Anda di halaman 1dari 40

RANCANGAN ELEMEN MESIN

PERANCANGAN ULANG KOPLING PLAT PADA MOBIL


TOYOTA NEW AVANZA

DENGAN SPESIFIKASI :

• Daya : 104 PS
• Putaran : 6000 RPM

Disusun oleh:
T. ALDI GUNALDI
NIM. 1604102010057

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN


TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2020
LEMBARAN PENGESAHAN JURUSAN

Laporan Tugas Rancangan Elemen Mesin dengan judul: “Perencanaan Ulang


Kopling Plat Pada Mobil Toyota Avanza, Daya: 104 PS, Putaran : 6000 RPM”
disusun oleh:

Nama : T. Aldi Gunaldi


NIM : 1604102010057
Jurusan : Teknik Mesin dan Industri
Program Studi : Teknik Mesin
Kelompok Bidang Keahlian : Keahlian Konversi Energi (KKE)

Tugas Rancangan Elemen Mesin tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 03


November s/d 14 Desember 2020, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi pada Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Diperiksa oleh:
Disahkan/disetujui, oleh:

Koordinator Rancangan Elemen Mesin, Dosen Pembimbing,

Dr. Muhammad Rizal, S.T, M.Sc Prof. Dr. Ir. Husaini, MT., IPU.
NIP : 19791019 200604 1 003 NIP : 19610808 198811 1 001

Mengetahui/Menyetujui,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin,

Dr. Muhammad Rizal, S.T, M.Sc


NIP : 19791019 200604 1 003
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

TUGAS RANCANGAN ELEMEN MESIN

NAMA : T. ALDI GUNALDI


NIM : 1604102010057

JUDUL TUGAS : PERANCANGAN ULANG KOPLING PLAT PADA


MOBIL TOYOTA AVANZA

SPESIFIKASI : Daya : 104 PS


Putaran : 6000 RPM
Buat Gambar Teknik / Gambar kerja
Besaran / Parameter yang belum diketahui dapat ditulis
sendiri

DIBERIKAN TANGGAL : 03 – 11 – 2020


SELESAI TANGGAL : 14 – 12 – 2020

DARUSSALAM, 14 – 12 – 2020
Dosen pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Husaini, MT., IPU.


NIP. 19610808 198811 1 001
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia, atas terselesaikannya Tugas Rancangan Elemen Mesin ini
walaupun masih jauh dari tarap kesempurnaan.

Dalam Tugas Rancangan Elemen Mesin ini, penulis mencoba


merencanakan kopling mobil Toyota Avanza, dengan daya dan putaran mesin
tertentu. Dalam merencanakan kopling ini penulis megambil literatur dari berbagai
buku-buku mesin dan masukan dari dosen pembimbing serta teman-teman.

Penulis hendak mengucapkan banyak terimkasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Husaini, MT., IPU. selaku pembimbing tugas dalam perencanaan ini, yang telah
banyak membimbing dalam penyusunan Tugas Rancangan Elemen Mesin ini. Serta
kepada rekan-rekan mahasiswa jurusan teknik mesin Universitas Syiah Kuala
angkatan 2016.

Akhir kata penulis mengharapkan adanya sumbangan saran yang dapat


bermanfaat bagi penulis untuk memperbaik isi perencanaan ini

Wassalamualaikum Wr. Wb

Banda Aceh,

T. Aldi Gunaldi

NIM. 1604102010057

i
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN JURUSAN


TUGAS RANCANGAN ELEMEN MESIN
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Pengertian Kopling ....................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Kopling....................................................................................... 3
2.3 Bagian-Bagian Kopling Plat ......................................................................... 6
2.4 Cara Kerja Kopling ...................................................................................... 9
BAB III PERENCANAAN BAGIAN-BAGIAN KOPLING ....................... 10
3.1 Data Teknis Perencanaan ........................................................................... 10
3.2 Dasar-Dasar Perencanaan ........................................................................... 11
3.3 Perencanaan Kopling .................................................................................. 11
3.3.1 Plat kopling ........................................................................................... 11
3.3.2 Dimensi pegas kejut .............................................................................. 13
3.3.3 Diameter poros ...................................................................................... 17
3.3.4 Diameter Spline dan Naaf ..................................................................... 22
3.3.5 Ukuran Bantalan ................................................................................... 26
3.3.6 Pegas Matahari ...................................................................................... 28
3.4 Hasil Perencanaan Setiap Elemen pada Kopling ....................................... 32
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................... 33
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 33
4.2Saran ............................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan kopling pada zaman sekarang adalah suatu hal yang sangat lumrah
dan banyak di butuhkan pada berbagai bidang mekanikal. Fungsi kopling itu sendiri
yang berguna untuk menyalurkan daya dari sebuah sumber daya ke suatu bidang
lainnya menjadi hal yang sangat penting. Ada atau tidaknya kopling dapat berimbas
pada tingkat kerusakan dan keausan benda mekanik akan tinggi atau bahkan system
tidak akan bisa berjalan.

Sebelum ditemukannya kopling untuk menghentikan putaran mesin, kita harus


terlebih dahulu mematikannya. Hal ini adalah sangat tidak efektif. Efisiensi suatu
mesin menjadi bertambah setelah ditemukan kopling yang digunakan untuk
memindahkan dan memutuskan daya dan putaran suatu mesin ataupun motor. Maka
boleh disimpulkan bahwa kopling adalah salah satu komponen mesin yang
memiliki peranan penting dalam pengoperasiannya.

Mengendarai mobil setiap pengendara memiliki karakteristik yang berbeda-


beda yang menggunakan kopling untuk memindahkan transmisi mobil, yang harus
di perhatikan adalah cara menggunakan kopling yang baik dan benar sehingga tidak
memberi beban yang dapat merusak kopling tersebut. Tetapi tidak dapat kita hindari
banyaknya pengendara yang tidak mengetahui cara menggunakan kopling yang
baik, kasus yang sering kita jumpai adalah menekan pedal kopling secara tidak
penuh atau hanya setengah saja akan membuat keausan lebih cepat pada plat gesek
dikarenakan roda gila (flywheel) dan plat gesek tidak bergerak bersamaan dan
menimbulkan gerak relatif yang membuat plat gesek lebih cepat aus.

Bila anggota mesin yang semula diam diberi kecepatan, slip harus terjadi pada
klos sampai anggota yang digerakkan tersebut mempunyai kecepatan yang sama
dengan penggeraknya. Energi kinetis diserap selama pergesekan pada klos ataupun
pada rem, dan energi ini muncul berupa panas. [1]

1
1.2 Tujuan
Perencanaan ulang kopling plat tunggal pada mobil Toyota Avanza ini terdapat
beberapa tujuan, antara lain :

a. Mendapatkan kekuatan kopling yang baik sesuai faktor keamanan dan


pemilihan bahan yang sesuai.
b. Mendapatkan kopling yang kuat dan sesuai kebutuhan spesifikasinya.

1.3 Batasan Masalah


Pada perancangan ini yang dibahas adalah desain suatu kopling mobil, yakni
tipe Toyota Avanza dengan spesifikasi sebagai berikut :

Daya : 104 PS
Putaran : 6000 rpm
Torsi maksimum : 13.9 Kgm

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kopling


Setiap mesin dirancang dan dibuat untuk memberikan fungsi-fungsi tertentu
yang dapat meringankan pekerjaan manusia. Untuk dapat memberikan fungsi
tersebut sebuah mesin memerlukan kerja sama dari berbagai komponen yang
bekerja menurut suatu mekanisme. Sebagai penggerak dari mekanisme tersebut
dapat digunakan tenaga manusia atau hewan secara langsung (terutama untuk
mesin-mesin yang sederhana), tetapi karena berbagai alasan sebagian besar mesin
menggunakan motor penggerak (engine), yang bisa berupa motor bakar (bensin
maupun diesel) ataupun motor listrik. Motor-motor tersebut pada umumnya
memberikan daya dalam bentuk putaran pada sebuah poros, yang disebut sebagai
poros penggerak. Untuk memanfaatkannya maka daya putaran tersebut harus dapat
diteruskan dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yang selanjutnya akan
meneruskan ke seluruh komponen dalam mekanisme. Sebagai penyambung antara
poros penggerak dan poros yang digerakkan maka digunakanlah kopling [2].
Kopling merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi meneruskan
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan dimana sumbu
kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit menyimpang.
Kopling menghubungkan dua batang poros atau dua elemen mesin yang
berputar satu pada yang lain. Menurut fungsinya adalah menghubungkan poros satu
ke poros yang lain dapat dihubungkan dan dilepas sewaktu-waktu slip bila terjadi
beban lebih.[2]

2.2 Klasifikasi Kopling


Kopling dikalsifikasikan ada dua macam yaitu, kopling tetap (coupling) dan
kopling tidak tetap (clutch).
a) Kopling Tetap
Kopling tetap seperti pada gambar 2.1 adalah suatu elemen mesin yang
berfungsi sebagai penerus putaran (rotasi) dan daya dari poros penggerak ke poros

3
yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros
tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Berbeda
dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan,
maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung.[3]

Gambar 2.1 Kopling tetap.[6]

b) Kopling Tak Tetap


Kopling tak tetap seperti pada gambar 2.2 adalah suatu elemen mesin yang
menghubungkan poros yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang
sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros
tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.[3]

Gambar 2.2 Kopling tak tetap.[6]

4
1. Kopling Plat
Kopling ini meneruskan momen dengan perantara gesekan. Dengan demikian
pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu di hubungkan,
dapat dihindarkan.[3]
a. Jenis-jenis Kopling Plat
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan
menjadi 2 yaitu :

1. Kopling plat tunggal


Kopling plat tunggal seperti pada gambar 2.3 adalah unit kopling dengan
jumlah piringan koplingnya hanya satu.[3]

Gambar 2.3 Kopling plat tunggal.[8]


2. Kopling plat ganda
Kopling plat ganda/ banyak Kopling plat banyak seperti pada gambar 2.4
adalah unit kopling dengan jumlah piringan atau piringannya lebih dari
satu.[3]

Gambar 2.4 Kopling plat ganda.[3]

5
2.3 Bagian-Bagian Kopling Plat
Dalam perencanaan ulang perncangan elemen mesin kopling plat ini, maka
akan di pilih kopling gesek plat tunggal, yang bagian-bagiannya adalah:

POTONGAN A-A

Gambar 2.5 Kopling gesek plat tunggal.[7]


Ket :
1. Plat gesek 2. Pegas spiral 3. Naaf dan spline 4. Poros 5. Plat penekan

1. Plat Kopling ( Friction plate )


Plat kopling juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction
disc/piringan gesek, atau kanvas kopling. Plat kopling bagian tengahnya
berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi
kampas kopling yang pemasangannya dikeling.[5]

Gambar 2.6 Plat kopling tunggal.[6]

6
2. Plat Penekan ( Pressure plate )
Unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi
perpindahan tenaga dari mesin keporos transmisi.untuk kemampuan
menjepitnya, plat tekan didukung oleh pegas kopling. Pegas kopling paling tidak
ada dua macam, yaitu dalam bentuk pegas coil dan diafragma atau orang umum
menyebutnya sebagai pegas matahari.[5]

a. b.
Gambar 2.7.a Pegas Matahari.[6] Gambar 2.7.b Pegas Koil.[6]

3. Naaf
Naaf berfungsi untuk menghubungkan plat gesek dengan spline pada poros yang
digerakkan. Pada saat kopling terhubung maka daya putaran akan diteruskan dari
plat gesek ke poros yang digerakkan melalui naaf.[5]

Gambar 2.8 Naaf kopling.[6]

7
4. Spline
Spline adalah gigi luar yang terdapat pada permukaan poros yang berpasangan
dengan gigi dalam yang terdapat pada naaf. Spline berfungsi untuk meneruskan
momen puntir dari plat gesek ke poros melalui perantaraan naaf.[5]

Gambar 2.9 Spline.[6]

5. Poros
Poros seperti pada gambar 2.10 merupakan salah satu bagian yang terpenting
dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi sepert itu dipegang oleh
poros.[3]

(a) (b)

Gambar 2.10.a Poros dan Gambar 2.10.b Poros dan Spline


Spline tampak depan tampak samping

8
6. Bantalan pembebas (release bearing)
Bantalan seperti pada Gambar 2.11 dapat digerakkan maju-mundur dengan
menekan pedal kopling. Fungsinya adalah untuk meneruskan tekanan pada pedal
kopling ke pegas matahari yang selanjutnya akan melepas hubungan kopling.[3]

(a) (b)

Gambar 2.11.a Bearing.[8] Gambar 2.11.b Bearing tampak


depan dari gambar teknik.[4]

2.4 Cara Kerja Kopling


Cara kerja kopling mobil pada umumnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Cara kerja kopling saat pedal kopling diinjak
Pada saat anda mengnjak pedal kopling anda maka release fork atau tuas
pembebas akan menekan release bearing atau bantalan pembebas ke depan
sekaligus menekan diafragma spring dan pegas akan mengungkit pressure
plate. Sehingga plar kopling akan terbebas dan putaran mesin anda tidak
akan diteruskan ke transmisi. [10]
2. Cara kerja kopling pada saat pedal kopling dilepas
Pada saat anda melepaskan pedal kopling, maka realese fork akan kembali
ke posisi awal dan bantalan pembebas tidak akan menekan difragma spring
seperti pada saat kopling diinjak. Kondisi ini akan menyebabkan pressure
plate akan kembali menekan plat kopling dengan flywheel. Sehingga
putaran dari mesin dapat diteruskan menuju transmisi.[10]

9
BAB III
PERENCANAAN BAGIAN-BAGIAN KOPLING

3.1 Data Teknis Perencanaan


Untuk merencanakan suatu kopling diperlukan data daya dan putaran yang
akan ditransfer melalui kopling gesek untuk menggerakkan poros yang digerakan
data tersebut meliputi :

Daya (P) = 104 PS / 6000 rpm


Torsi Maksimum = 136,31 Nm / 4200 rpm
Jenis Kopling = Kopling plat gesek

Dalam perencanaan ulang perncangan elemen mesin kopling plat ini, maka akan di
pilih kopling gesek plat tunggal, yang bagian-bagiannya adalah:

POTONGAN A-A

Gambar 3.1 Kopling gesek plat tunggal.[7]


Ket :
6. Plat gesek 7. Pegas spiral 8. Naaf dan spline 9. Poros 10. Plat penekan

10
3.2 Dasar-Dasar Perencanaan
Dalam perencanaan suatu kopling pada umumnya harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Kopling harus ringan
b) Membuat getaran sekecil mungkin
c) Perawatan yang mudah
d) Pemasangan yang mudah dan cepat
e) Aman pada putaran tinggi
f) Tidak ada sedikit mungkin bagian yang menjorok (menonjol)
g) Dapat mencegah pembebanan lebih
h) Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros sekiranya
terjadi pemuaian
Dalam perencanaan kopling Toyota Avanza dipilih kopling plat gesek karena
kontruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan
dalam keadaan berputar.[1]

3.3 Perencanaan Kopling


Pada bagian perencanaan ini yang pertama akan lita rencanakan adalah pada
bagian plat kopling, beberapa bagian yang direncanakan pada plat kopling adalah:
3.3.1 Plat kopling
Plat kopling juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction
disc/piringan gesek, atau kanvas kopling. Plat kopling bagian tengahnya
berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi kampas
kopling yang pemasangannya dikeling.[5]

Gambar 3.2 Plat kopling tunggal.[6]

11
a. Diameter luar dan dalam kopling plat
Dengan menggunakan bahan asbes pada plat gesek sesuai dengan tabel.[4]
Tabel 3.1 Bahan yang digunakan untuk plat gesek.[4]

Torsi yang dibutuhkan untuk daya 104 PS = 76491.9 Watt pada putaran
6000 rpm adalah:

𝑃 𝑃 𝑥 60
𝑇=⍵= ……………………………..………(1).[9]
2𝜋𝑁

𝑃 76491.9 𝑥 60
𝑇=⍵= = 121.80 Nm
2𝜋6000

Gaya aksial dapat mengintegrasikan gaya diferensial pada plat kopling dan
disubstitusikan untuk tekanan, diperoleh torsi dengan substitusi yang sama:

𝑇 = 𝜋µ𝑟𝑖 𝑃max (𝑟𝑜2 − 𝑟𝑖2 )…………………………(2).[9]

Keterangan:
µ = Koefisien gesek
P = Intensitas tekanan (𝑁/𝑚2 )
𝑟𝑜 = Jari-jari luar plat kopling (m)
𝑟𝑖 = Jari-jari dalam plat kopling (m)

Dari torsi maksimum untuk setiap radius jari-jari luar plat akan diperoleh
persamaan dengan jari-jari.[9].

12
1
𝑟𝑖 = √3𝑟 = 0.577𝑟𝑜 …………………………..(3).[9]
𝑜

Kemudian kita substitusikan persamaan 3 ke persamaan 2 sehingga


persamaan yang didapat adalah
𝑇 = 𝜋µ𝑟𝑖 𝑃max (𝑟𝑜2 − 𝑟𝑖2 )

1
= 𝜋µ(0.577)𝑟𝑜 𝑃max (𝑟𝑜2 − 𝑟𝑜 )
3

𝑇 = 0,3849𝑟𝑜3 𝜋𝜇𝑃𝑚𝑎𝑥

𝑇 1/3 121.80 1/3


𝑟𝑜 = (0,3849𝜋𝜇𝑃 ) = (0,3849𝜋(0.3)(250000)) = 0.112 m
𝑚𝑎𝑥

Selanjutnya substitusikan 𝑟𝑜 ke persamaan 3 untuk mendapatkan nilai 𝑟𝑖


𝑟𝑖 = 0.577𝑟𝑜 = 0.577(0.112) = 0.064 m
Maka didapatkan jari-jari luar dan jari-jari dalam plat yaitu 𝑟𝑜 = 0.112 m dan
𝑟𝑖 = 0.064 m.

3.3.2 Dimensi pegas kejut


Pegas yang digunakan untuk menekan plat kopling agar plat tekan mampu
menekan plat kopling, sehingga putaran dari flywheel dapat diteruskan ke poros
transmisi. Jenis pegas yang akan digunakan dalam perencanaan ini adalah jenis
Pegas Spiral Tekan (Helical Compression Springs). Pada pegas spiral tekan ini
terdapat d sebagai diameter kawat pegas, D diameter utama pegas, Lf adalah
panjang pegas tanpa beban, Nr untuk jumlah lilitan, dan p sebagai coil pitch.[9]

Gambar 3.2a Parameter diamensi pegas.[9]

13
Dalam perhitungan pegas spiral kita harus mengetahui terlebih dahulu
tekanan aksial dari permukaan gesek plat kopling dengan persamaan
𝑊 = 2𝜋 𝑥 𝑃𝑚𝑎𝑥 𝑥 𝑅 𝑥 𝑏………………………..(4).[4]
Dimana :
𝑟𝑜 +𝑟𝑖 0.112+0.064
𝑅= = = 0.088 m
2 2

𝑏 = 𝑟𝑜 − 𝑟𝑖 = 0.112 − 0.064 = 0.048 𝑚


Maka nilai dari R dan b substitusikan ke persamaan 4 sehingga didapat
𝑊 = 2𝜋 𝑥 250000 𝑥 0.088 𝑥 0.048
𝑊 = 6631.68 𝑁
Selanjutnya dalam perencanaan, kita harus mengantisipasi torsi maksimum
dari mesin, sehingga untuk lebih aman, pegas dirancang agar mampu
menerima beban 25% lebih besar.
Maka total beban yang diterima pegas adalah:
= 1.25 𝑥 𝑊
= 1.25 𝑥 6631.68 𝑁
= 8289.6 𝑁
Total beban yang diterima ini adalah beban yang akan diterima oleh seluruh
pegas, jumlah pegas yang direncanakan dalam perancangan ini berjumlah 4
pegas, maka masing – masing beban yang diterima oleh setiap pegas adalah
sebagai berikut:
8289.6 𝑁
𝑊1 =
4
𝑊1 = 2072.4 𝑁
Asumsikan tekanan aksial dari permukaan gesek plat kopling diredam oleh
4 pegas dengan diameter pegas D = 0.015 m, material yang digunakan
adalah monel dengan 𝜏 = 1,96 x 108 N/m2 dan G = 44000 N/m2 dilihat pada
tabel 3.2, dipilih material ini dengan severe service yang berarti pemuatan
kontinu cepat dimana rasio minimum ke maksimum setengah dan sering
digunakan pada pegas katup otomotif.[4]

14
Tabel 3.2 Values of allowable shear stress, Modulus of elasticity and Modulus of
rigidity for various spring materials

a. Diameter kawat pegas

d = diameter kawat pegas


diketahui bawa maksimum torsi, T di transmisi

𝐷 15
𝑇 = 𝑊1 × 2 = 2072.4 × = 15543 Nmm ≈ 15543000 Nm
2

Masukkan hasil torsi maksimum di transmisi ke Persamaan (5) [4].

𝜋
𝑇= × 𝜏 × 𝑑 3 ..………………….....................................................(5)
16

𝜋
15543000 = × 1,96 × 108 × 𝑑 3
16

d3 = 10,943
d = 0,0047 m

15
Dan dari tabel standart wire gauge pada, maka diameter kawat pegas mendekati
SWG 4 [4].

Tabel 3.3 Standart Wire Gauge

Maka, diameter luar Do = 0,015 + 0,01 = 0,016 m


diameter dalam Di = 0,015 – (2(0,01) = 0,013 m

b. Panjang pegas tanpa beban


Asumsikan jumlah lilitan aktif nya (n) = 6 dan tekanan yang dihasilkan untuk
setiap pegas adalah (W1) = 2072,4 N

Dan defleksi dari pegas dihitung dengan Persamaan (9) [4] adalah :

8 𝑊1 𝐷3 𝑛
𝛿 = ……………..........................................................(6)
𝑑4 𝐺

Dengan memasukkan nilai-nilai diatas , maka diperoleh :

8 × 2072,4 × 0,0253 × 6
𝛿 =
0,010164 × 44000
= 0,003315 m

16
Untuk total jumlah lilitan dapat dihitung dengan Persamaan (7) [4] adalah:

n’ = n + 2 ………………………………………………............(7)
n’ = 6 + 2
=8

Untuk panjang pegas tanpa beban dapat dihitung dengan Persamaan (8) [4]
adalah :
Lf = n'.d + δ + 0.15 δ ………………………………........(8)
= (8 × 0,01016) + 0,003315 + (0,15 × 0,003315)
= 0,085 m

Untuk pitch kawat pegas dapat dihitung dengan Persamaan (9) [4] adalah:

𝑓𝐿
𝑝 = 𝑛′ −1 ………….……............................................................(9)

0,085
= = 0,00121 m
8−1

3.3.3 Diameter poros


Data perencenaan poros yang akan digunakan dalam perencanaan poros ini
dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang bahan dan nilai yan digunakan untuk
perencanaan poros.[4].

Tabel 3.4 Mechanical properties of steels used for shafts.

17
Dimana bahan yang akan kita gunakan adalah 45 C 8.
Daya yang ditransmisikan = 76491,9 Watt
Putaran = 6000 rpm
Panjang poros = 0.24 m
Diameter kopling = 0,224 m

a. Momen Puntir
Rumus untuk momen puntir sama dengan torsi yang dihasilkan dapat dihitung
dengan persamaan (1) [4].

𝑃 𝑃 ×60
𝑇=𝜔= ……...……………………………………(1)
2𝜋𝑁

𝑃 76491.9 𝑥 60
𝑇=⍵= = 121.80 Nm
2𝜋6000

Didapatkan momen puntir (T) = 121.80 Nm

b. Momen Lentur
Asumsikan letak kopling seperti pada gambar 3.5 [4]

Gambar 3.5 Letak Kopling pada poros


Keterangan gambar :
A = Bantalan C = Bantalan
B = Kopling

18
- Diagram benda bebas

Gambar 3.6 Diagram benda bebas poros

Gaya berat pada kopling (WBv) dapat dihitung dengan persamaan (13) [4].

2𝑇
𝑊𝐵𝑣 = ………………………………………….………(13)
𝐷

2 (121.80)𝑁𝑚
= = 1087,5 N
0,224 𝑚

Reaksi gaya – gaya vertical pada poros dapat dihitung dengan persamaan (14) [4].

∑ 𝐹𝑣 = 0………………………………………………......…………………...(14)

RAv – WBv + RCv = 0


RAv – 1087,5 N + RCv = 0
RAv + RCv = 1087,5 N

Reaksi gaya-gaya horizontal pada poros dapat dihitung dengan persamaan (15) [4].
∑ 𝐹ℎ = 0 …………...…………………………………......…………………...(15)

Reaksi momen pada titik A dapat dihitung dengan persamaan (16) [4].
∑ 𝑀𝐴 = 0 …..…………………………………………......……………………(16)

19
WBv (0,02) + RCv (0,24) = 0
1087,5 (0,02) + 0,24 RCv = 0
21,75
RCv = = 90,625 N
0,24

Maka dari reaksi momen A persamaan (16) didapat RCv = 90,625 N.


Masukkan RCv ke hasil persamaan (14).

RAv + RCv = N
RAv + 90,625 N = 1087,5 N
RAv = 996,875 N
Untuk menentukan momen lentur pada poros asumsikan bahwa momen
pada titik A & C sama dengan nol [4].

∑ 𝑀𝐴 = ∑ 𝑀𝑐 = 0

Momen lentur pada titik B adalah


∑ 𝑀𝐵 = 𝑅𝐴𝑣 (0,02) = 19,93 𝑁𝑚
Maka nilai Momen Lentur (M) = 19,93 Nm

c. Tegangan geser yang dizinkan


Koda ASME tersebut menetapkan suatu tegangan geser yang diizinkan sebagai
harga terendah diantara dua harga dapat dihitung dengan persamaan (17) [1].

𝜏𝑝 = 0,30𝑆𝑦𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜏𝑝 = 0,18𝑆𝑢𝑡 ………………………………(17)


Dimana :
𝜏𝑝 = Tegangan geser yang diizinkan
𝑆𝑦𝑡 = Kekuatan geser Yield
𝑆𝑢𝑡 = Kekuatan geser tarik

20
Maka digunakan salah satu persamaan (17) untuk mendapatkan tegangan geser
diizinkan.

𝜏𝑝 = 0,18𝑆𝑢𝑡 = 0,18 (6,55 x 108 N/m2)

= 11,79 x 107 N/m2

Selanjutnya menentukan diameter poros dapat dihitung dengan persamaan (18) [1].

5.1
𝑑 = { 𝜏 [(𝐶𝑚 𝑀)2 + (𝐶𝑡 𝑇)2 ]1/2 }1/3…………………………...(18)
𝑝

Dimana Cm dan Ct adalah harga faktor keamanan. Cm adalah harga faktor


momen lentur dan Ct adalah harga faktor momen puntir, dapat dilihat pada tabel 3.6
[1].

Tabel 3.6 Harga – harga faktor momen lentur Cm dan momen puntir Ct

Dipilih Cm = 1,5 untuk beban diberi mendadak, kejutan kecil dan Ct = 1,0 untuk
beban diberi mendadak, kejutan kecil [1].

5.1
𝑑={ [(1,5 × 19,93)2 + (1,0 × 121,80)2 ]1/2 }1/3
11,79 x 107

𝑑 = 0,0237 𝑚 ≈ 0,025 m

21
Sesuai dengan standar diameter poros pada tabel 3.7[3], maka diameter poros
dipilih:

Tabel 3.7 Standar diameter poros

𝑑 = 0,0237 𝑚 ≈ 0,025 𝑚
3.3.4 Diameter Spline dan Naaf
Spline dan Naaf adalah komponen elemen mesin yang berfungsi sebagai
pernghubung putaran. Perencanaan ini menggunakan SAE standard yaitu
SAEJ498c. [11] dan menggunakan bahan sama dengan poros , yaitu 45C 8 [4].

22
a. b.
Gambar 3.7 (a) Spline. (b). Naaf [6]

a. Perencanaan Spline

Pada perencanaan spline ada dimensi yang dihitung dapat dilihat pada tabel 3.8[11].
Tabel 3.8 SAE J498c Spline dimension

Gambar 3.8 Spline [11]


D = diameter luar spline
d = diameter dalam spline
h = tinggi spline
w = lebar spline

23
L = panjang spline
n = jumlah spline

Dalam perencanaan ini jumlah spline yang direncanakan n = 10. Dengan


mengetahui jumlah spline yang direncanakan kita dapat mengetahui ukuran –
ukuran spline pada lampiran 7 [11].
Dari tabel diperoleh : n = 16
w = 0,098D
h = 0,095D
d = 0,810D
dari perencanaan poros didapatkan d = diameter poros = 25 mm ≈ 0,025m
maka perencanaan spline,
- Diameter spline (D) = d / 0,810
= 0,025 / 0,810
= 0,030 m

- Lebar spline (w) = 0,098D


= 0,156 x 0,030
= 0,0029 m

- Tinggi spline (h) = 0,095D


= 0,095 x 0,030
= 0,0028 m

𝐷+𝑑
- Radius rata – rata (Rm) =
4
0,03 + 0,025
= = 0,013 𝑚
4

- Panjang spline (L) = Asumsikan 0,02 m

24
b. perencanaan Naaf
Jumlah naaf yang direncanakan sama dengan jumlah spline yaitu n = 16.
Perhitungan naaf dan spline diperoleh dengan dimensi yang sama, bahan naaf sama
dengan spline yaitu 45 C 8.

Gambar 3.9 Naaf [11]


- Diameter luar naaf dapat dihitung dengan persamaan (19) [11].
5
𝐷= 𝑑 + 0,01………………………………………(19)
3
5
𝐷= 0,025 + 0,01
3

= 0,051 m
c.
Pemeriksaan keamanan spline & Naaf terhadap tegangan geser yang dizinkan
dengan persamaan (20) [11].

𝑇 = 6,89 × 106 × 𝑛 × 𝑅𝑚 × ℎ × 𝐿 …………………………..………(20)


𝑇 = 6,89 × 106 × 16 × 0,11 × 0,0023 × 0,02

𝑇 = 557,81 N/m

Setelah mendapatkan nilai torsi pada spline, masukkan nilai torsi kepersamaan
(21) untuk mendapatkan tegangan geser nya [9] :

𝐷
𝑇 = 𝐿 × 𝑤 × 𝜏 × 2 ……………....………….…………………..…..(21)

25
Maka

𝐷 0,043
𝐿×𝑤× 0,02 ×0,0037 ×
𝜏= 2
= 2
= 2,9 x 10-9 N/m2
𝑇 557,81

Syarat aman adalah 𝜏𝑝 > 𝜏 , Sehingga 11,79 x 107 > 1,63 x 10-8
Maka spline & Naaf dapat dinyatakan aman.

3.3.5 Ukuran Bantalan


Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros sehingga
putaran poros dapat berlangsung secara halus dan aman.

Gambar 3.10 Bantalan kopling [12]


Keterangan :
Diameter luar bantalan =D
Diameter dalam bantalan =d
Panjang bantalan =l
Putaran mesin (N) = 6000 rpm
Asumsikan diameter dalam (d) 0,02 m , diameter luar (D) 0,04 m dan panjang (l) =
0,012 m. Beban pada tumpuan bantalan W = 1288,73 N

26
Diketahui standar nilai untuk bantalan kopling pada poros transmisi pada table
(3.9)[11] adalah :
Absolut viskositas (Z) = 0,06 kg/m.s
c/d = 0,001
ZN/ p =7
Tabel 3.9 standar nilai bantalan

Diketahui tekanan pada bantalan dengan persamaan (22) [4] adalah :


𝑍𝑁 𝑑 2
( 𝑐 ) = 7,0 × 106 ……………………………….(22)
𝑝

0,06(6000) 0,02 2
( ) = 7,0 × 106
𝑝 0,00002
𝑝 = 36 × 107 / 7 × 106 = 25,2 N/m2

Diketahi tekanan bantalan p = 25,2 N/m2 maka dapat dipilih material untuk bantalan
adalah paduan alumunium HRC45-50 dengan maksimum tekanan (pmax) 27,45
N/m2, karena p < pmax.dapat dilihat pada tabel (3.10)[4].

27
Tabel 3.10 sifat sifat bahan bantalan

Diketahu beban yang aman untuk bantalan dengan persamaan (23) [9] adalah :

Wmax = p.A = p.l.d ……………………………….…(23)

Wmax = 25,17 × 0,20 × 0,30 = 15102 N

Maka bantalan aman W tumpuan bantalan < W maksimal.

3.3.6 Pegas Matahari


Pegas matahari adalah pegas yang berfungsi untuk menarik plat penekan
dalam arah menjauhi plat gesek untuk pemutusan hubungan. Hal ini akan
menyebabkan plat gesek dalam keadaan bebas, diantar plat penekan dan flywheel
tidak lagi diteruskan ke poros.

Gambar 3.11 Pegas Matahari [9]

28
Keterangan : Do = Diameter luar pegas
Di = Diameter dalam pegas
h = Ketinggian kemiringan pegas
t = Ketebalan pegas

Pada perencanaan pegas matahari ini, diameter luar pegas matahari (Do) sama
dengan diameter luar plat gesek, jadi (Do) = 0,224 m. pada pegas gaya konstan
rasio h/t adalah 1,414 dan gaya yang ditekan oleh pegas adalah sama dengan
tekanan aksial pada plat gesek (F) = 6631.68 N, asumsikan rasio diameter (Rd) =
4 dan jumlah daun pegas 12, material yang digunakan Baja Pegas Karbon 50HRC
dengan Kekuatan tekanan maksimum (Sut) = 16,961 x 108 N/m2 , Modulus Young
(E)= 2,07 x 1011 N/m2 , poissons’s rasio (v )= 0,30 dapat dilihat pada table 3.11.

Tabel 3.11 material pegas matahari

29
Untuk ketebalan pegas dapat di hitung dengan persamaan (24) [9] adalah :
2
𝐷𝑂
1 4 𝐹
𝑡= √ ……………………………………(24)
10 132,4 ℎ/𝑡

1 4 6631,68 0,3322
𝑡= √ = 0,0036 m
10 132,4 1,414

Ketinggian kemiringan dapat diketahui dengan persamaan (25) [9] adalah :


ℎ = 1,414 𝑡……………………………………………(25)
ℎ = 1,414 (0,0036) = 0,00509 m
Diameter dalam (Di) dapat dihitung dengan Rasio diameter (Rd) = 4 [9] adalah :
Di = Do / 4
Di = 0,224 / 4 = 0,056 m
Untuk mengetahui defleksi maksimum dan minimum pegas dapat dihitung dengan
persamaan (26) dan (27) [9] adalah :
𝑦𝑚𝑖𝑛 = 0,65ℎ…………………………………………(26)
𝑦𝑚𝑎𝑥 = 1,35ℎ…………………………………………(27)
Maka,
𝑦𝑚𝑖𝑛 = 0,65 (0,00509) = 0,0033 m
𝑦𝑚𝑎𝑥 = 1,35 (0,00509) = 0,0067 m
Menunjukkan bahwa keadaan tegangan terburuk akan terjadi pada lendutan
terbesar ymax dengan persamaan (28), (29) dan (30) dapat diketahui beban defleksi
[9] adalah :
6 (𝑅𝑑 −1)2
𝐾1 = 𝜋𝑙𝑛𝑅 [ 2 ] ……….………..….…………..(28)
𝑑 𝑅𝑑

6 (4−1)2
𝐾1 = 𝜋ln(4) [ ] = 0,774
42
6 𝑑 𝑅 −1
𝐾2 = 𝜋𝑙𝑛𝑅 ( 𝑙𝑛𝑅 − 1).………..………………….....(29)
𝑑 𝑑

6 (4)−1
𝐾2 = 𝜋ln(4) ( 𝑙𝑛(4) − 1) = 1,603
6 𝑅𝑑 −1
𝐾3 = 𝜋𝑙𝑛𝑅 ( ) ………………………………..(30)
𝑑 2
6 𝑅𝑑 −1
𝐾3 = 𝜋𝑙𝑛𝑅 ( ) = 2,066
𝑑 2

30
Untuk mendapatkan tegangan terbesar (σc) yang terjadi pada keliling pegas
matahari digunakan persamaan (31) [10] adalah :

4𝐸𝑦 𝑦
𝜎𝑐 = − 𝐾 2 2
[𝐾2 (ℎ − 2) + 𝐾3 𝑡]……………….(31)
1 𝐷𝑂 (1−𝑣 )

4(2,07 x 1011 )0,2596 0,0067


𝜎𝑐 = − (0,774)(0,061)2 (1−0,32) [1,603 (0,00509 − ) + 2,066(0,0036)]
2

𝜎𝑐 = 71,261 × 107 𝑁/𝑚2

Diketahui Kekuatan tekanan maksimum (Sut) = 16,961 x 108 N/m2 untuk material
yang digunakan , dapat kita tentukan faktor keamanan beban statis (Ns) dihitung
dengan kelebihan beban sebesar 120% maka persamaan (32) [9] adalah:

1,2𝑆𝑢𝑡
𝑁𝑠 = …………………………………(32)
𝜎𝑐

1,2 (16,961 x 108 )


= = 2,8
71,261×107

Faktor keamanan bernilai 2,8 dinyatakan aman tidak melebihi 3 nilai batas faktor
keamanan [9].

Hasil perencanaan pegas matahari adalah :

Do = 0,224 m Di = 0,056 m t = 0,0036 m h = 0,00509 m

31
3.4 Hasil Perencanaan Setiap Elemen pada Kopling

Hasil perencanaan elemen-elemen pada kopling


No Nama elemen Material Hasil perhitungan
1. Plat Kopling Asbes tekan Diameter luar = 0,224 m
Diameter dalam = 0,128 m
2. Pegas penekan Monel metal Jumlah pegas =4
Diameter luar = 0,036 m
Diameter dalam = 0,016 m
3. Poros 45 C 8 Diameter poros = 0,02 m
Panjang poros = 0,24 m
4. Spline & Naaf 45 C 8 Diameter spline = 0,03 m
Lebar spline = 0,0029 m
Tinggi spline = 0,0028 m
Panjang spline = 0,02 m
Diameter luar naaf = 0,051 m
5 Bantalan Paduan Diameter luar bantalan = 0,04 m
almunium Diameter dalam bantalan = 0,02 m
HRC45-50 Panjang bantalan = 0,012 m
6 Pegas matahari Baja Pegas Jumlah daun pegas = 12
Karbon Diameter luar pegas = 0,224 m
50HRC Diameter dalam pegas = 0,056 m
Tebal pegas = 0,0036 m

32
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Kopling plat gesek adalah salah satu kopling yang sering digunakan dalam
industri otomotif. Kopling ini dipakai di dunia industri karena kemampuannya
meneruskan daya yang baik. Berbagai macam elemen yang terdapat dalam
perencanaan elemen mesin kopling adalah:
1. Plat gesek
2. Pegas tekan
3. Poros
4. Spline dan naaf
5. Bantalan
6. Pegas matahari
Ada beberapa bahan yang digunakan pada masing – masing komponen
perancangn kopling. Bahan yang sesuai dengan elemen – elemen dari kopling
tersebut adalah :
1. Asbes tekan adalah bahan yang digunakan pada plat gesek
2. Monel adalah bahan yang digunakan pada pegas tekan dengan 𝜏 = 1,96 x
108 N/m2 dan G = 44000 N/m2,
3. Poros, Spline dan naaf mengunakan material yang sama yaitu 45 C 8.
4. Bantalan menggunakan paduan almunium HRC45-50
5. Pegas matahari menggunakan baja pegas karbon 50HRC
Dari semua hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai keamaan
yang dalam perhitungan nilai tegangan geser adalah 𝜏𝑝 > 𝜏, Sehingga 11,79 x 107
> 1,63 x 10-8, sehingga memenuhi syarat aman untuk digunakan. dan bahan yang
digunakan dapat dijadikan dasar untuk membuat kopling plat tunggal pada mobil
Toyota Avanza.

33
4.2 Saran
Semoga penulis dapat banyak pembelajaran dari perencanaan ini dan juga
berguna bagi mahasiswa yang membutuhkan referensi untuk merancang kopling
kedepannya.

34
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Shigley, J. E. 1983. Perencanaan Teknik Mesin. Jilid II. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
[2]. Firdausi. A. 2013. Mekanika Teknik dan Elemen Mesin II. Malang:
Kemedikbud
[3]. Sularso. 1978. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
Pradnya Paramita
[4]. Khurmi. R. S. 2005. A text book of machine design. New Delhi: Eurasia

publishing house (pvt.) Ltd.

[5]. Holowenko. A. R, Hall. A. S, Laughlin. H. G, 1980. Machine Design, Asian


Student Edition, Schaums Outline Series. New York : McGraw-Hill Book,
Inc.
[6]. https://grabcad.com/ (diakses pada 05 Maret 2020)
[7]. https://tiltonracing.com/ (diakses pada 05 Maret 2020)
[8]. https://indiamart.com/ (diakses pada 07 Maret 2020)
[9]. Norton. R. L. 2010. Machine design an integrated approach, Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data, New Jersey:
[10]. https://showroommobil.co.id/teknologi/cara-kerja-kopling-mobil/(diakses
pada 08 Mei 2020)
[11]. McCain, G. 1951. "Engineering Of Involute Splines" SAE Technical : SAE
standard
[12]. https://www.aetnabearing.com/products/aetna-clutch/clutch
releasebearing-assembly/ (diakses tanggal 30 April 2020)

35

Anda mungkin juga menyukai