NAMA : MAHMUDDIN
NIM : 1604102010032
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan hal diatas maka penulis memiliki gagasan untuk merancang sebuah alat
yang bernama mesin penggulung benang untuk pembuatan bahan dasar pada produksi kain
pel, yang diharapkan dapat berguna untuk industri dalam bidang tekstil.
Dalam perancangan alat ini penulis hanya membuat miniatur dari alat tersebut
dikarenakan menurut analisa penulis untuk pembuatan diindustri membutuhkan dimensi yang
beserta anggaran yang relatif mahal.
Maksud dan tujuan dari perancangan alat ini, adalah merancang suatu alat dengan
hasil yang dapat menunjang kebutuhan untuk pembuatan bahan dasar pada produksi kain pel,
yang diharapkan dapat berguna untuk industri dalam bidang tekstil, yang dapat mencukupi
kebutuhan pasar dan dapat di gunakan sebagai home industri sehingga dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis hanya akan membahas tentang
perancangan motor, puli, sabuk, poros, spesifikasi motor listrik yang digunakan, data-data
yang diperoleh dari hasil perhitungan dan pengujian dari analisa hasil pengujian tersebut serta
struktur konstruksi dari mesin pengulung benang dilapangan
1.4 Teknik Pengumpulan Data
a. Metoda observasi, yaitu metoda yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan
untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk perancangan alat penggulung
beneng ini.
b. Study literature, yaitu membaca buku-buku referensi yang berhubungan dengan apa yang
sedang dirancang.
Penyusunan bab - bab dalam tugas akhir ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam
pembahasan. Adapun sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, batasan masalah, metoda
penelitian, sistematika penulisan.
Pada bab ini dikumpulkan bahan-bahan referensi dan ilmu-ilmu terapan yang dapat
digunakan untuk menunjang dalam perancangan mesin ini.
Bab ini berisikan tentang analisa perhitungan dari data-data perancangan yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya serta kecendrungan yang terjadi dalam proses
penggulungan benang
Pada bab terakhir ini akan disimpulkan hasil dari kerja dan rancangan yang telah
dibuat sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TEORI DASAR
Kain pel adalah alat yang sangat sederhana tetapi sangat di butuhkan dalam masyarakat
terutama untuk membantu perkerjaan dalam rumah tangga. dalam tugas akhir ini penulis
berusaha membuat alat penggulung benang untuk memproses pembuatan kain pel.yang
bahan dasar dari pembuatan kain pel adalah benang ukuran 0.85 katun dan material
limbahnya adalah limbah pakaian.
Karena Pada saat ini negara kita masih di landa krisis ekonomi yang berkepanjangan,
karena itu perlu dilakukan berbagai upaya dalam mencari bentuk penerapan teknologi yang
dibutuhkan untuk percepatan pemulihan ekonomi. Peranan teknologi untuk membantu
pemulihan ekonomi menjadi sangat penting. Salah satu bentuk teknologi strategis adalah
teknologi yang dapat mendukung pengembangan unit-unit industri skala kecil dan menengah
(UKM) berbasis sumber daya alam (SDA) setempat yang tersedia diberbagai pelosok tanah
air. Strategi semacam ini untuk mendorong upaya kemandirian dalam rekayasa dan rancang
bangun untuk menciptakan teknologi tepat guna yang dibutuhkan untuk pengembangan UKM
berbasis SDA tersebut, sehingga benar-benar dapat membantu mempercepat pemulihan
ekonomi sekaligus menghasilkan pembangunan yang lebih merata diseluruh tanah air.
Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat bersifat dinamis, sesuai dengan kemampuan dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah.
Sebagai contoh, pakaian yang terbuat dari bahan katun yang sudah tidak terpakai dapat
didaur ulang dan kemudian diolah kembali menjadi benang yang memilki nilai jual karena
dapat dimanfaatkan untuk produksi kain pel, sumbu kompor, dan sebagainya.Teknologi
Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bersifat dinamis,
sesuai dengan kemampuannya, tidak merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah.
Pengembangan teknologi tepat guna berpijak pada kepentingan masyarakat. Tujuan
dari pembuatan alat tersebut adalah untuk meningkatkan produktifitas daur ulang sehingga
waktu pengerjaan dapat dipercepat dengan hasil yang optimal. Dengan demikian proses
pengerjaan yang biasanya menggunakan manual yang hasilnya kurang produktif dan optimal
maka perlu meningkatkan produktifitas dari pengerjaan. Sehingga diperlukan suatu
rancangan alat yang mampu berdaya guna dan berteknologi tepat guna maka produsen daur
ulang benang merasakan keuntungan dari hasil produksinya dan lebih efisien serta ekonomis.
Meskipun pembuatan alat sederhana sudah dapat diselesaikan dapat digunakan untuk
menggulung benang bekas yang berasal dari bahan katun dengan hasil yang baik, model alat
sederhana ini masih perlu dikembangkan lagi sehingga dapat menghasilkan suatu proses
produksi yang lebih baik dan diharapkan biaya pembuatan dapat ditekan seminimal mungkin.
Metode rancangan teknik secara sistematis merupakan suatu metode rancangan yang
bertujuan untuk membantu dan mempermudah suatu proses penciptaan dan pembentukan
suatu desain konstruksi. Pada dasarnya rancangan teknik merupakan usaha untuk dapat
memenuhi persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam pembuatan alat tersebut sehingga
memungkinkan untuk memperoleh hasil atau produk yang terbaik sesuai dengan keinginan.
Keinginan untuk memperoleh hal tersebut perlu didasari oleh latar belakang ilmu
pengetahuan yang memadai serta wawasan yang luas mengenai aspek yang berkembang di
dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan yang dimiliki perancang diusahakan untuk memperoleh
titik temu dengan aspek-aspek lainnya seperti ekonomi, sosial-politik dan lain-lain.
Rancangan teknik merupakan suatu pekerjaan kreatif yang berdasarkan pada berbagai
disiplin ilmu seperti matematika, mekanika, thermodinamika, kinematika dan lain-lain. Serta
juga diperlukan pengetahuan dan pengalaman.
biasanya untuk memecahkan dibutuhkan iterasi. Iterasi adalah suatu proses dimana suatu
solusi dicapai secara tahap demi tahap. Dan pada iterasi dimungkinkan seorang perancang
untuk kembali pada tahap sebelumnya untuk melakukan pengulangan.
Untuk menghasilkan suatu konstruksi yang baik, perlu melibatkan salah satu unsur atau
beberapa kegiatan yaitu rekayasa penelitian dan rancangan seperti :
a. Rekayasa
Adalah penerapan ilmu dan matematika untuk memanfaatkan benda dan energi
dalam ala mini sehingga berguna bagi manusia dalam kegiatan pembuatan
pembangunan, permesinan produk system dan proses.
b. Penelitian
c. Metode Penelitian
Adalah bagian dari kegiatan rekayasa yang merupakan usaha secara intelektual
untuk memnuhi tuntutan-tuntutan tertentu dengan cara sebaik mungkin.
Suatu produk baru dapat dikatakan sempurna pada jaman sekarang, tetapi
belum tentu sempurna dimasa depan, begitu selanjutnya seiring dengan kemajuan
teknologi. Kebutuhan inilah yang akhirnya mendorong siklus produk sekaligus
kemajuan teknologi.
biasanya untuk memecahkan dibutuhkan iterasi. Iterasi adalah suatu proses dimana suatu
solusi dicapai secara tahap demi tahap. Dan pada iterasi dimungkinkan seorang perancang
untuk kembali pada tahap sebelumnya untuk melakukan pengulangan.
Untuk menghasilkan suatu konstruksi yang baik, perlu melibatkan salah satu unsur atau
beberapa kegiatan yaitu rekayasa penelitian dan rancangan seperti :
a. Rekayasa
Adalah penerapan ilmu dan matematika untuk memanfaatkan benda dan energi
dalam ala mini sehingga berguna bagi manusia dalam kegiatan pembuatan
pembangunan, permesinan produk system dan proses.
b. Penelitian
c. Metode Penelitian
Merupakan besi perkakas tanpa campuran, yang teerdiri dari Besi (Fe)
dan karbon (C) 1,7% sampai 4,5%, baik digunakan pada konstruksi
kaki atau standar mesin.
Merupakan baja tanpa campuran, yang terdiri dari besi dan karbon
maksimal (0,45% C). Digunakan pada besi profil, seng, pasak pasang,
kawat, standar atau kaki mesin.
5. Logam Keras
Logam yang terdiri dari wolfram dan zat arang karbon (C) ditambah
kobalt sintetis, digunakan untuk bahan perkakas mesin.
Gesekan antara sabuk V dan puli, lebih besar dari pada gesekan antara
sabuk rata dan puli, suatu kerugian adalah aus pada sisi samping sebab
kecapatan sabuk sama dengan kecepatan puli hanya dapat dijumpai di satu
tempat.
boleh dibiarkan terkena temperature lebih tinggi dari 60° celcius. Juga
dijumpai sabuk V dalam perdagangan yang tahan terhadap minyak dan
temperature yang lebih tinggi dan yang dapat melepaskan listrik statik sepanjang
permukaannya. Yang belakangan ini perlu dalam hal sabuk berjalan dalam
ruangan yang mana terdapat bahaya ledakan.
Dengan jenis sabuk rata yang modern dalam hal ii seiring dicapai hasil
yang sama dengan puli lebih sempit dan yang lebih murah, Kerugian sabuk V
ialah tidak pernah ada kepastian bahwa semua sabuk memindahkan gaya yang
sama. Kalau satu sabuk meregang dari suatu bundle maka, sabuk lainnya
terbebani terlampau kuat. Kalau diambil secara ketat, setelah salah satu sabuk
rusak maka keseluruhannya harus diganti.
Apabila disebabkan kekurangan tempat hal ini dapat dilakukan, maka yang
dewasa ini dibuat Perserikatan Produsen Karet, sesuai dengan ISO, memberika
Z 10 X 6
A 13 X 9
B 17 X 11
C 22 X 14
D 32 X 19
E 38 X 25
Sabuk V harus sesuai dengan cermat dalam alur puli, sehingga sisi luar
sabuk menjadi rata dengan sisi luar puli.
Juga harus diperhatikan bahwa pada puli kecil sudut α sebagai akibat
pelengkungan sabuk menjadi lebih kecil (α = 34…38º menurut garis tengah)
Puli tersebut menurut garis tengah nominal (d), untuk keperluan ini
semula diambil garis luar db1 dikurangi dengan table sabuk. Dalam hal ini garis
netral sabuk akan terletak ditengah-tengah penampang. Tetapi pendapat ini
tidak benar lagi untuk sabuk.
Bantalan luncur
Bantalan radial
Bantalan radial
Bagaimana elemen struktur saling berhubungan sring kali merupakan masalah desain
yang sangat kritis, dan hal ini dapat mempengaruhi penentuan system structural dasarnya,
khususnya pola serta materialnya. Strategi yang mungkin dalam menggabungkan elemen-
elemen structural yang sangat bergantung pada geometrid an sifat fisik elemen-elemen yang
akan digabungkannya.
Tinjaulah elemen-elemen struktur kaku linear sederhana yang tergabung !. Jelas bahwa
titik hubung yang lazim digunakan untuk ini adalah bersifat menumpang tindih elemen-
elemen, merubah bentuk dan menguncinya.
Titik hubung banyak yang menggunakan elemen ketiga sebagai penghubung. Baut,
paku keeling dan las adalh contoh elemen ketiga dari yang di maksud. Alat penghubung
berupa elemen ketiga dari penghubung juga memerlukan potongan kecil lain sebagai
tambahan (misalnya alat penutup). Fungsi utama elemen-elemen penghubung tersebut
membantu dalam meneruskan gaya-gaya yang ada dititik hubung dari satu elemen struktur ke
elemen struktur lainnya.
Baut yang menghubungkan dari satu elemen ke elemen lainnya sehingga timbul gaya
geser pada baut tersebut. Sebagaimana akan dibahas berikut ini, tidak semua titik hubung
dalam menjelaskan fungsinya memerlukan elemen ketiga. Apabila digunakan alat-alat
hubung maupun.
BAB III
Pada Rancang Bangun Mesin Penggulung Benang ini ada beberapa bagian
yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan dalam
rancangan ini terdiri dari motor penggerak, puli, sabuk, serta perhitungan beban yang
dipikul oleh rangka, yang kesemuanya itu dihitung secara mendasar saja.
Diketahui :
Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung parameter - parameter lainnya yang
merupakan hal penting dalam perhitungan ini :
D2
.D2.n2
v
60
Berdasarkan data diatas maka dapat di buat grafik pulli besar dan pulli kecil yang dapat
di gunakan dalam acuan dalam pemilihan diameter pulli besar dan pulli kecil :
Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik, dengan spesifikasi sebagai
berikut :
PE = Q.V
PE
PM = 3
..
sb p
PM Ps Pb Pp
Motor
Belt Puli
S b p
5 P1
T1 9,74.10
n1
Torsi pada pulli besar
5 P2
T2 9,74.10
n2
3
5,1
.kt.Cb.T1
ds1 = a
42,6
0,54
152 v
L 2.C. 1 2 C
2 (D1 D2 )
2
(D2 D1)
(D2 D1 ) 4.C
2
Table 3.1 Tabel Nomor Nominal Sabuk
b b 2 8(D D ) 2
2 1
C
57.(Dpdp)
180 o
C
Berdasarkan table koreksi didapatkan k
k = 0,94.2,717
= 2,55
Gaya pada bagian yang kendor dan tegangan pada sabuk,F1 dan F2
F1
2,3.log cos ec
F2
T = (F1-F2).r
Gaya tangensial efektif yang bekerja sepanjang lingkaran jarak bagi alur
puli, Fe
Fe = F1-F2
Po = Fe. v
P
d
N=
Po .k
3.4 Perhitungan tegangan pada batang rangka
3 y
40 X w(N)
Fa = F/2 Fb = F/2
F = mxg
F
Q =
F.L
M =
12
5. Tegangan Lentur ( 1 )
Y = 1,112.10-2
M .Y
1 =
I
S = Y1 A1
P=V.I
= 24 . 5
= 120 Watt
Diketahui :
Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung parameter - parameter lainnya yang
merupakan hal penting dalam perhitungan ini :
D1 .n1
n2
D2
0.01 . 1400
n2
0.01
n 2 1400 rpm
= 0,144 kW
6000 xPr
T1 =
2 x x n1
6000 x 0,144
T1 = 2 x 3,14 x 1400
T1 = 3,694 Nm
T2 = T1
a
a=
sf 1 x sf 2
66
a=
6 x 1,3
a= 8,46 kg / mm2
5. Kecepatan linear sabuk – V, v ( m / s )
.D2.n2
v
60
3,14.0,1.1400
v
60
v = 0,11 ( m / s )
L = 2 x C + / 2 ( D1 + D2 ) + 1 / 4 C ( D2 + d1 ) 2
L = 801,57 mm
b = 2 x L – 3,14 ( D2 + D1 ) ( mm )
b = 2 x 801,57 – 3,14 ( 19 + 12 )
b = 1200 mm = 1,2 m
p2
8 8
b b
2
(D d p1
C=
)2
( mm )
1200 2 8 (19 12 ) 2
1200
C=
8
C = 196,243 mm = 0,19624 m
Untuk nomor nominal sabuk didapat sabuk type A, dengan nomor 32, panjang,
L = 813 mm = 0.813 m.
40 x w(N)
L
Fa = F/2 Fb = F/2
Diketahui dimensi siku 40 x 40 mm, serta beban yang dipikul 30 kg. Dari data
diatas dapat dilakukan perhitungan .
1. Beban yang dipikul oleh rangka
F = mxg
= 15 kg x 9,81 m/s2
= 294 N
F
Q =
294
=
= 147 N
F.L
M =
12
294.1
=
12
= 24,5 Nm
4. Momen Inersia terhadap sumbu netral ( I )
lebar siku, b
tinggi siku, h
A1.Y1A2.Y2
Y =
A1 A2
1,11.2,15 1,20.0,15
=
1,11 1,20
= 1,112 cm
= 0.0112 m
bh 3
Ix = 12 + Y2 .A
0,3.3,73 2 4.0,33 2
12 12
= 2,467 + 1,115
= 3,582 cm4
= 3,582. 10-8 m4
bh 3
Iy = 12
3,7.0,33 4.0,3
= + 3
12 12
= 0,083 + 0,009
= 0,0173 cm4
= 1,73. 10-10 m4
karena Iy < Ix maka harga I yang dipilih adalah harga yang lebih kecil yaitu Iy
5. Tegangan Lentur ( 1 )
Y = 1,112.10-2
M .Y
1 =
I
12,25 . 1,112 10 2
=
1
1,73 10 10
S = Y1 A1
= ( 1,04.10-2.3,7.10-2.3.10-3 ) + ( 0,96.10-2.4.10-2.3.10-3 )
= 2,306.10-6 m3
147 . 2,306 10 6
= 4 10
2 10
.1,73 10
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Rangka dapat menunjang beban sebesar 294 N. Ini terbukti bahwa profil siku
berdimensi 40 x 40 mm mempunyai tegangan geser sebesar 48,99 x 106 N/m2
2. Perbandingan pulli pada poros penggerak dengan pulli yang di gerakan adalah 1 : 1
3. Putaran mesin 1400 Rpm yang menggerakkan tiga buah pulli yang sama besar
D1 = D2 = D3 = 100 mm.
4. Perhitungan Sabuk – V dari data standarisasi sabuk maka dihasilkan daya yang
ditransmisikan ( Pr ) = 0.144 kW, Momen puntir T1 = T1 = 3.694 Nm, Tegangan
geser yang diijinkan a 8.46 kg / mm2, Kecepatan linear v = 0.11 m/s, untuk jenis
ini adalah sabuk type A dengan nomor 32 yang memiliki panjang keliling sabuk
L = 813 mm serta jarak sumbu poros C = 0.19624 m.
5.2. Saran
1. Dalam desain harus mempunyai rumusan yang pasti terhadap pemakaian material
yang akan digunakan, pernyataan lengkap mengenai permasalahan yang akan
dihadapi oleh material, menentukan gaya yang bekerja pada material sehingga dapat
menetapkan ukuran-ukuran material serta titik lelah (fatigue) dan perubahan bentuk
dari material (deformasi).
2. Diharapkan akan ada lagi rekan-rekan mahasiswa yang dapat mengembangkan desain
menjadi lebih baik lagi dari yang sudah ada.
2. Niemann, G, “ Elemen Mesin, Desain dan Kalkulus Dari Sambungan, Bantalan dan
3. Sularso, Kiyokatsu Suga, “ Dasar – dasar Perencanaan dan Pemilihan Bahan “, PT.
Erlangga. 501-535.