Anda di halaman 1dari 20

BRINELL HARDNESS TEST

MUHAMMAD RAFIE ALIFASYAH (1706021871)


RENALDY WAHYU PUTRANTO (1706021783)
CHRISTOFER KEVIN (1706070021)
APA ITU BRINELL HARDNESS TEST
Metoda uji kekerasan ini ditemukan oleh Johan August Brinell pada tahun 1900-an, yang secara sederhana
digambarkan sebagai sebuah metode pengujian untuk menentukan kekerasan suatu material. Uji
kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam memakai bola baja yang ditekan
dengan beban tertentu. Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan
diukur dengan mikroskop, setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan logam yang akan diuji harus
relatif halus, rata dan bersih dari debu atau karat.
PRINSIP KERJA
• Indentor menyentuh permukaan spesimen secara tegak lurus tanpa shock, getaran atau
overshoot kemudian aplikasikan beban. Beban ditunggu sampai waktu tertentu
(tergantung material spesimen), selanjutnya dilepaskan.

• Diameter indentasi diukur. Dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali secara tegak lurus satu
sama lain, kemudian dicari rata-rata diameter. Untuk melakukan pengujian, hal yang
harus diperhatikan pada spesimen uji antara lain ketebalan dan permukaan spesimen.
Standar pengujian kekerasan Brinell bagi material logam dapat dilihat pada ASTM
E10.Perhitungan kekerasan Brinell mengikuti rumus:

BRINELL HARDNESS TESTER HB-3000B-1

• di mana P adalah beban (kg), D diameter indentor (mm) dan d diameter jejak (mm).
UJI LAPANGAN
PT HESA LARAS CEMERLANG
Indonesia Engineering Consultant
PROSEDUR KERJA
• Prosedur pengujiannya yaitu dengan menggunkan indentor berbentuk bola dengan diameter D = 10 mm
terbuat dari baja atau karbida tungsten. Beban yang diaplikasikan dapat dipilih sebesar 500, 1500, atau 3000
kg, tergantung jenis bahan yang akan diuji (pada umumnya 3000 kg untuk logam-logam ferous dengan waktu
indentasi sekitar 10 detik dan 500 untuk logam-logam nonferous, dengan waktu indentasi sebesar 30 detik)
sehingga terbentuk jejak berupa lingkaran atau cekungan yang simetris dipermukaan bahan dengan diameter
d (mm).

• Pengujian Brinell tidak memerlukan surface preparation yang khusus, hal ini disebabkan Uji Brinell tidak
terlalu terpengaruh oleh kekasaran dan goresan pada permukaan spesimen, pengujian Brinell juga
menghasilkan rata-rata dari heterogenitas pada sampel. Pada sampel polimer yang terlalu elastis, BHN dapat
bernilai tak hingga apabila tidak ada jejak yang dihasilkan (elsastis), pengujian Brinell juga menjadi tidak valid
apabila pembacaan nilai menunjukan angka lebih dari 650 BHN.
INDENTER
• Indenter untuk Brinell Hardness test harus bola baja yang terbuat dari tungsten
karbida dan hanya 4 diameter yang diperbolehkan (1, 2.5, 5, dan 10mm).
Kekerasannya harus tidak boleh kurang dari 1500HV10 ketika diukur pada
permukaan spherical sesuai ASTM E92,atau tidak kurang dari 1500 HV 1 ketika
diukur pada permukaan rata sesuai ASTEM E92 atau metode tes E384.

• Material dari bola harus memiliki berat jenis 14.8 g/cm3 +- 0.2 g/cm3 dan
komposisi kimia:

• Cobalt (Co) 5-7%

• Total karbida lain maksimum 2.0%

• Tungsten karbida (WC) balance

• Mean dari kekeasaran permukaan dari bola tidak boleh lebih dari 0.00005mm

• Minyak,debu,dan material asing tidak boleh terakumulasi pada indentor karena


akan mempengaruhi hasil uji.
• Tabel 2.1 Rekomendasi Penggunaan Beban untuk Tingat Kekerasan Sesuai ASTM E10.
• Karena banyaknya standar dalam pengujian Brinell, maka direkomendasikan untuk mencantumkan
diameter indentor yang digunakan, beban dan durasi. Contohnya, 80 HB 10/1500/60 berart nilai
kekerasan 80 HB didapatkan dengan menggunakan diameter indentor 10 mm, beban 1500 kgf dan
waktu tahan 60 detik.
LANDASAN
• Landasan/specimen support harus digunakan sesuai dengan specimen yang akan diuji. Dudukan dan
permukaan support dari semua landasan harus bersih dan bebas dari material-material asing/pengotor.
Khususnya,dudukan harus diganti jika gagal untuk mensupport permukaan uji yang tegak lurus terhadap
indentor.
BAHAN UJI
• Tidak ada standar bentuk ataupun ukuran untuk specimen uji
Brinell,benda uji dimana dibuat identasi harus sesuai dengan berikut:

• Ketebalan: ketebalan sampel harus sedemikian rupa sehingga tidak ada


tonjolan atau tanda lainnya yang menunjukkan efek kekuatan uji muncul
pada sisi yang berlawanan dari indentasi. Ketebalan material pada uji
harus setidaknya 10 kali lipat kedalaman indentasi h.

• Lebar: lebar minimum harus sesuai dengan persyaratan untuk jarak


lekukan

• Finish: Ketika dibutuhkan permukaan dimana akan dibuat indentasi harus


dikikir, digiling, dikerjakan dengan mesin, atau dipoles dengan material
abrasif sehingga tepi indentasi dapat didefinisikan secara jelas untuk
memungkinkan pengukuran diameter dengan akurasi yang ditentukan.
ALAT PENGUKURAN
• Alat pengukuran yang diperbolehkan terbagi menjadi dua tipe yaitu
• Perangkat tipe A: Perangkat tipe A meliputi mikroskop yang memiliki garis pengukur bergerak dengan
beberapa jenis indikator sistem pengukuran terkomputasi, atau sistem analisis gambar.
• Perangkat tipe B: Jarak maksimum yang dapat diterima antara garis yang lulus dari perangkat tipe b
dapat dilihat pada table 2. Perangkat tipe B tidak boleh digunakan untuk mengukur indentasi yang
dibuat dengan indentor bola 2,5 mm dan 1 mm.
BRINELL HARDNESS NUMBER
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN UJI KEKERASAN BRINELL
Kelebihan:

• Ketika bahan yang diuji tidak homogen. Permukaan benda uji saat menjalankan uji Brinell tidak harus sehalus
itu untuk jejak yang lebih kecil. Namun, menggunakan mikroskop untuk mengukur diameter jejak tidak
senyaman membaca dial gauge.

• Didapat kekerasan makro material atau bulk-hardness, khususnya material dengan struktur heterogen.

• Paling umum digunakan untuk menguji bahan yang memiliki struktur yang terlalu kasar atau yang memiliki
permukaan yang terlalu kasar untuk diuji menggunakan metode pengujian lain, misal Coran dan tempa.

Kekurangan:

• Brinell hardness number menggunakan bola standar terbatas untuk sekitar 500 HB,uji ini kurang akurat untuk
material yang memiliki kekerasan diatas 500 HB .

• Kerusakan pada spesimen diminimalkan dengan menggunakan bola indentor ringan. Indent kemudian kurang
dari Rockwell.
CONTOH GRAFIK BHN
CONTOH SAMPEL: TURBO CHARGER
MIKROSTRUKTUR TURBOCHARGER DENGAN MIKROSKOP
PADA ALAT UJI BRINELL SEBELUM PENGUJIAN
PENGUJIAN
MIKROSTRUKTUR TURBOCHARGER DENGAN MIKROSKOP
PADA ALAT UJI BRINELL SETELAH PENGUJIAN
HASIL DATA KEKERASAN SAMPEL UJI BRINELL
TURBOCHARGER
KESIMPULAN
Setiap metode uji hardness test memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengukuran kekerasan suatu
permukaan material. Keuntungan metode Brinell adalah bila ada sedikit scratch tidak akan terlalu
mempengaruhi hasil pengujian karena permukaan indentasinya yang luas. Namun metode ini memiliki
kelemahan yaitu spesimen uji tidak boleh terlalu lunak ,terlalu keras ataupun terlalu tipis. Karena apabila
terlalu lunak dan tipis penekanan akan sampai kebawah permukaan spesimen dan bukan lagi
mengukur kekerasan di permukaan.
REFERENSI
• https://fuelinstrument.com/brinell_hardness_testing_model_B3000O.html

• https://www.hardnesstesters.com/test-types/brinell-hardness-testing

• https://www.youtube.com/watch?v=RJXJpeH78iU

• ASTM E10-15 Standard test method for Brinell Hardness of Metallic Materials

• https://hesa.co.id/brinell-test/

• http://www.testingindonesia.com/metode-uji-kekerasan-brinell-brinell-hardness-test-164

Anda mungkin juga menyukai