Disusun Oleh:
A. Plastik PP
Polipropilena atau polipropena (PP) merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari
proses polimerisasi propilena. Propilena memiliki specific gravity yang rendah dibandingkan
kenis plastik yang lain. Polypropylene mempunyai titik leleh (168 °C – 175 °C).
Polypropylene mempunyai sifat sangat kaku, berat jenis rendah, tahan terhadap bahan kimia,
asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak (Saifuddin, 2018).
Polipropena terbentuk dari hasil polimerisasi propena dengan bantuan katalis koordinasi
kompleks (Katalis Ziegler-Natta). Katalis Ziegler-Natta merupakan kombinasi antara
senyawa logam transisi dari unsur-unsur golongsn IV sanpai VIII dan senyawa organologam
dari logam golongan I sampai III.
Mekanisme reaksi polimerisasi propilena menggunakan logam tansisi titan sebagai
katalis berupa TiCl4 dan kokatalis Al(CH2CH3).
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi molekul raksasa
sehingga berantai karbon yang panjang.
n𝐶𝐻2 = 𝐶𝐻 − 𝐶𝐻3 → (− 𝐶𝐻2 − 𝐶𝐻 −)𝑛𝐶𝐻3
Mekanisme reaksi pada PP terjadi dalam 3 tahapan, yaitu:
1. Inisiasi
Propilena (monomer) bereaksi di pusat aktif sehinga membentuk senyawa kompleks lalu
terkoordinasi membentuk tahap transisi. Tahap transisi ini adalah tahap dimana gugus etil
pada pusat aktif terlepas dan membentuk ikatan dengan propilena pada akhir lantai.
Kemudian terjadi migrasi rantai dan pembentukkan pusat aktif baru
2. Propagasi
Pada tahap inisiasi berulang juga pada propagasi sehingga diperoleh polipropilena dengan
keteraturan yang tinggi . Rantai polimer tumbuh pada permukaan katalis melalui reaki-
reaksi penyisipan rantai monomer yang terkompleksasi dan gugus Et yang asalnya dari
kokatalis organologam (AlRt3) berakhir sebagai gugus ujung rantai.
3. Terminasi
Terminasi rantai yang tumbuh bisa terjadi dengan beberapa cara. Transfer rantai
pada polimerisasi propilena terjadi dengan beberapa cara, dan tergantung pada
katalis serta ondisi operasi yang digunakan. Transfer rantai sering dilakukan yaitu
menggunakan zat hydrogen untuk mengontrol berat molekul polimer (Murni, 2010).
2. Reaktor
Reaktor dimana dalam reaktor terjadi reaksi polimerisasi propilen menjadi resin
propilena dengan menggunakan fluidized bed reactor fasa gas, reaksi ini terjadi
didalam unggun resin polipropilen yang terfluidakan dengan menggunakan unggun
resin.
3. Product Discharge System
Dimana suatu sistem yang digunakan untuk mengeluarkan resin yang terbentuk
didalam reaktor dan dikirim ke product receiver.
4. Product Receiver
Product receiver ini terjadi proses pemisahan campuran gas hidrokarbon, hidrogen
dan nitrogen dengan resin polipropilen, dari bagian bawah product receiver
dimasukan gas nitrogen yang berasal dari nitrogen surge tank.
5. Product Purge Bin
Purge bin dimana untuk menetraliser sisa katalis dan kokatalis (TEAL) serta
menghilangkan sisa-sisa gas yang masih terdapat didalam resin.
6. Pelletizing System
Pelletizing system dimana untuk proses pembuatan pellet polipropilen dari resin
polipropilen. Resin polipropilen yang berasal dari product purge bin dan aditif masuk
ke dalam polipropilen dan additive dicampur dan dilelehkan didalam long continious
mixer, lelehan didalam long continous mixer masuk kedalam melt pump yang
berfungsi untuk menaikan tekanan polimer agar polimer melewati transition piece 1,
screen changer transition piece 2 dan die plate.
7. Silo and Bagging
Silo dan bagging system dimana pellet yang dihasilakan kemudian dimasukan
kedalam silo dan untuk proses pengantongan produk.
Resin atau biji plastik yang terbentuk kemudian diproses lebih lanjut untuk dijadikan
Produk baru. Salah satu caranya adalah dengan metode ekstrusi. Proses ekstrusi adalah
proses mengubah bentuk dari bahan baku bijih plastik menjadi gulungan – gulungan atau
roll plastik. Pertama-tama bijih plastik dilelehkan pada Ekstruder, kemudian diinjeksikan
melalui cetakan, setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan
dinasukkan ke dalam alat kalibrasi. Keluar dari alat kalibrasi masuk tangki air untuk
didinginkan, setelah dingin dimasukkan ke ban penarik kemudian dipotong-potong sesuai
dengan ukuran yang diminta pada alat potong dan disusun pada alat penyusun
Produk yang dihasilkan tersebut dapat digunakan pada berbagai aplikasi. Aplikasi
dari berbagai spesifikasi produk tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan antara
lain:
Inisiasi
Propagasi
Terminasi
Penerapan PBT dalam aplikasi sehari-hari yaitu untuk bahan pembuatan cap lampu
hemat energi. Pembuatan cap lampu hemat energi ini bertujuan untuk :
- Untuk meningkatkn penggunaan bahan baku dalam negeri sehingga mengurangi bahan
impor
- Untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan waste PET.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu :
- PET murni (Virgin)
- Gas N2
- Katalis tetrabutil titanate
- Butanediol
- Bahan PET waste botol air minum
- Bahan pembantu, bahan bakar, dll
DAFTAR PUSTAKA