IRFAN NASUTION
2016110046
Disusun Oleh :
IRFAN NASUTION
2016110046
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Teknologi Industri
i
PERNYATAAN KEASLIAN ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Kerja Praktek ini merupakan hasil
karya sendiri dan bukan duplikasi, serta tidak menguntip sebagian atau keseluruhannya
pada orang lain kecuali yang telah disebutkan sumbernya.
IRFAN NASUTION
ii
KATA PENGANTAR
iii
11. Ayah dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan bimbingan
motivasi yang tiada terkira baik moril maupun materil. terima kasih atas do’a dan
dorongannya untuk menjadi anak yang berbakti dan berguna pada masa yang akan
datang.
Akhirnya dengan berbagai kekurangan yang terdapat dalam pembuatanlaporan
ini penulis mohon ma’af yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak danpenulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada seluruhpembaca
demi kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang. Besar harapanpenulis
semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca Amin Ya
Rabbal “alamin.
IRFAN NASUTION
iv
DAFTAR ISI
v
3.5 Teori Baja .................................................................................................................29
3.5.1 Baja Paduan ...........................................................................................................30
3.5.2 Besi Cor ................................................................................................................31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................33
4.1 Data Lapangan .........................................................................................................33
4.2 Komponen Keausan ..................................................................................................34
4.3 Analisa Data Spesifikasi ........................................................................................... 36
4.4 Analisa Keausan .......................................................................................................36
4.4.1 Volume Spacer Menggunakan Gambar Autodeks Inventor ..................................36
4.4.2 Analisa Keausan Spacer ........................................................................................37
4.4.3 Volume Frame Menggunakan Gambar Autodeks Inventor ...................................38
4.4.4 Analisa Keausan Frame ......................................................................................... 39
4.5 Perhitungan Volume Total Keausan Spacer dan Frame ...........................................39
4.6 Penyebab Keausan Pada Hinge Pin Wheel Loader 380 ...........................................40
4.7 Solusi Alternatif ........................................................................................................41
BAB V PENUTUP ........................................................................................................42
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................42
5.2 Saran ......................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................44
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.4 Bagian Rear Frame ................................................................................. 35
Gambar 4.5 Bagian Front Frame ............................................................................... 36
Gambar 4.6 Inventor volume awal spacer ................................................................ 37
Gambar 4.7 Inventor volume akhir spacer.................................................................. 37
Gambar 4.8 Inventor volume awal frame ................................................................... 38
Gambar 4.9 Inventor volume akhir frame .................................................................. 38
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi Wheel Loader 380 .......................................................................15
Tabel 3.2 Spesifikasi Engine Wheel Loader 380 ........................................................... 16
Tabel 3.3 Keterangan Komponen Hinge Pin .................................................................17
Tabel 3.4 Komponen yang Dipertimbangkan ................................................................ 21
ix
BAB 1 PENDAHULUAN
Pemakaian dan penggunaan alat berat pada zaman sekarang ini hampir dan menyentuh
seluruh industri seperti pertambangan, pembuatan bangunan, pembuatan jalan,
perkebunan, pembuatan irigasi dan masih banyak lagi pemakaian alat berat ini. alat
berat United Tractors (UT/Perusahaan) adalah distributor peralatan berat terbesar dan
terkemuka di Indonesia yang menyediakan produk-produk dari merek ternama dunia
seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest. Kami
adalah perusahaan dengan sejarah panjang. Didirikan pada 13 Oktober 1972, UT
melaksanakan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada 19 September 1989 menggunakan nama PT United Tractors Tbk
(UNTR), salah satunya alat berat Komatsu wheel loader.
Wheel loader adalah salah satu jenis alat berat yang digunakan untuk memindahkan
material dari satu tempat ke tempat yang lain. Wheel loader berperan penting untuk
mendukung jalannya proses produksi dalam dunia pertambangan, konstruksi, industri,
dll. Saat beroperasi, wheel loader memerlukan torsi yang sangat besar yang di salurkan
ke Final drive pada ke empat rodanya. Final drive menggunakan sistem Planetary gear
sebagai reducer agar putarannya berkurang. pada bagian Axle hinge pin merupakan titik
pusat beban saat alat berbelok, karena adanya pin bearing dan komponen penahan
lainnya, maka apabila kurang perawatan dan pengoperasian melebihi beban standar,
maka bagian ini cepat mengalami Keausan, seperti kasus penelitian ini kerja praktek
harus menganalisa keausan tersebut. Alat ini seharusnya membutuhkan sebuah
perawatan yang baik dan terjadwal agar dapat digunakan dengan efektif dan efisien.
Pemeliharan yang baik akan dapat menekan biaya operasional yang dibutuhkan oleh
sebuah industri ataupun perusahaan yang memakai alat berat. Karena dengan
melakukan hal-hal yang demikian akan dapat mencegah terjadinya kerusakan yang
mengakibatkan pengeluaran yang besar akibat kerusakan yang tidak terkendali pada alat
berat tersebut. Oleh karena itulah, perlu kiranya dilakukan sebuah upaya yang sistematis
dalam merumuskan sebuah perawatan maksimal. Salah satunya dengan melakukan
perawatan dan perbaikan secara berkala guna mencegah terjadinya kerusakan yang lebih
1
besar pada alat berat yang digunakan. Perawatan dan perbaikan yang dilakukan oleh
industri ataupun perusahaan perlu dipelajari oleh mahasiswa atau akademisi untuk
mengetahui secara pasti metoda perawatan yang dilakukan oleh industri tersebut. Salah
satu cara yang dilakukan adalah dengan mengikuti lansung kegiatan yang dilakukan
pada suatu industri atau yang lebih dikenal dengan Kerja Praktek (KP) yang dilakukan
oleh mahasiswa pada suatu industry merupakan program yang telah ditetapkan oleh
lembaga perguruan tinggi dalam hal ini Institut Teknologi Padang adalah suatu program
yang bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang terampil dan unggul serta
mempunyai pengetahuan dan pengalaman terjun kedunia industri. Hal inididasarkan
pada kondisi Negara kita yang masih dilanda oleh krisis multi dimensi yang berujung
pada krisis moral dan kepercayaan terhadap para pekerja Indonesia. Kalau kita lihat
lebih jauh dan lebih dalam ternyata dunia industri atau perusahaan lebih memilih tenaga
kerja yang terampil dan siap pakai. Hal ini wajar saja terjadi karena yang namanya
perusahaan akan lebih cenderung memilih pekerja yang siap pakai dan terampil dalam
bidangnya sehingga hanya butuh sedikit penyesuaian dan tidak terlalu banyak
membutuhkan biaya untuk melakukan pelatihan atau training.
Kerja Praktek yang dilakukan mahasiswa harus bisa mencari permasalahan yang ada
saat dilapangan dan menjadikan suatu tantangan bagi calon pencari kerja yang akan
mengisi posisi peluang kerja di industri untuk memenangkan kompetensi yang sangat
ketat dimasa yang akan datang. Maka diperlukan suatu persiapan khusus yang akan
menjadi bekal bagi calon lulusan Politeknik dalam menghadapi persaingan tersebut dan
salah satunya melalui Kerja Praktek Lapangan merupakan program wajib yang harus
diikuti oleh seluruh mahasiswa Intitut Teknologi Padang yang telah berada pada
semester tujuh dan merupakan syarat dalam pembuatan Tugas Akhir mahasiswa.
Melalui Kerja Praktek Lapangan inilah diharapkan mahasiswa mendapatkan suatu
pengalaman dan menerapkan ilmu yang didapatkan dibangku kuliah sehingga akan
terjadi suatu korelasi dan sinkronisasi antara ilmu yang didapatkan tersebut kedalam
bentuk pengaplikasiannya di dunia industri. Kerja Praktek Lapangan memberikan
dampak yang positif dan menguntungkan bagi mahasiswa karena dengan hal tersebut
mahasiswa dapat meng-Up Grade ilmu dan wawasannya dan juga memberi keuntungan
bagi industri itu sendiri. Contohnya saja jika suatu saat industri tersebut melakukan
rekuitment pekerja maka iapun tidak perlu susah karena data yang akan direkrut itu
2
telah ada dan tinggal sedikit pengarahan dan bimbingan jika mahasiswa tersebut lulus
dan diterima pada perusahaan tersebut.
3
3. Mengukur seberapa besar penguasaan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama
kuliah dengan tuntunan dan kebutuhan dunia industry.
4. Tertanamnya rasa kedisiplinan yang tinggi dalam berbagai aspek dan disiplin kerja
sebagai wujud konsistensi terhadap tuntunan dunia industry.
5. Mendapatkan informasi baru tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
industri, informasi dapat didapatkan untuk masukan dalam pembuatan kurikulum
pendidikan tinggi, khusus dibidang kejuruan yang mengacu pada proses link and
match.
6. Dapat menjalin kerjasama dengan pihak industry untuk selanjutnya.
4
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN
PT. United Tractors Tbk bukanlah agen pemasar pertama yang menggarap bangsa pasar
Indonesia, namun merupakan pemasar yang senantiasa beruasaha lebih tekun dan keras
lagi. Sudah sejak semula berbagai jenis alat berat mulai dari mesin kontruksi, Forklif,
Dump Truck, Exavator, hingga mesin gilas dan pemecah batu semua dipasarkan dengan
berbagai konsep barang modal. Konsep ini selalu mewarnai vitalitas dan keluwesan
perusahaan dalam memberikan dukungan produk lengkapnya bagi setiap pelanggannya
Sepanjang dasa warsa 1970 an, perseroan yang mengembangkan industry pada areal
seluas 20 Ha di jalan raya Bekasi Km 22, Cakung Jakarta Timur ini terus
mengembangkan dan membangun reputasi sebagai pemasar yangberorientasi pada
servis. Sejalan dengan ini sejak 1981 perusahaan ini mulai melangkah kebidang
produksi. Dewasa ini sebagaian besar peralatan yang dipasarkan oleh perusahaan
merupakan hasil produksi sendiri.
5
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan untuk memperlancar laju pertumbuhan,
PT United Tractors Tbk mulai mendirikan beberapa AffiliatedCompany atau anak
perusahaan. Kehadiran anak perusahaan ini semakinmemperkokoh dan memantapkan
perjalanan usaha yang digeluti oleh PT UnitedTractors. Sampai saat sekarang ini PT
United Tractors memiliki anak perusahaan sebagai berikut :
a. PT Komatsu Indonesia ( KI )
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1982 yang bertempat pada lokasi
PusatPengembangan UT Cakung, Jl Rya Bekasi Km 22, Cakung Jakarta
Timur.Perusahaan ini merupakan pabrik pembuatan dan perakitan alat-alat berat
Komatsu. Dalam proses produksinya , PT Komatsu Indonesia membangun kerjasama
dan memanfaatkan teknologi dari Komatsu Ltd, Japan. Produk-produk yangdihasilkan
Komatsu Indonesia ini diantaranya adalah Bulldozer, HidrolikExavator, dan Motor
Grader.
6
d. PT Pama Persada Nusantara
Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyedian jasa penyewaan alat-alatberat disektor
pertambangan khususnya tambang batu bara. Perusahaan yang lebihdikenal sebagai
kontraktor pertambangan ini didirikan pada tahun 1989.
e. PT Berau Coal
Sebagai salah satu langkah diversivikasi, perseroan memasuki usahapertambangan,
khususnya batu bara. Pada tahun 1990 United Tractors mengambilalih 60 % saham PT
Berau Coal di Kalimantan Timur dari pemilik lama MobilePetrolium Inc. Dengan
demikian sejak saat ini PT Berau Coal menjadi salah satuanak perusahaan United
Tractors.
f. PT Dendrit
Perusahaan ini bergerak dibidang pengecoran besi. Produk yang dihasilkanadalah
berupa komponen otomotif dan komponen alat berat. Perseroan ini diambilalih oleh
United Tractors sebagai salah satu pilar pendalaman struktur industry sejak tahun 1989.
7
Tractors. Atas jasa kepeloporan ini United Tractors menerima penghargaan
UPAKARTI.
8
6. SO : Safety Officer
7. PST : Petugas Stock Taking Adm Support
8. GA : General Affairs
9. SPV: Supervisior
10. ADM Servis
11. Tool Keeper
12. BOO : Branch Operation Office
13. Mekanik
14. PSC : Parts Supply Chain
15. ASC : After Sales Consultant
16. COP : Customer Order Processor
17. ABS : Administration Business Support
18. WHS : Warehouse
19. PDCSS : Parts Distribution Center Support Service
20. Security
9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada alat Wheel Loader ini komatsu membuat enam jenis alat berat mulai dari seri
wheel loader model WA150-5, WA200-5, WA320-5, WA 380Z-6, WA430-6, WA470-
6, WA480-6, WA500-6, semua jenis ini berurutan mulai dari spesifikasi kapasitas
terkecil sampai yang terbesar.
Berikut kegunaan wheel loader:
10
5. Mengupas tanah bagian yang jelek (stripping)
Cara kerja Wheel loader ini sama seperti halnya alat berat pada umumnya, dimana alat
penggerak utamanya mengguanakan sistem hidrolik. Karena tenaga hidrolik
mempunyai daya atau tenaga yang sangat besar, sehingga bisa memungkinkan untuk
mengeruk, mengangkut material atau benda yang berukuran besar. Untuk pengoperasian
bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydraulic controlled), sedangkan kendali kabel (cabel
controlled) sudah jarang digunakan pada excavator-loader. Penggunaan loader biasanya
adalah untuk memuat material dan membawa, serta membongkar. Jika daerah sekitar
material yang dikerjakan datar, maka loader dapat bergerak dengan leluasa dalam posisi
yang menyenangkan. Wheel loader yang bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan
cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan
bucket yang penting adalah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke
depan (memuat/menggusur) mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan.
Apabila harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan
yaitu:
a) V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V. Dapat dilihat
pada gambar gerak alat dari panah kekiri dan kekanan digerakan axle hinge pin
11
b. L loading, truk di belakang loader, kemudian lintasan seperti membuat garis
tegak lurus memuat material kedalam Dump truck.
Untuk saat ini umumnya loader dibuat dengan kendali hidrolik dan dilengkapi
dengan “tangan-tangan (arms)” yang kaku untuk mengoperasikan bucket. Ukuran
bucket dan tractor harus benar-benar proporsional agar wheel loader tidak terjungkal
kedepan.
12
3.1.3 Komponen Utama Wheel Loader
Cab adalah bagian dari wheel loader dari mana operator menjalankan mesin. Ini
biasanya memiliki pintu, duduk, dan mengendalikan loader. Ini biasanya terlihat seperti
sebuah bilik kaca dipasang di tengah loader dan mungkin tidak tertutup.
2. Lift Arm
13
Lift Arm terpasang di depan loader, di depan taksi. Inilah yang berguna untuk
mengangkat ember depan atas dan bawah. Ia bekerja dalam hubungannya dengan
silinder ember, perangkat hidrolik yang memotivasi lengan.
3. Bucket
3. Tilt lever
4. Lift cylinder
14
5. Head lamp
Berfungsi sebagai alat penerangan utama saat melakukan pekerja dalam kondisi
malam dan sebagai kode apabila intruksi salah saat dilapangan juga dilengkapi dengan
pengaturan tinggi rendah cahaya pada head lamp.
15
Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Engine Wheel Loader 380
16
3.1.5 Komponen Pada Center Hinge Pin
17
Pos. Qty Parts name
14. [1] WASHER Komatsu
15. [1] COVER Komatsu OEM
Center hinge pin atau disebut juga pusat engsel kemudi dari sebuah alat berat Wheel
Loader yang berfungsi:
1. sebagai penghubung bagian depan dan belakang digabungkan dengan pin, bantalan
didalam center.
18
2. Komponen yang membuat alat berbelok kekiri dan kekanan secara bersamaan bagian
depan dan belakang bisa membentuk sudut putar.
Jika dilihat fungsinya maka Center Hinge Pin adalah salah satu komponen yang menjadi
pusat penghubung bagian depan dan belakang frame alat Wheel Loader. Komponen-
komponen Center Hinge Pin harus dilakukan servis secara berkala, sebab jika tidak
akan berakibat sudut putar tidak stabil dan kerusakan menjadi kehausan, sehingga harus
melakukan bubut atau fabrikasi pada frame alat dan banyak mengeluarkan biaya untuk
perbaikannya. Dari hasil penelitian biaya perawatan sangat murah 10% dari pada biaya
perbaikan alat. Di bawah ini ditunjukan sebuah struktur Center Hinge Pin assembly.
Pada gambar 3.1.14 terlihat beberapa komponen Wheel Loader pada bagian Center
Hinge Pin,Komponen-komponen Center Hinge Pin terdiri dari dua bagian.
19
3.2 Klarifikasi Maintenace Wheel Loader
3.2.1 Pengertian Maintenance
Maintenance atau perawatan adalah suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan
agar kondisi dan performance dari mesin tetap terjaga, namun dengan biaya perawatan
yang serendah-rendahnya atau suatu kegiatan servis untuk mencegah timbulnya
kerusakan tidak normal sehingga umur alatdapat mencapai atau sesuai umur yang di
rekomendasikan oleh pabrik. Kegiatan servis meliputi pengontrolan, penggantian,
penyetelan, perbaikan dan pengetesan.
Tujuan dari melakukan maintenance ialah:
1. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (high availiability)
2. Memiliki kemampuan mekanis paling baik (best performance)
3. Agar biaya perbaikan alat menjadi hemat (reduce repair cost)
Maintenance terbagi menjadi dua bagian yaitu Preventive Maintenace dan juga
Corrective Maintenance, Preventive Maintenance dilakukan untuk mencegah
kerusakan pada unit atau komponen sedangkan corrective maintenance dilakukan
setelah komponen mengalami gejala kerusakan.
20
Berikut penjelasan tentang kedua jenis maintenance :
a. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat. Contoh
Preventive maintenance terbagi menjadi Enam bagian pada Wheel Loader, yaitu
1. Preventive Maintenance 250 Jam
Penggantian Sparepart oil filter element, cartridge grease, filter as engine oil dan oli
sample-infrared mengacu part number.
2. Preventive Maintenance 500 Jam
Kelipatan 2 kali Preventive Maintenace 250 jam. Penggantian sparepart ditambah
penggantian oli mesin SAE 40 rekomendasi, filter element as primary, element as
secondary air cleaner, filter PN9T-5916, filter PNIR-0753, element filter seal O ring,
filter PN1G-8878, dan wear element.
3. Preventive Maintenance 1000 Jam
Merupakan kelipatan 2 kali preventive maintenace 500 jam. Ditambah penggantian
sparepart cartridge grease, TDTO 50 dan filter fuel mengacu part number.
4. Preventive Maintenance 2000 Jam
Merupakan kelipatan 2 kali preventive maintenace 1000 jam. Ditambah penggantian
sparepart sama dengan yang sebelumnya ditambah penggantian filter cab air dan
hydo 30 mengacu part number.
5. Preventive Maintenance 3000 Jam
Penggantian Sparepart sama dengan sebelumnya dan ditambah penggantian gasket,
extender-elc maengacu part number.
6. Preventive Maintenance 3000
Penggantian Sparepart sama dengan sebelumnya dan ditambah penggantian level 2
coolant check, dan regulator water temperature maengacu part number. Pada
perkembangan selanjutnya mungkin pernah terjadi kesalahan pengoperasian, cara
perawatan, waktu perawatan terlewat, dan ditambah umur alat berat semakin tua
sehingga menimbulkan hal yang tidak normal seperti berikut:
a. Tenaga Wheel Loader Berkurang
b. Boros oli atau Asap Tebal
c. Suara mesin Kasar
d. Keausan Pada diberbagai komponen.
21
b. Periodic Maintenance
Periodic maintenance ialah pelaksanaan service yang dilakukan setelah unit
beroperasi dalam jumlah jam tertentu. Periodic maintenance juga terbagi menjadi
dua bagian yaitu:
c. Periodic Inspection
inspeksi atau pemeriksaan harian (daily-10hours) dan mingguan (weekly-50hours)
sebelum unit beroperasi.
d. Periodic Service
suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilaksanakan
secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah ditentukan
berdasarkan service meter/hours meter(HM).
a. Schedule Overhaul
Schedule Overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan pada interval tertentu
sesuai dengan standar overhaul masing-masing komponen yang ada.
b. Conditioned Based Maintenance
Conditioned Based Maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan berdasarkan
kondisi unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Program
Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau
Program Pemeriksaan Harian (P2H).Conditioned Based Maintenance juga dapat
dilakukan berdasarkan part and servicenews (PSN) atau modification program yang
dikeluarkan pabrik
c. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan
machine ke kondisi standar melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjusment
(penyetelan).Corrective Maintenance terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
d. Brakedown Maintenance
Brakedown Maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan setelah machine
brakedown (tidak bisa digunakan), kerusakan yang di abaikan terus-menerus.
Contoh pada kasus laporan ini kerusakan keausan pada Hinge pin akibat alat sudah
tidak layak beroperasi, maka spacer dan bearing harus cepat diganti apabila tidak
keausan bisa merambat ke frame dan frame membutuhan perawatan besar untuk di
fabrikasi ulang.
e. Repair and Adjusment
22
Repair and Adjusment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki kerusakan yang
belum parah atau machine belum brakedown (tidak bisa digunakan).
d. Roda Ban Roli Berfungsi sebagai penggerak alat simulasi dan sebagai. penopang
beban
23
e. Arus Listrik Aki
Berfungsi sebagai sumber energi untuk menggerakan motor penggerak -Sebagai
pengganti mesin pada wheel loader sebenarnya. Alasan memilih komponen-komponen
tersebut dikarenakan komponen mudah didapat, Kuat dan tahan lama, harganya
terjangkau, dan lebih praktis dalam perakitannya
Keausan adalah hilangnya sejumlah lapisan permukaan material karena adnya gesekan
antara permukaan padatan dengan benda lain. Definisi gesekan itu sendiri adalah gaya
tahan yang menahan gerakan antara 2 permukaan solid yang bersentuhan maupun solid
dengan liquid. Keausan pada dasarnya memiliki berberapa mekanisme, yaitu Abrasi,
Erosi, Adhesi, Fatik dan Korosi. Secara umum, mekanisme keausan dapat dijelaskan
sebagai berikut. Ketika terjadi kontak antara 2 permukaan material, Bagian kasar dari
suatu material akan terlibat kontak. Saat Beban ditambahkan, Bagian kasar pada logam
akan terdeformasi secara plastis dan menghasilkan sub-shear zone.
24
akibat terjadinya aus melalui mekanisme adhesif ini dapat dikurangi dengan cara ,antara
lain:
1. Menggunakan material keras.
2. Material dengan jenis yang berbeda, misal berbeda struktur kristalnya
b. Keausan Abrasive
Terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari
material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga
terjadi penetrasi atau pemotongan material yang
lebihlunak.Tingkat keausan pada mekanisme ini ditentukan oleh derajat kebebasan
(degree of freedom) partikel keras atau asperity tersebut.
Sebagai contoh partikel pasir silica akan menghasilkan
keausan yang lebih tinggi ketika diikat pada suatupermukaan seperti pada kertas ampla
s, dibandingkan bila pertikel tersebut berada didalam sistem slury. Pada kasus pertama,
partikel tersebut kemungkinan akan tertarik
sepanjang permukaan dan akhirnya mengakibtakan pengoyakan. Sementara pada
kasus terakhir, partikel tersebut mungkin hanya berputar
(rolling)tanpaefekabrasi.Faktor yang berperan dalam kaitannya dengan ketahanan
material terhadap abrasive wear antara lain:
1. Material hardness
2. Kondisi struktur mikro
3. Ukuran abrasif
4. Bentuk abrasif
Bentuk kerusakan permukaan akibatabrasive wear , antaralain :
1. Scratching
2. Scoring
3. Gouging
26
Gambar 1.4. Keausan Metode Corrosive wear
…………………………(.11)
Dimana :
27
B = Tebal revolving disc (mm),
R = Jari-jari disc (mm),
b = Lebar celah material yang terabrasi (mm) maka dapatditurunkan besarnya
volume material yang terabrasi (W)
B. PENGUJIAN DENGAN CARA MERUSAK /DT
1. Uji tarik
Uji tarik dilaksanakan untuk menentukan kekuatan tarik, titik mulur
(kekuatan lentur) las, pemanjangan dan pengurangan material las. Spesimen
tersebut ujung-ujungnya dipegang dengan jepitan alat penguji, dan ditarik
dengan menggunakan beban tarik.
2. Uji lengkung
Uji lengkung dilaksanakan untuk memeriksa pipa saluran dan keutuhan
mekanis dari material las. Ada dua jenis uji lengkung, yaitu: uji lengkung
kendali dan uji lengkung gulungan. Pada tiap-tiap jenis uji lengkung itu,
sebuah spesimen dalam bentuk dan ukuran tertentu dilengkungkan sampai
radius bagian dalam tertentu dan sudut lengkung tertentu, kemudian
diperiksa keretakan dan kerusakannya.
3. Uji Hentakan
Uji hentakan dilaksanakan untuk menentukan kekuatan material las.
Sebagai sebuah metode uji hentakan yang digunakan di dalam dunia
industri, JIS menetapkan secara khusus uji hentakan charpy dan uji
hentakan izod.
4. Uji Kekerasan
Uji kekerasan, seperti halnya uji tarik, seringkali dilaksanakan. Karena
daerah las dipanaskan dan didinginkan dengan cepat, maka daerah yang
terkena panas akan menjadi keras dan rapuh. Kekerasan maksimal pada
daerah las yang diukur dengan uji kekerasan digunakan sebagai dasar
penentuan kondisi-kondisi sebelum dan sesudah pemanasan yang akan
dilakukan untuk mencegah retakan hasil pengelasan.
5. Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam. Untuk keperluan
pengujian, material logam dipotong-potong, kemudian potongan - potongan
diletakkan di bawah dan dikikis dengan material alat penggores yang
sesuai. Uji struktur ini dilaksanakan secara makroskopik atau mikroskopik.
Dalam uji makroskopik, permukaan spesimen diperiksa dengan mata
telanjang atau melalui loupe untuk mengetahui status penetrasi, jangkauan
yang terkena panas, dan kerusakannya. Dalam pemeriksaan mikroskopik,
permukaan spesimen diperiksa melalui mikroskop metalurgi untuk
mengetahui jenis struktur dan rasio komponen-komponennya, untuk
menentukan sifat-sifat materialnya.
28
1. Uji visual (VT)
Uji visual merupakan salah satu metode pemeriksaan terpenting yang
paling banyak digunakan. Uji visual tidak memerlukan peralatan tertentu
dan oleh karenanya relatif murah selain juga cepat dan mudah dilaksanakan.
……………………. (3)
29
Dimana : B : tebal disk (mm)
r : radius disk (mm)
b : lebar keausan yang diperoleh dari pengamatan melalui
mikroskop pada bekas alur.
Keausan dapat juga di ungkapkan denga keausan spesifik. Keausan
spesifik dihitung berdasarkan lebar keausan benda uji yang termakan oleh
pengausan yang berputar. Keausan benda uji yang termakan oleh pengaus
yang berputar [6]. Keuasan spesifik (Ws dalam mm3/kg) dinyatakan dengan:
……………………..(4)
30
3. Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)
Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan
kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang.
31
kata lain mangan tidak memberikan pengaruh besar pada struktur baja dalam jumlah
yang rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat menaikkan kuat tarik tanpa
mengurangi atau sedikit mengurangi regangan, sehingga baja dengan penambahan
mangan memiliki sifat kuat dan ulet3.
3. Unsur Silikon (Si)
Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan kandungan lebih
dari 0,4% yang mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan menurunkan
laju pendinginan kritis. Silikon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan,
kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan terhadap panas dan karat. Unsur silikon 11
menyebabkan sementit tidak stabil, sehingga memisahkan dan membentuk grafit. Unsur
silikon juga merupakan pembentuk ferit, tetapi bukan pembentuk karbida, silikon juga
cenderung membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak pengintian kristal dan
mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur butir semakin halus.
4. Unsur Nikel (Ni)
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu memperbaiki kekuatan
tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja paduan terdapat unsur nikel
sekitar 25% maka baja dapat tahan terhadap korosi. Unsur nikel yang bertindak sebagai
tahan karat (korosi) disebabkan nikel bertindak sebagai lapisan penghalang yang
melindungi permukaan baja.
5. Unsur Kromium (Cr)
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium sejumlah
1,5% cukup meningkatkan kekerasan dalam minyak). Penambahan kromium pada baja
menghasilkan struktur yang lebih halus dan membuat sifat baja dikeraskan lebih baik
karena kromium dan karbon dapat membentuk karbida. Kromium dapat menambah
kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga dalam membentuk lapisan pasif untuk
melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi
.
3.5.2 Besi cor
paduan besi-karbon dengan kandungan karbon lebih dari 2%.[1] Paduan besi dengan
kandungan karbon kurang dari 2% disebut sebagai baja. Unsur paduan utama yang
membentuk karakter besi tuang adalah karbon (C) antara 3-3,5% dan silikon (Si) antara
1,8-2,4%. Perbedaan kadar C dan Si menyebabkan titik lebur besi tuang lebih rendah
dari baja, yakni sekitar 1.150 sampai 1.200° C. Unsur paduan yang terkandung
32
didalamnya mempengaruhi warna patahannya; besi tuang putih mengandung unsur
karbida sedangkan besi tuang kelabu mengandung serpihan grafit.
Jenis-Jenis Besi Cor (Cast Iron)
1. Besi tuang kelabu
Besi tuang kelabu (gray cast iron) mengandung grafit berbentuk serpihan-serpihan tipis
yang terbagi merata dalam seluruh strukturnya, sehingga menyebabkan bidang
patahannya berwarna kelabu. Besi tuang jenis ini sering banyak dipakai karena biayanya
yang murah dan mudah dituang dalam jumlah besar. Komposisi kimia besi tuang jenis
ini adalah 2,5-4% karbon dan 1-3% silikon. Pada kadar karbon yang tinggi, besi tuang
juga mempunyai kadar silikon yang tinggi, dengan presentase sulfur dan mangan yang
rendah. Oleh sebab itu, pembentukan karbon bebas meningkat dan setelah didinginkan
besi tuang kelabu mengandung grafit. Besi tuang kelabu memiliki kekuatan
tarik dan ketangguhan yang lebih rendah dari baja, tetapi kekuatan tekannya setara
dengan baja karbon rendah dan sedang. Sifat mekanis tersebut dipengaruhi oleh bentuk,
ukuran dan distribusi serpihan grafit yang terdapat dalam struktur mikro.
Besi tuang putih (white cast iron) memiliki bidang patahan yang berwarna putih karena
mengandung sejumlah besar sementit dengan kandungan karbon lebih dari 1,7%.
Dengan kandungan silikon yang rendah dan laju pendinginan yang cepat, maka setelah
didinginkan akan terbentuk fasa metastabil sementit, Fe3C. Karena sementit bersifat
keras dan getas, besi tuang putih memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi
namun mampu mesin dan kekuatan tariknya rendah. Besi tuang putih ini merupakan
bahan baku untuk pembuatan besi tuang mampu tempa.
Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron) merupakan besi tuang putih yang
diberi perlakuan panas sampai kurang lebih 900 °C. Perlakuan panas yang diterapkan
pada besi tuang putih umumnya adalah anil yang bertujuan untuk memisahkan karbida
besi Fe3C menjadi besi dan grafit. Secara umum, besi tuang ini memiliki sifat yang
sama seperti baja ringan. Besi tuang jenis ini memiliki mampu tempa yang sangat baik,
serta ketahanan terhadap beban kejut dan mampu mesin yang baik sehingga banyak
digunakan pada industri kereta api, otomotif, sambungan pipa dan industri pertanian.
33
Besi tuang nodular (nodular cast iron) memiliki bentuk grafit yang bulat.
Penambahan magnesium dan cerium (paduan Fe-Si-Mg) pada besi tuang.
34
Gambar 4.1 Frame depan dan Frame Belakang Wheel Loader
Pada dasarnya pembuatan frame dari bahan yang sangat keras agar umur pakai
penggunaan frame menjadi maksimal, namun dilapangan yang menyebabkan material
dari frame cepat mengalami keausan, hal ini disebabkan karena material bergesekan
tidak dengan sempurna. Permasalahan ini terjadi pada hinge pin adalah keausan pada
bagian antara lobang frame dan spacer. Keausan ini dipengaruhi oleh gesekan saat alat
berbelok ke kiri dan ke kanan, maka dari itu diperlukan pembubutan pada bagian frame
yang aus dilakukan penambahan material pada lobang kemudian di bubut sesuai dengan
diameter awal kemudian dihaluskan pada bagian dalam, proses fabrikasi memelukan
biaya perbaikan yang cukup mahal, agar tidak terjadi kerusakan perlu dilakukan
perawatan pelumasan dengan grase secara berkala. Pada gambar di bawah ini terdapat
keausan pada lobang hinge pin, spacer dan komponen lainnya sebelum di lakukan
pembubutan.
35
Gambar 4.2 Lobang bagian depan frame Hinge Pin
2. Spacer
Berfungsi untuk lapisan antara bearing dengan permukaan lobang baja, Spacer
berbahan metal, Agar tidak bergesekan langsung perbukaan keras baja dengan
permukaan yang lunak seperti bantalan, dan mencegah permukaan bantalan tidak cepat
rusak. Pada bagian ini permukaan luar mengalami pergesekan dengan bagian dalam
frame, sehingga terjadinya keausan dapat dilihat.
36
Gambar 4.4 Lobang bagian belakang Frame
37
Jarak atas bawah : 180 mm
b. Volume akhir
Untuk menentukan volume dengan tepat maka dibuat sesuai gambar pada inventor
38
Gambar 4.7 Spacer (Autodeks Inventor)
c. Pesentase keausan
𝑉𝑎𝑢𝑠
Hv = 𝑥 100 %
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙
21.354,01 𝑚𝑚3
= x 100%
217.150,64 𝑚𝑚3
= 0,098 x 100 %
= 9,8%
39
Gambar 4.8 Inventor volume awal
b. Volume akhir
Untuk menentukan volume dengan tepat maka dibuat sesuai gambar pada inventor
40
1,27 𝑚𝑚3
=
60 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑚𝑚3
= 0,02 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
e. Pesentase keausan
𝑉𝑎𝑢𝑠
Hv = 𝑥 100 %
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙
167.338,18 𝑚𝑚3
= x 100%
2.530.675,54 𝑚𝑚3
= 0,06 x 100 %
=6%
Jadi, total Volume keausan kedua bidang gesek Frame dan Spacer ±188.692,19 𝑚𝑚3
hal ini harus diketahui pada kedua bidang wajib memiliki nilai keausan yang berbeda
karena kedua bidang yang aus memiliki bahan yang berbeda yaitu pada frame berbahan
baja, dan pada spacer berbahan metal. maka harus dicek terlebih dahulu spacer, apabila
tidak cepat diperbaiki maka keausan akan merambat ke frame, frame harus dilakukan
pembubutan untuk menambah material yang aus pada frame, pada data pengukuran
harus menambah material frame 167.338,18 𝑚𝑚3 , sedangkan spacer harus diganti
dengan yang baru, hal ini sudah termasuk breakdown maintenance, untuk umur pakai
paling lama pada komponen spacer 36000 jam, apabila terus dilakukan pelumasan
grase.
4.6 Penyebab Keausan Pada Hinge Pin WA 380-6
Pada dasarnya pembuatan Frame Hinge Pin digunakan bahan yang sangat keras agar
umur pakai dari penggunaan Frame Hinge Pin menjadi maksimal, namun dilapangan
yang menyebabkan material dari Frame Hinge Pin, menjadi cepat mengalami keausan
disebabkan karena :
1. Kurang perawatan berkala
Pada perawatan servis berkala maka semua fitting grease harus dicek kembali dan hal
ini sangat penting di perhatikan, apabila mengalami kekeringan pada Bearing maka
komponen bearing menjadi macet, sehingga putaran tidak kedua komponen tersebut
41
akan menempel akibat gesekan yang menimbulkan panas, setelah menempel gaya
gesekan diteruskan pada Frame Hinge Pin dan Bushing.
2. Katub Fitting Grease Tersumbat
Saat pelumasan grease katub fitting harus terbuka dengan baik, agar grase masuk
merata, apabila ada kotoran yang menutup katub maka wajib di bersihkan terlebih
dahulu.
3. Salah Pengoperasian
Hal ini sering terjadi pada pengoperasian alat yang asal-asalan pekerjaan terlihat mudah,
saat memutar steering ada batas putar yang telah ditetapkan pada yaitu 40 derajat kiri
dan kanan, kedua bagian alat tidak dapat berputar lagi, karena tela bersinggungan
dengan pasak frame, apabila dipaksakan maka membuat kelonggaran pada lobang hinge
pin.
4. Melebihi beban maksimal
Alat berat wheel loader telah di tetapkan pada spesifikasi beban maksimal WA 380,
apabila pengemudi tetap membawa beban lebih saat beroperasi, maka alat akan
membebani ke tupuan pusat yaitu center hinge pin, pada bagian ini lah kedua frame
disambung dan mengalami pergesekan Pin dan Bushing.
5. Pengoperasian Steering salah saat medan yang tidak wajar
Perlu di ketahui kadua sambungan ada titik kelonggaran yang wajar, apabila saat medan
yang sulit atau tanjakan curam yang bergelombang maka perlu di perlambat laju atau
putaran streering, karena hal ini dapat menyebabkan kelonggaran pada center pin.
.
4.7 Alternatif Solusi
Pada Analisa diatas dapat dicari solusi agar keausan pada center hinge pin tidak terjadi
diatasi dengan cara berikut:
1. Harus rutin melakukan Preventive maintenance pada jam 250, 500, 1000, 2000, 3000
dan 6000 jam seterusnya sesuai dengan panduan servise. Pelumasan grease secara
berkala perlu dicek kembali fitting grease yang tersumbat.
2. Pengoperasian harus sesuai prosedur dan spesifikasi alat.
3. Apabila alat ada gejala kerusakan, maka harus dicek dan diperbaiki langsung agar
kerusakan tidak merambat pada komponen lainnya.
42
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil pada rangkuman laporan kehausan Center Hinge Pin
alat berat Wheel Loadertipe WA380.di workshop alat berat PT. United Tractors, Tbk ini
adalah sebagai berikut :
1. Laju keausan pada material Frame Hinge Pin 1,27 𝑚𝑚3 /jam dibandingkan dengan
spacer 0,593𝑚𝑚3 /jam, spacer lebih besar karena material lebih lunak dibanding baja
frame.
2. Luas volume material yang haus pada frame 167.338,18 𝑚𝑚3 dibandingkan spacer
lebih besar yaitu dengan volume aus 21.354,01 𝑚𝑚3
43
3. Keausan Pada hinge pin disebabkan kurangnya perawatan berkala, karena tidak
memperhatikan keringnya grase pada bearing sehingga pasir dan kotoran lainnya
masuk merusak komponen yang bergesekan, dapat dianalisa bearing tidak berputar
dan bearing menempel pada spacer sehingga gaya putar diteruskan pada frame maka
terjadi gesekan keausan pada frame.
5.2 Saran
Saran yang dapat di ambil dari kehausan Center Hinge Pin alat berat Wheel Loadertipe
WA380.di workshop alat berat PT. United Tractors, Tbk ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegah Kehausan Center Hinge Pin sebaiknya dilakukan maintenance
preventif yaitu melakukan pengecekan secara rutin.
2. Dalam proses perbaikan lakukanlah sesuai SOP yang telah ditentukan dan
tingkatkan tata tertib yang berlaku.
3. Kepada Pimpinan PT. United Tractors, penulis berharap agar tidak bosan-bosannya
memberikan penghargaan dan bimbingan kepada penulis dan para peserta KP yang
akan datang.
4. Untuk Karyawan, penulis berharap agar memperkenalkan, menjelaskan,
membimbingg, dan mengarahkan berbagai jenis kegiatan dalam lingkungan praktik
sehingga peserta KP dapat belajar dengan maksimal. Hubungan kerjasama antara
karyawan juga harus dijaga,dipertahankan dan ditingkatkan agar pelaksanaan kerja
dapat lebih maksimal dan efisien.
5. Penulis juga berharap kepada PT. United Tractors agar terus meningkatkan kualitas
usahanya,baik dalam hal pelayanan customer maupun kualitas teamwork yang solid
sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan yang lebih baik.
44
DAFTAR PUSTAKA
http://www.unitedtractors.com/id/company-profile
http://mekanikkomatsu.blogspot.com/2017/08/wheel-loader.html
https://products.unitedtractors.com/id/Product/Brand/KOMATSU
http://eprints.polsri.ac.id/331/3/BAB_2.pdf
http://mekanikkomatsu.blogspot.com/2017/08/klarifikasi-maintenance.html
http://id.scribd.com/doc/231800717/KEAUSAN-MATERIAL-TEKNIK
Tim Fakultas Teknik Mesin, Januari 2017, Revisi 02 Pedoman Penulisan Laporan Kerja
Praktek, FTI, Istitut Teknologi Padang
45
LAMPIRAN
46
3. New Wheel Loader WA 200
47
6. Pemasangan bagian Front dan Rear Hinge Pin
48
49
50
51
52
53