LAPORAN PRAKTIKUM
PRESTASI MESIN
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Diketahui
Ketua Program Studi Teknik Mesin
(Chandra A.Siregar,S.T,.M.T)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
LABORATORIUM
PRESTASI MESIN
JL. KAPTEN MUKHTAR BASRI, BA NO. 3 MEDAN - 20238 TELP. 061-6622400 Ext. 12
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
T.A. 2020/2021
NPM : 1807230059
Telah selesai asistensi dan menyerahkan laporan praktikum pada hari, ...........................
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
T.A. 2020/2021
NPM : 1807230059
Telah selesai asistensi dan menyerahkan laporan praktikum pada hari, ...........................
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
T.A. 2020/2021
NPM : 1807230059
Telah selesai asistensi dan menyerahkan laporan praktikum pada hari, ...........................
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia
dan nikmat yang tiada terkira. Salah satu dari nikmat tersebut adalah keberhasilan
penulis dalam menyelesaikan Laporan praktikum Prestasi Mesin.
i
Laporan Praktikum Prestasi Mesin ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis berharap kritik dan masukan yang konstruktif
untuk menjadi bahan pembelajaran berkesinambungan penulis di masa depan.
Semoga Laporan Praktikum Prestasi Mesin ini dapat bermanfaat bagi dunia
Teknik Mesin.
ii
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan Praktikum Prestasi Mesin
Lembar Asistensi Modul Refrigrant
Lembar Asistensi Modul Pompa
Lembar Asistensi Modul Motor Bakar
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Gambar v
Daftar Tabel v
Daftar simbol dan singkatan v
BAB 1. REFRIGRANT (MESIN PENDINGIN) 1
1.1 Pendahuluan Praktikum Refrigrant 1
1.1.1 Latar Belakalang Refrigrant 1
1.1.2 Tujuan Praktikum Refrigrant 1
1.1.3 Manfaat Praktikum Refrigrant 1
1.2 Tinjuan Pustaka Refrigrant 2
1.2.1 Refrigrant (Mesin Pendingin) 2
1.2.2 Jenis-Jenis Mesin Pendingin 2
1.2.3 Fungsi Mesin Pendingin 4
1.2.4 Cara Kerja Mesin Pendingin 4
1.2.5 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap 5
1.2.6 Beban Pendinginan 7
1.2.6.1 Refrigerant 9
1.2.6.2 Istilah - istilah Mesin Pendingin 11
1.2.7 Rumus Perhitungan 12
iii
1.3.1.2 Tempat Praktikum 17
1.3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan 17
iv
2.4.2 Pompa Seri 54
2.4.3 Pompa Paralel 56
Daftar Pustaka 80
Lampiran
v
1
BAB I
MESIN PENDINGIN (REFRIGRANT)
2. Kondensor
Berfungsi untuk mengubah refrigerant yang mempunyai fase/wujud uap
menjadi cair pada tekanan konstan (sebagai alat pengembun refrigerant).
6
3. Katup Ekspansi
Mempunyai fungsi untuk menguapkan cairan refrigerant agar mudah
menguap jika mendapat panas.
4. Evaporator
Berfungsi untuk menyerap panas dari udara luar sehingga refrigerant
berubah fase menjadi uap.
7
qx = P.Bf.CLf
2. Eksternal
a) Ventilasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara dengan
luar ruangan tetapi terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara
yang dibutuhkan oleh tiap produk (orang). Beban ini tergantung dan
sebanding dengan jumlah orang (n), kebutuhan udara tiap orang (Vr),
besar perbedaan enthalpy udara luar dengan dalam serta densitas (ρ)
qb= n.mv.Δh.CLf
b) Infiltrasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara
pendinginan denganudara luar tanpa terkendali. Beban ini tergantung dan
sebanding dengan bukaan tiap jalan (x), volume ruangan (Vr), besar
perbadaan enthalpy udara luar dengan dalam, serta densitas (ρ).
qA = m̄v.Δh.CLf
c) Radiasi
Beban pendinginan yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar
ruangan berupa radiasi sinar matahari (beban panas matahari yang
melalui permukaan tembus cahaya).
9
d) Perpindahan panas
Beban pendinginan yang disebabkan adanya kalor yang diserap oleh
dinding (tak tembus cahaya) yang kemudian terkonduksi ke dalam
ruangan.
Q = u.A.ΔT (Kj/det)
c) Hidrocarbon
Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagairefrigerant,
khususnya untuk dipakai pada industri perminyakandan petrokimia.
Diantaranya adalah metana (CH4), propana (C3H8)dan etana (C2H6).
d) Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang
dapatdipisahkan komponen-komponennya secara destilasi. Azeotrop
menguap dan mengembun sehingga suatu substansi tunggal yangsifat-
sifatnya berbeda dengan unsur pembentuknya. Misal :
refrigerant SO2 yang merupakan campuran 48,8% R-22 dengan51,2%
R-115.
Syarat– syarat Refrigerant Yaitu :
Agar diperoleh sistem refrigerasi yang memiliki peforma maksimum maka
pemilihan refrigerant harus benar-benar diperhatikan. Adapun syarat-syaratnya
antara lain :
1) Tekanan penguapan harus tinggi, Sebaiknya refrigerant memiliki
temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat
dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya
efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2) Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi Apabila tekanan
pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih
rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindari.
3) Kalor laten penguapan harus tinggi karena menguntungkan untuk kapasitas
refrigerasi yang sama jumlah refrigerant bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4) Volume spesifik (terutama dalam fase gas) Memungkinkan penguapan
kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil.
5) Koefisien prestasi harus tinggi.
6) Konduktivitas termal yang tinggi.
7) Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas
8) Refrigerant harus stabil dan tidak bereaksi pada material
9) Tidak mudah terbakar
10) Tidak beracun dan ramah lingkungan
11
10. Enthalpy
Adalah jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada
tekanan dan temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada
zat tersebut yang merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada
zat tersebut dengan volume spesifiknya.
11. Coeficient of Performance (COP)
Adalah perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat
pandingan) dengan kerja kompresor.
12. Beban Pendinginan
Yaitu kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan (kJ/detik).
Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap detik oleh
instalasi mesin pendingin.
13. Kapasitas Pendinginan
Adalah jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida
yang hendak didinginkan.
14. Tor refrigerant
Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas yang
ada di dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi tor refrigerant merupakan
satuan daya dalam British (Btu/jam).
Qr = mr (h2-h1)
W = mr ( h3-h2 )
Q1 = Mr ( h3-h4 )
Qe = h1-h4
Qe h2−h 1
COP = =
W h3−h 2
Kalor sensibel
PH2 = mD . CP . ΔT
Dengan : Z = tinggiskala pada inclinedmanometer( mmH2O )
VD = volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa
dicari dari diagram psycometry
hC = enthalpy udara di penampang C
hD = enthalpyudara di penampang D
PH2 = Daya reheater
H1C-D = kerugian energi pada daerah C-D
Cp = panas jenis udara antara C-D
Kondisi penampang B – C
15
Kesetimbangan energi :
mBhB = Qref + mconhcon + H1B-C + mchc
Kekekalan massa
m B - m C = m Con → m B = m C + m Con
Didapat
1) Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung.
Q ref
COPtot =
W comp
2) Losses Of Energy
H1B-C dalam [kJ/s]
Dimana :
Wcomp = daya sebenarnya kompresor, bisa dilihat dari spesifikasi
peralatan atau voltmeter dan ampere meter
h1 = enthalpy refrigerant sesudah keluar evaporator
h2 = enthalpy air kondensasi evaporator
hcon = enthalpy air kondensasi
mcon = laju alir massa air kondensasi
mref = laju alir massa refrigerant
h1B-C = kerugian energi pada daerah B-C
hB & hC = enthalpy udara di B dan C dicari dari diagram psycometry
16
Keseimbangan energi
m A . hA + m B . hB = Pm - m s . hs + Pp+ HL A-B
Kekekalan massa
mB = mA + mS
Didapat :
1) Kerugian Energi (HL A-B)
Dengan mengabaikan losses yang dapat dihitung efisiensi ketel
Qk ms−h s
uap : ήk = = P %
Pk k
Dimana :
PM : daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding
dengan posisi regavolt [%] dan spesifikasi motor
penggeraknya
ms : laju alir massa uap yang disuplai bolier
Hs : enthalpy uap
Pp : daya pemanas preheater
Pk : daya pemanas bolier
mA : laju alir massa udara luar yang dihisap blower
H1A-B : kerugian energi pada daerah A-B
Q
COPaktual =
W comp
Dimana :
Q1 = Qref untuk COPaktual
= mBhB – (mChC + mconhcon)
Sedangkan COPideal dapat dicari dengan persamaan
h 1−¿h
COPaktual = 4
¿
h2−h1
4. Amper Meter dan Volt meter berfungsi sebagai mengukur kuat arus
listrik dan mengukur tegangan listrik.
Asisten Lab
November 2021
Iqbal Tanjung,S.T.,M.T
27 1,46010 247,00
1,5 ?
30 1,53360 249,65
= 28,6285 oC
- Interpolasi entropy ( S )
(0,1,6−0,178899)
= 1,7975 + ( (0,19344−0,17819) ) x (1,7937 – 1,7975)
= 1,9524 kg.k
= 70 + ( (1,9524−1,785)
(1,797−1,785) )
x (75 - 70)
= 139,75
26
= 503,89 kj/kg
= 25,75 oC
= 247,73 kj/kg
b. Kompresor (W) W = h3 – h2
= 247,73 – 450,3
= -202,57 kj/kg
27
c. Kondensor (Q1) = H2 – H3
= 450,3 – 247,73
= 202,57 kj/kg
Didapat COP :
QL
COP =
wk
1357,11
=
−154,54
= -8,78161 kj/kg
T kabin(℃
24 19 14 7 2 0 -4 -9 -14
)
00
T1 (℃) 027 26 26 21 25 19 5 1
1
T2 (℃) 025 26 26 27 27 19 17 12 10
T3 (℃) 025 25 25 27 29 22 20 18 11
T4(℃) 027 26 28 29 30 23 23 22 21
T5 (℃) 027 27 26 27 27 20 16 12 16
Arus (A) 3,6 3,8 3,6 3,4 3.2 3,4 3,2 3.2 3
Tegangan 40
400 400 400 400 400 400 400 400
(v) 0
2/Low
Prosesore 1.5 1,6 1,1 1 0.6 0,9 0,7 0,8 0,6
(bar)
2/high
pressure 16 15 16 16,6 16.4 16,8 16,8 17.2 17,
(bar)
T1 (℃) 024 19 14 12 8 7 4 0
-1
10
T2 (℃) 056 70 91 101 110 113 113 113
3
T3 (℃) 024 24 22 18 17 15 15 14 15
T4(℃) 007 5 1 -5 -6 -5 -6 -8 -10
T5 (℃) 013 10 5 -2 -2 -4 -7 -12 -14
00:
Waktu 00:00:41 00:01:44 00:03:00 00:09:01 00:14:36 00:17:31 00:24:06 00:33:02 34:
10
Suhu 1 -5,83 -26,581 -39,0601 -41,10923 -55,37551 -50,18286 -42,9426 -42,9426 -55,3755
Mpa 0,17 0,16 0,11 0,1 0,05 0,09 0,1 0,07 0,04
28
Magnet 402,83 392,4285 388,5671 387,44496 380,82363 383,35406 383,3541 382,9177 380,8236
(h1)
Entropy 1,7593 1,802691 1,820985 1,8257067 1,863589 1,847848 0,801847 0,801842 1,863589
(s)
Enthalpy 426,9 445,2819 452,2565 449,17433 460,23363 461,52153 547,1038 547,1038 460,2336
(h2)
Suhu 2 56,26 76,79537 80,90237 83,048491 80 92,658182 -382,799 -382,799 99,81317
0
22 17 12 7 2 0 -2 -7 -12
29
= 16,52662 oC
= 398,5299 kg/kg
Interpolasi ( S )
(0.16−0,15479)
= 1,7791 + ( (0,28543 . 0,26479) )
x (1,2757 – 1,7791)
= 1.7765 kg.k
30
= 248,4385 kj/kg
= 60 + ( (1,7765−1,769)
(1,782−1,769) )
x (65 - 60)
= 62,8846 oC
= 436,9 + ( (1,7765−1,769)
(1,782−1,769) )
x (441,1 – 476,9)
= 439,323 kj/kg
b. Kondensor (Q H) = h3 – h2
= 439,323 - 248,4385
= 190,8845 kj/kg
c. Kompresor (wk) = h2 – h3
31
= 248,4385 – 439,323
= -190,8845 kj/kg
Didapat COP :
QL
COP =
wk
150,09014
=
−190,8845
= -0,786288 kj/kg
32
a. Kapasitas Pendingin
b. Daya Kompesor
c. Kapasitas Kondensor
1.5.2 Saran
BAB II
POMPA
3. Pompa Volut
Aliran yang keluar dari impeller pompa volut ditampungdalam volut, yang
selanjutnya akan dialirkan memalui nozzleuntuk keluar.
4. Pompa Sentripugal
Pompa sentrifugal memiliki tipe pemompaan cairan memasuki pompa
melalui impeller dan perjalanan keluar antara baling-baling dari impeller untuk
tepi pada titik cairan ini memasuki asing pompa dan dibuang melalui Port keluar.
38
2. Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar
yang tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa
cadangan yang akan dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki.
Penyusunan pompa secara paralel dapat digambarkan sebagai berikut :
Agar unjuk kerja pompa yang disusun seri/parael optimal, maka sebaiknya
digunakan pompa dengan karakteristik yang sama. Karakteristik pompa yang
disusun seri/paralel dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Dalam gambar ini kurva untuk pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk
susunan seri yang terdiri dari dua buah pompa diberi tanda (2). Harga head kurva
(2) diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang
sama. Kurva untuk susunan paralel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda
(3). Harga kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva
(1) dikalikan (2) untuk head yang sama.
40
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros
pompa untukmemutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair
yang ada dalam impeler akanikut berputar karena dorongan sudu‐sudu. Karena
timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cairmengalir dari tengah impeler keluar
melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impelerdengan kecepatan yang
tinggi.
Pengisapan terjadi karenasetelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang
diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehinggazat cair akan terisap masuk.Selisih
energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar (tekan)
danflens masuk (isap) disebut head total pompa.
m. p m. v 2
W = g.z +
p
+ konstan [Nm] persamaan energi
p2
42
p v2
I=z+ + = konstan [m] persamaan head
p. g 2 g
Jika fluida mengalir dari tempat satu ke tempat dua, maka persamaanBernoulli
dinyatakan dengan :
Segitiga kecepatan
Keterangan: U = kecepatan keliling
V1 = kecepatan relatif
V2 = kecepatan aktual fluida
Pada segitiga kecepatan, U didapat dari rumusan :
π . D .n
U= ; di mana n=jumlah putaran [rpm]
60
b. Persamaan Euler
Pada instalasi pompa, perpindahan energi di dalam sudu jalan adalah dari
momen puntir yang bekerja pada poros diteruskan sedemikian rupa oleh sudut
jalan sehingga menimbulkan kecepatan absolut fluida C1 dan C2 dengan
komponen tangensialnya C2u dan C1u (sudu-sudu roda jalan bekerja sebagai tuas
untuk meneruskan momen puntir poros dan menimbulkan arus kecepatan fluida).
Menurut kaidah impuls, pada umunya momen puntir di antara sisi bagian keluar
dan sisi bagian masuk.
dcu
M=m.r.
dt
Momen puntir ini akan mendapatkan gaya dan atau sesuai dengan daya yang
diberikan poros, P = M . ω, di mana ω adalah kecepatan sudut, dari sini
P = m (r2 .ω. cu2 – r1. ω . cu1)
Dan dengan U = r. ω adalah kecepatan keliling, persamaan di atas
disederhanakan ke persamaan utama Euler
P
M
= (U2 . cu2 – U1 . cu1) = Y [Nm/kg]
Ps = tekanan isap ( mN )
2
❑
b) Kapasitas (Q)
0,189 m3
Q=
1000 √h ( )
s
Di mana: h = beda ketinggian pada venturimeter (mm)
c) Torsi
Diukur dengan menggunakan dinamometer, untuk menentukan besarnya
dengan cara mengalirkan gaya (F) dengan lengan pengukur momen (l). Satuannya
adalah (Nm).
T = F . I [Nm]
Dimana:
F = gaya pembebanan [N]
L = lengan momen = 0,179 [m]
d) Daya (P)
Daya poros
n
(P1) = F [Watt]
k
Dimana:
K = konstanta brake
N = putaran [Rpm]
Daya Air
P2 = Pd - Ps [Watt]
Besarnya nilai konstanta mesin didapat dari rumus
energi E E.s
W= = = = F.v
waktu t t
45
F . 2 π . n. l F . 2 π . n. 0,179 n .0,179 F .n
W= = = =
60 60 60 k
Dengan k = 53,35
W2
e) Efisiensi ( ή ) = .100%
W1
Htotal = H1 + H2 [m]
b) Kapasitas (Q)
0,189
Q= √ h [m3/s]
1000
c) Torsi (T)
T1 = F1 . L [Nm] T2 = F2. L [Nm]
Ttotal = T1 . T2 [Nm]
d) Daya (W)
Daya Poros (W1)
n1 n2
P11 = F1 . [Watt] P12 = F2 . [Watt]
k k
e) Efisiensi ( ή )
W 2 total
ή= . 100%
W total
Htotal = H1 + H2 [m]
b) Kapasitas (Q)
0,189
Q= √ h [m3/s]
1000
Q1 = Q , dilihat dari pengujian pompa tunggal
Q2 = Qtotal - Q1
Dimana: h = beda ketinggian Hg pada venturimeter [mm].
c) Torsi (T)
T1 = F1 . L [Nm] T2 = F2. L [Nm]
Ttotal = T1 . T2 [Nm]
d) Daya (P)
Daya Poros (P1)
n1 n2
P11 = F1 . [Watt] P12 = F2 . [Watt]
k k
e) Efisiensi ( ή )
W 2 total
ή= . 100%
W total
4. Ampere Meter
Amper meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
7. Inverter
Ialah rangakian elektronika gaya yang digunakan untuk mengkonversikan
tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak balik (AC).
Group : E1
Percobaan : Single Pump
Asisten Lab
16-November- 2021
0,1137692
=
9810 x 10−5 kg /m2 s 2
= 10,19368 m
0,1765197−0,0426632
H2 =
1000 kg /m3 . 9,81m/ s2
0,1338565
= 9810 x 10−5 kg /m2 s 2
= 1,35634 m
0,196133−0,0453296
H3 =
1000 kg /m3 . 9,81 m/ s2
0,1508034
= 9810 x 10−5 kg /m2 s 2
= 1,52909 m
55
0,2157463−0,0519957
H4 =
1000 kg /m3 . 9,81 m/ s2
0,1637506
= 9810 x 10−5 kg /m2 s 2
= 1,81743 m
0,2745862−0,0573286
H5 =
1000 kg /m3 . 9,81m/ s2
0,7172576
= 9810 x 10−5 kg /m2 s 2
= 2,214645 m
Maka total H = H1 + H2 + H3 + H4 + H5
= 10,19368 + 1,35634 + 1,52909 + 1,81743 + 2,214645
= 17,11119 m
2. Kapasita ( Q )
V
Q =
t
0,01
Q1 =
11,815
= 0,00084638172 m3/s
0,01
Q2 =
11,985
= 0,0008343763 m3/s
0,01
Q3 =
11,26
= 0,00088809947 m3/s
0,01
Q4 =
10,54
= 0,0009487666 m3/s
56
0,01
Q5 =
9,56
= 0,0010460251 m3/s
Maka total Q = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5
= 0,00084638172 + 0,0008343763 + 0,00088809947
+ 0,0009487666 + 0,0010460251
= 0,0045636491 m3/s
3. Torsi
4. Daya
5. Efisiensi
6. Grafik – grafik hubungan
3. Torsi
4. Daya
5. Efisiensi
6. Grafik – grafik hubungan
2.5.2 Saran
Adapun saran yang perhatikan yaitu :
Pratikum hendaknya menjaga kerjasama baik pada pelaksanaan pratikum dan
menyelesaikan laporan selesai dengan baik.
58
BAB III
MOTOR BAKAR
Piston motor bergerak bolak balik dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah
(TMB) dan dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) pada langkah
selanjutnya. Untuk yang pertama akan dibahas mengenai prinsip kerja motor
bensin 4 langkah.
2. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup
hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah (TMB) ke
titik mati atas (TMA), campuran yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya
tekanan dan temperaturnya akan naik, sehingga akan mudah terbakar. Saat inilah
percikan api dari busi terjadi. Poros engkol berputar satu kali ketika torak
mencapai titk mati atas (TMA).
3. Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakkan
kendaraan. Saat torak mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah
kompresi, busi memberikan loncatan bunga api pada campuran yang telah
dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas
pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi
tenaga mesin.
62
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar silinder.
Katup buang membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak bergarak dari
titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), mendorong gas bekas keluar
dari silinder. Pada saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap kedua katup
akan membuka sedikit (valve overlap) yang berfungsi sebagai langkah pembilasan
(campuran udara dan bahan bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran).
Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah
berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh
dalam satu siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1
langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja
dari pada mesin empat langkah.
power (kw)
BMEP = (kpa)
V swept ( m 3 ) x N ¿ (rps /2)
Dimana :
rev
N* = ( ) = 2 Stroke Engine
ssec
rev
N* = ( ) /2 = 4 Stroke Engine
ssec
Vswept = 195 cc
= 195 x 10-6 m3
= 1.95 x 10-4 m3
Dimana :
m fuel = Mass Flow Rate of fuel (g/hr)
64
5
2030 293+114 293
= x
1013 293+114 293
❑2 ( )
= 1.007
= 1.205 kg/m3
Volumetric Efficiency
Efisiensi volumetrik adalah ukuran efektivitas proses pengisian silinder
(Cairan Kerja - Udara). Namun, secara signifikan dipengaruhi oleh desain sistem
intake dan knalpot dan putaran mesin.
V air
ŋvolumetric =
V swept ( m ) x N (rps/ 2)
3 ¿
Exhaust temperature
Exhaust temperature = oC
2. . Inverter
Berfungsi untuk menambah beban arus pada komponen pemanas.
3. Gelas Ukur
Berfungsi sebagai alat uji pada praktaktikum prestasi mesin motor bakar .
5. Layar Monitor
Motor Bensin
Data Akuisisi
2. Panel operasi
Temperatur Display
3. Bahan Bakar
Spesifikasi engine
Type Toyota 7K 4 Cylinder
Volume langkah : 1781 cc
Diameter cylinder : 80,5 mm
72
Stroke : 87,5 mm
Fuel SG : 0,74
Fuel CV : 42,000 Kj/kg
Typical spesifik heat of exhause gases : 1Kj/kg K
1. Modul Konversi Dan Audit Energi
3.4 Analisa
3.4.1AFR VS load
Beban 1
M° air = 1,982 m³/jam x 1000
= 1982 kg/hr
M ° air
AFR =
M ° fuel
1982kg /hr
=
1,4922
= 1328,24 kg/hr
Beban 2
M° air = 1,8785 m³/jam x 1000
= 18785 kg/hr
M ° air
AFR =
M ° fuel
18785
=
12066
= 1556,85 kg/hr
Beban 3
M° air = 1,8415 m³/jam x 1000
= 18415 kg/hr
m ° air
AFR =
m° fuel
18415
= = 1359,74 kg/hr
13543
Beban 4
M° air = 1,8921 m³/jam x 1000
= 18921 kg/hr
m ° air
AFR =
m° fuel
18921 kg /hr
=
1,341
= 1410,96 kg/hr
75
Beban 5
M° air = 1,9376 m³/jam x 1000
= 19376 kg/hr
19376 kg/hr
AFR =
1,3209
= 14668,78 kg/hr
76
3.5.2 Saran
Adapun saran yang didapat saya berikan untuk praktikumn motor bakar
adalah:
1. Selalu menjaga dan merawat mesin agar tidak mengalami kerusakan
saat digunakan
2.Menjaga kebersihan dan kerapian didalam lab parktikum
3.Melaksanakan jadwal praktikum sesuai dengan yang sudah dibuat
77
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Syamsuri, dkk. (2008). “Sistem Refrigrasi dan Tata Udara”, Departemen
Pendidikan Nasional.