pertama, persiapan bahan baku dari minyak mentah
untuk mendapatkan monomer. Kedua, monomer mengalami polimerisasi pada
produksi yang lebih besar. Ketiga, hasil dari polimerisasi terbentuk resin – resin (pelet
/ butiran). Keempat, Produk resin yang tebentuk akan diolah lebih lanjut untuk
menjadi produk

2. Reaktor
Reaktor dimana dalam reaktor terjadi reaksi polimerisasi propilen menjadi resin
propilena dengan menggunakan fluidized bed reactor fasa gas, reaksi ini terjadi
didalam unggun resin polipropilen yang terfluidakan dengan menggunakan unggun
resin.
3. Product Discharge System
Dimana suatu sistem yang digunakan untuk mengeluarkan resin yang terbentuk
didalam reaktor dan dikirim ke product receiver.
4. Product Receiver
Product receiver ini terjadi proses pemisahan campuran gas hidrokarbon, hidrogen
dan nitrogen dengan resin polipropilen, dari bagian bawah product receiver
dimasukan gas nitrogen yang berasal dari nitrogen surge tank.
5. Product Purge Bin
Purge bin dimana untuk menetraliser sisa katalis dan kokatalis (TEAL) serta
menghilangkan sisa-sisa gas yang masih terdapat didalam resin.
6. Pelletizing System
Pelletizing system dimana untuk proses pembuatan pellet polipropilen dari resin
polipropilen. Resin polipropilen yang berasal dari product purge bin dan aditif masuk
ke dalam polipropilen dan additive dicampur dan dilelehkan didalam long continious
mixer, lelehan didalam long continous mixer masuk kedalam melt pump yang
berfungsi untuk menaikan tekanan polimer agar polimer melewati transition piece 1,
screen changer transition piece 2 dan die plate.
7. Silo and Bagging
Silo dan bagging system dimana pellet yang dihasilakan kemudian dimasukan
kedalam silo dan untuk proses pengantongan produk.
Resin atau biji plastik yang terbentuk kemudian diproses lebih lanjut untuk dijadikan
Produk baru. Salah satu caranya adalah dengan metode ekstrusi. Proses ekstrusi adalah
proses mengubah bentuk dari bahan baku bijih plastik menjadi gulungan – gulungan atau
roll plastik. Pertama-tama bijih plastik dilelehkan pada Ekstruder, kemudian diinjeksikan
melalui cetakan, setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan
dinasukkan ke dalam alat kalibrasi. Keluar dari alat kalibrasi masuk tangki air untuk
didinginkan, setelah dingin dimasukkan ke ban penarik kemudian dipotong-potong sesuai
dengan ukuran yang diminta pada alat potong dan disusun pada alat penyusun

Produk yang dihasilkan tersebut dapat digunakan pada berbagai aplikasi. Aplikasi
dari berbagai spesifikasi produk tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan antara
lain:

a. Fibers and Fabrics


Jenis ini digunakan untuk benang, barang tenunan/kain untuk karung pupuk dan makanan,
kantong pasir, botol dan kaleng, kainn terpal, keset, benangrajutan, serabut karpet.
b. Strapping
Digunakan sebagai tali pengikat untuk mengangkat kemasan, kotak, atau tumpukan
secara bersama, sifatya yang kuat
c. Film
 Cast Film
Digunakan untuk kantong pembungkus pakaian, kantong cetakan fotografi.
 Biacially Oriented Polypropylane Film (BOPP)
Digunakan sebagai pembungkus produk seperti permen, coklat, sabun, dan label pada
kemasan softdrink.
 Sheet atau Thermoforming
Banyak digunakan untuk gelas dan wadah plastik. Sifatnya bening, kuat, dan tidak
menimbulkan bau dan rasa.
 Injection Molding
Digunakan untuk pengemasan botol/ kotak/ kaleng dan perkakas atau perabotan,
tutup botol berulir, alat-alat rumah tangga, barang industri seperti meja taman, kursi
stadion, mesin pendingin, peti es, dan untuk peralatan kesehatan.
 Blow Molding
Digunakan untuk botol, terutama untuk botol susu.
 Automotive
Digunakan sebagai interior mobil dan beberapa komponen eksterior.
B. Plastik PBT
PBT (Poly Buthylen Terephathalat) adalah satu termoplastik semikristalin yang
termasuk dalam keluarga polyester. Ini ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
- Kekakuan dan kekuatan tinggi
- Ketangguhan tinggi pada suhu rendah
- Defleksi suhu tinggi
- Ketahanan terhadap stres-cracking yang tinggi
- Penyerapan air rendah
PBT banyak dipakai sebagai plastik teknik (engineering plastis) misalnya sebagai
komponen sistem elektrik, konektor, soket elektrik, bobbin, serta komponen insulasi.
Keunggulan serat PBT dibanding serat poliester lain salah satunya adalah dapat dicelup
dibawah 100oC tanpa perlu penambahan carrier. Tentunya ini adalah sebagai nilai tambah
yang baik karena dapat meminimalkan penggunaan energi, zat kimia dan polusi bila
dibandingkan dengan serat poli ester yang biasanya membutuhkan penambahan carrier bila
ingin dicelup pada suhu sekitar 100oC.
Serat PBT memiliki sifat elektrik dan sifat mekanik yang baik termasuk rigiditas
terhadap beberapa zat kimia, pelarut, dan minyak. PBT adalah plastik yang digunakan
sebagai isolator dalam listrik dan elektronik industri.
Proses Pembuatan PBT
Proses teknologi polimer terjadi pada dua tahap yaitu tahap glikolisis dan polimerisasi.
Polimerisasi merupakan salah satu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer bereaksi
untuk membentuk rantai yang besar. PET (Poly Ethylene Therepthalate) adalah suatu resin
polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. Struktur kimia PET hampir sama dengan
PBT hanya saja gugus alkilnya berbeda, jika PET gugus alkilnya etil sedangkan PBT gugus
alkilnya butil. Sehingga dalam pembuatan PBT, PET akan direaksikan dengan Butanediol
(BDO) sebagai pelarutnya. Dengan butanediol sebagai solven, dapat mengubah gugus etil
menjadi butil.
Proses inisiasi, propagasi dan terminasi pada proses pembuatan PBT

Inisiasi

Propagasi

Terminasi

Penerapan PBT dalam aplikasi sehari-hari yaitu untuk bahan pembuatan cap lampu
hemat energi. Pembuatan cap lampu hemat energi ini bertujuan untuk :
- Untuk meningkatkn penggunaan bahan baku dalam negeri sehingga mengurangi bahan
impor
- Untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan waste PET.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu :
- PET murni (Virgin)
- Gas N2
- Katalis tetrabutil titanate
- Butanediol
- Bahan PET waste botol air minum
- Bahan pembantu, bahan bakar, dll
DAFTAR PUSTAKA

Bagheri, Habib. Roostaie, Ali. 2015. Polybutylene Terephthalate-nickel Oxide


Nanocomposite as a Fiber Coating. No. 09 (diakses pada 01 Oktober 2019).
Candra, Reski Mai., Sucita, Dianing. 2015. Sistem Pakar Penentuan Jenis Plastik
Berdasarkan Sifat Plastik Terhadap Makanan yang akan Dikemas Menggunakan Metode
Certainty Factor (Studi Kasus: CV. Minapack Pekanbaru). Jurusan Teknik Informatika UIN.
No. 02. Vol. 01. ISSN. 2460-738X (diakses pada 02 Oktober 2019).
Murni, Sri Wahyu.,dkk. 2010. Polimerisasi Propilena Menggunakan Katalisator
TiCl4, dan Kokatalis Tri Etil Alumunium. Jurusan Teknik Kimia. ISSN. 1693-4393 (diakses
pada 01 Oktober 2019).
Panjaitan, Rumintang Ruslinda. 2013. Pembuatan Polybutylenterephath Alat (PBT)
Sebagai Substitusi Impor Untuk Bahan Pembuatan Cap Lampu Hemat Energi (LHE). Balai
Riset dan Standarisasi Industri Surabaya. No. 03. Vol. 07 (diakses pada 01 Oktober 2019).
Saifuddin, dkk. 2018. Pembuatan Gelas dengan Bahan Polypropylene Menggunakan
Cetakan Plastik. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe. Nomor 2, Volume
16. ISSN. 1693-5462 (diakses pada tanggal 02 Oktober 2019).

Anda mungkin juga menyukai