Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Analisa perawatan mesin dengan menggunakan metode


Total Productive Manitenance (TPM) pengujian ban di
indoortest pada PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk.

Disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah


Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh :
Indra Wijaya
NPM. 1610631140070

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018/2019
LAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Analisa perawatan mesin dengan menggunakan metode


Total Productive Manitenance (TPM) pengujian ban di
indoortest pada PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk.

Disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah


Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh :
Indra Wijaya
NPM. 1610631140070

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018/2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek dengan judul “Analisa perawatan mesin dengan


menggunakan metode Total Productive Manitenance (TPM) pengujian ban
di indoortest pada PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk”. ini disusun untuk
memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek pada Program Studi
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang oleh:

Nama : Indra Wijaya


NPM : 1610631140070

Laporan Kerja Praktek ini telah diperiksa, disetujui dan disyahkan :

Pada hari :
Tanggal :

Karawang, Maret 2019


Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Agustian Suseno, ST., MM. Imam


NIDN. 0411087301 NIK.

iii
Mengetahui :
Koordinator Program Studi Teknik Industri

Asep Erik Nugraha, ST., MT.


NIDN. 0412047301
PERNYATAAN KEASLIAN
KERJA PRAKTEK

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Indra Wijaya

NPM : 1610631140070

Adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas


Singaperbangsa Karawang

Menyatakan

Bahwa Laporan Kerja Praktek ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Karawang, Maret 2019


Yang membuat pernyataan,

iv
Indra Wijaya
NIM. 1610631140070
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan limpahan rahmat dan hidayah, sholawat serta salam selalu tercurah
kepada Rasullah Muhammad SAW yang telah memberikan teladan hidup yang
baik kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan kerja praktek yang berjudul “Analisa perawatan mesin dengan
menggunakan metode Total Productive Manitenance (TPM) pengujian ban
di indoortest pada PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk”. Laporan ini
bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah kerja
praktek pada program studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang.

Penyusunan laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan


dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan bantuan baik secara spiritual
maupun secara materil.
2. Bapak sukanta, ST., MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang.
3. Bapak Asep Erik, ST.,MT. selaku koordinator program Studi Teknik
Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang.

v
4. Bapak Agustian Suseno, ST., MM. selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
5. Bapak Imam Ma’sud, selaku pihak perusahaan serta pembimbing lapangan
di PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk, yang telah memberikan bimbingan
selama di lapangan kerja.
6. Seluruh Staff Qualiti Control (QC) dan Indoor Test yang selalu memberikan
motivasi sehingga penulis selalu semangat untuk menyelesaikan kerja
praktek. Serta seluruh rekan mahasiswa/I Teknik Industri angkatan 2016.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dukungan dan semangat
baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis catumkan
satu persatu.

Penulis berharap agar laporan kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi
Pihak perusahaan,Fakultas,maupun penulis. Oleh karena itu dengan segala
kerendahaan hati, penulis mengarapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa perbaikan yang akan datang.

Karawang , maret 2019

vi
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... 1
PERNYATAAN KEASLIAN KERJA PRAKTEK ..................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 6

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 4


1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 5
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek .................................................................... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 5
1.4 Sistematika Penyusunan ............................................................................. 6

BAB II DESKRIPSIKAN KERJA PRAKTEK ............................................................ 4


2.1 Data Umum Perusahaan .......................................................................................... 5
1.Sejarah Perusahaan ........................................................................................ 6
2. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................... 5
3. Proses Produksi Perusahaan ......................................................................... 6
4. Visi dan Misi ............................................................................................................. 4
5. Aspek Kegiatan Perusahaan .......................................................................... 5
2.2 Deskripsi Bidang Kajian Kerja Praktek ................................................................. 6

vii
1. Departemen QC dan IndoorTest ................................................................... 5
2. Perawatan Total Productivite Manitenance (TPM)....................................... 6

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 6


1. Pengertian Perawatan .................................................................................... 5
2. Jenis-Jenis Perawatan .................................................................................... 6
3. Tugas dan Kegiatan Perawatan Fasilitas /Peralatan Pabrik .......................... 6
4. Pelaksanaan Kegiatan Peralatan Fasilitas/Peralatan Pabrik .......................... 5
5. Syarat yang diperlukan agar pekerjaan bagian peralatan dapat efisien ....... 5
6. Tujuan Perawatan dan Pemeriharaan ............................................................ 6
7. Pengawasan ................................................................................................... 5
8.Produktifitas tenaga kerja bagi Maintenance ................................................ 6
9.Pengertian Total Produktive Maintenance .................................................... 5
10. Overall Equipment Efectivitness(OEE) ...................................................... 6

BAB IV ANALISIS ..................................................................................................... 5


4.1 Diagram alir pengolahan data ................................................................................ 6
1. Pengolahan Data ........................................................................................... 5
4.2. Analisis Sistem Pemeliharaan PT Multistrada Arah Sarana. Tbk.......................... 6
1. Usulan Prosedur Pemeliharaan dengan metode TPM .................................. 6
2. Analisis Usulan Program Pemeliharaan dengan metode TPM .................... 5

BAB V KESIMPULAN ............................................................................................... 6


5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 5
5.2 Saran .................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 5

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
DAFTAR TABEL

x
DAFTAR LAMPIRAN

xi
xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri persaingan semakin ketat sering dengan
perkembangan teknologi. Hal ini menyebabkan dunia kerja menuntut
tersedianya faktor produksi yang berkualitas.kerja sebagai salah satu factor
produksi dituntut dapat menguasai pekerjaanya dengan baik, terampil dan
professional untuk dapat mendukung tercapainya tujuan suatu perusahaan dan
peningkatan taraf hidup yang lebih baik.
Universitas merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan mencetak
tenaga-tenaga professional yang dibutuhkan masyarakat maupun industri.
Namun demikian, bekal yang diberikan oleh universitas kepada mahasiswa
memadai secara teori, namun kurang mengadai dalam prakteknya, sehingga
banyak sarjana lulusan universitas kurang mengenal secara langsung dunia
kerja yang akan dimasukinya serta penerapan ilmu yang diperolehnya selama
kuliah.
Adanya keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja memicu sistem
pendidikan dan dunia kerja memicu sistem pendidikan, khususnya di
universitas singaperbangsa karawang, untuk mencantumkan kerja praktek
sebagai mata kuliah wajib ditempuh oleh mahasiswa, terutama mahasiswa
teknik industri. Kerja praktek ini dilaksankan dengan tujuan agar mahasiswa
dapat mengamati terkaitan dan kesepadanan antara ilmu pengetahuan yang
dapat di perkuliahan dengan kondisi nyata di lapangan atau perusahaan.
Kerja praktek ini di laksanakan di PT. Mutistarda Arah Sarana.Tbk.
Dipandang sebagai tempat pelaksanaan kerja praktek yang relevan bagi
mahasiswa teknik industri unsika. PT.Multistrada Arah Sarana.Tbk adalah
perusahaan yang bergerak dibidang produksi ban motor dan mobil. PT.
Multistrada Arah Sarana.Tbk, terdiri dari beberapa departemen yang saling

1
2

terkait dan terpadu berusaha mewujudkan tujuan perusahaan. Untuk


menjalankan rantai produksinya, PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk, mengecek
kualitas pada barang/produk yang di lakukan pada departemen Qualiti Control
(QC) .
Ketidak tepatan dalam pengecekan kualitas pada barang yang akan
menyebabkan perusahaan mengalami komplen dari konsumen ataupun
mengalami kerugian. Kerugian teresebut seperti kurang nya teliti dalam
mengecek kualitas ban dan mesin sehingga menyebabkan tidak begitu
sempurna dalam pembuatan ban dan terjadi kehambatan dalam proses.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut laporan kerja praktek ini akan
membahas mengenai perawatan pada mesin lab Indoor test di PT. Multistada
Arah Sarana.Tbk. Adapun judul dari laporan kerja praktek ini, yaitu : “Analisa
perawatan mesin dengan menggunakan metode Total Productive
Manitenance (TPM) pengujian ban di indoortest pada PT. Multistrada
Arah Sarana.Tbk”.

1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek ini disajikan pada beberapa poin
berikut ini, yaitu:
1. Tempat kerja praktek
Kerja praktek dilaksanakan di Departemen Qualiti Control (QC) dan
indoor test PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk, yang beralamat di Desa
Karangsari, jalan raya Lemah Abang, Cikarang Timur, Bekasi, Jawa Barat
17530.
2. Waktu Pelaksanaan kerja kerja Praktek
Kerja Praktek dilaksanakan dalam 2 bulan, dimulai pada tanggal 11
Februari 2019 hingga 29 maret 2019.
3

3. Bidang Kajian
Bidang yang dikaji dalam kerja, praktek ini adalah perawatan mesin
(maintance) di lab indoor test.

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek ini, yaitu:
a. Mencegah terdinya kerusakan pada mesin Lab Indoor test di
PT.Multistrada Arah Sarana.Tbk;
b. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dan melihat
kesinambungannya dengan praktek nyata yang ada di perusahaan;
c. Menambah wawasan mengenai Qualiti Control.

2. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian dalam pelaksanaan kerja prkatek ini
yaitu:
a. Bagi akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi,
informasi, dan wawasan teori tentang Qualiti Control (QC).
b. Mengetahui cara merawat agar tidak terjadi kerusakan pada mesin.
c. Bagi perusahaan terkait, penelitian ini memberikan masukan dalam
mengambil
Langkah dan keputusan dalam melakukan sample ban yang akan di uji
dalam ruangan.
4

1.4 Sistematika Penyusunan


Penyusunan laporan kerja praktek mengikuti tata cara penusuan laporan
teknik ilmiah dan struktur. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembahasan
lebih mudah untuk dipahami. Adapun sistematika penyusunan laporan kerja
praktek, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
BAB ini menguraikan mengenai latar belakang, ruang lingkup kerja
praktek yang meliputi tempat, waktu pelaksanaan serta bidang kajian
kerja prakte, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat
serta sistematika penyusunan laporan kerja praktek.

BAB II DESKRIPSI TEMPAT KERJA PRAKTEK


BAB II akan menguraikan mengenai data umum perusahaan yang
meliputi sejarah perusahaan dan struktur organisasi, serta deskripsi
bidang kajian kerja praktek.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


BAB III ini akan dikupas mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan judul dan menjadi dasar dari metode-metode analisa yang
digunakan untuk pemecahan masalah.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


BAB IV memuat tentang analisa dan pembahasan yang didasarkan
pada sudut teori sebagai bahan perbandingan dan untuk memperjelas
hasil pengamatan.
5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


BAB ini tentang kesimpulan dari hasil analisa yang akan menjawab
perumusan masalah dan tujuan pada BAB I, di mana jawaban dari
pertanyaan didapatkan atas dasar hasil pengamatan dan menilainya
dari sudut teori keilmuan yang relevan dengan tema pembahasan.
6

BAB II

DESKRIPSI TEMPAT KERJA PRAKTEK

2.1 Data Umum Perusahaan


1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan PT. Multistrada Arah Sarana Tbk disingkat MASA
(“Perseroan”) adalah produsen ban di Indonesia yang sebelumnya didirikan
dengan nama PT Oroban Perkasa berdasarkan akta Perseroan Terbatas No.
63 tahun 1988. Perseroan memproduksi ban kendaraan bermotor roda dua
dan roda empat baik merek sendiri (Achilles dan Corsa) maupun offtake,
dengan cara pemasaran di pasar domestik dan ekspor.
Dengan pabrik yang luas dan didukung teknologi modern, pada awal
berdiri tahun 1988 Perseroan mendapat bantuan teknis dari Pirelle-Itali dan
dilanjutkan oleh Continental GMbh-Jerman. Kesuksesan bisnis Perseroan
dimulai tahun 2004 sejak diambil alih oleh PVP XVIII Pte Ltd dan PT
Indokemika Jayatama. Melalui kpemimpinan manajemen baru tersebut,
sejarah Perseroan mulai mengalami perubahan.
Hal ini ditandai dengan restrukturisasi dan konversi pinjaman
menjadi Ekuitas yang kemudian dilanjutkan dengan penawaran umum
saham perdana (Initial Public Offering/ IPO). Mendapat tambahan dana
segar dari IPO dan pinjaman sindikasi, Perseroan saat itu langsung
meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. Prestasi tersebut menjadi
tonggak sejarah kesuksesan perjalanan MASA ke depan.

6
7

Gambar 2.1 PT. Multistrada Arah Sarana. Tbk,


Sumber : Data Perusahaan

2. Struktur Organisasi Perusahaan

3. Business Plan Perusahaan


Gambar 2.2 Struktur Organisasi di. PT. Multistada Arah
Sarana. Tbk,

UraianJabatan :
Dewan Komisaris
Dewan komisaris memiliki kekuasaan mengangkat dan
memberhentikan serta mengawasi, direksi dalam mengelola perusahaan.
8

DewanDireksi
Perumusan kebijakanrencana – rencana dilakukan direksi selain itu
juga direksi bertanggung jawab menjalankan roda perusahaan. Memutuskan
persoalan penting dan mengawasi masing – masing bagian dalam
perusahaan.

Internal Kontrol
Mempunyai tanggung jawab dalam pengendalian setiap hasil yang di
informasikan yang diberikan managing directur kepada dewan direksi.
Mempunyai tugas memberikan kejelesan informasi internal.

Komite Audit
Mempunyai tanggung jawab melakukan pemeriksaan pada seluruh
bagian perusahan ditinjau dari beberapa macam kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut komite audit juga berfungsi sebagai inspector dan
melaporkan semua kegiatan perusahaan sesuai dengan kegiatan yang
berlangsung.

Managing Director
Mempunyai wewenang sebagai penggerakopersional yang berfungsi
untuk mengatur beberapa pihak – pihak dibawah yang terlibat langsung
dengan kegiatan operasional perusahaan. Dimana managing director sendiri
juga berfungsi sebagai mediasi yang memberikan informasi dari dua arah
antara dewan komisaris dan pihak – pihak yang ada dibawahnya .

General Manager production & Technology


Mempunyai tanggungjawab dan wewenang dalam kegiatan produksi
dan melakukannya dengan teknologi berkembang. Selalu memperbaharui
9

teknologi yang digunakan untuk proses produksi. Agar proes produksi


berjalan maksimal. Membawahi beberapa manajer lainnya.
 Production Manager
Bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
penjadwalan yang telah dilakukan menjaga kelancaran proses
produksi sehingga dapat memenuhi permintaan pasar.
 Development Manager
Mempunyai tugas dan wewenang dalam pengembangan produk –
produk yang di hasilkan produk yang dihasilkan di perusahaan tugas
lainnya adalah menciptakan produk baru yang mempunyai unggulan
di bandingkan produk pesaingnya.

2. Business Plan Perusahaan


Anggaran Dasar (AD) perseroan telah beberapa kali mengalami
perubahan, terakhir sebagaimana yang termasuk dalam Akta Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 69 tanggal 16 Juni 2015
dibuat dihadapan Notaris Kumala Tjahjani Widodo, SH, MH, MKn, Notaris
di Jakarta Pusat, yang perubahan-perubahan sebagaimana dinyatakan dalam
akta-akta tersebut telah diberitahukan kepada Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia, sebagaimana penerimaannya
dinyatakan dalam Surat sari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia
Nomor AHU-AH.01.03-0950687 tanggal 11 Juli 2015 (selanjutnya disebut
“Anggaran Dasar Perseroan”). Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan,
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah usaha dalam
bidang industri bas yang mencakup usaha pembuatan ban dengan utamanya
dari karet alam ataupun karet buatan untuk semua jenis kendaraan bermotor,
baik kendaran roda empat maupun roda dua.
10

Sampai saat ini Perseroan masih mengembangkan dua merek produk


ban kendaraan, yakni Achilles untuk Passanger Car Radial “PCR”, ST
maupun TBR; dan Corsa untuk Motorcycle Tire “MC”. Selain itu, Perseroan
memproduksi ban dengan merk Perusahaan lain yang dikenal sebagai off-
take. Sesuai komitmen Perseroan yang mengutamakan kualitas produksi,
sehingga sebelum hasil produksi dipasarkan kepada masyarakat, Perseroan
melakukan beberapa tahapan proses produksi.

4. Proses Produksi Perusahaan


Pada PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk ada beberpa tahapan proses
ban yang harus dilalui, yaitu :
1. Raw Material
Raw material merupkan tempat meletakan material sementara dari
expedisi (kontainer) sebelum di transfer ke area mesin yang
membutuhkan.
2. Banbury
Proses mixing (pencampuran meterial rubber, oli, carbon, chemical).
Hasil dari proses ini adalah compound. Total mesin yang digunakan yaitu
9 unit.
3. Extruder
Extruder merupakan proses assembling compound FM T61 & FM S70.
Hasil dari proses ini adalah sidewall & Treadband. Total mesin yg
digunakan 6 unit.
4. Calender
Calender merupakan proses pelapisan material polyster, nylon, steel.
Hasilnya dari proses ini adalah polyster ruberrising, nylon rubberrising,
dan steel rubberrising. Total mesin yang digunakan ada 2 yaitu Calender
1 dan Calender 2.
11

5. Cushion
Cushion merupakan proses assembling compound. Hasil dari proses ini
adalah Inner Liner, BPA (Body Ply Assembly), Veneer. Mesin yang
digunakan ada 4 unit yaitu Cushion 1 (Comerio), Cushion 2 (Troester),
Cushion 3 (Troester), Cushion 3 (Troester).
6. Bead Building
Bead Building merupakan proses rubberising (pelapisan) material wire
dilapisi compound. Hasil dari proses ini adalah bead building. Mesing
yang digunakan yaitu 7 unit.
7. Bead Apexing
Bead Apexing merupakan proses pembuatan apex (compound FM
A02A/A09 dicetak oleh die) & Assembling bead building & apex (filter).
Hasil dari proses ini adalah bead apexing. Mesing yang digunakan yaitu
17 unit.
8. Wide Sliter
Wide sliter merupakan proses cutting nylon rubberrising. Hasil dari
proses ini yaitu cap ply. Mesin yang digunakan ada 2 yaitu wide sliter 1,
wide sliter 2.
9. Nylon Sliter
Nylon sliter merupakan proses cutting cap ply. Hasil dari proses ini yaitu
JLB. Mesin yang digunakan ada 3 yaitu JLB Taiwan, JLB Calemard 1,
JLB Calemard 2.
10. Steel Cutter
Steel cutter merupakan proses cutting steel rubberrising. . Hasil dari
proses ini adalah steel belt. Mesin yang digunakan ada 5 yaitu SC 1
(TTM), SC 2 (VMI), SC 3 (Fischer 1), SC 4 (Fischer 2) , SC 5 (Fischer
3).
12

11. Ply Cutter


Ply cutter merupakan proses cutting polyster rubberrising.hasil dari
proses ini adalah body ply. Mesin yang digunakan ada 5 yaitu PC 1 (TTO),
PC 2 (Fischer 1), PC 3 (Fischer 2), Bias Cutter 4 & 5, Bias Cutter 1, 2, 3.
12. TBM
TBM merupakan proses assembling. Hasil dari proses TBM adalah Green
Tire. Mesin yang digunakan yaitu 69 unit.
13. Curing
Curing merupakan proses pemasakan green tire setelah dilapisi camtran
dibagian dalam. Hasil dari proses ini adalah Tire. Mesin yang digunakan
yaitu 193 unit.
14. Inpection
Inpection merupakan proses inpeksi tire setelah curing. Hasilnya adalah
Tire.
15. Balance
Balance merupakan peroses inpeksi tire untuk mengukur keseimbangan
pada tire (berat terendah dipakai untuk peletakan pentil). Mesin yang
digunakan yaitu 13 unit.
16. Uniformity
Uniformity merupakan proses inpection tire untuk mengukur
keseragaman gaya. Mesin yang digunakan yaitu 12 unit.

5. Aspek Kegiatan Perusahaan


13

Perseroan selalu memegang komitmen untuk menjadi Perusahaan yang


unggul dalam produksi ban kendaraan roda empat maupun roda dua. Hal ini
dilakukan dengan meningkatkan kualitas hasil produksi dan
mempertahankan kepercayaan dari masyarakat atas kinerja yang dihasilkan
Perseroan. Perseroan hingga saat .
ini sudah mengembangkan dua merek produk ban kendaraan, yakni
Achilles dan Corsa. Achilles adalah ban mobil yang bisa dipakai mobil jenis
Passenger Car Radial atau kendaraan berpenumpang, Sport Utility Vehicle
(SUV) dan Light Truck Radial (LTR)dengan tipe Steel .Contoh Produk :

Gambar 2.3 Produk yang dihasilkan

2.2 Deskripsi Bidang Kajian Kerja Praktek

1. Departemen QC dan Indoor Test


Qualiti Control atau biasa disingkat dengan (QC) dan indoor test. QC
sangatlah diperlukan dalam berbagai sector indutri, mulai dari
manufaktur hingga produksi tangan. Departemen Qualiti Control dan
Indoor tets di PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk, Tugas umum dari QC
adalah memeriksa secara visual untuk menguji produk. Maka itu
membutuhkan mesin yang optimal agar tidak terjadi kehambatan dalam
memperoses produk, pemeriksaan mesin dapat berlangsung sebelum
dan setelah proses produksi. Pengujian ini secara manual, atau juga ada
14

yang menggunakan bantuan teknologi. Tergantung sector industri


sehingga QC melakukan pengecekan mesin untuk menjamin mutu
produk.
Namun secara spesifik, tugas QC tergantung pada industri mana
orang tersebut bekerja. Dengan kata lain, QC satu dengan QC lain dapat
memiliki tugas berbeda jika bidang industrinya berbeda. Namun secara
garis besar, tugas QC adalah mengendalikan kualitas atau mutu ,
menguji produk sesuai dengan standar kualitas perusahaan maka itu
harus perhatikan mesin setiap hari agar tidak terjadi kehambatan dalam
produksi yang nantinya merugikan perusahaan, maka itu di QC atau
Indoor test sangat lah penting perawatan / pemeliharaan mesin agar
tidak terjadi kerusakan saat berjalannya mesin. Ataupun tujuan-tujuan
melakukan maintenance diantaranya adalah:
a. Mesin dapat menghasilkan output sesuai dengan kebutuhan yang di
rencanakan.
b. Kualitas produk yang dihasilkan oleh mesin dapat terjaga dan sesuai
dengan harapan.
c. Mencegah terjadinya kerusakan berat yang memerlukan biaya
perbaikan yang lebih tinggi.
d. Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang menggunakan
mesin yang bersangkutan.
e. Tingkat ketersediaan mesin yang maksimum.
f. Dapat memperpanjang masa makai mesin atau peralatan kerja.

Oleh karena itu proses produksi atau pengecekan produk harus


didukung oleh peralatan, untuk mencapai hal itu maka perlatan-
peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan
perawatan yang teratur dan terencana. Secara skematik, program
perawatan di dalam suatu industry bisa di lihat pada gambar
15

( 2.1 )

Perencanaan dan
pengendalian

Input produk Proses Out put (Finished)


yang mau di uji pengetesan Ban

Gambar 2.1 Diagram Proses Produksi

2. Perawatan Total Productive Maintenance (TPM)

PT. Multistada Arah Sarana. Tbk, menggunakan pendekatan Perawatan


(Mainteance) Mesin adalah suatu kegiatan untuk merawat atau memelihara
atau menjaga mesin dan peralatan dalam kondisi yang terbaik supaya dapat
digunakan untuk melakukan produksi sesuai perencanaan. Dengan kata lain,
Maintenance adalah kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan
(retaning) dan mengembalikan (restoring) mesin ataupun peralatan yang
terbaik sehingga dapat melakukan produksi dengan optimal yang ada di
laboratorium indoor, agar dengan berkurang nya tingkat kerusakan mesin
dan peralatan kerja, kualitas, produktivitas dan efesiensi produksi akan
meningkat dan mengasilkan profitabilitas yang tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada sistem


manajemen pemeliharaan mesin extrusion press yang harus diterapkan di
PT. Multistrada Arah Sarana. Tbk. Serta memberikan usulan perbaikan
terhadap sistem perawatan dengan menerapkan sistem pencegahan
menggunakan metode pemeliharaan produktif total (TPM) yang terdiri dari
variabel total efektifitas, dan menghitung serta menganalisis variabel total
16

efektifitas yang terdapat dalam sistem TPM dengan menggunakan


pengumpulan data terdiri dari data primer dan data skunder. Data skunder
meliputi latar belakang perusahaan, prinsip, visi dan misi perusahaan, stuktur
organisasi perusahaan dan lokasi perusahaan. Sedangkan data primer
meliputi data proses produksi, data hasil hasil produksi, karateristik mesin,
data kerusakan mesin jumlah jam kerja mesin, jumlah jam henti mesin akibat
rusak perbaikan, data penerapan perawatan terhadap mesin-mesin oleh
perusahaan.
Berikut dibawah ini adalah diagram alir penelitian :

Mulai

Identifikasi masalah

Tujuan penelitian

Pengumpulan data kegiatan dan lingkungan perusahaan


data bagian pemeliharaan

Pembahasan dan analisis data

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 2.3 Diagram alir metedologi penelitian


17

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada sistem


manajemen pemeliharaan mesin Endurence yang ditetapkan di PT. Multistrada
Arah Sarana. Tbk, sistem perawatan dengan menerapkan sistem pencegahan
menggunakan metode pemeliharaan produktif total (TPM) yang terdiri dari
variabel total efektifitas, dan mengitung serta analisis variabel total efektifitas
yang terdapat dari sistem TPM dengan menggunakan pengumpulan data terdiri
dari data primer dan skunder. Data primer meliputi data skunder latar belakang
perusahaan,prinsip,dan stuktur organisasi perusahaan. Sedangkan data primer
meliputi data data kerusakan mesin, jumlah jam henti mesin akibat rusak atau
perbaikan, data penerapan perawatan terhadap mesin-mesin oleh perusahaan.
Selanjutnya data-data pengamatan dilakukan pengolahan dengan
menggunakan metode TPM. Dari pengolahan data, dianalisis apakah suatu
program perawatan yang diterapkan di PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk, dari
analisis data dapat ditarik sebuah kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
penelitian, dan diertakan dengan saran-saran yang menunjang proses dan
kelangsungan perusahan dimasa yang akan datang
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian perawatan

Perawatan (maintenance) merupakan salah satu kegiatan yang memegang


perenan penting didalam suatu perusahaan industry dan sama pentingnya
dengan aktifitas lainya seperti, pengadaaan dan pengawasan bahan baku yang
kesemuanya di tunjukan agar proses produksi yang dilaksanakan oleh mesin-
mesin dan peralatan-peralatan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
gangguan.

Pengertian kegiatan perawatan (maintenance) dirumuskan secara


berbeda-beda oleh parah ahli ekonomi dan tergantung dari sudut pandang
masing-masing namun pada intinya maksud dan tujuannya tetep sama.
Perawatan adalah suatu kegiatan untuk merawat atau menjaga
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyusuaian dan
penggantian yang di perlukan agar terdapat suatu keadaan produksi yang
memuaskan sesuai dengan apa yang di rencanakan.(Corder, 2000: 3)

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan


yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai
aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan
dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat


di bagi menjadi dua cara :

1. Perawatan yang direncankan (Planned Maintenance).


2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).

18
19

Secara skematik pembagian perawatan bisa di liat pada gambar berikut:

Perawatan

Perawatan yang Perawatan Tak


direncanakan direncakan

Energency
Perawatan preventif Perawatan Korektif
Maintenance

Cleaning Shut-down Breakdown

Inpeksi
Mayor Overhaul
Minor Overhaul

Running
Maintenance

2.2 Gambar Diagram skematik pembagian perawatan

3.2 Jenis-jenis Perawatan (maintenance)

Kegiatan perawatan (Maintenace) yang dilakukan terhadap mesin dan


peralatan perusahaan memerlukan sesuatu metode dan prosedur yang tepat.
Oleh sebab itu manajemen peralatan haruslah dapat membuat dan menyusun
suatu program dan perencanaan perawatan yang efektif. Sehingga dapat
menjamin pelaksanaan kegiatan operasional berjalan dengan baik. Kegiatan
perawatan yang dilakukan di dalam perusahaan-perusahaan industry dapat
dibedakan secara umum atas dua macam, yaitu :
20

A. Preventive maintenance
Yang dimaksud dengan Preventive maintenance adalah kegiatan
perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi, (Assauri, 2008
: 135)
Dalam pelaksaan Preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1) Rountine maintenance

Adalah kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin


misalnya setiap hari, minggu atau bulan. Seperti pembersihan
peralatan, pelumasan (lubrication) atau pengecekan serta pemanasan
terhadap mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai untuk
produksi panjang.

2) Periodic maintenance
Adalah kegiatan periodik atau dalam jangka waktu tertentu
misalnya satu minggu sekali atau 1 bulan sekali atau meningkat lagi
menjadi satu tahun sekali.
Preventive maintenance pada umumnya juga di laksanakan pada
mesin yang kondisinya masih baik. Preventive maintenance yang ini
dimaksudkan untuk menjaga keselamatan dan menjaga bagian-
bagian yang sensitive yang terkena kerukasakan untuk selalu dalam
kondisi puncak. Pada fasilitas ini termasuk dalam kategori critical
unit apabila:
a. Kerusakan peralatan tersebut membahayakan
kesehatan/keselamatan para pekerja.
21

b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk


yang dihasilkan.
c. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari
fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal.

Periodik Maintenance dapat dilakukan dengan memakai


lamanya jam kerja mesin atau fasilitas tersebut sebagai jadwal
kegiatan. Sifat dari kegiatan periodik ini lebih jauh lebih berat
dari pada kegiatan rutin maintenance.

B. Corretive atau breakdown maintenance


Masalah ini meliputi perawatan terhadap fasilitas yang
rusak, dimana fasilitas/peralatan yang dipakai hingga gagal
beroperasi yang kemudian harus diperbaiki.
Yang dimaksud Corective Maintenance adalah kegiatan
perawatan atau peralatan yang dilakukan setelah terjadi suatu
kerusakan/kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik. Kebijaksaan untuk melakukan
corrective maintenance tanpa preventive maintenance akan
menimbulkan akibat yang manghambat ataupun memacetkan
kegiatan produksi apabila terjadi kerusakan yang tiba-tiba pada
fasilitas yang digunakan.
Jenis-jenis kegiatan maintenance dibagi atas dua kelompok
yaitu:
1. Planed maintenance (perencaan Terencana)
Adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan
berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Kegiatan ini
terdiri dari:
a. Preventive maintenance, tujuanya agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan rencana.
22

b. Corective maintenance, merupakan perawatan yang


dilaksanakan karena adanya hasil produk yang tidak
sesuai dengan rencana baik mutu, biaya maupun
ketepatan waktunya.

2. Uplanned maintenance (perawatan tidak terencana)


Adalah Perawatan yang dilakukan karena adanya
indikasi/petunjuk mengenai tahap kegiatan proses produksi
yang tiba-tiba memberikan hal yang tidak layak. Perawatan
ini terdiri dari emergency maintenance (perawatan darurat)
yang merupakan kegiatan perawatan mesin yang
memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar
tidak menimbulkan akbiat yang lebih parah.
Selanjutnya Preventive maintenance dibagi lagi
menajadi :
a. Running Maintenance (Perawatan Berjalan)
Yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan pada
waktu proses produksi sedang berjalan.
b. Shut down Maintenance (Perawatan waktu istirahat
Yaitu kegiatan perawatan dilakukan pada waktu
proses produksi sedang dihentikan.
Kegiatan Preventive Maintenance bertujuan untuk
mengurangi kemungkinan mesin cepat rusak, dan
kondisi mesin lalu siap pakai. Langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut :
1. Reguler preventive maintenance Inpection
23

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara


memeriksa setiap bagian mesin secara periodik dan
perurutan sesuai dengan jadwal (Schedule)
2. Mayor overhaul (Turun Mesin)
Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengadakan
pembongkaran menyeluruh dan penelitian terhadap
mesin, serta melakukan penggantian suku cadang
sesuai dengan spesifikasinya.

3.3 Tugas dan Kegiatan Perawatan

Yang dimaksud dengan kegiatan perawatan adalah suatu usaha untuk


perawatan reabilitas sistem pengoperasian pada tingkat yang diterima dan
tetap memaksimumkan laba dan meminumkan biaya.

Kegiatan perawatan ini mempunyai dua kategori kebijaksanaan pokok


yaitu :

1. Kebijaksaan yang cendrung untuk mengurangi frekuensi kerusakan


peralatan produksi. Yang dilakukan dalam hal ini diantaranya:
a. Perawatan
b. Simplikasi Operasi
c. Penggantian awal
d. Intruksi yang tepat pada operator
2. Kebijaksanaan yang cendrung untuk mengurangi akibat-akibat dari
kerusakan. Untuk hal ini yang yang di perlukan antara lain :
a. Percepatan pelaksanaan reparasi (meningkatkan jumlah tenaga kerja
di bidang reparasi menjadi cepat selesai).
b. Mempermudah tugas operasi
24

c. Penyediaan alternative selama waktu reparasi

Tugas-tugas atau kegiatan digolongka kedalam lima tugas poko,


yaitu: (Assauri, 2008 :140)

1. Inpeksi (inpection)
Pada tahap ini kegiatan perawatan meliputi kegiatan atau
pemeriksaan secara berkala sesuai rencana serta membuat laporan
hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut, dengan maksud untuk
mengetahui apakah perusahaan selalu mencapai perlatan yang baik
untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan Teknik ( Enginering)
Dalam bagian ini kegiatanya meliputi percobaan atas alat yang
baru dan kegiatan pengembangan peralatan atau komponen
peralatan yang perlu diganti. Dalam kegiatan ini dipelajari
spesifikasi mesin dan usaha-usaha agar mesin dapat beekrja lebih
efektif dan efesien.
3. Kegiatan produksi (production)
Pada tahap ini ialah operasionalnya yaitu pelaksanaan kegiatan
yang disarankan/diusulkan dalam kegiatan infeksi dan kegiatan
teknik dalam melakanakan kegiatan teknik dalam melaksanakan
perawatan tersebut.
4. Kegiatan Administrasi (Electrical Work)
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan
mengenai biaya dalam melakukan perawatan dan pencatatan biaya
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perawatan tersebut.
5. Perawatan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan perawatan bangunan merupakan kegiatan utnuk
menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin
25

kebersihannya dan kegiatan perawatan peralatan lain yang tidak


termasuk dalam kegiatan teknik dari produksi bagian maintenance.
Melalui buku petunjuk ini diharapkan dapat diajdikan pedoman
dalam melaksanakan kegiatan perawatan dan perbaikan mesin
peralatan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kegagalan dan
kekecewaan di belakang hari yang timbul karena kesalahaan
pemakaian dan perawatan mesin tersebut.

3.4 Pelaksanaan Kegiatan Perawatan Fasilitas/Peralatan Pabrik

Proses pekerjaan perawatan untuk suatu mesin atau peralatan pada suatu
perusahaan pabrik dilaksankan sesuai dengan tujuan-tujuan dari pabrik
dimana mesin atau peralatan tersebut dibuat. Biasanya apabila suatu
perusahaan membeli suatu mesin atau peralatan, dalam pembelian itu diikut
sertakan atau dibelikan buku petunjuk (book set) mengenai mesin atau
peralatan tersebut. Buku petunjuk atau pendoman ini antara lain berisi
mengenai : (Assauri,2008 : 142)

1. Kegunaanya dari mesin peralatan .


2. Kapasitas mesin pada waktu umur tertentu.
3. Cara-cara memakai atau menggunakan mesin tersebut.
4. Cara-cara perawatan dan perbaikan mesin tersebut.

3.5 Syarat-syarat yang diperlukan agar pekerjaan bagian peralatan dapat


efesien.

Kegiatan perawatan dari peralatan suatu perusahaan tergantung dari


kebijaksanaan perusahaan itu sendiri. Dalam pelaksanaan kebijaksanaan
tersebut managemen bagian perawatan harus diperhatikan 6 syarat agar
pekerjaan bagian perawatan dapat efesien. (Assauri, 2008 : 144 – 145)
26

1. Harus ada data mesin dan peralatan.


Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan
dalam hal ini data yang dimaksudkan adalah seluruh dan mengenai mesin,
seperti nomor, jenis (type), umur dan tahun pembuatan, keadaan dan
kondisinya, pembebanan dalam operasi (operating load) produksi yang
direncanakan perjam atau kapasitas, bagaimana operator menjalankan
atau menghendel mesin-mesin tersebut, bagaimana operator menjalankan
atau menghendel mesin-mesin tersebut, berapa maintenance crew,
kapasitas dan keahlianya, ketentuan yang ada, dan jumlah mesin tersebut.
Dari data akan ditentukan banyaknya kegiatan perawatan yang dibutuhkan
yang mungkin dilakukan.

2. Harus ada Planning dan schedule


Dalam hal ini harus disusun perencanaan kagiatan perawatan untuk
jangka panjang pendek. Disamping itu untuk menentukan apa yang di
kerjakan dan kapan dikerjakan serta urutan-urutan pengerjaan atau
prioritasnya,dan dimana dikerjakanya, serta direncanakan pula banyaknya
tenaga maintenance yang ada.

3. Harus ada surat perintah (work order) yang tertulis


Surat perintah ini memberitahukan atau menyatakan tentang :
a. Apa yang harus dikerjakan.
b. Siapa yang mengerjakan dan bertanggung jawab.
c. Dimana dikerjakan apakah diluar atau di bagian dalam pabrik.
d. Ditentuka berapa tenaga kerja dan bahan atau alat-alat yang
dibutuhkan.
e. Waktu yang dibutuhkan tersebut dan waktu selesainya.
27

4. Penyediaan alat-alat spare part


Untuk pelaksanaan kegiatan perawatan ini butuh adanya spare part
(alat-alat) dan materi, maka ini harus disediakan dan diawasi. Jadi perlu
dijaga agar tetap tersedia onderling-onderling, alat-alat dan bahan-bahan
yang dibutuhkan dalam jumlah cukup dengan suatu intesvasi yang
minimum.

5. Catatan (record)
Catatan tentang kegiatan peawatan yang dilakukan dan apa yang perlu
untuk kegiatan maintenance tersebut. Disamping itu perlu ada catatan
mengenai gambaran produksi seperti jam produksi yang berjalan, waktu
berhenti dan jumlah produksi catatan ini menunjukan macam dan letak
peralatan dari masing-masing mesin atau fasilitas yang ada.
6. Laporan pengawasan dan analisis
Laporan tentang kemajuan yang ada kita adakan, pembetulan yang telah
kita adakan dan pengawasan. Kalau perawatanya baik maka ini
sebenernya berkat report yang ada, dimana kita dapat melihat efesiensi
dari penyimpangan-penyimpangan yang ada. Disamping itu juga perlu
dilakukan analisa tentang kegagalan-kegagalan yang pernah terjadi dan
waktu terhenti.
Ada beberapa keuntugan diperoleh dengan adanya perawatan yang baik
dari peralatan produksi yang ada dalam perusahaan antara lain :
1. Peralatan proses produksi yang ada akan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang panjang.
2. Kegiatan proses produksi akan berjalan lancer karna jarang timbul
kemacetan.
3. Memperkecil kemungkinan kerusakan berat.
4. Dengan terhindarnya kerusakan total dari peralatan atau mesin berarti
perusahaan akan menekan biaya perawatan.
28

Kerugian yang dialami jika perawatan tidak dilaksanakan adalah :


a. Peralatan akan cepat rusak.
b. Bila cepat rusak maka tingkat kegunaanya akan cepat menurun.
c. Mesin tidak akan dapat beroperasi secara efektif.
d. Meningkatnya biaya perusahaan.

3.6 Tujuan Perawatan dan Pemeliharaan.


a. Tujuan Perawatan
Dengan adanya kegiatan perawatan ini maka peralatan produksi akan
dapat digunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana dan tidak
mengalami hambatan selama fasilitas/peralatan tersebut digunakan untuk
proses produksi sebelum jangka waktu yang direncanakan tercapai.
Adanya beberapa tujuan utama dari kegiatan perawatan, yaitu:(
Assauri,2004 : 95-96)
1. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sesuai denga rencana.
2. Menjaga kulaitas pada tingkat yang tepat.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang
diluar batas dan menjaga modal yang di ivestasikan sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
4. Untuk mecapai biaya perawatan serendah mungkin.
5. Menghindari kegiatan perawatan yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerja sama dengan fungsi-fungsi utama lainya.
Tujuan perawatan adalah untuk mempertahankan kemampuan
sistem, selagi mengandalikan biaya, sebuah sistem perawatan yang baik
menghilangkan variabilitas sistem. Sistem harus didesain dan
dipertahankan agar dapat mencapai kinerja dan standar kualitas yang
diharapkan. Perawatan (maintenance) mencakup semua aktifitas yang
29

berkaitan dalam mempertahankan peralatan sistem agar tetap bekerja.


(Hezer and Render, 2005 : 296).

b. Tujuan Pemeliharaan.
Menurut Corder (1992) dalam buku teknik manajemen perawatan,
tujuan pemeliharaan adalah untuk:
1. Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan pelanggan
melalui penyusuaian, pelayanan dan pengoperasian peralatan secara
tepat.
2. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem.
Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembanganya gangguan
keamanan.
3. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat
dihubungkan dengan service perbaikan.
4. Memaksimalkan produksi dari sumber-sumber sistem yag ada.
5. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses opersi.
Tentunya produktifitas akan lebih besar lagi jika output makin besar,
Meningkatkan kualitas akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas
yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah

3.7 Pengawasan

Pengawasan merupakan kegiatan kerja yang mempunyai peranan yang


sangat penting dalam perusahaan. Karena pengawasan merupakan hal pokok
yang mendasar dalam managemen. Karena suatu pelaksanaan kerja jumlah
berhasil apabila tidak disertakan dengan pengawasan.

Pengawasan perawatan adalah menjaga agar pekerjaan perawatan dapat


dilaksanakan sesuai dengan rencana dan jadwal. Pengawasan bukanlah
tindakan semata-semata mencari kesalahan, tetapi justru bersikap membantu
30

petugas perawatan agar tidak berbuat keliruan/kesalahan atau hal-hal lain yang
dapat mengakibatkan kerusakan berat. Sebab, bila terjadi kerusakan yang
mengalami kerugian bukan saja perusahaan tetapi juga masyarakat pada umum
nya. (prof, Dr. Gempur santoso, Drs.,M.Kes, 2010 : 49)
Sistem pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dapat dipahami
dan diketahui tentang :
1. Tujuan setiap kerugian.
2. Standard performen/prestasi.
3. Laporan keadaan dan hasil kerja dari setiap kegiatan serta organisasinya.
4. Cara penialaian dan tindakan perbaikan yang harus dilaksanakan.
Pengawasan yaitu suatu usaha sistematika yang menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi,
umpan balik, memadingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur menyimoangan serta
membuat tindakan koreksi yang ditentukan dengan cara yang paling efektif
dan efesien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Handoko,2002:360-361)
Seluruh aktifitas organisasi harus senantiasa diawasi dan aktifitas
pengawasan yang baik, efektif dan harus dilakukan secara sistematis.
Pengawasan yang sistematis akan memberikan hasil yang optimal sehingga
semua aspek yang diawasi sudah dipertimbangkan seluruhnya.
Pengawasan merupakan fungsi meneliti apakah yang dihasilkan sesuai
dengan standar yang direncanakan. Dengan pengawasan yang dapat
diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Cara yang dilakukan dalam
pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan
dengan standard atau rencananya. Serta melalukan perbaikan-perbaikan
bilamana terjadi penyimpangan pengawasan perlu dilakukan pada tahap
demi tahap agar agar penyimpangan yang terjadi dapat segera
diperbaiki.(Reksohadiprojo,2001: 122)
31

Tujuan pengawasan adalah supaya proses sesuai dengan ketentuan


rencana dan melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan. Jadi
pengawasan dilakukan sejak proses dimulai dengan sampai pengukuran hal
yang dicapai.
Maka dapat dikatakan bahwa tujuan pengawasan adalah mengatasi agar
operasi atau kegiatan perusahaan dapat berjalan sebagai semestinya. Pada
pikiran pokoknya pada suatu pengawasan menginginkan terlaksananya
operasi kerja perusahaan sesuai dengan rencana awal yang telah dibuat dan
menekan semaksimal mungkin penyimpangan.
Menurut pendapat lain pengawasan adalah kegiatan yang dilaksanakan
agar visi,misi atau tujuan organisasi tercapai dengan mulus tanpa
penyimpangan, yang berarti pengawasan perlu dilakukan pada setiap tahap
agar mudah diadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan. (Winardi,2000
: 585).

3.8 Produktifitas Tenaga Kerja bagian Maintenance


Tenaga kerja perawatan /pemeliarahaan pada dasarnya adalah
merupakan tenaga kerja yang dipekerjakan pada bagian perawatan.
Sedangkan tenaga kerja itu sendiri adalah setiap orang yang mampu
melaksanaan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat maupun tujuan perusahaan. Menurut Muchadarsyah
Sinungan, produktifitas adalah hubungan suatu perbandingan antara
masukan atau keluaran atau infut dan output. Masukkan sering dibatasi
dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk
dan nilai. (Sinungan,2005: 12)
Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses
meningkatkan produktifitas karena alat produksi dan teknologi pada
hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Produktifitas tenaga kerja yang
32

mengandung pengertian sebagai srana perbandingan antara hasil yang


dicapai dengan peran serta tenaga kerja/satuan waktu.
Sehubung dengan semakin kecilnya jumlah hari yang digunakan dalam
perbaikan dan waktu yang terhubung, maka hal ini berarti bahwa
produktifitas tenaga kerja yang bergerak di bidang maintenance dalam
mengurangi tingkat kerusakan dari mesin dperalatan pabrik jelas semakin
tinggi. Menurut teori produktivitas ada beberapa factor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja dalam suatu perusahaan. Faktor
yang dimaksud adalah pendidikan,ketrampilan,disiplin sikap dan etika
kerja,motivasi,gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan jaminan sosial,
lingkungan dan iklim kerja, teknologi dan sarana produksi serta managemen
dan kesempatan berprestasi.
Produktivitas atau keahlian tenaga kerja pada bagian perawatan
biasanya akan ditentukan dari motivasi kerjanya yang diberikan oleh
pimpinan perusahaan di samping keterampilan yang dimiliki oleh para
karyawan yang bersangkutan. Penerimaan tenaga kerja pada bagian
perawatan biasanya dilakukan secara lebih efektif dengan persyaratan
ketrampilan atau kecakapan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
adalah merupakan syarat yang utama. Oleh karena itu, diasumsikan
keterampilan berpengaruh secara tidak langsung terhadap produktivitas
tenaga kerja bagian perawatan. Sedangkan pemberian motivasi kerja sangat
berpengaruh terhadap produktivitas dan tergantung kepada linkungan dan
majerial pimpinan perusahaan, di samping hubungan industrial yang serasi
dan harmonis dalam suasana keterbukaan.
Adapun pengukuran produktivitas/keahlian tenaga kerja menurut sistem
pemasukan fisik perorangan atau perjam kerja orang diterima secara luas,
namun dari sudut pandang/pengawasan harian, dikarenakan adanya variasi
dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang
berbeda. Oleh karena itu digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja
33

( jam, hari dan tahun). Pengeluaran diubah kedalam unit-unit pekerja yang
biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam
oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar
yang telah ditetapkan. (Sinungan,2005 : 24)
Peningkatan produktivitas atau keahlian tenaga kerja bergantung pada
tiga variabel produktivitas (productivity variable). Varibel tersebut antara
lain:

1. Tenaga kerja.

Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan


tenaga kerja yang pada produktivitas disebabkan tenaga kerja yang lebih
sehat, lebih pendidikan, dan begizi baik. Sejarahnya, sekitar 10%
peningkatan produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanya
peningkatan kualitas tenaga kerja. Tiga variabel pokonya yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yakni : pendidikan dasar yang
sesuai bagi tenaga kerja yang efektif, pengetatan angka tenaga kerja, dan
biaya sosial yang membuat tenaga kerja tersedia seperti transportasi dan
sanitasi.

2. Modal
Manajemen merupakan salah satu alat untuk meningkatkan modal.
Di samping itu, modal juga bisa di peroleh dari pengurangan pajak atas
laba perusahaan dan inflasi atau peningkatan pajak penghasilan. Modal
ini berkontribusi sedikitnya 38% dari peningkatan tahunan.

3. Manajemen.
Manajemen merupakan factor produk dan sumber daya ekonomi.
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan
modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktifitas.
34

Manajemen bertanggung jawab pada lebih dari separuh peningkatan


produktivitas tahunan sekitas 52% termasuk didalamya, peningkatan
yang didapatkan dari penerapan teknologi dan penggunaan ilmu
pengetahuan melalui pelatihan dan pendidikan.
Berdasarkan keterangan mengenai produktivitas yang
dikemukan diatas maka dapat dismpulkan bahwa didalam peningkatkan
produktifitas atau keahlian tenaga kerja bagi perawatan yang diperlukan
adanya suatu pendidikan khusus dan latihan-latihan yang berkaitan
dengan kegiatan perawatan.

3.9 Pengertian Total Productive Maintenance(TPM)


Sistem TPM merupakan sistem Jepang yang unik dari suatu kepakaran
manajerial, telah diciptakan pada tahun 1971, berdasarkan konsep pemeliharaan
pencegahaan atau pemeliharaan mandiri yang telah diperkenalkan dari amerika
serikat pada tahun 1950-an sampai tahun 1960-an (Corder,1998).
TPM dirancang untuk mencegah terjadinya suatu kerugian karena
penghentian kerja, yang disebabkan oleh kegagalan dan penyusuaian, kerugian
kecepatan yang diakibatkan dari penghentian minor dan pengurangan
kecepatan, dan kerugian karena cacat yang disebabkan oleh cacat dalam proses
dimulainya dan penurunan hasil dengan meningkatkan metode manufaktur
dengan penggunaan dan pemeliharaan perlengkapan. Tujuanya adalah untuk
memaksimumkan efesiensi sistem produksi secara keseluruhan (Shirose,1992).
Keberhasilan kegiatan TPM haruslah terukur agar pelaksanaan jelas dan
terarah. Parameter untuk mengukur kegiatan ini adalah TPM indeks, yang
meliputi ketersediaan (availability), yaitu ketersediaan mesin beroperasi. Nilai
ini merupakan parameter keberhasilan kegiatan perawatan mesin. Standar
untuk indeks ketersediaan (AV) yang ditetapkan oleh JIPM adalah mimimal
90%. Ada dua parameter yang mempengaruhi nilai ini, yaitu MTTR(mean time
to repair) merupakan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk perbaiki mesin.
35

Semakin singkat waktu perbaikan maka semakin baik kualitas perawatan.


MTBF (Mean Time Between Failure) merupakan waktu rata-rata antara
kegagalan mesin. Semakin lama tegang waktu anatara kegagalan semakin baik
kegiatan.

3.10 Overall Equipment Effectiveness (OEE)


Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan suatu alat ukur
penerapan TPM guna menjaga perawatan pada kondisi ideal dengan
panghapusan six big losses. Jika kita menentukan bahwa keefektifan peralatan
dipabrik, maka selayaknya kita mangasumsikan bahwa peralatan tersebut dapat
dioperasikan secara efektif dan efesien. Banyak perusahaan menggunakan
istilah “tingkat efektivitas oeralatan” pengukuran OEE didasarkan berdasarkan
tiga aspek, yaitu availability ratio,performance ratio,dan quality ratio.
Untuk itu maka pengukuran terhadap overall Equipment Effectivenes
sangatlah diperlukan. Tabel 2.1 menjelaskan batasan penentuan nilai-nilai OEE
yang ideal dengan standar industry World Class: (Nakajima,1989)

Deskripsi Nilai
Availabilty 90%
Performance Effeciency 95%
Quality rate 99%
OEE 85%
Tabel 3.1 Nilai-nilai OEE yang ideal

Pengendalian Total productive Maintenance (TPM) dapat dilihat pada


gambar ( 3.2) berikut:

1. Kerusakan peralatan Ketersediaan (AV)


2. Penyetelan dan
Penyesuian
36

3. Hambatan dalam proses Efektifitas Produksi (PE)


4. Penurunan kecepatan

5. Cacat dalam proses Tingkat Kualitas (RQ)


6. Penurunan Hasil

Tabel 3.2 Pengendalian Tabel.


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Diagram Alir Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode TPM.


Diagram air dan penjelasanya dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Mul
ai

Input data :

1. Jam kerja
2. Lembur
3. Waktu perhentian mesin
4. Jumlah unit
5. Sample gagal proses
pengujian
6. Waktu setting
7. Waktu Star

Mengitung Ketersediaan mesin (AV)

Mengitung Efektifitas produksi (PE)

Menghitung Tingkat kualitas (RQ)

Menghitung OEE:
OEE = AV x PE x RO

Output : Nilai OEE

Seles
ai

37
38

Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Data

Adapun standar dari JIPM untuk TPM Indeks yang Ideal, adalah :

1. Ketersediaan (AV) > 90%


2. Efektifitas produksi (AV) > 95%
3. Tingkat Kualitas (RQ) > 99%
4. Efektifitas keseluruhan peralatan dan mesin (OEE) > 85%
(OEE Ideal : ( 0.90 x 0.95 x 0.99) x 100% = 85%)

Analisis OEE dilakukan dengan cara membandingkan nilai OEE yang


didapatkan dari hasil perhitungan dengan nilai OEE standar yang terdapat
pada referensi-referensi yang ada. Apabila nilai OEE yang di dapatkan lebih
dari 85% maka nilai OEE pada sistem perawatan tersebut dapat dikatakan
sudah memenuhi standar, dan apabila nilai OEE yang didapatkan kurang dari
85% maka dapat dikatakan nilai OEE tersebut dibawah standar dan perlu
dilakukan penerapan TPM untuk meningkatkan nilai OEE tersebut.

4.2 Pengolahan Data


39

Data-data penunjang perhitungan nilai efektifitas keseluruhan peralatan


dan mesin (OEE) terdiri dari beberapa data, diantaranya, pemeliharaan
terencana, pemeliharaan tak terencana serta data produk akibat kerusakan pada
mesin sample gagal. Contoh perhitungan ketersediaan mesin pada bulan
Januari 2018, adalah

Diketahui : Waktu loading = Jam Kerja + Jam Lembur + Waktu Start

= 663 + 0 + 0 = 663

Jam Henti Mesin = 31.5 Jam/Bulan

Waktu Operasi = Waktu Loading – Jam Henti Mesin

= 631,5 Jam

631.5−31.5
Maka, AV = 631.5
X 100% = 95.011%

Contoh Perhitungan PE pada bulan Januari 2018 :

Diketahui : Jumlah produk yang di uji = 17 pcs

Tact Time : 31.5 Jam

Waktu Operasi = Waktu Loading – Jam Henti Mesin

= 631.5 jam
31.5 𝑥 17
Maka, PE = 631.5
X 100% = 84. 798%
40

Contoh perhitungan RQ pada January 2018, adalah sebagai berikut:

Diketahui : Jumlah produk yang di uji = 17 Pcs

Produk rusak = 1pcs


17 −1
Maka, RQ = X 100% = 94.111%
17

Contoh perhitungan OEE Bulan Januari 2018, adalah sebagai


berikut:

OEE = (0.9501 X 0.8479 X 0.9411) x 100% = 75.814%

Tabel perhitungan TPM Indeks tersebut dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.3 Perhitung Nilai-nilai TPM


41

4.3 Analisis Sistem pemeliharaan PT. Multistrada Arah Sarana. Tbk,


Sistem pemeliharaan yang diterapkan di PT. Multistrada Arah
sarana.Tbk,
masih belum memadai, hal ini ditandai dengan rendahnya nilai OEE yang
memenuhi standar JIPM. Melalui analisis dari ketiga factor diatas, penyebab-
penyebab kegagalan sistem pemeliharaan yang berakibat pada rendahnya
nilai-nilai efektifitas perawatan (AV, PE, RQ, dan OEE) dapat dilihat pada
gambar diagram tulang ikan berikut dibawah ini :
42

Gambar 4.3 Diagram Tulang Ikan Dari Faktor Penyebab


kegagalan sistem pemeliharaan (rendahnya niali-nilai
Efektifitas)

4.4 Usulan Prosedur Pemeliharaan Dengan Metode TPM

Untuk lebih jelasnya, prosedur pemeliharaan mesin dapat dilihat pada


gambar alir usulan prosedur pemeliharaan di bawah ini.

Mulai

Mempersiapkan buku pedoman pemeliharaan

Penyusunan program pemeliharaan

Penyusunanan Jadwal Kegiatan


43

Pelaksanaan program pemeliharaan

Pemeriksaan Program pemeliharaan

Tidak
Berhasi
l?

Selesa
i
Gambar 4.4 Diagram Alir Usulan Prosedur Pemeliharaan Dengan
Menggunakan Sistem TPM

Program-Program pemeliharaan yang akan diterapkan di PT.


Multistrada Arah Sarana.Tbk, adalah melibatkan operator mesin produksi, yang
diberikan pelatihan-pelatihan tentang tata cara pengoperasian mesin yang
benar, dan tata cara pemeliharaan mesin. Program selanjutnya adalah dengan
membentuk aktifitas kelompok kecil (AKK). AKK ini dibentuk dengan tujuan
untuk meningkatkan kerja sama tim, kemampuan dan pengetahuan individu
tentang kondisi peralatan kerja, dan juga untuk meningkatkan efektifitas dan
produktifitas kerja.

Kegiatan yang melibatkan operator ini terdiri dari pelatihan-pelatihan


yang diberikan kepada setiap operator mesin, yang meliputi pengetahuan
tentang karakteristik mesin-mesin, agar operator mempunyai mempunyai
pengetahuan dasar dan pengetahuan tambahan tentang bagaimana mesin
bekerja, serta bagaimana menentukan gejala-gejala kerusakan. Dari pelatihan
ini, setiap operator bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeliharaan pada
44

mesin yang dioperasikanya. Untuk itu Perlu adanya pelatihan standar bagi para
operator mesin produksi tersebut.

Langkah -langkah pemeliharaan yang akan dilakukan oleh operator


mesin produksi yaitu pembersihan awal, tindakan pada sumber masalah,
standarisasi pembersihan dan pelumasan, dan inspeksi menyeluruh.

Kegiatan pemeliharaan oleh operator dapat memberikan kontribusi


yang berarti dalam mendayagunakan mesin dan peralatan. Inti dari
pemeliharaan oleh operator adalah pencegahan awal dari memburuknya kondisi
peralatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengoperasian peralatan secara
baik dan benar, memelihara kondisi peralatan, penyetelan yang baik dan benar,
mencatat data kerusakan dan berbagai gangguan yang terjadi.

AKK dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan


pengetahuan individu tentang kondisi peralatan kerja, dan juga untuk
meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja. Para pelaksana pemeliharaan
harus berpedoman pada jadwal aktifitas yang telah dibuat, yang meliputi waktu
pelaksanaan, tim yang bertugas, uraian komponen-komponen yang harus
diperiksa sesuai dengan buku petunjuk dan pedoman pemeliharaan.

4.5 Analisis Usulan Program pemeliharaan Dengan metode TPM

Dari Program pemeliharaan ini, beberapa factor penyebab kegagalan


sistem pemeliharaan dapat teratasi. Dari Program pemeliharaan ini, dibuat suatu
diagram sebab akibat sebagai perbandingan keefektifan sistem pemeliharaan
TPM.
45

Gambar 4.5 Diagram, Sebab akibat Usulan Program Pemeliharaan


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Melalui pengolahan data dan analisis menggunakan metode TPM pada


mesin Endurence PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk. maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pemeiharaan yang saat ini diterapkan di PT.
Multistrada Arah Sarana. Tbk, belum memenuhi . Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya nilai-nilai efektifitas seperti nilai PE,RQ dan OEE yang kurang
dari standar JIPM, sedangkan untuk nilai AV, sudah memenuhi standar yang
ditetapkan JIPM.

Melalui analisis sebab dan akibat pada sistem pemeliharaan PT.


Multistrada Arah Sarana.Tbk, dapat disimpulkan bahwa kegagalan sistem
pemeliharaan sehingga rendahnya nilai-nilai efektifitas mesin yang
disebabkan oleh factor manusia,mesin, dan metode.

Program-program pemeliharaan yang akan diterapkan di PT. Multistrada


Arah Sarana.Tbk, adalah dengan melibatkan operator mesin pengujian ban,
yang diberikan pelatihan-pelatihan tentang tata cara pengoperasian mesin
yang benar, dan tata cara pemeliharaan mesin. Program selanjutnya adalah
dengan membentuk aktifitas kelompok kecil (AKK). AKK ini dibentuk
dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama tim, kemampuan dan
pengetahuan individu tentang kondisi peralatan kerja, dan juga untuk
meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja.

45
46

5.2 Saran

Melalui penulisan laporan ini, penulis memberikan saran-saran, yang


kiranya menjadi masukan bagi PT. Multistada Arah Sarana. Tbk, guna untuk
menjaga kelangsungan pengujian terhadap ban melalui perawatan mesin.

1. Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan untuk menambah wawasan para


operator tentang tata cara pemeliharaan mesin yang baik, harus
dilaksanakan secara kontinu, agar kerusakan mesin akibat kesalahan
operator atau manusia (Human Error) dapat diminimalisasi.
2. Bagian pemeliharaan selaku penanggung jawab kerusakan dan perbaikan
mesin, hendaknya terus mengawasi jalanya aktivitas pemeliharaan yang
dilaksnakan oleh operator mesin, dan aktifitas kelompok kecil, sehingga
tidak terjadi kesalahan prosedur pemeliharaan yang dapat menyebabkan
kerusakan yang lebih besar.
3. Melakukan analisis efektifitas sistem perawatan yang sudah di terpakan
oleh perusahaan selama beberapa periode, sehingga perusahaan bisa
menentukan kebijakan dalam memilih dan menerapkan metode yang
tepat untuk menjaga kondisi mesin dalam keadaan baik, serta mencari
sebab-sebab adaya kerusakan mesin, sehingga factor-faktor besarnya jam
henti mesin apakah diakbitkan oleh mesin, material, metode perawatan,
manusia, atau oleh sistem pengujian ban.
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 1999. Manajemen produksi dan Operasi . Edisi revisi. Lembaga penerbit
fakultas ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Corder, Anthony. 1992. Teknik manajemen pemeliharaan, ter, K. Hadi. Erlangga.


Jakarta.

Daryus Asyari, 20017. Diklat Manajemen pemeliharaan mesin. Universitas Darma


persada-jakarta.

Gaspersz, V. 1992. Analisis sistem terapan berdasarkan pendekatan teknik industry,


edisi pertama. Tarsito: Bandung.

Heizer Jay dan Barry Render. 2001. Prinsip-prinsip manajemen Operasi. Edisi 1.
Jakarta: Salemba Empat.

Hutagol, Henry joy. 2009. Penerapan Total Productif Maintenance untuk peningkatan
Efesiensi produksi dengan menggunakan metode Overall Equipment Efectibeness di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. Skripsi Universitas Sumatera Utara :
Medan.

Nakajima, S. 1988. Introduction to Total Productive Maintenance, Cambridge, MA,


Productivity Press, Inc.

Nakajima, S. Introduction to TPM , Productivity, Pre. Inc, Cambridge-Massachusetts,


1988.

Kartaazie, A. 2001. Diktat TPM (Total Productive Maintenance ). PT. Toyota Astra
Motor. PT. Toyota Astra Motor-Stamping Plant. Jakarta.

xii

Anda mungkin juga menyukai