Anda di halaman 1dari 12

Hal-hal yang perlu dijelaskan pada saat presentasi

Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya oksigen atau dengan
oksigen terbatas. Proses dekomposisi disebut juga sebagai devolatilisasi, yang merupakan jenis reaksi
kimia yang memecah senyawa menjadi komponen yang lebih sederhana. Produk yang dihasilkan dari
pirolisis tergantung panas yang berlangsung dalam reaktor:

1. Gas : mengandung hidrogen, metan, karbon monoksida, karbon dioksida, dan beraneka ragam
gas.
2. Cair: mengandung tar, asam asetat, aseton, metanol, dan hidrokarbon kompleks, yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar.
3. Padat: Arang (char) yang berupa karbon murni, disertai materi-materi solid lain dari biomas
asal.
Proses pirolisis dilakukan di dalam reaktor yang dilengkapi dengan penampung fraksi berat untuk tar
(cairan minyak yang berwarna hitam pekat) dan benda-benda lain yang terkandung dari asap sebelum
sampai pada kondensor. Terdapat pipa indikator yang berfungsi menunjukkan akhir proses pirolisis yang
ditandai dengan tidak adanya gas yang keluar. Pipa tersebut dipasang dalam bak pendingin. Proses
pirolisis diatur sesuai dengan bahan baku yang diolah, seperti batu bara, sisa makanan, kertas, karton,
plastik, serbuk gergaji, batok kelapa, dan berbagai jenis limbah yang dapat dimanfaatkan. Hal ini terkait
dengan penyesuaian suhu dan waktu. Pada umumnya proses pirolisis berlangsung pada suhu diatas 300
derajat celcius dalam waktu 4-7 jam. Berdasarkan proses kerjanya, proses pirolisis terbagi menjadi dua
jenis yaitu pirolisis berkelanjutan dan pirolisis batch. Keduanya berbeda dalam hal waktu. Pirolisis
berkelanjutan terus melakukan produksi sambil mengeluarkan residu dan tidak mempunyai jeda untuk
mendinginkan reaktor. Sedangkan pirolisis batch memiliki jeda untuk mendinginkan reaktor dan dapat
mengeluarkan residu dalam sekali proses.

Pirolisis Plastik
Plastik menjadi barang yang digunakan sebagai kemasan, wadah makanan atau minuman sampai
dengan peralatan industri. Upaya mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari mulai
banyak dilakukan, selain dikarenakan tidak ramah lingkungan karena sukar diuraikan, sejumlah bahan
pembuat plastik ternyata berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Salah satunya adalah
bisphenol-A (BPA). Para ilmuwan menyebutkan, BPA dapat menjadi senyawa "pengganggu hormon"
karena berpotensi mengganggu fungsi normal dari sistem hormon. Akibat dari semakin bertambahnya
tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang
dihasilkan. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat
bahayanya mengganggu kehidupan. Industri juga semakin meningkat aktivitasnya dan tidak terlepas dari
isu lingkungan, dimana selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Salah satu yang menjadi
perhatian khusus dalam masalah limbah yaitu plastik. Limbah plastik dan komposisi sampah yang
dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Sedangkan rata-rata
setiap pabrik industri di wilayah Jabodetabek menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya.
Jumlah tersebut akan terus bertambah karena sifat plastik yang tidak dapat membusuk, tidak terurai
secara alami, tidak dapat menyerap air, dan tidak dapat berkarat. Plastik juga merupakan bahan
anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Plastik
mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada
suhu tertentu. Ada dua jenis plastik berdasarkan reaksinya terhadap panas, yaitu:

1. Termoplastik yaitu jenis plastik yang dapat didaur ulang atau dicetak kembali dengan proses
pemanasan ulang. Jenis ini mempunyai sifat tidak tahan panas sehingga jika dipanaskan akan
menjadi lunak dan jika didinginkan akan mengeras.
2. Termoseting yaitu jenis plastik yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Sehingga jika
dipanaskan maka tidak dapat meleleh dan dibentuk ulang kembali.
Pengolahan Plastik
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Terdapat
empat syarat agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri yaitu:
1. limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pelet, serbuk, pecahan),
2. limbah harus homogen,
3. limbah tidak terkontaminasi,
4. limbah tidak teroksidasi.
Maka untuk mengatasi masalah itu, limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana yaitu
pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Bagian proses sortir dengan tenaga manusia dan menggunakan mesin.
Sortir merupakan tahap yang dilakukan pertama kali dengan memisahkan bahan baku yang
datang dan membuang material atau benda asing yang tidak diharapkan.
2. Pemotongan dan penggilingan dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan
mempermudah proses selanjutnya.
3. Pencucian dilakukan agar tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri dari dua tahap, yaitu
 Prewashing, untuk memisahkan material-material asing agar tidak ikut dalam proses
selanjutnya dengan menggunakan media cair sebagai sarana untuk mencuci material dan
membawa material asing keluar dari proses
 Pencucian tahap 2 yaitu menggunakan mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir
menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan
material asing yang masih terdapat pada bahan.
4. Pengeringan dilakukan secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan
memutar sehingga air dapat keluar. Air diuapkan dengan suhu tertentu agar bahan-bahan bebas
dari suhu yang melekat
5. Pemanasan material pada suhu 200 derajat celcius dilakukan agar material bersih dari kotoran,
dimana suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan untuk proses
penyaringan
 Penyaringan dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4 mm di seluruh
permukaannya. Lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik
berbentuk silinder panjang yang nantinya akan di potong-potong
 Material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendinginan
 Pencetakan biji plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie
dengan diameter 4 mm
 Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung plastik. dalam tahap ini juga
dilakkan pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses berjalan baik
Proses pengolahan limbah plastik menjadi minyak penggerak
mesin
1. Proses pirolisis
Pirolisis untuk pengolahan limbah plastik yaitu teknik pembakaran limbah plastik tanpa
oksigen dan dilakukan pada suhu tinggi yaitu 800 derajat celcius sampai dengan 1000
derajat celcius. Jika dibakar dengan suhu yang rendah maka limbah plastik akan
menghasilkan senyawa yang berbahaya yang bersifat karsinogen. Sehingga suhu sangat
diperhatikan dalam proses pirolisis plastik. Proses pirolisis dilakukan melalui beberapa
tahapan proses diantaranya:
 bahan baku sampah plastik dipotong dan ditimbang terlebih dahulu,
 bahan baku sampah plastik lalu dimasukkan ke dalam reaktor.
Pemanasan reaktor dilakukan dengan penyetingan pada suhu. Proses pirolisis
menghasilkan senyawa-senyawa hidrokarbon cair mulai dari C1 hingga C4 dan senyawa
rantai panjang seperti parafin dan olefin. Struktur kimia yang dimiliki senyawa
hidrokarbon cair memungkinkan untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi.
Hal ini disebabkan karena sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan
limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah
sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas.
2. Proses Hydrotreating/Hydrocracking
Proses penyulingan untuk memisahkan atau memecahkan unsur-unsur yang dihasilkan
pada proses pirolisis. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan senyawa
aromatik dan senyawa polar.
3. Proses Hidroisomerisasi
Proses ini menggunakan katalis khusus yang berfungsi menjadikan molekul-molekul
isomer mempunyai viskositas tinggi. Pengubahan hidrokarbon cair menjadi minyak
pelumas dilakukan dengan metode hidroisomerisasi

Pirolisis Black Carbon

Black carbon adalah serbuk yang terdiri dari atom karbon atau arang halus yang diproduksi dari
pembakaran parsial atau pirolisis terkontrol. Black carbon berasal dari bahan bakar hidrokarbon seperti
minyak dan gas. Pirolisis black carbon berfungsi untuk menghilangkan kandungan minyak dengan
menekan suhu sekitar 700 derajat celcius dengan waktu tertentu. Black carbon diproses menjadi black
carbon aktif menggunakan proses pirolisis seperti bagan di bawah ini. Black carbon yang telah aktif
dapat menjadi bahan baku pembuatan tinta printer, toner mesin fotokopi, bahan plastik, kertas, bahan
bangunan, dan bahan produksi lainnya.
Skema Proses Pirolisis:

1. Carbon berada di bak penampung dengan suhu hangat atau panas


2. Kemudian carbon di alirkan melalui screw conveyor ke dalam silo 1 dan silo 2. Silo 1 dan silo
2 merupakan penampungan untuk mendinginkan carbon black.
3. Carbon black yang sudah didinginkan di silo 1 dan silo 2, secara bergantian dialirkan untuk ke
dalam mesin reaktor untuk proses pirolisis. Reaktor berfungsi untuk menghilangkan minyak
yang terkandung di dalam carbon dengan suhu sekitar 600 hingga 700 derajat celcius.
4. Carbon dari reaktor dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam silo 3 dan silo 4 secara bergantian.
Silo 3 dan silo 4 berfungi untuk mendinginkan kembali carbon yang telah dipanasi.
5. Setelah proses pendinginan, secara bergantian carbon pada silo 3 dan silo 4 dikeluarkan dan
dihantarkan ke dalam mesin crusher dan magnetic saparator. Mesin-mesin ini berfungsi untuk
memisahkan material besi yang masih menempel di carbon.
6. Setelah dipisahkan dari material besi, carbon dimasukkan ke dalam silo 5. Silo 5 lebih
berfungsi untuk penampungan dan pengemasan carbon black aktif.
7. Setelah dikemas dalam bentuk karung, carbon black aktif diletakkan di storage.
PROSEDUR KE 2

Manfaat Asap cair :

1. Industri Pangan

Dalam industri pangan, asap cair memberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena
sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan
tradisional dengan menggunakan asap secara langsung dapat dihindarkan . Perlu dicatat bahwa
pengasapan tradisional mempunyai banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan ,proses tidak
bisa dikendalikan , kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran , yang semuanya
dapat dihindari.

2. Industri perkebunan

Asap cair dapat digunakan sebagi koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti anti jamur ,
anti bakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan.

3. Industri Kayu

Kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap, sehingga akan
memperpanjang usia kayu.

2. Faedah Yang Diharapkan

Faedah dari pengolahan ini adalah dapat membantu mengatasi permasalahan dalam pengolahan
sampah khususnya sampah organik, yakni mengurangi jumlah timbunan sampah.

Manfaat lain adalah sejalan dengan semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil / minyak bumi,
maka diharapkan briket bioarang ini dapat menjadi alternatif bahan bakar bagi masyarakat sekaligus
mengurangi konsumsi yang tinggi dari minyak bumi.

Membantu masyarakat yang melakukan usaha atau kegiatan pembuatan briket bioarang dari sampah
organik dan menghasilkan asap cair yang diharapkan dapat menggantikan bahan pengawet makanan
yag berbahaya.
3. Peralatan

a. Spesifikasi Alat.

Ruang pengarangan dan ruang pembakaran dibuat dari bahan plat dengan ketebalan 1,2 mm.

Kapasitas ruang pengarangan 38 liter.

Kapasitas ruang bakar 80 liter.

Lama pengarangan dapat berlangsung sampai dengan 3.5 jam.

Suhu maksimal yang dapat dicapai 450 °C.

b. Keunggulan alat dan hasil

Bahan bakar sampah selain murah juga dapat mengurangi timbunan sampah.

Tidak tergantung pada bahan bakar di pasaran.

Briket arang tidak mengandung unsur belerang.

Dihasilkan briket arang dan asap cair.

Teknologi sederhana sehingga mudah pengoperasiannya.


c. Bahan Baku dan Bahan Bakar.

Kadar air dianjurkan tidak melebihi 8 %.

Bahan baku yang akan diarangkan berupa sampah organik.

Bahan yang akan diarangkan dapat diisi penuh tetapi dianjurkan tidak diisi terlalu padat.

Bahan bakar untuk memanaskan ruang pengarangan berasal dari sampah dimana bagian bawah diberi
ranting untuk menahan sampah.

d. Cara Pengoperasian Alat.

Dapur pengarangan dan ruang bakar dibersihkan dari abu.

Memasukkan ranting di bagian bawah/ saluran udara untuk menahan sampah agar tidak jatuh kebawah.

Memasukkan sampah sampai setinggi di bawah ruang pengarangan.

Memasang dapur/ruang pengarangan.

Mengisi ruang disekeliling dapur pengarangan dengan sampah sampai penuh.

Mengisi dapur pengarangan dengan sampah yang akan dipirolisis sampai penuh.

Menyulut starter dengan api sampai menyala dan bila api mulai membakar sampah di pengarangan
kemudian ditutup.

Membakar sampah bahan bakar di ruang bakar dengan membuka saluran udara dan menyulut api pada
abu yang dibasahi minyak di bawah ruang bakar.
Bila suhu sudah tinggi (± 400 °C) saluran udara diperkecil.

Diamati asap yang keluar dari cerobong mula-mula putih setelah menipis dan warna kebiruan ruang
cerobong ditutup,hal ini untuk mencegah agar arang tidak menjadi abu.

Pengarangan dinyatakan selesai bila suhu di ruang pengarangan sudah di bawah 50 celsius dan ini
kurang lebih setelah 3,5 jam.

Arang yang dihasilkan selanjutnya digiling, dicetak dan dikeringkan baru digunakan atau disimpan.

Asap cair yang dihasilkan ditampung yang selanjutnya dilakukan proses selanjutnya.
Gambar alat pembakar serta destilasi

Gambar alat penggiling arang manual


Gambar alat pengepres briket arang manual

Gambar briket arang yang dihasilkan


Gambar asap cair yang dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai