TUGAS AKHIR
Oleh :
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan
Teknik Mesin
Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
Pada Tanggal 11 Oktober 2017
Tim Penguji :
Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II
baru
Panyaba elok hati kalbu saaluih sutra, indak ado nan manyamoi
ma.............
mencintai Ama
Nan bayangan Apa, suaro Apa, galak Apa, tingkah apa yang
Gaya apa baok vespa, stelan duduak apa malakek taruih Pa,
menyayangi Apa
Mungkin iko yang bisa Ananda agiah untuak Apa, pasan Apa
sampai mati, Pa
Ya Allah.....
Terima kasihku.....
den baokan ka Bukik lai da, Nindy alun ado den mandukuang lai),
Da Nanda (Guru gadang den, ilmu lueh jiwa kuaik, jaso da gadang
bana di den da, ndak ka den lupoan pasan – pasan uda malam
umua lah gaek, kurang – kurangi lah yang indak – indak tu lai),
Adiak den Adek (Rajin – rajin sakola diak den, jan putuih aso,
banyak jalan manuju sukses diak, doa uda untuak adiak taruih),
ndan, laptop ang manolong den bana pas buek TA jo sidang, Vespa
ijau ang tu ciek, gadang bagian ang di TA den ko), Bang Randi
Guntur (Baralek lah ang lai tur), Irma (Jan makan ka makan jo
maambiak A.Md).
liak, ndak talok wak caliak mandan pingsan di fotokopi lai), Gito
yang ndak bisa Ver, bacubo taruih buktinyo pasti bisa), Fajra
pilox, lah abih ka casing hp jo kaki – kaki onda gai), Adek (Makasi
Awak dari segi apopun yang ndak bisa disabuikan satu persatu
Teruntuk Pembimbingku :
Teruntuk bapak Safril, ST., MP dan bapak Nasirwan, ST.,MP
selaku dosen pembimbing dalam tugas akhir ini. Rasa terima kasih
Dimulai tanggal :
Selesai tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Paraf Pembimbing
No Tanggal Uraian
Pemb. I Pemb. II
No. Alumni Universitas No. Alumni Fakultas
Arif Rahman Syafrul
........................... ............................
BIODATA
(a) Tempat/Tgl Lahir: Bukittinggi / 24 Januari 1996 (b) Nama Orang Tua
Syafrul B. (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII Teknik Mesin,
Konsentrasi: Produksi (e) No. BP: 1401012011 (f) Tanggal Lulus: 11
Oktober 2017 (g) Predikat Lulus: Sangat Memuaskan (h) IPK: 3.33 (i) Lama
Studi: 3 Tahun 0 Bulan (j) Alamat Orang Tua: Jl. Jambu No 23 Aur kuning,
Bukittinggi
Di daerah Payakumbuh dan Bukit Tinggi sekarang ini banyak dijumpai penjual keripik
singkong yang umumnya dibuat atau dikerjakan dirumah-rumah sebagai industri rumah
tangga dengan kapasitas tidak terlalu besar. Alat manual untuk memotong singkong pun sudah
pernah dibuat, namun masih memiliki beberapa kekurangan seperti masih menggunakan
tenaga manual, kapasitas maksimal 9,55 kg/jam, serta saluran masuk, wadah, serta saluran
keluar masih terbuat dari plat ST-37 sehingga kurang higienis.
Oleh sebab itu, penulis memodifikasi dan merancang bangun mesin pemotong singkong untuk
keripik dengan tujuan merancang dan membangun suatu mesin pemotong singkong serta
memodifikasi alat yang sudah ada untuk memberi nilai tambah pada mesin tersebut.
Metode pemotongan mesin ini adalah pemotongan tunggal dengan 1 buah pisau yang
memotong singkong secara horizontal, dengan sistem transmisi mengubah putaran motor
listrik dari 1430 rpm menjadi 429 rpm, dengan komponen berupa 2 pulley berdiameter 10 inch
(254 mm) dan 3 inch (76,2 mm) yang dihubungkan dengan v-belt tipe A-51. Poros yang
digunakan berdiameter 25 mm dengan bahan ST-37, serta membutuhkan daya dari motor
listrik sebesar ¼ Hp.
Kata Kunci : Modifikasi, Rancang Bangun, Mesin Pemotong, Keripik Singkong
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal : 11 Oktober 2017
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda
Tangan
Nama
Safril,ST.,MP Mulyadi,ST.,MT Yuliarman,ST.,MT Drs.Mulyadi,ST.,MT
Terang
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : Dr. Junaidi ST.,MP
Nip. 19660621 199203 1 005 Tanda Tangan
Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatakan nomor alumnus :
Petugas Politeknik
Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan
Nomor Alumni Politeknik Nama Tanda Tangan
KATA PENGANTAR
i
9. Andre Rullya Firda sebagai rekan kerja satu kelompok Penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Seluruh teman Penulis yang telah turut serta membantu dalam penyelesaian
tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar bisa dijadikan bahan perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya Penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan terutama Penulis sendiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Uraian tugas
Lembar Asistensi
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
Daftar Gambar ........................................................................................... vi
Daftar Tabel .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Alasan Pemilihan Judul ..................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 4
1.4 Batasan Masalah ................................................................................ 4
1.5 Metode Penyusunan Laporan ............................................................ 5
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 5
i
2.4.2 Poros..................................................................................... 17
2.4.3 Piringan Dudukan dan Pisau ............................................... 20
2.4.4 Pulley dan Sabuk .................................................................. 20
2.4.5 Bantalan ............................................................................... 29
2.4.6 Pasak ................................................................................... 32
ii
4.1.7.5. Biaya Total ................................................................... 63
4.1.7.6. Biaya Tak Terduga ....................................................... 63
4.1.7.7. Analisa Keuntungan ..................................................... 64
4.1.8. Perawatan ................................................................................ `64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 4.16 Beban yang Bekerja Pada Bearing ......................................... 58
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Produksi Singkong di Sumatera Barat pada tahun 2012 –
2015 ................................................................................................................ 1
Table 2.1 Faktor Koreksi Daya Rencana Pada Motor ................................. 17
Tabel 2.2 Faktor-faktor V, X, Y dan Xo, Yo ............................................... 33
Tabel 2.3 Ukuran Pasak ............................................................................... 32
Tabel 4.1 Data Uji Tekan Singkong ............................................................ 38
Tabel 4.2 Ukuran Pasak .............................................................................. 56
Tabel 4.3 Biaya Pembelian Bahan dan Komponen ...................................... 60
Tabel 4.4. Daftar Pemakaian Listrik ............................................................ 62
vi
BAB I. PENDAHULUAN
Berikut adalah data produksi singkong di Sumatera Barat dari tahun 2012
– 2015 :
Tabel 1.1. Data produksi singkong di Sumatera Barat pada tahun 2012 -
2015
No Tahun Jumlah Produksi (ton)
1 2012 213647
2 2013 218830
3 2014 217962
4 2015 208386
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015)
1
Pembuatan mesin pemotong singkong ini sudah pernah dilakukan
sebelumnya oleh Sdr. Epi Gusni pada tahun 2015 dengan bentuk morfologis
mesin seperti berikut :
2
4) Saluran masuk dan saluran keluar berbahan ST 37 sehingga kurang
higienis.
5) Suara mesin saat beroperasi saat berisik karena sistem transmisi
menggunakan rantai – sprocket.
6) Ketebalan pemotongan berkisar 6 mm, yang dirasa terlalu tebal untuk
ukuran keripik singkong
Oleh karena itu penulis mengangkatkan alat untuk tugas akhir yang
berjudul “Modifikasi Rancang Bangun Mesin Pemotong Singkong Sebagai
Bahan Baku Pembuatan Keripik”, yang didesain untuk bekerja dengan sumber
tenaga motor listrik agar menghemat tenaga, memakai sistem transmisi pulley –
sabuk sehingga perawatan sistem transmisi lebih gampang, merencanakan
kapasitas produksi mesin yang lebih besar yaitu sekitar 40 kg/jam, serta
memperhatikan aspek kebersihan produk dengan memakai bahan stainless steel
untuk bagian saluran masuk, wadah, serta saluran keluar dari bahan singkong
tersebut. Dengan dibuatnya mesin ini diharapkan produsen akan lebih mudah
dalam pengoperasiannya, sehingga kerja dari produsen akan lebih efisien dan
3
lebih mudah. Selain itu mesin ini dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas dari
hasil pemotongan singkong.
4
merancang bangun sebuah mesin maka penulis perlu membatasi masalah-masalah
yang akan dibahas.
Dalam perancangan ini ruang lingkup yang akan dibahas meliputi :
1) Prinsip kerja mesin pemotong singkong.
2) Perhitungan putaran, daya motor, puli, poros, pasak dan bantalan yang
digunakan pada mesin pemotong singkong.
3) Gambar assembling dan detail mesin pemotong singkong.
4) Analisa Biaya
Untuk memudahkan dalam pembuatan Tugas Akhir ini dan agar mudah
dimengerti, maka Penulis mencoba untuk menguraikan pembahasan-pembahasan
Tugas Akhir ini dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut:
5
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang permasalahan, pembatasan masalah, tujuan
penulisan Tugas Akhir, serta metode dan sistematika penyusunan.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang proses pembuatan alat, perhitungan, pembuatan layout,dan
langkah kerja pembuatan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil pengujian alat
serta saran-saran untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini dimasa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang literatur atau buku yang dipakai sebagai acuan dalam
perencanaan mesin.
LAMPIRAN
Berisi tabel, lembaran data, dan gambar yang bersangkutan dengan
penyusunan Tugas Akhir.
6
BAB II. LANDASAN TEORI
2.2.3 Adopsi
Adopsi merupakan perancangan yang mengapdopsi/mengambil sebagian
system atau seluruhnya dari produk yang sudah ada untuk penggunaan lain dengan
kata lain untuk mewujudkan alat/mesin yang memiliki fungsi lain.
8
putar ke poros yang akan memutar pisau. Lalu produk singkong yang telah
terpotong akan keluar melalui saluran keluar (outlet)
9
harus mengetahui apakah bahan tersedia dipasaran dan mudah untuk
didapatkan.
e. Estetika mesin.
Estetika disebut juga dengan keindahan, dalam hal ini menitik
beratkan kepada keindahan konstruksi mesin. Dalam perencanaan suatu alat
atau mesin, janganlah hanya memperhatikan kekuatan atau ketahanan bahan
dari komponen-komponen mesin tersebut. Akan tetapi ada hal yang tidak
kalah pentingnya yang harus diperhatikan yaitu keindahan konstruksi mesin.
10
Hal ini berfungsi untuk menarik perhatian konsumen dan dapat diproduksi
secara masal.
f. Ergonomik mesin.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada satu hal lagi
yang harus diperhatikan dalam perancangan suatu alat atau mesin yakni faktor
kenyamanan (ergonomik) dari operator (manusia) dalam mengoperasikan alat
atau mesin tersebut.
Alat atau mesin harus dirancang sedemikian rupa agar dapat
digunakan dan dioperasikan dengan mudah, sehingga dapat menimbulkan rasa
nyaman bagi operator dalam bekerja. Hal ini akan dapat mempengaruhi
kualitas kerja dari operator yang tentunya akan berdampak positif terhadap
hasil kerja atau hasil produksi.
11
Memerlukan bahan bakar serta biaya perawatan yang tinggi.
2. Sistim Transmisi
a) Dengan transmisi roda gigi dan rantai
Keuntungan :
Efesiensi daya yang dipindahkannya tinggi (besar).
Mampu bekerja pada lingkungan yang panas.
Tidak terjadi slip.
Kerugian :
Harga relatif mahal dan perawatan cukup sulit.
Biaya perawatan mahal dan proses pemasangan cukup sulit.
12
Kerugian :
Kemungkinan slip dapat terjadi.
Sabuk tidak boleh kena minyak.
Umur pemakaian lebih pendek dibandingkan dengan rantai dan roda
gigi.
3. Bantalan
a) Bantalan Luncur
Keuntungan :
Mampu meredam tumbukan dan getaran kecil.
Mampu menopang poros dengan dudukan yang besar pada putaran
yang tinggi.
Harga relatif murah dan mudah dalam pemasangannya.
Kerugian :
Pelumasan yang cukup sulit denngan gesekan yang besar.
Tinggkat ketelitian rendah.
b) Bantalan gelinding
Keuntungan :
Gesekan sangat rendah dengan pelumasan yang sederhana.
Tinggkat ketelitian tinggi.
Kerugian :
Harga cukup mahal dengan konstruksi yang rumit.
Tidak mampu menahan poros dengan beban yang besar.
Pada putaran tinggi menimbulkan suara.
4. Rangka
a) Kayu
Keuntungan :
13
Harga relatif murah.
Pembuatan yang lebih mudah serta tahan karat.
Kerugian :
Mudah lapuk bila kena air secara berkala.
Mudah sekali dimakan rayap.
Umur pemakaian yang tidak lama.
b) Besi Siku
Keuntungan:
Umur pemakaian bisa lebih tahan lama.
Gampang dibentuk.
Harga Murah
Kerugian :
Gampang korosi.
Mudah bolong pada saat pengelasan.
14
pembuatan alat. Ketetapan dan kelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran
dari komponen itu sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang.
Mesin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan
dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya secara
kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan. Dalam merencanakan suatu mesin harus memperhatikan
faktor keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun operatornya. Dalam pemilihan
elemen-elemen dari mesin juga harus memperthatikan kekuatan bahan, safety factor,
dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Adapun elemen tersebut adalah:
15
Jika n1 (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah torsi
pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk
menggerakkan sistem adalah :
Pemilihan motor yang akan digunakan, ditentukan dengan putaran dan daya
yang dibutuhkan. Untuk menentukan daya penggerak motor yang dibutuhkan
untuk memotong singkong, maka digunakan persamaan-persamaan berikut:
1. Gaya potong yang dibutuhkan
...........................................................................................(2.1)
16
Tabel 2.1 Faktor Koreksi Daya Rencana Pada Motor
Daya yang akan direncanakan Fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang digunakan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5
2.4.2 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
Poros berfungsi sebagai penerus gaya putar yang berasal dari bagian
tranmisi yang terhubung langsung dengan penggerak motor, sedangkan cara kerja
poros yaitu memutar bagian pisau yang telah terpasang pada bagian poros tersebut.
17
lentur.Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor,
misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila
menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros
tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar
akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin
(vibration) dan suara (voice). Oleh karena itu disamping memperhatikan
kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran
(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai
jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang
tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar,
motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam
perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut
agar lebih rendah dari putaran kritisnya,
4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif
maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller
shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik)
dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
18
5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat
pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan
kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Sekalipun demikian,
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena
putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat
sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.Untuk merencanakan sebuah
poros yang mendapat pembebanan utama berupa torsi, seperti poros motor
dengan sebuah kopling.
19
2.4.3 Piringan Dudukan dan Pisau
Berfungsi sebagai tempat dudukan pisau pada mesin pemotong singkong
yang terbuat dari bahan ST-37 yang mana pisau dipasang dengan mur dan baut
yang dibuatkan kedudukan di piringan dengan cara di bor
20
2. Bahan puli aluminium
Bahan aluminium banyak digunakan pada puli untuk mesin-mesin rumah
tangga dan pada pesawat elektronika.
3. Bahan puli plastik
Dengan majunya perkembangan teknolongi saat ini telah didapat plastik
untuk digunakan dalam pembuatan puli bahan plastik ini disebut Teflon,
biasa dibuat pada pesawat elektronika.
4. Bahan puli mild steel (baja lunak)
Bahan mild steel banyak digunakan pada puli untuk mesin perindustrian
dan mesin otomotif.
21
Dalam menentukan perbandingan kecepatan putaran antara pulley yang
satu dengan pully yang lain dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
n1 d
= 2 ...................................................................................................(2.6)
n2 d1
(Sumber : Sularso, 1997)
Dimana :
n1 = putaran penggerak (rpm)
n2 = putaran yang digerakkan (rpm)
d1 = diameter pully penggerak (mm)
d2 = diameter pully yang digerakkan (mm)
Biasanya, sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang
sejajar. Poros-poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu yang
tergantung pada jenis pemakaian sabuk, agar bekerja secara efisien. Transmisi
sabuk dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
22
yang lebih kecil, dan pada jarak sumbu yang lebih pendek. Sabuk V sedikit
kurang efisien bila dibandingkan dengan sabuk datar, tetapi beberapa
diantaranya dapat dipakai pada ikatan tunggal, sehingga membuat suatu
kelipatan penggerakkan. Sabuk ini tak berujung untuk menghindarkan
sambungan seperti yang dipakai pada sabuk datar.
23
direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimal sampai
25 (m/s). Dalam gambar 2.6 diberikan sebagai proporsi penampang sabuk – V
yang umum dipakai. Daya maksimum yang dapat ditransmisikan kurang
lebih 500 (kW). Di bawah ini ( gambar 2.6) dibahas tentang hal-hal dasar
pemilihan sabuk-v dan puli.
Pada mesin ini menggunakan sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik
ke poros, (dapat dihitung)dengan rumus perhitungan :
24
a) Perbandingan transmisi
n1 d 2
.............................................................................(2.7)
n2 d1
(Sumber : Sularso, 1994 : 166)
Dimana :
n1 = putaran poros pertama (rpm)
n 2 = Putaran poros kedua (rpm)
d 1 = diameter puli penggerak (mm)
d 2 = diameter puli yang digerakan (mm)
b) Kecepatan sabuk
.d .n
v (m/s) .............................................................(2.8)
60.1000
(Sumber : Sularso, 1997)
Dimana :
V = kecepatan sabuk (m/s)
d = diameter puli motor (mm)
n = putaran motor listrik (rpm)
c) Panjang sabuk
1
L = 2C + (dp + Dp) + (Dp - dp) 2 ...........................(2.9)
2 4.C
(Sumber : Sularso, 1997)
Dimana :
L = panjang sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
D 1 = diameter puli penggerak (mm)
25
Untuk menentukan jarak sumbu poros (C) dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
b b 2 8(Dp dp)2
C ......................................................................(2.10)
8
(Sumber : Sularso, 1997)
Dimana :
C = jarak antara poros sumbu (mm)
b = 2L – 3,14 (Dp + dp) (mm)
DP = diameter pully besar (mm)
dp = diameter pully kecil (mm)
26
Menentukan reduksi sabuk (i) digunakan rumus sebagai berikut :
n1
i .......................................................................................................(2.12)
n2
(Sumber : E, Sighley, 1986)
Dimana :
i = reduksi sabuk
n1 = putaran pully penggerak (rpm)
n 2 = putaran pully yang digerakkan (rpm)
Untuk menghitung kecepatan linier sabuk ( υ ) dapat digunakan rumus berikut
:
π . dp . n
υ ............................................................................................(2.13)
60 x 1000
(Sumber : E, Sighley, 1986)
Dimana :
υ = kecepatan linier sabuk (m/s)
dp = diameter pully kecil (mm)
n = putaran pully penggerak (rpm)
Untuk menentukan sudut kontak (θ) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
57(Dp dp)
θ 180 .............................................................................(2.14)
C
(Sumber : E, Sighley, 1986)
Dimana :
Dp = diameter pully besar (mm)
dp = diameter pully kecil (mm)
C = jarak antara sumbu poros (mm)
27
Gambar 2.8 Sudut Kontak
Untuk menghitung gaya yang terjadi pada sabuk sisi tarik (T1) :
T1 = τ . b . t ................................................................................................(2.15)
(Sumber : E, Sighley, 1986)
Dimana :
τ = kekuatan tarik (kg/mm2)
b = lebar sabuk (mm)
t = tinggi sabuk (mm)
Untuk menentukan gaya yang terjadi pada sisi sabuk kendor (T2) :
T1
T2 = ....................................................................................................(2.16)
μθ
(Sumber : E, Sighley, 1986)
Dimana :
ℓ = bilangan euler = 2,718
μ = koefisien gesek antara sabuk dan pully
θ = sudut kontak
28
2.4.5 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerak bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tak dapat bekerja secara
semestinya.Dalam perencanaan ini bantalan yang direncanakan adalah bantalan
gelinding yaitu bantalan peluru rel satu baris dengan pertimbangan-pertibangan
sebagai berikut:
1. Bidang kecil sehingga panas yang ditimbulkan lebih kecil.
2. Perawatan lebih mudah dibandingkan dengan bantalan luncur.
3. Dapat dipakai untuk putaran yang tinggi.
4. Tempat dudukan lebi kecil dibandingkan peluru rel dua baris.
29
b. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
30
Untuk menghitung faktor umur bantalan (ƒh) dapat digunakan rumus :
C
fh fn .................................................................................................(2.18)
P
(Sumber : Achmad, Zainun, 2006)
Dimana :
ƒh = faktor umur bantalan
ƒn = faktor kecepatan
C = beban dinamis spesifik (kg)
P = beban ekivalen dinamis (kg)
Dimana :
ƒn = faktor kecepatan
n = putaran (rpm)
Dimana :
Lh = umur nominal bantalan
ƒh = faktor umur bantalan
31
Tabel 2.2 Faktor-faktor V, X, Y dan Xo, Yo
2.4.6 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, puli, kopling, dll.
32
Tabel 2.3 Ukuran Pasak
b keterangan:
a c h 1. d = garis tengah sumbu
2. b = lebar pasak
3. h = tinggi pasak
d 4. a = dalam alur pasak diukur ditepi luar
5. c = dalam alur pasak diukur dalam sumbu
...................................................................................................(2.21)
33
BAB III. METODOLOGI
Pembuatan tugas akhir ini akan dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai
dengan bulan September 2017. Tempat pelaksanaan dan kegiatan pembuatan
tugas akhir dilaksanakan di Bengkel Visa Stainless Steel.
Bahan yang dipergunakan untuk pembuatan mesin pemotong keripik singkong ini
adalah sebagai berikut : 1) Baja profil L ukuran 40 mm x 40 mm x 3 mm, 2) Pipa
stainless steel berdiameter 75 mm, 3) Plat stainless steel dengan tebal 1 mm, 4)
Baja ST 37 untuk poros berdiameter 25 mm, 5) Besi stal 30 x 30 x 0,8 cm, 6)
Kunci penutup piringan, 7) Baut, mur dan ring, 8) Bantalan P205, 9) V-belt tipe
A-51, 10) Motor listrik, 11) Kedudukan pisau, 12) Pulley 10 inch, 13) Pulley 3
inch, 14) Kabel, 15) Pisau 1 Pcs, 16) Batu gerinda potong dan poles, 17) Amplas,
18) Cat, 19) Dempul, 20) Kuas, 21) Thinner.
1. Metoda Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan dan penganalisaan dilapangan.
2. Metoda interview/wawancara
Yaitu dengan mendapatkan suatu data maupun informasi khusus yang
berhubungan dengan alat yang akan dibuat melalui bimbingan kepada dosen
pembimbing.
35
3. Metoda Literatur
Yaitu dengan mencari data-data valid melalui buku yang didapatkan pada
perpustakaan maupun melalui sumber-sumber lain yang berhubungan
dengan alat yang akan dibuat.
36
BAB IV. PEMBAHASAN
Prinsip kerja dari mesin pemotong singkong ini adalah singkong dimasukan
melalui saluran masuk (inlet) dan didorong secara manual ke arah mata pisau yang
sedang berputar, dimana putaran pisau bersumber dari daya motor yang
ditransmisikan ke sistem transmisi pulley – sabuk yang mentransmisikan gerak putar
ke poros yang akan memutar pisau. Lalu produk singkong yang telah terpotong akan
keluar melalui saluran keluar (outlet)
Jadi,
F = m .g
= 8,13 kg . 9,81 m/s²
= 79,75 N
Gaya potong yang terjadi untuk memotong singkong adalah :
38
Dimana : Fp = Gaya Potong (N)
= Tegangan Geser (kg/ )
A = Luas penampang Potong ( )
Dimana,
A=
A = 3,14 . 27,52
= 2374,625 mm2
39
Adapun nilai kecepatan sudut didapatkan melalui perhitungan sebagai
berikut :
40
Maka,
5,275 rad/s
41
Gambar 4.5 Diagram Pemilihan Sabuk
Lebar : 12.5
Tebal : 9
9
Sudut :
40o
42
4.1.3.2 Panjang Keliling Sabuk
Dimana :
r₁ = jari-jari pulley driver (38 mm)
r₂ = jari-jari pulley follower (127 mm)
x = jarak antara kedua poros pulley (425 mm)
Maka,
–
L = [( + 2 (425) + ]
θ = -
43
Gambar 4.8 Sudut Kontak
Maka,
θ = -
θ = - 23,84
θ = 156,16
44
Diameter pulley driver : 254 mm
Diameter pulley follower : 76,2 mm
Sudut kontak :
Jarak antara kedua poros : 425 mm
Bahan sabuk Gt :
Dimana :
T1 = tight side
T2 = slack side
V = kecepatan sabuk
45
Gaya tegang maksimum sabuk sama dengan penjumlahan sabuk pada sisi
yang tegang dengan tegangan sentrifugal sabuk, seperti rumu berikut :
X =9x
= 3.2
46
Dengan demikian, maka luas permukaan sabuk (A) dapat dihitung
sebagai berikut :
Dimana :
m = 0.106 kg/m
g=
Maka,
47
Dengan mengetahui data-data diatas, maka nilai T1 apat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Dimana,
Maka,
ln
2.3 log
log
log
T2 = 1.36 kg
48
Setelah nilai T1 dan T2 didapatkan, maka besarnya daya yang dapat
dipindahkan oleh 1 (satu )sabuk dapat dihitung sebagai berikut :
(1 HP = 74.6kgm/s
= 1,46 HP
Maka daya yang dapat dipindahkan 1 buah sabuk adalah 1,46 HP, maka :
= 1 buah sabuk.
Teori Guest d = √
Teori Renkine d = √
49
Diagram benda bebas (DBB)
F1 F2
RA RB
145 170
350
50
V3 = p x l
= 15,5 cm x 6 cm
= 93 cm3
Maka,
Sedangkan gaya yang terjadi pada F2 adalah gaya berat pulley dan
tegangan sabuk. Jika gaya berat pulley diabaikan, maka tegangan sabuk dapat
dihitung sebagai berikut :
1,36 kg
51
Maka,
Sehingga,
ΣMa = 0 +
-F1 x + F2 y – RB (y + z) = 0
- .145 mm + . 170 mm – RB (170 mm + 180 mm) = 0
-26072,45 Nmm + 36572,1 Nmm – RB . 350 mm = 0
RB = 30 N
ΣFy = 0 +
-F1 + RA – F2 + RB = 0
- + RA – + 30 N = 0
RA = 364,9 N
Potongan 1
F1
+
145 RA
52
ΣFy = 0 +
F1 + RA – V1 = 0
+ 364,9 N – =0
– =0
= 544,71 N
ΣMa = 0 +
F1 x + RA (x - 145) – M1 = 0
179,81 x + 364,9 (x - 145) – M1 = 0
179,81 x + 364,9x – 52910,5 – M1 = 0
544,71 x –52910,5 - M1 = 0
M1 = 544,71 x –52910,5
X = 145, M = 26072,5 Nmm
X = 170, M = 39690,2 Nmm
Potongan 2
F2
+
RA 170
ΣFy = 0 +
RA – F2 – V2 = 0
– 215,13 N – =0
53
– =0
= 149,77 N
ΣMa = 0 +
RA . x – F2 (x – 170) – M2 = 0
364,9 . x – 215,13 (x – 170) – M2 = 0
364,9 x – 215,13 x – 36572,1 – M2 = 0
149,77 x –36572,1 – M2 = 0
M2 = 149,77 x –36572,1
X = 170, M = - 11111,2 Nmm
X = 350 ,M = - 15847,4 Nmm
Mp =
Mp =
Teori Guest
d= √ km = 2.5
kt =1.75
54
√
ST 37 = 370 N/mm²
σ = σmaks
σ=
σ=
τ = 0.5 σ = 37
Teori Rankine
d= √
55
Sehingga diameter poros dapat dihitung sebagai berikut :
d= √
d= √
d = 24,16 mm
Berdasarkan teori guest dan renkine diatas, maka poros minimal yang
bisa dipakai adalah 24.16 mm
56
b keterangan:
a c h 1. d = garis tengah sumbu
2. b = lebar pasak
3. h = tinggi pasak
d 4. a = dalam alur pasak diukur ditepi luar
5. c = dalam alur pasak diukur dalam sumbu
Dimana :
474.4 N
57
4.1.6 Perencanaan Bantalan/Bearing
Untuk merencanakan bantalan/bearing dapat dihitung dengan 2 (dua) cara,
yaitu :
1. Menentukan umur bearing dari bearing yang sudah ada
2. Merencanakan spesifikasi bearing
Dalam merancanakan bearing ini kami akan menentukan umur bearing dari
spesifikasi bearing yang sudah ada.
Beban yang bekerja pada bearing yaitu :
RA RB
Dari perhitungan perencanaan poros, nilai beban yang bekerja pada bearing
A dan B didapatkan sebagai berikut :
RA = 364,9 N
RB = 30 N
58
Dari bearing yang akan digunakan maka dapat diketahui data-data sebagai
berikut :
Jenis bearing : deep groove ball bearing no.212
Beban radial :
RA = 364,9 N (WR)
RB = 30 N (WR)
Beban aksial : 0 N (WT)
Putaran poros : 429 rpm
Data dari table :
e = 0.22
XR =1
YT =0
Dari table bearing no.212
Co = 6300 kg
C = 6000 kg
Data tambahan
Ks = Service Factor (2.5)
V = Innerace Berputar (1)
Bearing 1
Maka :
[ ]
[ ]
59
4.1.7. Perencanaan Biaya
Tabel 4.3. Biaya Pembelian Bahan dan Komponen
Jumlah Harga satuan Jumlah harga
No Nama Barang
satuan (Rupiah) (Rupiah)
1 Bantalan 2 buah 35.000 70.000
2 Poros diameter 25 mm 1 batang 50.000 50.000
3 Besi siku 40 x 40 x 3 mm 1 batang 80.000 80.000
4 Besi stal 30 x 30 x 0,8 mm 1 batang 180.000 180.000
5 Piringan dudukan pisau 1 buah 185.000 185.000
6 Pulley 10 inch 1 buah 80.000 80.000
7 Pulley 3 inch 1 buah 60.000 60.000
8 Mur dan baut 14 buah 2000 28.000
9 Plat stainless 1 mm 1 lembar 600.000 600.000
10 Motor listrik 1 buah 900.000 900.000
11 Kabel - 15.000 15.000
12 Saklar 1 buah 4.000 4.000
13 V-belt 1 buah 35.000 35.000
14 Cat 2 buah 70.000 70.000
15 Dempul 1 buah 10.000 10.000
16 Kuas 2 buah 5.000 10.000
17 Thinner 1 botol 10.000 10.000
18 Pisau 1 buah 50.000 50.000
60
19 Amplas 1 (m) 10.000 10.000
20 Engsel 2 buah 20.000 20.000
61
Tabel 4.4 Daftar Pemakaian Listrik
Daya
Jenis Mesin Lama Pemakaian (jam) Total Daya (Kwh)
(Kw)
Mesin Las Argon 0,9 25 22,5
Mesin Las Listrik 0,45 21 9,45
Mesin Bor Tangan 0,55 2 1,1
Gerinda tangan 0,85 6 5,1
Mesin Bor Duduk 0,25 1 0,25
Total 37,9 Kwh
Biaya listrik = Total daya / Kwh x harga Standard 1 Kwh listrik pada
jaringan. Jadi, berdasarkan rincian dari tabel diatas dapat ditentukan biaya listrik.
Besarnya biaya listrik adalah :
Biaya (BL) = Total daya (Ptot) + Harga per Kwh (Hk)
= 37,9 Kwh x Rp.930,-
= Rp. 35.250,-
= Rp 7.503,-/ jam
Untuk pembuatan mesin ini di butuhkan waktu berkisar + 55 jam, dan
direncanakan akan dikerjakan oleh 1 orang operator.
62
Upah tenaga kerja = Jumlah pekerja x jumlah jam kerja x biaya minimum/jam
= 1 x 55 jam x Rp.7.503/jam
= Rp 412.665,-
63
4.1.7.7. Analisa Keuntungan
Analisa keuntungan adalah besarnnya biaya produksi ditambah biaya tak
terduga dikalikan dengan 20%.Jadi, keuntungan yang diambil adalah sebesar:
Keuntungan = (Biaya tak terduga + Biaya produksi) x 20 %
= (Rp. 595.983,- + Rp. 2.979.915,-) x 20 %
= Rp. 715.179,-
4.1.8. Perawatan
Perawatan (maintenance) dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan dan mengadakan perbaikan serta
penggantian pada komponen/alat yang mengalami kerusakan, sehingga mesin
dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan yang diinginkan.
64
Secara umum perawatan dibagi atas 3 bagian yaitu :
1. Perawatan Prediktif
Yaitu perawatan yang dilakukan untuk mengetahui/memprediksi terhadap
kerusakan-kerusakan yang akan terjadi. Adapun hal-hal dalam perawatan
prediktif pada mesin pemotong singkong ini adalah :
1. Penganalisaan terhadap putaran unit pisau.
2. Pendeteksian terhadap putaran motor dan speed
3. Penganalisaan terhadap getaran yang ditimbulkan motor.
2. Perawatan Preventif
Yaitu perawatan yang silakukan secara rutin, yang berfungsi untuk
menjaga kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerusakan. Contoh kegiatan
perawatan preventif yaitu seperti pembersihan, pelumasan dan pengenangan
baut. Perawatan ini lebih terfokus pada penjagaan mesin agar selalu berada
dalam kondisi stabil. Perawatan ini dilakukan dengan cara:
Pembersihan (Cleaning)
Yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk membersihkan
mesin/peralatan dari debu, cemaran, kontaminasi yang dapat
mengakibatkan terjadinya gesekan, getaran, gerakan yang tidak normal,
kerusakan/cacat dan penurunan mutu kepresisian pada bagian yang
bergerak.
Pelumasan (Lubrication)
Dengan cara memberikan pelumas pada bagian-bagian yang
memerlukan pelumas. Hal ini sangat perlu dilakukan karena mengabaikan
pelumasan akan mengakibatkan beberapa kerugian seperti: Mesin
berhenti tiba-tiba, kerusakan yang tidak biasa. Gangguan pada peralatan
juga disebabkan oleh pengikisan/keausan dan kelebihan panas yang dapat
65
berpengaruh terhadap peralatan serta menyeluruh, sehingga peralatan
tidak dapat digunakan dengan efektif.
3. Perawatan Korektif
Yaitu perawatan yang dilakukan dengan cara mengganti komponen/alat
yang rusak dikarenakan kerusakan yang cukup berat. Adapun metode
pendekatan untuk pemecahan masalah dalam melakukan perawatan dan
perbaikan adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi masalah
2. Mendefenisikan tujuan/menetapkan tujuan
3. Mencatat semua data yang relevan
4. Menguji data dengan cara yang sistematis
5. Mengembangkan solusi yang memungkinkan
6. Pilih solusi terbaik
7. Laksanakan solusi yang telah dipilih
8. Tindak lanjuti/periksa hasil pekerjaan
Perawatan korektif ini merupakan perawatan terhadap kerusakan yang
diakibatkan adanya kelalaian dalam perawatan prediktif dan preventif,
sehingga mesin/alat mengalami kerusakan yang sangat berat, solusi dari
66
permasalahan ini adalah dengan cara mengganti komponen yang rusak dengan
komponen yang baru.
Pada dasarnya ada dua penyebab kerusakan pertama adalah karena aus
dan penyebab kedua adalah korosi (karat). Aus terjadi bila alat tersebut
digunakan, sedangkan korosi terjadi karena alat dibiarkan bereaksi dengan alat
lain, terutama dengan oksigen. Karatan akan mudah terjadi bila pada
permukaan alat terdapat air atau karena mesin disimpan pada tempat udaranya
yang lembab.
67
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil rancang dan bangun mesin pemotong singkong sebagai bahan baku
pembuatan keripik dapat disimpulkan sebagai berikut :
2) Sistem transmisi mesin ini mengubah putaran motor listrik dari 1430
rpm menjadi 429 rpm, dengan komponen berupa 2 pulley berdiameter 10 inch
(254 mm) dan 3 inch (76,2 mm) yang dihubungkan dengan v-belt tipe A-51.
Poros yang digunakan berdiameter 25 mm dengan bahan ST-37
5.2. Saran
1) Berdoalah kepada Allah SWT jika akan memulai suatu niat karena
Allah SWT akan mengabulkan doa orang yang berusaha
3) Ilmu mesin tidak hanya sekedar mekanik, maka dari itu janganlah
pernah membatasi diri dalam mempelajari bidang ilmu yang lain
DAFTAR PUSTAKA