Oleh :
Indra Wijaya
NPM. 1610631140070
Oleh :
Indra Wijaya
NPM. 1610631140070
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Pada hari :
Tanggal :
iii
Mengetahui :
Koordinator Program Studi Teknik Industri
NPM : 1610631140070
Menyatakan
Bahwa Laporan Kerja Praktek ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
iv
Indra Wijaya
NIM. 1610631140070
KATA PENGANTAR
v
4. Bapak Agustian Suseno, ST., MM. selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
5. Bapak Imam Ma’sud, selaku pihak perusahaan serta pembimbing lapangan
di PT. Multistrada Arah Sarana.Tbk, yang telah memberikan bimbingan
selama di lapangan kerja.
6. Seluruh Staff Qualiti Control (QC) dan Indoor Test yang selalu memberikan
motivasi sehingga penulis selalu semangat untuk menyelesaikan kerja
praktek. Serta seluruh rekan mahasiswa/I Teknik Industri angkatan 2016.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dukungan dan semangat
baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis catumkan
satu persatu.
Penulis berharap agar laporan kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi
Pihak perusahaan,Fakultas,maupun penulis. Oleh karena itu dengan segala
kerendahaan hati, penulis mengarapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa perbaikan yang akan datang.
vi
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... 1
PERNYATAAN KEASLIAN KERJA PRAKTEK ..................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 6
vii
1. Departemen QC dan IndoorTest ................................................................... 5
2. Perawatan Total Productivite Manitenance (TPM)....................................... 6
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
3. Bidang Kajian
Bidang yang dikaji dalam kerja, praktek ini adalah perawatan mesin
(maintance) di lab indoor test.
2. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian dalam pelaksanaan kerja prkatek ini
yaitu:
a. Bagi akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi,
informasi, dan wawasan teori tentang Qualiti Control (QC).
b. Mengetahui cara merawat agar tidak terjadi kerusakan pada mesin.
c. Bagi perusahaan terkait, penelitian ini memberikan masukan dalam
mengambil
Langkah dan keputusan dalam melakukan sample ban yang akan di uji
dalam ruangan.
4
BAB I PENDAHULUAN
BAB ini menguraikan mengenai latar belakang, ruang lingkup kerja
praktek yang meliputi tempat, waktu pelaksanaan serta bidang kajian
kerja prakte, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat
serta sistematika penyusunan laporan kerja praktek.
BAB II
6
7
UraianJabatan :
Dewan Komisaris
Dewan komisaris memiliki kekuasaan mengangkat dan
memberhentikan serta mengawasi, direksi dalam mengelola perusahaan.
8
DewanDireksi
Perumusan kebijakanrencana – rencana dilakukan direksi selain itu
juga direksi bertanggung jawab menjalankan roda perusahaan. Memutuskan
persoalan penting dan mengawasi masing – masing bagian dalam
perusahaan.
Internal Kontrol
Mempunyai tanggung jawab dalam pengendalian setiap hasil yang di
informasikan yang diberikan managing directur kepada dewan direksi.
Mempunyai tugas memberikan kejelesan informasi internal.
Komite Audit
Mempunyai tanggung jawab melakukan pemeriksaan pada seluruh
bagian perusahan ditinjau dari beberapa macam kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut komite audit juga berfungsi sebagai inspector dan
melaporkan semua kegiatan perusahaan sesuai dengan kegiatan yang
berlangsung.
Managing Director
Mempunyai wewenang sebagai penggerakopersional yang berfungsi
untuk mengatur beberapa pihak – pihak dibawah yang terlibat langsung
dengan kegiatan operasional perusahaan. Dimana managing director sendiri
juga berfungsi sebagai mediasi yang memberikan informasi dari dua arah
antara dewan komisaris dan pihak – pihak yang ada dibawahnya .
5. Cushion
Cushion merupakan proses assembling compound. Hasil dari proses ini
adalah Inner Liner, BPA (Body Ply Assembly), Veneer. Mesin yang
digunakan ada 4 unit yaitu Cushion 1 (Comerio), Cushion 2 (Troester),
Cushion 3 (Troester), Cushion 3 (Troester).
6. Bead Building
Bead Building merupakan proses rubberising (pelapisan) material wire
dilapisi compound. Hasil dari proses ini adalah bead building. Mesing
yang digunakan yaitu 7 unit.
7. Bead Apexing
Bead Apexing merupakan proses pembuatan apex (compound FM
A02A/A09 dicetak oleh die) & Assembling bead building & apex (filter).
Hasil dari proses ini adalah bead apexing. Mesing yang digunakan yaitu
17 unit.
8. Wide Sliter
Wide sliter merupakan proses cutting nylon rubberrising. Hasil dari
proses ini yaitu cap ply. Mesin yang digunakan ada 2 yaitu wide sliter 1,
wide sliter 2.
9. Nylon Sliter
Nylon sliter merupakan proses cutting cap ply. Hasil dari proses ini yaitu
JLB. Mesin yang digunakan ada 3 yaitu JLB Taiwan, JLB Calemard 1,
JLB Calemard 2.
10. Steel Cutter
Steel cutter merupakan proses cutting steel rubberrising. . Hasil dari
proses ini adalah steel belt. Mesin yang digunakan ada 5 yaitu SC 1
(TTM), SC 2 (VMI), SC 3 (Fischer 1), SC 4 (Fischer 2) , SC 5 (Fischer
3).
12
( 2.1 )
Perencanaan dan
pengendalian
Mulai
Identifikasi masalah
Tujuan penelitian
Selesai
TINJAUAN PUSTAKA
18
19
Perawatan
Energency
Perawatan preventif Perawatan Korektif
Maintenance
Inpeksi
Mayor Overhaul
Minor Overhaul
Running
Maintenance
A. Preventive maintenance
Yang dimaksud dengan Preventive maintenance adalah kegiatan
perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi, (Assauri, 2008
: 135)
Dalam pelaksaan Preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1) Rountine maintenance
2) Periodic maintenance
Adalah kegiatan periodik atau dalam jangka waktu tertentu
misalnya satu minggu sekali atau 1 bulan sekali atau meningkat lagi
menjadi satu tahun sekali.
Preventive maintenance pada umumnya juga di laksanakan pada
mesin yang kondisinya masih baik. Preventive maintenance yang ini
dimaksudkan untuk menjaga keselamatan dan menjaga bagian-
bagian yang sensitive yang terkena kerukasakan untuk selalu dalam
kondisi puncak. Pada fasilitas ini termasuk dalam kategori critical
unit apabila:
a. Kerusakan peralatan tersebut membahayakan
kesehatan/keselamatan para pekerja.
21
1. Inpeksi (inpection)
Pada tahap ini kegiatan perawatan meliputi kegiatan atau
pemeriksaan secara berkala sesuai rencana serta membuat laporan
hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut, dengan maksud untuk
mengetahui apakah perusahaan selalu mencapai perlatan yang baik
untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan Teknik ( Enginering)
Dalam bagian ini kegiatanya meliputi percobaan atas alat yang
baru dan kegiatan pengembangan peralatan atau komponen
peralatan yang perlu diganti. Dalam kegiatan ini dipelajari
spesifikasi mesin dan usaha-usaha agar mesin dapat beekrja lebih
efektif dan efesien.
3. Kegiatan produksi (production)
Pada tahap ini ialah operasionalnya yaitu pelaksanaan kegiatan
yang disarankan/diusulkan dalam kegiatan infeksi dan kegiatan
teknik dalam melakanakan kegiatan teknik dalam melaksanakan
perawatan tersebut.
4. Kegiatan Administrasi (Electrical Work)
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan
mengenai biaya dalam melakukan perawatan dan pencatatan biaya
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perawatan tersebut.
5. Perawatan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan perawatan bangunan merupakan kegiatan utnuk
menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin
25
Proses pekerjaan perawatan untuk suatu mesin atau peralatan pada suatu
perusahaan pabrik dilaksankan sesuai dengan tujuan-tujuan dari pabrik
dimana mesin atau peralatan tersebut dibuat. Biasanya apabila suatu
perusahaan membeli suatu mesin atau peralatan, dalam pembelian itu diikut
sertakan atau dibelikan buku petunjuk (book set) mengenai mesin atau
peralatan tersebut. Buku petunjuk atau pendoman ini antara lain berisi
mengenai : (Assauri,2008 : 142)
5. Catatan (record)
Catatan tentang kegiatan peawatan yang dilakukan dan apa yang perlu
untuk kegiatan maintenance tersebut. Disamping itu perlu ada catatan
mengenai gambaran produksi seperti jam produksi yang berjalan, waktu
berhenti dan jumlah produksi catatan ini menunjukan macam dan letak
peralatan dari masing-masing mesin atau fasilitas yang ada.
6. Laporan pengawasan dan analisis
Laporan tentang kemajuan yang ada kita adakan, pembetulan yang telah
kita adakan dan pengawasan. Kalau perawatanya baik maka ini
sebenernya berkat report yang ada, dimana kita dapat melihat efesiensi
dari penyimpangan-penyimpangan yang ada. Disamping itu juga perlu
dilakukan analisa tentang kegagalan-kegagalan yang pernah terjadi dan
waktu terhenti.
Ada beberapa keuntugan diperoleh dengan adanya perawatan yang baik
dari peralatan produksi yang ada dalam perusahaan antara lain :
1. Peralatan proses produksi yang ada akan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang panjang.
2. Kegiatan proses produksi akan berjalan lancer karna jarang timbul
kemacetan.
3. Memperkecil kemungkinan kerusakan berat.
4. Dengan terhindarnya kerusakan total dari peralatan atau mesin berarti
perusahaan akan menekan biaya perawatan.
28
b. Tujuan Pemeliharaan.
Menurut Corder (1992) dalam buku teknik manajemen perawatan,
tujuan pemeliharaan adalah untuk:
1. Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan pelanggan
melalui penyusuaian, pelayanan dan pengoperasian peralatan secara
tepat.
2. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem.
Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembanganya gangguan
keamanan.
3. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat
dihubungkan dengan service perbaikan.
4. Memaksimalkan produksi dari sumber-sumber sistem yag ada.
5. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses opersi.
Tentunya produktifitas akan lebih besar lagi jika output makin besar,
Meningkatkan kualitas akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas
yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah
3.7 Pengawasan
petugas perawatan agar tidak berbuat keliruan/kesalahan atau hal-hal lain yang
dapat mengakibatkan kerusakan berat. Sebab, bila terjadi kerusakan yang
mengalami kerugian bukan saja perusahaan tetapi juga masyarakat pada umum
nya. (prof, Dr. Gempur santoso, Drs.,M.Kes, 2010 : 49)
Sistem pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dapat dipahami
dan diketahui tentang :
1. Tujuan setiap kerugian.
2. Standard performen/prestasi.
3. Laporan keadaan dan hasil kerja dari setiap kegiatan serta organisasinya.
4. Cara penialaian dan tindakan perbaikan yang harus dilaksanakan.
Pengawasan yaitu suatu usaha sistematika yang menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi,
umpan balik, memadingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur menyimoangan serta
membuat tindakan koreksi yang ditentukan dengan cara yang paling efektif
dan efesien dalam mencapai tujuan perusahaan. (Handoko,2002:360-361)
Seluruh aktifitas organisasi harus senantiasa diawasi dan aktifitas
pengawasan yang baik, efektif dan harus dilakukan secara sistematis.
Pengawasan yang sistematis akan memberikan hasil yang optimal sehingga
semua aspek yang diawasi sudah dipertimbangkan seluruhnya.
Pengawasan merupakan fungsi meneliti apakah yang dihasilkan sesuai
dengan standar yang direncanakan. Dengan pengawasan yang dapat
diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Cara yang dilakukan dalam
pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan
dengan standard atau rencananya. Serta melalukan perbaikan-perbaikan
bilamana terjadi penyimpangan pengawasan perlu dilakukan pada tahap
demi tahap agar agar penyimpangan yang terjadi dapat segera
diperbaiki.(Reksohadiprojo,2001: 122)
31
( jam, hari dan tahun). Pengeluaran diubah kedalam unit-unit pekerja yang
biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam
oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar
yang telah ditetapkan. (Sinungan,2005 : 24)
Peningkatan produktivitas atau keahlian tenaga kerja bergantung pada
tiga variabel produktivitas (productivity variable). Varibel tersebut antara
lain:
1. Tenaga kerja.
2. Modal
Manajemen merupakan salah satu alat untuk meningkatkan modal.
Di samping itu, modal juga bisa di peroleh dari pengurangan pajak atas
laba perusahaan dan inflasi atau peningkatan pajak penghasilan. Modal
ini berkontribusi sedikitnya 38% dari peningkatan tahunan.
3. Manajemen.
Manajemen merupakan factor produk dan sumber daya ekonomi.
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan
modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktifitas.
34
Deskripsi Nilai
Availabilty 90%
Performance Effeciency 95%
Quality rate 99%
OEE 85%
Tabel 3.1 Nilai-nilai OEE yang ideal
Mul
ai
Input data :
1. Jam kerja
2. Lembur
3. Waktu perhentian mesin
4. Jumlah unit
5. Sample gagal proses
pengujian
6. Waktu setting
7. Waktu Star
Menghitung OEE:
OEE = AV x PE x RO
Seles
ai
37
38
Adapun standar dari JIPM untuk TPM Indeks yang Ideal, adalah :
= 663 + 0 + 0 = 663
= 631,5 Jam
631.5−31.5
Maka, AV = 631.5
X 100% = 95.011%
= 631.5 jam
31.5 𝑥 17
Maka, PE = 631.5
X 100% = 84. 798%
40
Mulai
Tidak
Berhasi
l?
Selesa
i
Gambar 4.4 Diagram Alir Usulan Prosedur Pemeliharaan Dengan
Menggunakan Sistem TPM
mesin yang dioperasikanya. Untuk itu Perlu adanya pelatihan standar bagi para
operator mesin produksi tersebut.
5.1 Kesimpulan
45
46
5.2 Saran
Assauri, S. 1999. Manajemen produksi dan Operasi . Edisi revisi. Lembaga penerbit
fakultas ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Heizer Jay dan Barry Render. 2001. Prinsip-prinsip manajemen Operasi. Edisi 1.
Jakarta: Salemba Empat.
Hutagol, Henry joy. 2009. Penerapan Total Productif Maintenance untuk peningkatan
Efesiensi produksi dengan menggunakan metode Overall Equipment Efectibeness di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. Skripsi Universitas Sumatera Utara :
Medan.
Kartaazie, A. 2001. Diktat TPM (Total Productive Maintenance ). PT. Toyota Astra
Motor. PT. Toyota Astra Motor-Stamping Plant. Jakarta.
xii