Anda di halaman 1dari 9

Nama : Alvi Hasanah

NIM : 06121281722044

Mata Pelajaran : Pengujian Bahan

PENGUJIAN KEKERASAN

1. Tujuan Pengujian Kekerasan dan Metalografi

Di dalam aplikasi manufaktur, tujuan pengujian kekerasan ini dilakukan


dengan dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material
baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi
kualitas tertentu.

2. Pengujian Kekerasan (Pembahasan, dan juga Kekurangan


Kelebihan)

A. Pengujian Kekerasan

Pada umumnya, kekerasan menyatakan ketahanan terhadap deformasi dan


merupakan ukuran ketahanan logam terhadap deformasi plastik atau deformasi
permanen (Dieter, 1987). Untuk para insinyur perancang, kekerasan sering
diartikan sebagai ukuran kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan
sesuatu mengenai kekuatan dan perlakuan panas dari suatu logam.

Terdapat tiga jenis ukuran kekerasan, tergantung pada cara melakukan


pengujian, yaitu: (1) Kekerasan goresan (scratch hardness); (2) Kekerasan lekukan
(indentation hardness); (3) Kekerasan pantulan (rebound). Untuk logam, hanya
kekerasan lekukan yang banyak menarik perhatian dalam kaitannya dengan
bidang rekayasa. Terdapat berbagai macam uji kekerasan lekukan, antara lain: Uji
kekerasan Brinell, Vickers, Rockwell, Knoop, dan sebagainya.

B. Uji Kekerasan Brinell

Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900 ini
merupakan uji kekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan serta
disusun pembakuannya (Dieter, 1987). Uji kekerasan ini berupa pembentukan
lekukan pada permukaan logam memakai bola baja yang dikeraskan yang ditekan
dengan beban tertentu. Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik,
dan diameter lekukan diukur dengan mikroskop, setelah beban tersebut
dihilangkan. Permukaan yang akan dibuat
lekukan harus relatif halus, rata dan bersih
dari debu atau kerak. Pada prakteknya, luas
ini dihitung dari pengukuran mikroskopik
panjang diameter jejak.

2𝑃 2𝑃
BHN = =
3
𝜋𝐷(𝐷−√𝐷3−𝑑 ) (𝜋𝐷)(𝐷−√𝐷2 −𝑑 2

Dengan : P = Beban yang digunakan

D = Diametr bola baja

d = Diameter lekukan

Jejak penekanan yang relatif besar pada uji kekerasan brinell memberikan
keuntungan dalam membagikan secara pukul rata ketidak seragaman lokal. Selain
itu, uji brinell tidak begitu dipengaruhi oleh goresan dan kekasaran permukaan
dibandingkan uji kekerasan yang lain. Di sisi lain, jejak penekanan yang besar
ukurannya, dapat menghalangi pemakaian uji ini untuk benda uji yang kecil atau
tipis, atau pada bagian yang kritis terhadap tegangan sehingga lekukan yang terjadi
dapat menyebabkan kegagalan (failure).

Kelebihan :

• Dapat digunakan untuk menguji material yang tidak homogen.


• Permukaan benda uji tidak perlu sehalus mungkin

• Ukuran jejak relatif besar

Kekurangan :

• Perlu ketelitian untuk mengukur jejak.

• Proses pengujian lama

Tidak dapat menguji bahan yang tipis

C. Uji Kekerasan Vickers

Uji kekerasan vickers menggunakan indentor piramida intan yang pada


dasarnya berbentuk bujursangkar. Besar sudut antar permukaan-permukaan
o
piramida yang saling berhadapan adalah 136 . Nilai ini dipilih karena mendekati
sebagian besar nilai perbandingan yang diinginkan antara diameter lekukan dan
diameter bola penumbuk pada uji kekerasan brinell (Dieter, 1987). Angka
kekerasan vickers didefinisikan sebagai beban dibagi luas permukaan lekukan.

𝜃
2𝑃 𝑆𝑖𝑛 (2 ) 1.854 𝑋 𝑃
VHN = =
𝑑2 𝑑2

Dengan : P = Beban yang digunakan

p = Panjang diagonal rata-rata

ө = Sudut antara permukaan intan yang berhadapan = 136o

Karena jejak yang dibuat dengan penekan piramida serupa secara


geometris dan tidak terdapat persoalan mengenai ukurannya, maka VHN tidak
tergantung kepada beban. Pada umumnya hal ini dipenuhi, kecuali pada beban
yang sangat ringan. Beban yang biasanya digunakan pada uji vickers berkisar
antara 1 hingga 120 kg. tergantung pada kekerasan logam yang akan diuji. Hal-
hal yang menghalangi keuntungan pemakaian metode vickers adalah: (1) Uji ini
tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian ini sangat lamban,
(2) Memerlukan persiapan permukaan benda uji yang hati-hati, dan (3) Terdapat
pengaruh kesalahan manusia yang besar pada penentuan panjang diagonal.

Lekukan yang benar yang dibuat oleh penekan piramida intan harus
berbentuk bujur sangkar. Lekukan bantal jarum adalah akibat terjadinya
penurunan logam di sekitar permukaan piramida yang datar. Keadaan demikian
terjadi pada logam-logam yang dilunakkan dan mengakibatkan pengukuran
panjang diagonal yang berlebihan. Lekukan berbentuk tong akibat penimbunan ke
atas logam-logam di sekitar permukaan penekan tedapat pada logam-logam yang
mengalami proses pengerjaan dingin.

Kelebihan :

• Menggunakan hanya satu jenis indentor untuk


menguji material yang lunak hingga yang
keras

• Pembacaan ukuran jejak dapat dilakukan lebih


akurat.

• Jenis pengujian yang relatif tidak merusak.

• Metode Vickers dapat digunakan pada hampir


semua logam.

Kekurangan :

• Secara keseluruhan, waktu pelaksanaan pengujian lama.

• Memerlukan pengukuran diagonal jejak secara optik.

• Permukaan benda uji harus dipersiapkan dengan baik

D. Uji Kekerasan Rockwell

Pengujian rockwell mirip dengan pengujian brinell, yakni angka


kekerasan yang diperoleh merupakan fungsi derajat indentasi. Beban dan indentor
yang digunakan bervariasi tergantung pada kondisi pengujian. Berbeda dengan
pengujian brinell, indentor dan beban yang digunakan lebih kecil sehingga
menghasilkan indentasi yang lebih kecil dan lebih halus. Banyak digunakan di
industri karena prosedurnya lebih cepat (Davis, Troxell, dan Wiskocil, 1955).
Indentor atau “penetrator” dapat berupa bola baja atau kerucut intan dengan ujung

yang agak membulat (biasa disebut “brale”). Diameter bola baja umumnya 1/16

inchi, tetapi terdapat juga indentor dengan diameter lebih besar, yaitu 1/8, 1/4,

atau 1/2 inchi untuk bahan-bahan yang lunak. Pengujian dilakukan dengan
terlebih dahulu memberikan beban minor 10 kg, dan kemudian beban mayor
diaplikasikan. Beban mayor biasanya 60 atau 100 kg untuk indentor bola baja dan
150 kg untuk indentor brale. Mesikpun demikian, dapat digunakan beban dan
indentor sesuai kondisi pengujian.

Karena pada pengujian rockwell, angka kekerasan yang ditunjukkan


merupakan kombinasi antara beban dan indentor yang dipakai, maka perlu
diberikan awalan huruf pada angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban
dan penumbuk tertentu untuk skala beban yang digunakan.

Dial pada mesin terdiri atas warna merah dan hitam yang didesain untuk
mengakomodir pengujian skala B dan C yang seringkali dipakai. Skala kekerasan
B digunakan untuk pengujian dengan kekerasan medium seperti baja karbon
rendah dan baja karbon medium dalam kondisi telah dianil (dilunakkan). Range
kekerasannya dari 0–100. Bila indentor bola baja dipakai untuk menguji bahan
yang kekerasannya melebihi B 100, indentor dapat terdefomasi dan berubah
bentuk. Selain itu, karena bentuknya, bola baja tidak sesensitif brale untuk
membedakan kekerasan bahan-bahan yang keras. Tetapi jika indentor bola baja
dipakai untuk menguji bahan yang lebih lunak dari B 0, dapat mengakibatkan
pemegang indentor mengenai benda uji, sehingga hasil pengujian tidak benar dan
pemegang indentor dapat rusak.

Kelebihan :
• Nilai kekerasan benda uji dapat dibaca langsung pada jam ukur (dial gage).
• Proses pengujian dilaksanakan dengan cepat
• Tidak memerlukan mikroskop untuk mengukur jejak (lekukan)
• Pengujian yang relatif tidak merusak.
• Sangat cocok untuk menguji produk-produk dalam jumlah banyak.

Kekurangan :
• Tingkat ketelitian tidak selalu akurat
• Lokasi pengujian pada spesimen harus bebas pencemaran (minyak, kerak,
zat-zat asing dan lain-lain).
• Tidak stabil jika mesin uji terkena goncangan.

3. Cara Menggunakan 3 Metode Pengujian Kekerasan

A. Brinnel

Cara/metoda pengujian Brinell

1. Persiapkan alat dan bahan pengujian :

a. mesin uji kekerasan Brinell (Brinell Hardness Test)

b. indentor bola (bola baja atau bola carbide)

c. benda uji yang sudah di gerinda

d. amplas halus

e. stop watch

f. mikroskop pengukur

2. Indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu. (untuk base


ferro biasanya menggunakan 3000 kgf)
3. Tunggu hingga 10 – 30 detik (biasanya 20 detik)

4. Bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji

5. ukur diameter lekukan yang terjadi menggunakan mikroskop pengukur. (ukur


beberapa kali di beberapa tempat dan posisi dan ambil nilai pengukuran yang
paling besar)

6. masukkan data-data tersebut ke rumus

Rumus Perhitungan Kekerasan Brinnel

2𝑃 2𝑃
BHN = =
3
𝜋𝐷(𝐷−√𝐷3−𝑑 ) (𝜋𝐷)(𝐷−√𝐷2 −𝑑 2

Dengan : P = Beban yang digunakan

D = Diametr bola baja

d = Diameter lekukan

B. Vickers

B. Vickers

1. persiapkan alat dan bahan pengujian

a. Mesin uji kekerasan Vickers (Vickers Hardness Test)


b. Indentor piramida intan (diamond pyramid)
c. Benda uji yang Sudah di gerinda
d. Amplas Halus
e. Stopwatch
f. Mikroskop pengukur

2. Indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu. (rentang micro


10g – 1000g dan rentang micro 1kg – 100kg)

3. Tunggu hingga 10 – 20 detik (biasanya 15 detik)

4. Bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji


5. Ukur 2 diagonal lekukan persegi (belah ketupat) yang terjadi menggunakan
mikroskop pengukur. (ukur dengan teliti dan cari rata-ratanya)

6. Masukkan data-data tersebut ke rumus

Rumus Pengujian Metode Vickers :

𝜃
2𝑃 𝑆𝑖𝑛 ( ) 1.854 𝑋 𝑃
VHN = 2
=
𝑑2 𝑑2

Dengan : P = Beban yang digunakan

p = Panjang diagonal rata-rata

ө = Sudut antara permukaan intan yang berhadapan = 136o

C. ROCKWELL

Cara Rockwell ini berdasarkan pada penekanan sebuah indentor dengan


suatu gaya tekan tertentu ke permukaan yang rata dan bersih dari suatu logam yang
diuji kekerasannya. Setelah gaya tekan dikembalikan ke gaya minor, maka yang
akan dijadikan dasar perhitungan untuk nilai kekerasan Rockwell bukanlah hasil
pengukuran diameter atau diagonal bekas lekukan, tetapi justru dalamnya bekas
lekukan yang terjadi itu. Inilah perbedaan metode Rockwell dibandingkan dengan
metode pengujian kekerasan lainnya.

4. Metode yang paling Praktis Digunakan

Diantara ketiga metode pengujian kekerasan yang paling praktis ialah


metode rockwell. Mengapa? Karena metode rockwell hanya menghitung atau
pengukurannya hanya mengukur dalam dari bekas lekukan akibat penekanannya
saja.
DAFTAR PUSTAKA

http://pusat-lingkaran.blogspot.com/2017/06/pengujian-kekerasan-bahan-dengan-
metode-rockwell_23.html?m=1

http://pusat-lingkaran.blogspot.com/2017/06/pengujian-kekerasan-material-
dengan-metode-vickers_24.html?m=1

http://kalogueloe.blogspot.com/2013/03/pengujian-keras-brinell-
vickers.html?m=1

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131261225/pendidikan/Bab+1+Kekerasan+Edisi
+2009.pdf

http://eprints.undip.ac.id/upload/41456/3/BAB_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai