Anda di halaman 1dari 114

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PENGEMASAN

BIB (BAG IN BOX) DENGAN KAIDAH ERGONOMI UNTUK


MENCIPTAKAN KONDISI KERJA YANG ENASE
DI PT. ANUGERAH INDOFOOD BAROKAH MAKMUR

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Laporan Pelaksanaan Kerja Praktek


Pada Program Studi Teknik Industri

Oleh :
LUTFI ALFIA SARI
151151113

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA
PURWAKARTA
2019
PERNYATAAN

Saya, Lutfi Alfia Sari menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa


o'Perancangan Ulang Stasiun Kerja
laporan kerja praktik yang berjudul:
Pengemasan BIB (Bag in Box) dengan Kaidah Ergonomi untuk Menciptakan
Kondisi Kerja yang ENASE di PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur"
Adalah benar hasil karya sendiri, serta tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk persyaratan matakuliah kerja praktik dan sepengetahuan saya
tidak terdapatkarya atau pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan orang lain,
kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.

Dinyatakan tanggal 23 J anuari 2019


Oleh,

Lutfi Alfia Sari


NIM: l51l5ll13
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PENGEMASAN
BIB (BAG IN BOX) DENGAN KAIDAH ERGONOMI
UNTUK MENCIPTAKAN KONDISI KERJA YANG ENASE
DI PT. ANUGERAH INDOFOOD BAROKAH MAKMUR

Oleh :
Lutfi Alfia Sari
NIM : 151151113
(Program Studi Teknik Industri)

Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan kerja praktek pada tanggal
23 Januari 2019

Pembimbing,

Muhammad Ali Akbar, S.T., M.M.


NIDN: 0414067602

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Indra Gumelar, S.Si., M.T.


NIDN: 0417067404
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PENGEMASAN
BIB (BAG IN BOX) DENGAN KAIDAH ERGONOMI
UNTUK MENCIPTAKAN KONDISI KERJA YANG ENASE
DI PT. ANUGERAH INDOFOOD BAROKAH MAKMUR

Oleh :
Lutfi Alfia Sari
NIM : 151151113
(Program Studi Teknik Industri)

Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan kerja praktek pada tanggal
23 Januari 2019

Pembimbing Lapangan

Fany Setyo Ananto, S.T.


NIK: 50041458
Life is like a box of chocolates, you never know what you’re going to get
(Forrest Gump)

In silence there is eloquence. Stop weaving and watch how pattern improves
(Jalaluddin Rumi)

The couple who always inspires me, Ibu Mardiyati dan Bapak Suko Adi thank you
for being a figure that i can too look up to. Both of my sisters Latifa dan Alfita,
InsyaAllah esok lusa kita akan bertemu kembali.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala


yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa
menyelesaikan laporan kerja praktik ini tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, penulis telah banyak
mendapat bantuan, bimbingan dan masukan yang sangat berarti. Untuk itu, sudah
sepantasnya bila terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Agus Solehudin, S.T., M.T. selaku Ketua STT.
Wastukancana Purwakarta, atas kesempatan menuntut ilmu di STT.
Wastukancana.
2. Bapak Indra Gumelar, S.Si., M.T. selaku ketua Program studi Teknik
Industri STT. Wastukancana Purwakarta yang telah memberikan
pengajaran dan pengarahan dalam penyelesaian laporan kerja praktik ini.
3. Bapak Muhammad Ali Akbar, S.T., M.M. selaku dosen pembimbing kerja
praktik yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga
terselesaikannya laporan kerja praktik ini.
4. PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur, yang telah memberikan izin
untuk mempergunakan data perusahaan.
5. Bapak Fany Setyo Ananto, S.T. selaku pembimbing kerja praktik di
perusahaan, Keluarga besar Produksi Departement atas keikhlasanya
sebagai objek dan sumber data dan seluruh karyawan PT. Anugerah
Indofood Barokah Makmur Purwakarta yang telah membimbing penulis
selama pengambilan data di perusahaan.
6. Kedua Orang Tua, Ibu Mardiyati dan Bapak Suko Adi atas doa dan
dukungan yang tak ternilai.
7. Adiku Latifa Khoirunissa dan Alfita Marhaeningtyas yang selalu menjadi
alasan penulis untuk tetap berjuang.
8. Seluruh rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Teknik Industri STT
Wastukancana Purwakarta.

i
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
laporan kerja praktik ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan karya tulis ini dimasa mendatang. Selain itu, penulis berharap
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Purwakarta, Januari 2019


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN DARI PERUSAHAAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI .............................................................. vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah....................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
1.6 Metodologi Penenlitian ............................................................................ 5
1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................. 7
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Lokasi....................................................................................................... 8
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................................... 9
2.3 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 10
2.4 Kondisi Fisik Perusahaan....................................................................... 10
2.5 Struktur Organisasi................................................................................. 12
2.6 Tenaga Kerja .......................................................................................... 13
2.7 Produksi dan Pemasaran ........................................................................ 14
2.8 Perijinan dan Sertifikasi ......................................................................... 15
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Ergonomi................................................................................................ 16
3.2 Aspek-aspek Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja ................... 17

iii
3.3 Peta Kerja ............................................................................................... 28
3.4 Studi Gerak............................................................................................. 30
3.5 Pengujian Data ....................................................................................... 31
3.6 Usulan Perbaikan Kondisi Lingkungan Kerja........................................ 35
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengambilan Data .................................................................................. 37
4.2 Pengaturan Sitem Kerja dan Studi Gerak............................................... 37
4.3 Fasilitas Stasiun Kerja............................................................................ 40
4.4 Pengumpulan Data ................................................................................. 43
4.5 Pengujian Data ....................................................................................... 43
4.6 Perancangan Ulang Stasiun Kerja .......................................................... 48
4.7 Tata Letak Ulang Fasilitas dan Peralatan ............................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 61
5.2 Saran....................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... viii
LAMPIRAN

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Hasil Wawancara Operator


Lampiran B Gambaran Umum Perusahaan
Lampiran C Hasil Pengujian Data
Lampiran D Gambar Teknik
Lampiran E Surat Menyurat dan Kartu Bimbingan

v
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI

Gambar 1.1 Kegiatan proses pengemasan sebelum perbaikan ........................... 2


Gambar 1.2 Diagram alir metodologi penelitian ................................................ 6
Gambar 2.1 Lokasi perusahaan........................................................................... 8
Gambar 2.2 Layout pabrik ................................................................................ 11
Gambar 2.3 Struktur organisasi PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur..... 12
Gambar 2.4 Tahapan proses produksi ............................................................... 14
Gambar 3.1 Antropometri dimensi tubuh posisi duduk.................................... 21
Gambar 3.2 Antropometri dimensi tubuh posisi berdiri ................................... 23
Gambar 3.3 Dimensi standar normal dan maksimum area kerja ...................... 27
Gambar 3.4 Distribusi normal dengan data 95-th percentile ............................ 34
Gambar 4.1 Peta proses operasi kegiatan produksi BIB................................... 38
Gambar 4.2 Tata letak fasilitas line proses produksi BIB................................. 38
Gambar 4.3 Tata letak fasilitas peralatan stasiun kerja pengemasan ................ 39
Gambar 4.4 Peta tangan kiri tangan kanan kondisi saat ini .............................. 39
Gambar 4.5 Foto fasilitas kerja proses pengemasan produk BIB ..................... 40
Gambar 4.6a Kursi kerja saat ini ........................................................................ 41
Gambar 4.6b Kursi kerja saat ini ........................................................................ 41
Gambar 4.7a Meja kerja saat ini ......................................................................... 42
Gambar 4.7b Meja kerja saat ini ......................................................................... 42
Gambar 4.8 Grafik keseragaman data tinggi popliteal ..................................... 45
Gambar 4.9 Rancangan kursi kerja berdasarkan perhitungan antropometri..... 49
Gambar 4.10a Rancangan akhir kursi kerja.......................................................... 50
Gambar 4.10b Rancangan akhir kursi kerja.......................................................... 50
Gambar 4.11a Rancangan akhir meja kerja .......................................................... 52
Gambar 4.11b Rancangan akhir kursi kerja.......................................................... 53
Gambar 4.12a Rancangan stasiun kerja................................................................ 53
Gambar 4.12b Rancangan stasiun kerja................................................................ 54
Gambar 4.12c Rancangan stasiun kerja................................................................ 54
Gambar 4.12d Rancangan stasiun kerja................................................................ 55
Gambar 4.13 Tata letak ulang peralatan setelah perbaikan................................. 57

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian jam kerja PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur ....... 13
Tabel 3.2 Cara pengukuran dimensi tubuh posisi duduk .................................... 21
Tabel 3.3 Cara pengukuran dimensi tubuh posisi berdiri ................................... 24
Tabel 3.4 Lambang-lambang Therblig................................................................ 30
Tabel 3.5 Distribusi normal dan perhitungan persentil ....................................... 34
Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan kerja praktek ....................................................... 37
Tabel 4.2 Data pengukuran dimensi tubuh operator ........................................... 43
Tabel 4.3 Output uji normalitas SPSS 21............................................................ 45
Tabel 4.4 Hasil pengujian kecukupan, keseragaman, normalitas dan persentil.. 47
Tabel 4.5 Perbandingan dimensi stasiun kerja awal dan usulan ......................... 55
Tabel 4.6 Perbandingan aktifitas kerja saat ini dan usulan ................................. 58
Tabel 4.7 Keluhan operator serta desain usulan.................................................. 58
Tabel 4.8 Preferensi operator .............................................................................. 59
Tabel 4.9 Hasil kuisioner preferensi operator ..................................................... 60

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produk BIB (Bag in Box) atau dalam dunia industri dikenal dengan
sebutan B2B (Business to business) adalah bagian dari transaksi bisnis yang
dilakukan secara elektronik maupun fisik dan terjadi antara entitas bisnis satu ke
bisnis lainnya. Di PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur Purwakarta produk
BIB merupakan sirup minuman dalam kemasan yang dikemas dalam Karton
dengan Aluminium Foil yang mempunyai volume 18,9 liter dan tidak dijual secara
langsung kepada konsumen akhir melainkan dijual ke perusahaan makanan seperti
PT. Fast Food Indonesia (KFC), PT. Sari Melati Kencana (Pizza Hut), dll.
Dalam proses produksi produk BIB yang mempunyai volume 18.9 liter
masih terdapat proses pengemasan yang dilakukan secara manual, maka
dibutuhkan stasiun kerja yang nyaman untuk operator dalam kegiatan pengemasan
produk dari aluminium foil ke dalam kemasan karton seperti kursi duduk operator,
meja kerja, dan fasilitas pendukung lain. Dimana seluruh kegiatan proses
pengemasan dilakukan oleh operator di stasiun kerja tersebut.
Dengan adanya stasiun kerja yang nyaman dan sesuai dengan dimensi
tubuh operator maka perusahaan dapat mengurangi keluhan ketidaknyamanan dan
mengefisiensikan gerakan kerja dari operator tersebut. Namun berdasarkan
wawancara dengan operator, stasiun kerja yang tersedia saat ini masih
menimbulkan berbagai keluhan yaitu sering terjadi kram di tangan, pundak dan
lengan cepat terasa lelah dikarenakan produk yang dikemas mempunyai ukuran
dan berat yang besar, punggung terasa pegal karena terlalu lama duduk serta
mengangkat produk, serta kaki yang tidak nyaman. Sehingga operator harus
sering istirahat untuk mengurangi kelelahan. Fenomena kondisi kerja saat ini
dapat dilihat pada gambar berikut :

1
2

Sumber : PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur, 2018


Gambar 1.1 Kegiatan proses pengemasan sebelum perbaikan

Sehingga dengan menitik beratkan permasalahan pada bagaimana cara


melakukan perbaikan stasiun kerja pengemasan produk BIB sesuai kaidah
ergonomi di PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur Purwakarta agar
memperoleh stasiun kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien), maka dengan pertimbangan tersebut dilakukan penelitian dengan judul
“Perancangan Ulang Stasiun Kerja Pengemasan BIB (Bag in Box) dengan
Kaidah Ergonomi untuk Menciptakan Kondisi Kerja yang ENASE di PT.
Anugerah Indofood Barokah Makmur”.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang mendasari penelitian ini, maka
perumusan masalah yang akan menjadi objek kajian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana seluruh kegiatan yang ada dalam proses pengemasan pada
produk BIB ?
2. Bagaimana cara melakukan perbaikan stasiun kerja pengemasan produk
BIB sesuai kaidah ergonomi untuk memperoleh stasiun kerja yang ENASE
(efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien) ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seluruh kegiatan yang ada dalam proses pengemasan
BIB.
2. Untuk merancang ulang usulan stasiun kerja pengemasan BIB sesuai
kaidah ergonomi untuk memperoleh stasiun kerja yang ENASE.

1.4 Batasan Masalah


Agar penelitian terpusat dan tidak terlalu luas, maka ditetapkan beberapa
pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di stasiun kerja pengemasan produk BIB di PT.
Anugerah Indofood Barokah Makmur, Purwakarta.
2. Pengumpulan data penelitian didapat sebelum dilakukan perbaikan dengan
kegiatan pengemasan produk BIB dan hanya untuk operator dengan jenis
kelamin pria.
3. Biaya perancangan fasilitas tidak diperhitungkan.
4

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa STT Wastukancana
Purwakarta diharapkan mempunyai manfaat bagi berbagai kalangan. Adapun
manfaat yang akan dicapai dalam pelaksanaan penelitian tersebut adalah :
Bagi Perusahaan/Instansi :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT.
Anugerah Indofood Barokah Makmur dalam meningkatkan kenyamanan
kerja operator pada aktifitas kerjanya dibagian pengemasan produk BIB,
sehingga dapat meningkatkan efektifitas dari perkerjaan tersebut.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan
pertimbangan kepada pihak PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur
Purwakarta yang berkepentingan dan berwenang dalam rangka
mententukan stasiun kerja pada unit Poduksi Produk BIB.
3. Dapat menjalin kerja sama antara perusahaan dengan dunia pendidikan
terutama dalam menyalurkan tenaga kerja profesional.
Bagi Akademik :
1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat mengimplementasikan teori yang
diperoleh dibangku kuliah dengan praktek yang ada di perusahaan
sekaligus memperoleh pengetahuan dalam bidang perancangan stasiun
kerja yang ENASE.
2. Dapat mengidentifikasi serta dapat mendesain ulang stasiun kerja
pengemasan produk BIB yang sesuai dengan kaidah ergonomi.
Bagi Penelitian Selanjutnya :
Sebagai bahan literatur bagi penelitian yang akan datang berkaitan dengan
dengan masalah kenyamanan stasiun kerja yang sesuai dengan kaidah ergonomi di
perusahaan manufaktur ataupun jasa.
5

1.6 Metodologi Penelitian


Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan metode
gabungan yang menyatukan antara studi pustaka yang penulis lakukan dengan
data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Beberapa tahap yang dilakukan
dalam penelitian ini, antara lain :
1. Persiapan Penelitian
Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang ada,
kemudian menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti.
2. Studi Pustaka
Digunakan untuk memberi acuan bagi penyelesaian permasalahan yang
ada. Pada tahap ini peneliti mencari, mengumpulkan dan mempelajari
literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, yang nantinya dapat
dipergunakan sebagai acuan dan kerangka berpikir bagi perancangan dan
pengembangan penelitian.
3. Survei Lapangan
Pelaksanaan survei lapangan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi real
dari perusahaan pada saat ini, terutama yang berkaitan dengan objek yang
akan diteliti. terutama yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti.
Pelaksanaan survei dilakukan di PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur,
selanjutnya data yang didapatkan diolah menjadi laporan penelitian.
4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan mencangkup identifikasi aspek ergonomi, data
antropometri operator, peta kerja serta gambaran kondisi kerja saat ini.
5. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan kaidah
ergonomi dengan pendekatan data antropometri.
6. Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka dapat ditarik
kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan.
6

1.6.1. Diagram Alir Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaimana tersaji
dalam diagram alir yang dapat dilihat pada gambar 1.2.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat didefinisikan dalam
sebuah bagan yang berisi langkah-langkah berikut ini :
Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusaan Tujuan
& Manfaat Penelitian

Studi Pustaka : Studi Lapangan :


1. Ergonomi Wawancara & Observasi untuk
2. Anthropometri Memahami Kondisi Kerja pada
3. Analisis Perancangan Kerja Proses Pengemasan Produk
4. Rancangan Kondisi Fisik dan Lingkungan B to B
pada Stasiun Kerja

Pengumpulan Data :
1. Identifikasi Aspek Ergonomi
2. Pengambilan Data Anthropometri
3. Pengambilan Data Peta Kerja
4. Pengambilan Gambar Rancangan Awal
5. Wawancara

Pengolahan Data :
1. Peta-peta Kerja
2. Uji Keseragaman Data
3. Uji Kecukupan Data
4. Uji Kenormalan Data
5. Persentil

Usulan Rancangan Stasiun Kerja

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 1.2 Diagram alir metodologi penelitian


7

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam pembahasan ini, maka penulis membuat
sistematika laporan yang dapat menganalisa secara jelas gambaran mengenai
penelitian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, pembatasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang berdirinya perusahaan,
apa saja yang dikerjakan dan dihasilkan oleh perusahaan serta mengenai hal
umum yang ada di dalam perusahaan tersebut.
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis banyak mengambil berbagai kutipan dari para ahli dan teori –
teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan merupakan dasar
untuk menentukan pemecahan permasalahan.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini diuraikan tentang pengumpulan data kualitatif, data antropometri
postur tubuh operator, dimensi stasiun kerja saat ini, pengolahan data, sehingga
data yang diperoleh bertujuan digunakan untuk menunjang perencanaan
perancanagan ulang stasiun kerja.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir dari penulisan laporan yang berisi kesimpulan dari hasil
penulisan dan saran – saran yang diberikan penulis berkaitan dengan penulisan
laporan ini.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Lokasi
PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur Plant Purwakarta berlokasi di
Kota Bukit Indah Blok AII Lot 11,12,14 Kecamatan Bungursari, Kabupaten
Purwakarta 41181. Sedangkan kantor pusat perusahaan berlokasi di Chaze Plaza
Lt 11, Jl. Jend. Sudirman kav 21, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta
Selatan.
Pemilihan pendirian pabrik di Kota Bukit Indah didasarkan atas beberapa
pertimbangan, dengan pertimbangan utama yaitu bahan baku produksi yang
berupa air mudah didapat karena sudah disediakan oleh kawasan serta
pendistribusian produk dan bahan baku dari supplier yang mudah karena dekat
dengan jalan tol.
Bangunan perusahaan dibangun pada tahun 1995 dengan luas area 3,7
hektar yang meliputi bangunan utama pabrik, kantor administrasi, gudang
penyimpanan raw material dan finished good, pengolahan limbah, boiler,
generator, gardu listrik, pos pengamanan, kantin, masjid, koperasi dan bangunan
pendukung lainnya. Bangunan pabrik terdiri dari gudang raw material, ruang
penyimpanan konsentrak, ruang pembuatan sirup, ruang produksi, laboratorium,
ruang pengolahan air dan limbah.

Gambar 2.1 Lokasi perusahaan

8
9

2.2 Sejarah Singkat Perusahaan


Pepsi (sebelumnya dikenal sebagai Pepsi-Cola) adalah merek minuman
ringan yang diproduksi oleh PepsiCo International dan dijual di seluruh dunia
melalui toko, restoran, dan mesin penjual otomatis. Minuman ini pertama kali
dibuat pada 28 Agustus 1898 oleh apoteker Caleb Bradham dan menjadi merek
dagang pada 16 Juni 1903.
Di Indonesia, Pepsi diproduksi oleh PT. Anugerah Indofood Barokah
Makmur, Purwakarta, Jawa Barat. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan
dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Indonesia yang merupakan pemilik lisensi
brand dari PepsiCo International dengan cabang perusahaan lainnya terdapat di
Sukabumi, Semarang dan Mojokerto.
Perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai PT. Pepsi Cola Indobeverage.
Sejarah bermula di tahun 1975 dengan nama PT Jafar Utama, yang saat itu hanya
memproduksi Teh Jafar dan air minum dalam kemasan. Namun di tahun 1985
perusahaan dijual kepada PT Mantrust yang kala itu memproduksi Tekita dan
minuman ringan Pepsi Cola. Singkatnya pada tanggal 20 Januari 1994 diresmikan
perusahaan kerjasama antara PepsiCo International dan Indofood Group.
Pada Juni 2013 terjadi pergantian nama perusahaan menjadi PT. Prima
Cahaya Indobeverages dan beroperasi sebagai anak perusahaan dari PT Asahi
Indofood Beverage Makmur, perusahaan patungan Asahi Groups Holding Limited
dan PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Sehubungan dengan keputusan Asahi
untuk tidak melanjutkan usahanya dibidang minuman non alkohol di Indonesia,
pada akhir Maret 2018 Indofood mengakuisisi kepemilikan saham Asahi dan pada
bulan Juli 2018 berganti nama menjadi PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur.
PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur Plant Purwakarta didirikan pada
tahun 1995 dengan pertama kali memproduksi produk karbonasi dalam botol kaca
serta kaleng di tahun 1996. Dua tahun kemudian di tahun 1998 perusahaan ini
meluncurkan produk merek Tekita sebagai produk asli buatan perusahaan. Di
tahun 2001 perusahaan melakukan ekspansi dengan melakukan produksi produk
BIB dan pada tahun 2011 untuk mengikuti perkembangan pasar produk minuman
di Indonesia perusahaan meluncurkan produk minuman jus.
10

Saat ini PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur memproduksi minuman


merek Pepsi, Pepsi Blue, 7-Up, Mirinda, Sting PWR, Fruitamin, Cocobit dan
Tekita dengan kapabilitas produksi berupa satu line produk PET berkarbonasi,
satu line produk kaleng berkarbonasi, satu line produk PET tidak berarbonasi,
enam line produk minuman dalam kemasan gelas plastik tidak berkarbonasi dan
satu line produk BIB. Selain itu kapasitas unit olahan di PT. Anugerah Indofood
Barokah Makmur sejumlah 1.000 ton/hari

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


Visi : Untuk menjadi perusahaan minuman terkemuka dan terpercaya di
Indonesia dengan menyediakan merek Internasional dan Lokal yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen disegala usia.
Misi : Sukses dengan membangun keungulan kompetitif melalui
penerapan empat pilar. Merek favoirt, distribusi menyeluruh, biaya pengeluaran
yang rendah dan inovasi mengikuti perkembangan pasar
Selain Visi dan Misi di atas, perusahaan juga memiliki maklumat mutu
yang selalu disosialisasikan kepada seluruh karyawan setiap apel dihari senin
pagi. Isi dari maklumat mutu tersebut adalah sebagai berikut :
Maklumat Mutu : Kami bertekad, untuk hanya menghasilkan produk dan
jasa tanpa cacat untuk semua pelanggan kami. Kami sepenuhnya memahami
persyaratan-persyaratan untuk proses kerja dan kami akan mematuhi semua
persyaratan setiap saat.

2.4 Kondisi Fisik Perusahaan


2.4.1 Bangunan
1. Gedung utama meliputi area produksi, gudang raw material, laboratorium,
workshop dan office.
2. Gedung loker karyawan dan toilet
3. Gedung gudang finished good
4. Gedung kantin, ruang SPSI dan masjid
5. Gedung ruang utilitas, ruang koperasi dan studio musik
6. Gedung bengkel forklift
11

7. Pengolahan limbah
8. Gedung pos pengamanan
9. Area parkir dan evakuasi

Gambar 2.2 Layout pabrik

2.4.2 Peralatan
1. Instalasi Umum
 Sumber listrik dari PLN
 Tenaga uap air bersumber dari boiler dengan kapasitsa 4 ton dan 8 ton
 Bahan bakar solar untuk bahan bakar forklift area luar gedung
 LPG dan solar untuk bahan bakar boiler
2. Instalasi Khusus
 Pengelolaan air
a. Coagulation Lime Treatement System, merupakan sistem pengolahan
air dengan pengendapan dari reaksi fero sulfat, hidrat lime dan klorin
yang kemudian disaring dengan sand filter, karbon filter, catridge 10
mikron dan sterilisasi dengan lampu UV
12

b. Pertukaran Ion, merupakan sistem pengolahan dengan pemindahan


ion pada air baku menggunakan resin anion dan kation yang disaring
dengan sand filter, karbon filter, catridge 10 mikron dan disterilkan
menggunakan lampu UV
c. Reverse Osmosis, merupakan sistem pengolahan air menggunakan
membrane semi permiabel 0.001 mikron dengan tekanan tinggi
 Pengelolaan dan Pengemasan
a. Hot Filling, merupakan proses pengolahan dengan proses pemanasan
dan pengisian pada kondisi panas atau biasa disebut juga dengan
pasteurisasi. Proses ini digunakan untuk produk minuman tidak
berkarbonasi dengan merek dagang Fruitamin, Cocobit dan Tekita
b. Cold Filling, merupakan proses pengolahan dan pengisian dengan
pendinginan pada suhu dingin (32-40°F) melalui mesin carbocooler.
Proses ini digunakan untuk minuman berkarbonasi dengan merek
dagang Pepsi, Pepsi Blue, 7-Up, Mirinda dan Sting PWR.

2.5 Struktur Organisasi


Struktur organisasi perusahaan PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur
tersaji dalam bagan sebagai berikut :
Kasubdit
Sungkono Sadikin

Wakasubdit
Bambang
Jokoraharjo

Direktur
Nayeffudin
Jibjaya

Div Fin
Div HR
Factory Supply Chain & Acct
Manager
Manager Manager Mgr

QA-QC ME WH-SP WH-FD WH-FG WH-RM PPIC & Fin &


Prod HR & GA
Dept Dept Dept Dept Dept Dept Purch Acct
Dept Dept
Dept Dept

Gambar 2.3 Struktur organisasi PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur


13

2.6 Tenaga Kerja


Jumlah karyawan PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur per Bulan
September 2018 sebanyak 215 orang dengan pembagian karyawan laki-laki
sebanyak 204 dan perempuan sebanyak 11, yang dibedakan atas karyawan tetap
dan karyawan kontrak. Karyawan terbagi menjadi dua yaitu karyawan bagian
operasional dan staff yang didasarkan atas tingkat pendidikan, pengalaman dan
jabatan.
Hari kerja untuk karyawan staff adalah hari senin sampai jumat dengan
jam kerja 8 jam/hari ditambah 1 jam waktu istirahat. Sedangkan hari kerja untuk
karyawan operasional adalah menggunakan sistem grup dimana 3 hari masuk dan
1 hari libur dengan jam kerja 7 jam/hari ditambah 1 jam waktu istirahat dan waktu
kerja terbagi atas 3 shift. Shift pagi dimulai dari jam 07:30 sampai dengan 15:30,
shift siang dimulai dari jam 15:30 hingga 23:30 dan shift malam dimulai dari jam
23:30 sampai dengan jam 07:30.
Tabel 2.1 Pembagian jam kerja PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur
Bagian Hari Kerja Jam Kerja
Staff Office Senin-Jumat 08:00 - 17:00
Staff Operasional Senin-Jumat 07:30 - 16:30
Operasional Non Senin-Jumat 07:30 - 15:30
Shift Sabtu 07:30 - 13:30
Operasional Grup 3 Hari kerja Shift 1 07:30 - 15:30
dan 1 Hari Shift 2 15:30 - 23:30
Libur Shift 3 23:30 - 07:30
Karyawan PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur menerima gaji tiap
akhir bulan, mendapat fasilitas kesehatan yaitu pengobatan dokter, rumah sakit,
perawatan karyawan dan keluarga dengan maksimum 2 orang anak. Fasilitas lain
yang diberikan adalah seragam, uang lembur, makan, uang transport, tunjangan
hari raya sebanyak 2 kali gaji, insentif, cuti tahunan sebanyak 12 hari, rekreasi dan
koperasi. Selain itu untuk jaminan keselamatan kerja, karyawan memperoleh
fasilitas Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
14

2.7 Produksi dan Pemasaran


PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur mengatur setiap produksi
minumannya sesuai dengan permintaan atau pemesanan produk. Jumlah produksi
yang diminta setiap harinya tidak tetap bergantung dari permintaan pasar.
Jadwal produksi dibuat atas dasar kebutuhan marketing dan dibuat setiap
minggu WPP (Weekly Production Planning). WPP merupakan bentuk breakdown
pelaksanaan dari MPS (Master Production Schadule) yang sudah disetujui. Dalam
penyusunan untuk setiap minggunya mempertimbangkan prioritas permintaan
distribusi, effisiensi dan kapasitas, program proses sanitasi, kapasitas gudang
Finished Good, dan ketersediaan Raw Material. WPP bisa berbeda dengan MPS
secara production planning mingguannya tetapi target realisasi secara total tetap
mengacu pada total target MPS. WPP yang sudah disetujui kemudian
didistribusikan ke semua department sebagai panduan dalam menjalankan
aktifitas produksi selama 1 (satu) minggu.
Cara pengolahan proses produksi di PT. Anugerah Indofood Barokah
Makmur yang meliputi tahapan dan skema proses produksi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Water Treatment Skema Proses Line

Reservoir 1 Air Olahan

+ bahan baku
Mixing Tank + bahan tambahan
Sand Filter
+ Air Olahan

Pasteurisasi
Coagulant
Tank

Pengisian dan
Sand Filter Penutupan

Carbon Filter Pengkodean

Pengepakan
Polisher

Produk Jadi
Sand Filter

AIR OLAHAN PASAR

Gambar 2.4 Tahapan proses produksi


15

Hasil produksi dari PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur merupakan


minuman siap saji yang siap untuk dikonsumsi oleh konsumen dan minuman BIB
untuk retail. Sistem distribusi yang terdapat di PT. Anugerah Indofood Barokah
Makmur yaitu :
1. Melalui distributor agen penjualan atau minimarket
2. Distribusi langsung dari pabrik yaitu, melayani permintaan hotel, restoran
dan kantin-kantin
Produk yang dihasilkan ini dipasarkan kbeberapa daerah di Indonesia
terutama Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2.8 Perijinan dan Sertifikasi


PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur merupakan perseroan yang
sudah terdaftar memiliki Ijin Usaha Industri dari Instasi terkait. Selain itu untuk
menjamin mutu dari produk, semua produk yang di produksi di PT. Anugerah
Indofood Barokah Makmur sudah terdaftar di BPOM RI. Perusahaan ini juga
berkomitmen hanya memproduksi produk yang halal dengan dimilikinya ijin
sertifikasi halal dari LPPOM MUI serta telah tersertifikasi FSSC 22000.
Secara rutin perusahaan ini juga diaudit oleh beberapa lembaga auditor
kredibel seperti AIB International, PepsiCo International, Yum (KFC, Pizza Hut,
AW), BPOM, LPPOM MUI, PT SGS Indonesia dan lain-lain.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Ergonomi
Istilah ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktifitas
yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun yang sebelumnya.
Menurut Eko Nurmianto (2004 : 1) istilah "ergonomi" berasal dari bahasa latin
yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam, sehingga
ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik,
manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga "human factors" karena
didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja
dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan
suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai
macam ahli atau professional pada bidangnya masing-masing, misalnya seperti :
ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk ergonomi, fisika, fisioterapi, terapi
pekerjaan, psikologi dan teknik ergonomi.
Tujuan utama dari ergonomi adalah upaya memperbaiki performa kerja
manusia seperti keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang
berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan
menghasilkan suatu produk yang nyaman, enak di pakai oleh pemakainya.
Disamping itu diharapkan juga mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya
manusia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan
manusia (human errors).
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktifitas rancang bangun
ataupun rancang ulang. Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya
perkakas kerja, bangku kerja, platform, kursi, pegangan alat, dan lain-lain.
Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi dan
juga sebagai desain perangkat lunak.

16
17

Selain itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam


meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, seperti mengurangi rasa
nyeri dan ngilu dan mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja serta
kelelahan yang dialami pekerja. Penerapan faktor ergonomi yang tidak kalah
penting adalah untuk desain dan evolusi produk. Produk-produk ini haruslah dapat
dengan mudah diterapkan dan dimengerti pada sejumlah populasi masyarakat
tertentu tanpa mengakibatkan resiko dan bahaya dalam penggunaannya.
Terdapat dua pendekatan umum yang dapat dilakukan dalam menghadapi
suatu permasalahan yang behubungan dengan ergonomi. Pendekatan tersebut
adalah:
- Preventif : menerapkan ergonomi sejak awal, mulai dari proses desain
hingga pada pelaksanaan operasionalnya secara berkelanjutan. Pendekatan
ini sangat baik karena dapat mengurangi biaya dan juga performa yang
dihasilkan sudah baik dari awal.
- Korektif : melibatkan ergonomi ketika masalah telah ditemukan seperti
kelelahan operator ketika melakukan kerja secara terus menerus,
kecelakaan kerja, dsb.

3.2 Aspek-aspek Ergonomi dalam Perancangan Stasiun Kerja


Dalam suatu stasiun kerja problematika utama adalah pengaturan
komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu menyangkut
material, mesin, peralatan kerja, perkakas-perkakas, fasilitas penunjang,
lingkungan fisik kerja dan operator (manusia pelaksana kerja). Sistem produksi
cenderung dirancang untuk lebih akomodatif terhadap mesin atau material
dibandingkan untuk lebih menjamin manusia agar bisa lebih meningkatkan lagi
kontribusinya sebagai penentu produktivitas.
18

Dengan pendekatan ergonomis diharapkan sistem produksi bisa dirancang


untuk melaksanakan kegiatan kerja tertentu dengan didukung oleh keserasian
hubungan antara pekerja dengan sistem kerja yang dikendalikan. Dalam
perancangan stasiun kerja, aspek yang harus diperhatikan antara lain :
1. Menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan
menekankan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan dengan tujuan pokok
adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
2. Kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi tubuh manusia (data
antropometri) yang akan menunjang didalam proses perancangan produk
dengan tujuan untuk mencari keserasian hubungan antara produk dengan
manusia yang memakainya.
3. Pengaturan tata letak fasilitas yang diperlukan dalam suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien seperti halnya
dengan pengaturan gerakan material handling.

3.2.1 Sikap dan Posisi Kerja


Menurut Sritomo Wingjosoebroto (2006 : 76) untuk menghindari sikap
dan posisi kerja yang kurang nyaman, pertimbangan-pertimbangan ergonomi
menyarankan hal-hal seperti :
1. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu
yang lama.
2. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang
bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam
jarak jangkauan normal. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan
cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja
yang lebih nyaman.
3. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk
waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap
atau posisi miring.
19

4. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode


Waktu yang lama dengan Tangan atau lengan berada dalam posisi diatas
level siku yang normal.

3.2.2 Antropometri dan Dimensi Ruang Kerja


Menurut Sritomo Wingjosoebroto (2006 : 77) istilah antropometri berasal
dari "antro" yang berarti manusia dan "metri" yang berarti ukuran. Antropometri
pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia
termasuk ukuran linier, berat, volume, ruang gerak, dan lain-lain. Antropometri
secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam
proses perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara
luas antara lain dalam hal :
1. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools)
dan sebagainya.
2. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja,
komputer dan lain-lain.
3. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Persyaratan ergonomi mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas
kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut
dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum
biasanya digunakan data antropometri antara persentil 5% sampai dengan 95%.
Untuk perencanaan stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam
memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh
operator maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri.
Antropometri sendiri dibagi dalam dua bagian yaitu :
1. Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam
keadaan diam / posisi diam / tidak bergerak.
2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai
posisi tubuh yang sedang bergerak.
20

Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear (lurus)
dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat representatif , maka
pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu. Faktor-
faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :
1. Umur
Seperti diketahui bersama bahwa manusia tumbuh sejak lahir hingga kira-
kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Pada saat
tersebut ukuran tubuh manusia tetap dan cenderung untuk menyusut
setelah kurang lebih berumur 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin manusia yang bebeda akan mengakibatkan dimensi anggota
tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan fungsi yang
berbeda.
3. Suku bangsa
Suku bangsa juga memberikan ciri khas mengenai dimensi tubuhnya.
Ekstrimnya orang Eropa merupakan etnis kaukasoid berbeda dengan orang
Indonesia yang merupakan etnis mongoloid. Kecenderungan dimensi
tubuh manusia yang termasuk Etnis kaukasoid lebih panjang bila
dibandingkan dengan dimensi tubuh manusia yang termasuk etnis
mongoloid.
4. Jenis pekerjaan atau latihan
Suatu sifat dasar otot manusia, dimana bila otot tersebut sering
dipekerjakan akan mengakibatkan otot tersebut bertambah lebuh besar.
Misalnya : dimensi seorang buruh pabrik. Dimensi seorang binaragawan
dan sebagainya.
5. Posisi Tubuh
Sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran
tubuh. Oleh sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
21

3.2.2.1 Pengukuran Data Antropometri


Adapun pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran dimensi tubuh
dengan posisi berdiri dan posisi duduk. Metode pengukuran yang digunakan
adalah metode pengukuran langsung. Pedoman pengukuran data antropometri
pengukuran dimensi tubuh posisi duduk sebagai berikut :

Gambar 3.1 Antropometri dimensi tubuh posisi duduk


Tabel 3.1 Cara pengukuran dimensi tubuh posisi duduk
No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1. Tinggi duduk tegak Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
(TDT) sampai ujung atas kepala. Subjek duduk tegak
dengan memandang lurus ke depan, dan lutut
membentuk sudut siku-siku
2. Tinggi mata duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
(TMD) samapai ujung mata bagian dalam. Subjek duduk
tegak dan memandang lurus ke depan.
3. Tinggi bahu duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
(TBD) sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat
subjek duduk tegak.
22

4. Lebar bahu (LB) Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke
badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
5. Lebar sandaran (LS) Ukur jarak horizontal antara kedua tulang belikat,
subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke
badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
6. Siku ke siku (SKS) Subjek duduk tegak. Subjek duduk tegak dengan
lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah
direntangkan ke depan.Ukur jarak horizontal dari
bagian terluar siku sisi kiri sampai bagian terluar
siku sisi kanan.
7. Lebar Pinggul (LP) Subjek duduk tegak. Ukuran jarak horizontal dari
bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian
terluar pinggul sisi kanan.
8. Tinggi Sandaran Subjek duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari
(TS) permukaan alas duduk sampai pucuk belikat
bawah.
9. Tinggi pinggang Subjek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari
(TP) permukaan alas duduk sampai pinggang (diatas
tulang pinggul).
10. Panjang Sandaran Subjek duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari
(PS)* pucuk belikat bawah sampai pangkal bahu.
11. Tinggi Siku Duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
(TSD) sampai ujung bawah siku kanan. Subjek duduk
tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan
lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan
lengan bawah.
12. Tebal Paha (TPH) Subjek duduk tegak. Ukur jarak dari permukaan
alas duduk sampai ke permukaan alas pangkal
paha.
13. Tinggi popliteal Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian
(TPL) bawah paha.
23

14. Pantat popliteal Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
(PPL) bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah
dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah
membentuk sudut siku-siku.
15. Tebal lutut (TL) Subjek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari
bagian terluar lutut sampai lekukan lutut sebelah
dalam.
16. Pantat kelutut** Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari
( PKL) bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan
kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.
*Panjang Sandaran = Tinggi sandaran – Tinggi pinggang
** Pantat ke lutut = Pantat popliteal + Tebal lutut

Sedangkan pedoman pengukuran data antropometri pengukuran dimensi


tubuh posisi duduk sebagai berikut :

Gambar 3.2 Antropometri dimensi tubuh posisi berdiri


24

Tabel 3.2 Cara pengukuran dimensi tubuh posisi berdiri


No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1. Tinggi badan berdiri Jarak vertikal kaki sampai ujung kepala yang
(TBB) paling atas, sementara subjek berdiri tegak dengan
mata memandang lurus ke depan

2. Tinggi mata berdiri Ukuran jarak vertikal dari lantai samapi ujung
(TMB) mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek
berdiri tegak dan memandang lurus kedepan.

3. Tinggi bahu berdiri Ukur jarak vertikal lantai sampai bahu yang
(TBH) menonjol pada saat subjek berdiri tegak.

4. Tinggi jangkauan Tangan menjangkau keatas setinggi-tingginya.


tangan (TJT) ukur jarak vertikal lantai sampai ujung jari tengah
pada saat subjek berdiri tegak.

5. Jangkauan tangan Ukur jarak horisontal dari punggung samapi ujung


(JT) jari tengah, subjek berdiri tegak dengan betis,
pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan
direntangkan secara horizontal ke depan.

6. Rentang tangan (RT) Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang
tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan
kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan
direntangkan horizontal ke samping sejauh
mungkin.

7. Tinggi siku berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan
(TSB) antara lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan
kedua tangan tergantung secara wajar.

8. Tebal badan (TB) Subjek berdiri tegak, ukur jarak dari dada (bagian
hulu hati) samapai punggung secara horizontal.
25

9. Panjang lengan Subjek berdiri tegak, tangan disamping, ukur jarak


bawah (PLB) dari siku sampai pergelangan tangan

10. Tinggi badan berdiri Jarak vertikal kaki sampai ujung kepala yang
(TBB) paling atas, sementara subjek berdiri tegak dengan
mata memandang lurus ke depan

11. Tinggi mata berdiri Ukuran jarak vertikal dari lantai samapi ujung
(TMB) mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek
berdiri tegak dan memandang lurus kedepan.

12. Tinggi bahu berdiri Ukur jarak vertikal lantai sampai bahu yang
(TBH) menonjol pada saat subjek berdiri tegak.

13. Tinggi jangkauan Tangan menjangkau keatas setinggi-tingginya .


tangan (TJT) ukur jarak vertikal lantai sampai ujung jari tengah
pada saat subjek berdiri tegak.

3.2.3 Kondisi Lingkungan Kerja


Meskipun operator diharapkan mampu beradaptasi dengan situasi dan
kondisi lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban,
getaran kebisingan dan lain-lain, akan tetapi stress akibat kondisi lingkungan fisik
kerja akan terus terakumulasi dan secara tiba-tiba bisa menyebabkan hal yang
fatal. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dirinya sendiri atau mungkin dari
pengaruh luar. Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah kondisi lingkungan
kerja, yaitu semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja seperti
temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan. getaran
mekanis, bau-bauan dan warna. Hal ini akan berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil kerja manusia tersebut.
26

1. Temperatur
Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi
kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar adalah
jika perubahan ternperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk
kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin.
2. Kelembaban
Yang dimaksud kelembaban disini merupakan banyaknya air yang
terkandung dalam udara. Keadaan dimana udara sangat panas dan
kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh
secara besar-besaran dan mengakibatkan denyut jantung semakin cepat
karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan
oksigen.
3. Siklus Udara
Sebagaimana kita ketahui udara disekitar kita mengandung sekitar 21%
oksigen. 0,03 karbon monoksida, dan 0,9 gas lainnya. Udara dikatakan
kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan terus
bercampur dengan gas-gas dan bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh. Dengan memberikan ventilasi yang cukup akan menggantikan
udara yang kotor dengan yang bersih. Demikian juga dengan menaruh
tanaman-tanaman akan mampu pula membantu memberikan kebutuhan
akan oksigen yang cukup.
4. Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek secara
jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Kemampuan mata untuk
melihat obyek dengan jelas ditentukan oleh ukuran obyek, derajat kontras,
luminasi (brighness). serta lamanya waktu untuk melihat obyek tersebut.
Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata menjadi cepat lelah karena
mata akan melihat dengan cara membuka lebar-lebar. Hal ini dapat
mengakibatkan lelahnya mental dan rusaknya mata.
27

5. Warna
Yang dimaksud disini adalah tembok ruangan dan interior yang ada
disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan
mata untuk melihat obyek, juga memberikan pengaruh yang lain terhadap
manusia.

3.2.4 Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja


Menurut Sritomo Wingjosoebroto (2006 : 78) perancangan sistem kerja
haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk mengekonomisasikan gerakan-
gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan
kerja.
Beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip-
prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun
keria, antara lain :
1. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui
lokasi penempatan material, spare part, peralatan kerja, mekanisme
control. atau displai dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-
cari.
2. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan
dimensi yang sesuai data Antropometri dalam range 5 sampai 95 persentil
agar operator bisa bekerja dengan leluasa dan tidak cepat lelah.

a : Daerah Kerja Normal


b : Daerah Kerja Maksimum
c : Posisi Kerja
Gambar 3.3 Dimensi standar normal dan maksimum area kerja
28

3. Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur


ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak
seharusnya membuang waktu dan energy untuk mengambil material atau
peralatan/perkakas kerja yan dibutuhkan.

3.2.5 Energi Kerja yang Dikonsumsikan


Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melaksanakan
kegiatan merupakan faktor yang kurang diperhatikan, karena dianggap tidak
penting bila mana dikaitkan dengan kinerja yang ditunjukkan. Meskipun energi
dalam jumlah besar harus dikeluarkan antuk periode yang lama bisa menimbulkan
kelelahan fisik, akan tetapi bahaya yang lebih besar justru kalau kelelahan
menimpa pada mental manusia.

3.3 Peta Kerja


Menurut Sutalaksana (2006 : 17), peta kerja merupakan salah satu alat
yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui
peta-peta kerja ini kita bisa mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk memperbaiki metode kerja.

3.3.1 Lambang-lambang Dalam Peta Kerja


Menurut Sutalaksana (2006 : 17-20), terdapat empat macam lambang yang
dikembangkan oleh gilbreth, yang digunakan untuk pembuatan suatu peta kerja,
namun pada tahun 1947, American Society of Mechanical Engineers (ASME)
mengembangkan dan menambahkan menjadi 5 (lima) lambang standar dari
pengembangan 4 lambang oleh gilbreth sebelumnya, yaitu sebagai berikut :
1. Lambang “ “ merupakan lambang operasi dimana biasanya
suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan
baik fisik maupun kimiawi. Operasi merupakan kegiatan yang paling
banyak terjadi dalam suatu proses.
2. Lambang “ “ merupakan lambang pemeriksaan dimana suatu
kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami
pemeriksaan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
29

3. Lambang “ “ merupakan lambang transportasi dimana suatu


kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja pekerja, atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan
bagian dari suatu operasi.
4. Lambang “ “ merupakan lambang proses menunggu dimana
suatu benda ker, pekerja ataupun perlengkapan tidak mengalami kegiatan
apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar).
5. Lambang “ “ merupakan lambang penyimpanan dimana suatu
kegiatan penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka
waktu yang cukup lama (penyimpanan permanen)

3.3.2 Macam-macam Peta Kerja


Menurut Sutalaksana (2006 : 21), pada dasarnya peta kerja yang ada
sekarang ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan kegiatan, yaitu:

1. Peta Kerja Untuk Menganalisa Kegiatan Kerja Keseluruhan


a. Peta Proses Operasi
Merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah
proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi
dan pemeriksaan. Dalam peta proses operasi terdapat beberapa
informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut seperti waktu
yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau
mesin yang digunakan. Biasanya peta proses operasi digunakan untuk
mengetahui kebutuhan mesin, memperkirakan kebutuhan bahan baku,
melakukan perbaikan cara kerja, dan menentukan tata letak pabrik.
b. Peta Aliran Proses
Merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari
operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang
terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung.
c. Peta Proses Kelompok Kerja
Merupakan hasil pengembangan dari suatu peta aliran proses dimana
digunakan dalam suatu tempat kerja yang untuk mengerjakannya
memerlukan kerja sama yang baik dari sekelompok pekerja.
30

d. Diagram Alir
Merupakan suatu peta yang memuat informasi-informasi relatif
lengkap sehubungan dengan proses dalam suatu pabrik atau kantor.
2. Peta Kerja Untuk Menganalisa Kegiatan Kerja Setempat
a. Peta Pekerja dan Mesin
Merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu
kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Biasa
digunakan untuk mengurangi waktu menganggur.
b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Merupakan peta kerja yang menggambarkan semua gerakan saat
bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan tangan kiri dan tangan
kanan pekerja.

3.4 Studi Gerak


Studi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
dengan bagian tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaanya. Dengan demikian
diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga,
waktu kerja, maupun dana (Sutalaksana, 2006 : 102).
Terdapat 17 Gerakan dasar yang dikembangkan oleh Frank B Gilbreth dan
istrinya Lilian yang dikenal dengan 17 Therblig untuk memudahkan dalam
menganalisis gerakan-gerakan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Tabel 3.3 Lambang-lambang Therblig


Nama Therblig Lambang Nama Therblig Lambang
Mencari (Search) SH Melepas (Released Load) RL
Memilih (Select) ST Lepas Rakit (Desassemble) DA
Kelambatan yang takterhindar
Memegang (Grasp) G UD
(Unavoidable Delay)
Kelambatan yang dapat
Menjangkau (Reach) RE AD
dihindarkan (Avoidable Delay)
I
Memakai (Use) U Memeriksa (Inspection)
31

Memegang Untuk Memakai


Membawa (Move) M H
(Hold)
Pengarahan Sementara (Pre
Merakit (Assemble) A PP
Position)
Istirahat untuk menghilangkan
Pengarahan (Position) P R
fatique (Rest to overcome fatoque)
Merencana (Plan) Pn

3.5 Pengujian Data


3.5.1 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data adalah pengujian terhadap data untuk mengetahui
apakah data yang ada sudah cukup atau tidak. Data cukup apabila data yang sudah
ada lebih besar atau sama dengan data yang dibutuhkan. Yang harus dilakukan
jika ada data tidak cukup adalah menambah data atau merubah tingkat ketelitian.
Untuk menentukan kecukupan data dapat dilihat pada persamaan berikut :

Dimana : N’ : Jumlah data yang harus dikumpulkan


N : Jumlah data yang sudah terkumpul

: data ke i
k : Tingkat Keyakinan
s : Tingkat Ketelitian

: Jumlah Data
Jika N’ ≤ N, data dianggap cukup, jika N’ > N data tidak cukup ( kurang )
dan perlu dilakukan penambahan data.
32

Menurut Sutalaksana (2006 : 153), tingkat ketelitian dan tingkat


kepercayaan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur
setelah memutuskan tidak melakukan pengkuran yang sangat banyak. Tingkat
ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu
penyelesaian sebenarnya. Sedangkan tingkat kepercayaan menujukkan besarnya
kepercayaan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian
yang ada. Rentang hitung tingkat keyakinan menggunakan data berikut :
0% - 50% : ± 0,67 σ

50% - 68,27% : ±1 σ

68,28% - 95,47% : ±2σ

95,48% - 99,73% : ±3σ

3.5.2 Uji Keseragaman Data


Uji keseragaman data adalah suatu pengujian pada suatu data untuk
mengetahui apakah data berada pada batas kontrol atau tidak sesuai dengan
tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang sudah ditentukan. Cara menguji
keseragaman data diuraikan pada langkah-langkah berikut :
a. Untuk menentukan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian dapat dilihat
dari data yang ada.
b. Tentukan harga rata-ratanya.

Dimana : n : Banyak data

: Jumlah Data
c. Untuk menentukan harga standart deviasi dapat dilihat pada persamaan
dibawah ini :

Dimana : n : Banyak data

: Data ke i
33

d. Untuk menentukan batas kelas atas dan batas kelas bawah dapat dilihat
pada persamaan berikut ini :

Dimana : x : Harga Rata-rata


BKA : Batas Kontrol Atas
BKB : Batas Kontrol Bawah
e. Plot data batas kelas pada sumbu koordinat.
f. Data tersebut dikatakan seragam jika nilai x masih di dalam batas kontrol
atas dan batas kontrol bawah. Untuk data yang berada di luar batas kontrol
tersebut maka data tersebut harus dibuang dan pada perhitungan
berikutnya data tersebut tidak dipergunakan lagi.

3.5.3 Uji Normalitas Data


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang
diperoleh tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas data bertujuan untuk
mendeteksi distribusi data dalam suatu variable yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian
tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Asumsi data berdistribusi
normal perlu dilakukan untuk mengecek keberlakuanya agar langkah-langkah
selanjutnya dapat dipertanggung jawabkan.
Uji normalitas mengunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan SPSS.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni jika nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Langkah-langkah pengujian mengunakan metode kolmogorov smirnov
adalah sebagai berikut :
1. Masukkan atau siapkan data ke dalam aplikasi SPSS.
2. Pilih menu Analyze, lalu pilih Non-Parametic Test, klik Legacy Dialog,
kemudian pilih submenu 1-Sample K-S
34

3. Muncul kotak dialog dengan nama One-Sample Kolmogorov-Smirnov


Test, selanjutnya masukkan variabel Unstandardized Residuals, pada Test
Distribution, centang Normal.
4. Klik Exact kemudian isi tingkat ketelitian pada Confidence level dan
jumlah variabel pada Number of samples lalu klik Continue kemudian Ok.
5. Dari Output dapat dilihat jika nilai pada table Monte Carlo. Sig (2-Tailed)
melebihi 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal.

3.5.4 Persentil
Nurmianto (2004 : 55) Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya
nilai mean (rata-rata) dan SD (Standar Deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu
nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang
dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya, 95%
populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil, 5% dari populasi
berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil. Besarnya nilai persentil
dapat ditentukan dari tabel distribusi normal (Gambar 2).
Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh
berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil.

Gambar 3.4 Distribusi normal dengan data 95-th percentile


Tabel 3.4 Distribusi normal dan perhitungan persentil
35

Sedangkan untuk data dengan kemungkinan tidak normal, maka


digunakan rumus untuk menentukan persentil sebagai berikut :

Dimana : i = nilai persentil


n = jumlah data pengamatan

3.6 Usulan Perbaikan Kondisi Lingkungan Kerja


Kondisi lingkungan kerja yang ideal diharapkan mampu memberikan
kondisi-kondisi kerja sepeti : (Wingjosoebroto. Sritomo, 2006 : 98).
1. Memperbaiki safety record.
2. Mengurangi ketidakdisiplinan kerja.
3. Meningkatkan kerja karyawan.
4. Meningkatkan produktivitas kerja.
Untuk maksud-maksud memperbaiki kondisi lingkungan kerja ini maka
bisa dilaksanakan antara lain dengan jalan sebagai berikut: (Wingjosoebroto,
Sritomo. 2006 : 99).
1. Memperbaiki cahaya penerangan dilingkungan kerja.
2. Mengontrol temperatur ruangan dan juga derajat kelembabannya.
3. Memberi ventilasi yang cukup.
4. Mengontrol suara yang timbul dengan jalan menekan kebisingan.
5. Menciptakan area kerja yang rapi, bersih, tertib dan lain-lain.
6. Segera membuang sisa-sisa material kerja yang dapat membahayakan
seperti debu, gas, uap dan lain-lain.
7. Menyediakan perlengkapan dan petunjuk-petunjuk untuk keselamatan
kerja.
8. Mempertimbangkan segala aspek ergonomis dan prinsip-prinsip dari kerja
fisik.
36

Untuk mendapatkan kondisi kerja yang baik yaitu yang


memungkinkannnya dilakukan gerakan yang ekonomis, maka perlu diperhatikan
faktor yang mempengaruhi, yaitu : (Wingjosoebroto. Sritomo, 2006 : 100)
1. Penggunaan badan / anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakannya.
2. Pengaturan letak area kerja.
3. Perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja.
Secara umum didalam usaha mengembangkan metode kerja dan gerakan
kerja ekonomis maka beberapa hal tersebut bisa dilaksanakan antara lain sebagai
berikut : (Wingjosoebroto, Sritomo 2006 : 100).
1. Hilangkan gerakan-gerakan kerja yang tidak perlu yang justru
memboroskan tenaga.
2. Kombinasikan beberapa aktifitas menjadi aktifitas yang memungkinkan
dilaksanakan secara bersamaan.
3. Kurangi faktor kelelahan dengan memberi waktu istirahat dan wakru
longgar yang lainnya.
4. Perbaiki pengaturan tempat kerja dan desain dari fasilitas dan peralatan.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengambilan Data


Pengumpulan data dilakukan di PT Anugerah Indofood Barokah Makmur
Purwakarta pada Departement Produksi di proses produksi Line BIB, sedangkan
jadwal pengumpulan data dilakukan dari tanggal 23 Juli hingga 14 September
2018 yang dilanjutkan dengan pembuatan laporan. Detail kegiatan dan waktu dari
kerja praktek dapat diliat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan kerja praktek
Waktu Jul-18 Agt-18 Sept-18 Oct-18
Nama Kegiatan 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29
Persiapan
Study Literatur
Study Lapangan
Pengambilan Data
Analisis Data
Pengambilan Data Tambahan
Evaluasi
Pembuatan Laporan

4.2 Pengaturan Sistem Kerja dan Studi Gerak


Kegiatan proses produksi produk BIB di PT. Anugerah Indofood Barokah
Makmur dimulai dengan memasukan campuran konsentrat dan air yang sudah
mejadi finished syrup ke dalam aluminium foil bag bag melalui mesin filler,
kemudian dikemas dalam karton yang sudah disiapkan dan direkatkan dengan hot
met glue, lalu dilakukan sealing menggunakan seal paper. Dari uraian tersebut
dibuat dan disajikan secara terperinci menggunakan peta proses operasi pada
gambar 4.1.

37
38

PETA PROSES OPERASI


NAMA OBYEK : PROSES PRODUKSI PRODUK BIB
NOMOR PETA :1
DIPETAKAN OLEH : LUTFI ALFIA SARI
TANGGAL PEMETAAN : 13 OKTOBER 2018
KONDISI : SEKARANG
Seal Paper Karton Hot Met Glue Aluminium Foil Bag Finished Syrup

Filling O-1

O-2
Packing P-1

O-3
Sealing P-2

Coding O-4

Palletizing O-5

ringkasan
KEGIATAN JUMLAH
OPERASI 5
PEMERIKSAAN 2
TOTAL 7

Gambar 4.1 Peta proses operasi kegiatan produksi BIB

Gambar 4.2 Tata letak fasilitas line proses produksi BIB


39

Dari keseluruhan proses kegiatan yang sudah dijelaskan di atas, penelitian


hanya dilakukan pada kegiatan packing (pengemasan) produk BIB. Tata letak
fasilitas perlatan-peralatan yang digunakan pada proses tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut :

Keterangan Gambar :
6 1. Operator
2. Produk dalam
Aluminium Foil Bag
3. Karton
5 4. Hot mat glue
4 5. Produk sudah dikemas
6. Timbangan

1
2

Gambar 4.3 Tata letak fasilitas peralatan stasiun kerja pengemasan


Kegiatan di stasiun kerja ini dapat diuraikan menggunakan peta kerja
setempat, yaitu peta tangan kanan dan tangan kiri yang tersaji dalam peta kerja
berikut :
PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN
Pekerjaan : Pengemasan Produk BIB
Nomor Peta : 02
Sekarang √ Usulan
Dipetakan Oleh : Lutfi Alfia Sari
Tanggal Dipetakan : 13 Oktober 2018
Waktu Waktu
tangan kiri Jarak (cm) Lambang Jarak (cm) tangan kanan
(dtk) (dtk)
Mengambil karton 42 2 RE
Mengambil produk dalam
RE 6 35 aluminium foil bag (setelah proses
filling)
Memasukan produk dalam
Memasukan produk dalam
aluminium foil bag ke dalam 0 4 A A 4 0
aluminium foil bag ke dalam karton
karton
Memegang produk dalam karton 0 0 G RE 1 5 Mengambil Hot mat glue

Melakukan pengeleman dengan Hot


Memegang produk dalam karton 0 0 G A 3 0
mat glue
Meletakan produk yang sudah Meletakan produk yang sudah
dikemas ke konveyor untuk 110 7 M M 7 153 dikemas ke konveyor untuk proses
proses sealing sealing
total 152 13 21 193
Ri ngkasan
Waktu tiap siklus 34 detik
Jumlah produk tiap siklus 1 buah

Gambar 4.4 Peta tangan kiri tangan kanan kondisi saat ini
40

Berdasarkan kegiatan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan,


terdapat beberapa kegiatan yang tidak efisien yang dapat berpegaruh terhadap
produktifitas dan ENASE dalam kegiatan pengemasan yaitu antara lain :
1. Peletakan tumpukan karton yang terlalu tinggi sehingga terdapat perbedaan
jangkauan
2. Proses peletakan produk yang sudah dikemas untuk proses selanjutnya yang
sedikit lebih tinggi dan tidak terjangkau membuat operator harus berdiri dan
membungkuk untuk memindahkan produk
3. Presentase penggunaan tangan kiri dan tangan kanan yang tidak seimbang

4.3 Fasilitas Stasiun Kerja


Rancangan stasiun kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh akan juga
berpengaruh dalam menciptakan lingkungan kerja yang ENASE, sehingga kajian
juga dilakukan pada aspek fasilitas lingkungan kerja kegiatan pengemasan di
stasiun kerja produk BIB. Fasilitas kerja yang digunakan yaitu antara lain :
1. Kursi duduk operator
2. Meja untuk meletakkan produk sebagai meja kerja.

Sumber : PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur, 2018


Gambar 4.5 Foto fasilitas kerja proses pengemasan produk BIB
41

1. Kursi Kerja
Kursi kerja yang ada saat ini berasal dari bahan plastik yang ditambahkan
besi pada bagian bawah agar menambah tinggi serta tidak mudah
terpeleset, dimensi dan gambar dari kursi kerja saat ini dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 4.6a Kursi kerja saat ini

Sumber : PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur, 2018


Gambar 4.6b Kursi kerja saat ini
42

2. Meja Kerja
Meja kerja saat ini terbuat dari besi dengan tinggi yang sangat rendah dan
terdapat timbangan di atasnya. Tinggi meja yang diukur sudah
ditambahkan dengan tinggi timbangan. Dimensi serta gambar dari meja
kerja yang ada saat ini mempunyai dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.7a Meja kerja saat ini

Sumber : PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur, 2018


Gambar 4.7b Meja kerja saat ini
43

4.4 Pengumpulan Data


Berdasarkan jenis fasilitas yang ada, maka perlu dilakukan pengukuran
data antropometri untuk kegiatan dan fasilitas-fasilitas tersebut dan tersaji dalam
tabel berikut :
Tabel 4.2 Data pengukuran dimensi tubuh operator
Hasil Pengukuran (cm)
No Nama Bagian Tinggi Tebal Jangkauan Rentangan Tinggi Siku Pantat Lebar Tinggi Bahu
Popliteal Badan Tangan Tangan Duduk Popliteal Pinggul Duduk
(TPL) (TB) (JT) (RT) (TSD) (PPL) (LP) (TBD)
1 ABDULOH OPERATOR BIB 42 19.4 79.5 177 24.8 44.9 48.4 64
2 FERDI AWANSYAH OPERATOR BIB 41.1 18.2 80.1 176.8 23.6 43.7 47.8 63.3
3 HERU BAHTIAR OPERATOR BIB 40.4 18.1 80.6 172.3 22.7 38.6 41.8 61.5
4 INDRA GUNAWAN (B) OPERATOR BIB 42.2 18.9 79.9 178 23.7 42.9 46.4 60.3
5 IYAN MULYANA OPERATOR BIB 41.2 18 78 170 24.8 42.4 42 62.5
6 LUKI AGUSTIAN OPERATOR BIB 41.4 19.9 80.2 179 25.2 43.6 48.7 63.7
7 MOHAMAD RIFKI ALINURDIN OPERATOR BIB 43 19.5 78.5 173 25.3 43.6 45.1 64
8 MUHAMMAD HIDAYAT OPERATOR BIB 42.3 19.6 79.8 179 24.5 42.6 44.3 64.1
9 NUNU SUBARI OPERATOR BIB 40.5 19.5 80.7 174.6 25.3 43.6 45.1 61.9
10 RAHMAN SUGARA OPERATOR BIB 43.2 18.7 77.8 178.9 22.3 45.8 42.7 62.2
11 RIKI SUMARNO OPERATOR BIB 42 18.6 79.5 175 22.6 46.1 42 65.1
12 SAMSUL FARID OPERATOR BIB 42.2 20.6 80.4 176.9 25 45.8 44.8 65.2
13 SANDI PERMANA OPERATOR BIB 42.8 19 79.9 175.3 22.2 44.9 43.6 62.8
14 SLAMET FAHRUROJI OPERATOR BIB 42.8 19.9 80.1 179.6 24.3 44.6 45.9 63.4
15 SONA SANTARA OPERATOR BIB 42.5 20.4 80.5 178.5 24.9 44.7 44.4 66.2
16 SUTIRMAN OPERATOR BIB 43 20.9 80.6 176.9 24.7 45.4 45.8 65.1

4.5 Pengujian Data


Berdasarkan data hasil pengukuran yang sudah diperoleh, data diolah
dengan tahap-tahapan sebagai berikut :
4.5.1 Uji Kecukupan Data Tinggi Popliteal
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.
Dengan menggunakana rumus :

Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :


44

Kesimpulan uji kecukupan data adalah jumlah data teoritis (N’) sebanyak 1.49
kurang dari jumlah data pengamatan (N) 16 maka data tersebut dianggap cukup.

4.5.2 Uji Keseragaman Data Tinggi Popliteal


Hasil uji keseragaman dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
 Menentukan nilai rata-rata

Sehingga diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut :

 Menentukan standar deviasi

Sehingga diperoleh nilai standar deviasi sebagai berikut :

 Menentukan batas kelas atas dan batas kelas bawah

Batas Kontrol Atas (BKA) =

= = 44.69

Batas Kontrol Bawah (BKB) =

= = 39.38

 Mengitung data yang diluar batar kelas

Data lebih dari BKA = 0

Data kurang dari BKB = 0


45

Dari data di atas dapat dilakukan plot pada sumbu koordinat dengan grafik
sebagai berikut :

Gambar 4.8 Grafik keseragaman data tinggi popliteal

Karena semua data masuk dalam batas kontrol atas dan batas kontrol
bawah, maka data dikatakan seragam.

4.5.3 Uji Normalitas Data


Uji normalitas data dilakukan menggunakan aplikasi IBM SPSS 21
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Output uji normalitas SPSS 21
46

Dari data output diatas, diketahui bahwa semua variabel berdistribusi


normal dengan ditandai dengan nilai Monte Carlo Sig. (2-tailed) > 0.05 dengan
tingkat kepercayaan 95%.

4.5.4 Uji Persentil Data Tinggi Popliteal


Data tinggi popliteal merupakan data berdistribusi normal, sehingga untuk
uji persentil menggunakan perhitungan distribusi normal. Perhitungan persentil
tinggi popliteal sebagai berikut :

Untuk pengujian data dimensi tubuh pengukuran yang lain, dilakukan


dengan cara yang sama dengan pengujian tinggi popliteal di atas dan tersaji dalam
tabel 4.4
47

Tabel 4.4 Hasil pengujian kecukupan, keseragaman, normalitas dan persentil


Hasil Pengukuran (cm)
No Nama Tinggi Tebal Jangkauan Rentangan Tinggi Siku Pantat Lebar Tinggi Bahu
Popliteal Badan Tangan Tangan Duduk Popliteal Pinggul Duduk
(TPL) (TB) (JT) (RT) (TSD) (PPL) (LP) (TBD)
1 ABDULOH 42 19.4 79.5 177 24.8 44.9 48.4 64
2 FERDI AWANSYAH 41.1 18.2 80.1 176.8 23.6 43.7 47.8 63.3
3 HERU BAHTIAR 40.4 18.5 80.6 172.3 22.7 38.6 41.8 61.5
4 INDRA GUNAWAN (B) 42.2 18.9 79.9 178 23.7 42.9 46.4 60.3
5 IYAN MULYANA 41.2 18 78 170 24.8 42.4 42 62.5
6 LUKI AGUSTIAN 41.4 19.9 80.2 179 25.2 43.6 48.7 63.7
7 MOHAMAD RIFKI ALINURDIN 43 19.5 78.5 173 25.3 43.6 45.1 64
8 MUHAMMAD HIDAYAT 42.3 19.6 79.8 179 24.5 42.6 44.3 64.1
9 NUNU SUBARI 40.5 19.5 80.7 174.6 25.3 43.6 45.1 61.9
10 RAHMAN SUGARA 43.2 18.7 77.8 178.9 22.3 45.8 42.7 62.2
11 RIKI SUMARNO 42 18.6 79.5 175 22.6 46.1 42 65.1
12 SAMSUL FARID 42.2 20.6 80.4 176.9 25 45.8 44.8 65.2
13 SANDI PERMANA 42.8 19 79.9 175.3 22.2 44.9 43.6 62.8
14 SLAMET FAHRUROJI 42.8 19.9 80.1 179.6 24.3 44.6 45.9 63.4
15 SONA SANTARA 42.5 20.4 80.5 178.5 24.9 44.7 44.4 66.2
16 SUTIRMAN 43 20.9 80.6 176.9 24.7 45.4 45.8 65.1
Tingkat keyakinan : 95% -> 3
Tingkat ketelitian : 5% -> 0.05
Mean 42.04 19.35 79.76 176.30 24.12 43.95 44.93 63.46
Standar deviasi 0.88 0.85 0.91 2.75 1.11 1.84 2.20 1.55
Jumlah data 16 16 16 16 16 16 16 16
Uji kecukupan k/s 60 60 60 60 60 60 60 60
N 16 16 16 16 16 16 16 16
2
Ʃx 28286.16 6001.72 101789.33 497420.62 9325.97 30956.38 32364.90 64463.33
2
(Ʃx) 452390.76 95852.16 1628431.21 7956912.64 148918.81 494490.24 516673.44 1030834.09
Ʃx 672.60 309.60 1276.10 2820.80 385.90 703.20 718.80 1015.30
N' 1.49 6.59 0.44 0.82 7.17 5.91 8.12 2.02
Kesimpulan Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Uji keseragaman BKA 44.69 21.91 82.48 184.56 27.45 49.47 51.53 68.12
BKB 39.38 16.79 77.03 168.04 20.78 38.43 38.32 58.80
Jumlah data di atas BKA 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah data di bawah BKB 0 0 0 0 0 0 0 0
Uji Monte Carlo Sig. (2- e e e e e e e e
0.438 1.000 0.188 0.250 0.188 0.438 1.000 1.000
normalitas tailed)
Kenormalan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Persentil data normal P(5) 40.58 17.94 78.26 171.77 22.29 40.92 41.30 60.90
P(50) 42.04 19.35 79.76 176.30 24.12 43.95 44.93 63.46
P(95) 43.49 20.76 81.25 180.82 25.95 46.97 48.55 66.01
48

4.6 Perancngan Ulang Stasiun Kerja


Berdasarkan kajian untuk fasilitas-fasilitas tersebut, terdapat beberapa
masalah mengenai desain fasilitas yang berhubungan dengan antropometri tubuh
manusia, sehingga akan dilakukan perbaikan di beberapa fasilitas, yaitu :
1. Desain Kursi
Kursi yang digunakan saat ini tidak dapat diatur (Non-Adjustable), namun
kebutuhan berdasarkan dimensi tubuh (Antropometri) sangat variatif.
Sehingga perlu dilakukan kajian untuk kursi kerja.
a. Ketinggian kursi
Ketinggian kursi saat ini adalah 44 cm, namun berdasarkan data
antropometri untuk tinggi popliteal dengan persentil 50% memberikan
data ketinggian minimum kursi 42.04 cm, sehingga saran untuk
menyelesaikan masalah ini rancangan ulang kursi didesain dengan
ketinggian 42 cm agar nyaman digunakan oleh semua populasi.
b. Kedalaman Kursi
Kedalaman kursi saat ini adalah 40 cm, sedangkan berdasarkan data
antropometri untuk panjang paha dengan persentil 5% memberikan
data maksimum kedalaman kursi adalah 40.92 cm, sehingga
kedalaman kursi perlu disesuaikan dengan dengan data perhitungan
antropometri sampel menjadi 41 cm. Hal ini dipertimbangkan supaya
pemakai pendek nyaman saat duduk.
c. Lebar Kursi dan Sandaran
Lebar kursi saat ini adalah 44,1 cm dan lebar sandaran 40 cm,
sedangkan berdasarkan data antropometri untuk lebar pinggul / pantat
dengan persentil 95% memberikan data minimum lebar adalah 48.55
cm, sehingga perlu dilakukan re-design menjadi 49 cm agar dapat
mengcakup semua dimensi sample dengan pemakai ukuran tubuh yang
besar, dapat nyaman menggunakannya. Sedangkan untuk lebar
sandaran disesuakan sesuai dengan nilai estetika menjadi 44 cm.
49

d. Ketinggian Sandaran
Ketinggian sandaran saat ini adalah 45 cm, sedangkan berdasarkan
data antropometri untuk tinggi bahu dalam posisi duduk dengan
persentil 50% memberikan data maksimum ketinggian sandaran adalah
63.46 cm sehingga untuk menyelesaikan masalah ini ketinggian
sandaran maksimum dapat dilakukan redesign dengan ketinggian
sesuai data antropometri menjadi 64 cm agar dapat mencakup semua
dimensi tinggi bahu sampel uji. Namun dengan memperhatikan nilai
estetika dari bentuk rancangan kursi tinggi sandaran kursi tetap pada
ketinggian awal yaitu 45 cm. Rekomendasi ini diberikan dengan dasar
agar pada saat duduk posisi tulang punggung kembali pada posisi
awal. Untuk mengembalikan posisi tulang punggung ke posisi awal
bagian yang berperan adalah sandaran bagian bawah dan sandaran
bagian atas tidak banyak digunakan oleh operator.

Desain kursi kerja usulan dibuat dengan bahan yang empuk pada
bagian sandaran dan alas duduk agar operator lebih nyaman. Bagian bawah
kursi menggunakan alas berbahan karet agar kursi tidak mudah tergeser saat
operator dari posisi duduk ke posisi berdiri atau sebaliknya, hal lain yang
dipertimbangkan adalah gerakan kerja yang dilakukan oleh operator yang
membutuhkan tenaga memungkinkan kursi mudah tergeser. Berdasarkan
kajian diatas, maka desain kursi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.9 Rancangan kursi kerja berdasarkan perhitungan antropometri


50

Gambar 4.10a Rancangan akhir kursi kerja

Gambar 4.10b Rancangan akhir kursi kerja

2. Desain Meja Kerja


Meja kerja juga berperan dalam kegiatan yang ENASE, design meja ini
digunakan untuk melakukan kegiatan pengemasan.
a. Ketinggian meja
Ketinggian meja kerja sangat berhubungan dengan ketinggian kursi
yang digunakan, sehingga perlu dilakukan kajian mengenai ketinggian
meja untuk meletakkan timbangan dan sebagai tempat melalukan
aktifitas pekerjaan.
51

Ketinggian meja di peroleh dari ketinggian kursi maksimum yaitu


tinggi popliteal (TPL) dengan persentil 95%, dan ditambahkan tinggi
siku duduk (TSD) dengan persentil 95% namun harus diperhitungkan
juga ketebalan timbangan (a) sebagai faktor pengurang ketinggian.
Sehingga ketinggian meja = (TPL)+(TSD)-(a)
= (43,5)+(25.96)-(5)
= 64.46 cm 65 cm
b. Panjang meja
Panjang meja saat ini adalah 64 cm, sedangkan berdasarkan data
antropometri diperoleh Rentangan Tangan (RT) dengan persentil 5%
yang memungkinkan semua populasi dapat menggunakan meja
tersebut adalah 171.75 cm sehingga untuk menyelesaikan masalah ini
panjang meja maksimum dapat dilakukan redesign menjadi 172 cm.
Sisi kanan dan kiri meja kerja disambungkan dengan konveyor agar
operator tidak terlalu jauh dan mengurangi tingkat kelelahan dalam
meletakan produk yang sudah dikemas untuk dilanjutkan ke proses
selanjutnya.
c. Lebar meja
Ukuran lebar meja saat ini adalah 48 cm, sedangkan dari data
antropometri agar memungkinkan semua populasi dapat menggunakan
meja tersebut diguakan data Jangkauan Tangan (JT) dengan persentil
5% dikurangi Tebal Badan (TB) dengan persentil 95%. Sehingga lebar
meja = (JT) – (TB)
= (78.25) – (20.76)
= 57.49 cm 58 cm
Karena perhitungan antropometri lebar meja saat ini belum sesuai
dengan yang dibutuhkan maka perlu dilakukan re-sedain.
52

d. Desain pijakan kaki


Ketinggian meja juga berperan dalam kegiatan yang ENASE, oleh
karena itu untuk mengurangi kelelahan pada otot kaki, perlu diberikan
alas pada bagian bawah meja untuk pijakan kaki (footrest) sehingga
kaki bisa beristirahat sewaktu-waktu apabila terasa lelah akibat posisi
duduk yang statis. Desain pijakan kaki dibuat dengan ketinggian 15 cm
agar lebih nyaman untuk semua populasi.

Design model meja kerja, di desain dengan penggabungan pijakan kaki


dan konveyor, dimana ketinggian meja kerja diatur sesuai dengan
perhitungan yang sudah sesuai di atas. Kemiringan konveyor 30° agar
produk tidak meluncur dengan terlalu cepat. Panjang konveyor dari filler
disesuaikan sesuai kebutuhan, sedangkan lebar konveyor sesuai dengan
dimensi produk 420 mm ditambah dengan toleransi sehingga ditetapkan
lebar konveyor 500 mm. Pada ujung konveyor arah datangnya produk
ditambahkan penahan. Desain meja tersaji dalam gambar berikut.

Gambar 4.11a Rancangan akhir meja kerja


53

Gambar 4.11b Rancangan akhir meja kerja

Dari desain usulan kursi dan meja kerja di atas maka sikap dan
posisi kerja di stasiun kerja yang baru dari berbagai sudut pandang dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.12a Rancangan stasiun kerja


54

Gambar 4.12b Rancangan stasiun kerja

Gambar 4.12c Rancangan stasiun kerja


55

Gambar 4.12d Rancangan stasiun kerja

Secara rinci perbedaan dimensi desain rancangan ulang yang diusulkan


dengan dimensi stasiun kerja saat ini dan diusulkan tersaji pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Perbandingan dimensi stasiun kerja awal dan usulan
Kondisi Saat Ini Refrensi Data Kesimpulan Rancangan usulan
No Fasilitas Bagian
(cm) Anthropometri redesain (cm)
1 Kursi kerja Tinggi kursi 44 42.04 Ya 42
Kedalaman kursi 40 40.92 Ya 41
Lebar kursi 44.1 48.55 Ya 49
Tinggi sandaran 45 63.6 Tidak 45
Lebar sandaran 40 48.55 Ya 44
2 Meja kerja Tinggi meja 31 64.46 Ya 65
Panjang meja 64 171.75 Ya 172
Lebar meja 48 57.49 Ya 58
Pijakan kaki Tidak terdapat - Ya 15
Tempat hot mat glue Tidak terdapat - Ya Terdapat
Terdapat
Konveyor sebelah kanan Tidak terdapat - Ya menyambung pada
meja sebelah kiri
Terdapat dengan
dimensi lebar meja
50 cm, panjang meja
Konveyor sebelah kanan Tidak terdapat - Ya
menyesuaikan meja
kerja usulan dengan
kemiringan 30°
56

4.6 Tata Letak Ulang Fasilitas dan Peralatan


Dari design usulan tersebut, tata letak fasilitas-fasilitas juga harus diatur
untuk mendapat tingkat ENASE yang baik dengan pertimbangan studi gerak yang
akan dilakukan. Untuk letak meja serta kursi kerja tidak perlu dilakukan penataan
ulang, namun untuk fasilitas pendukung lain perlu untuk dilakukan penambahan
serta perubahan letak, yaitu antara lain :
1. Memindahkan meja datangnya produk yang sudah dalam kemasan
aluminium foil bag menjadi lebih tinggi dikarnakan adanya penambahan
tinggi posisi meja kerja sehingga operator tidak perlu membungkuk jika
menjangkau produk dan terhubung dengan konveyor.
2. Pada ujung konveyor arah datangnya produk dari filler ditambahkan
penahan supaya produk bisa tertahan dan operator lebih mudah mengatur
waktu kedatangan produk sesuai dengan kapasitasnya.
3. Memindahkan peletakan karton kosong ke sebelah kiri operator agar lebih
mudah dalam menjangkau.
4. Perlu ditambahkan konveyor menyambung disebelah kiri meja kerja agar
operator tidak perlu menaruh produk terlalu jauh dari jangkauan yang bisa
dicapai.
5. Menambahkan lubang yang dihubungkan dengan meja pada sebelah kanan
bawah sebagai tempat menaruh hot met glue
Dari keseluruhan perbaikan yang dilakukan penjelasan rincian usulan
perbaikan tata letak fasilitas stasiun kerja di atas, gambaran penataan ulang untuk
fasilitas peralatan yang digunakan dan fasilitas pendukungnya dapat dilihat pada
gambar 4.13.
57

Keterangan Gambar :
1. Operator
2
2. Produk dalam
Aluminium Foil Bag
3. Karton
6 4. Hot mat glue
5. Produk sudah dikemas
6. Timbangan

5 4

1
3

Gambar 4.13 Tata letak ulang peralatan setelah perbaikan

Kelebihan dari stasiun kerja yang diusulkan adalah dapat mengurangi


beban fisik yang diterima oleh operator. Selain itu juga mengurangi aktifitas
tangan pada saat melakukan pekerjaan pengemasan sehingga tangan tidak mudah
lelah dan pegal. Adanya sandaran dan alas kursi yang nyaman dapat menjaga
tulang belakang operator agar tidak mudah lelah dan sakit. Meja kerja yang
ditinggikan dibuat untuk menjaga keseimbangan tubuh operator sehingga beban
pada kaki, pantat dan pundak dapat merata.
Perbandingan dari stasiun kerja yang diusulkan hanya dari segi kapasitas
area yang dipakai. Stasiun kerja saat ini hanya membutuhkan luas area sebesar
52.8 m2, sedangkan stasiun kerja usulan membutuhkan luas area sebesar 170.28
m2, Namun luas stasiun kerja usulan masih bisa diterapkan mengingat masih ada
area yang kosong di ruangan produksi BIB saat ini, sehingga usulan rancangan
ulang yang dilakukan selain membuat operator lebih nyaman juga diharapkan
dapat memaksimalkan kalpasitas ruangan yang tersedia.
58

Usulan perbaikan tata letak peralatan fasilitas stasiun kerja pada proses
pengemasan produk menyebabkan adanya perbedaan aktifitas dari operator
dengan kondisi saat ini. Tata letak peralatan fasilitas saat ini mempunyai total
jarak aktifitas pekerjaan sebesar 235 cm sedangkan desain usulan sebesar 39 cm.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Perbandingan aktifitas kerja saat ini dan usulan

Desain yang diusulankan oleh penulis diharapkan sudah mampu


mengakomodir keluhan dan harapan dari operator pada saat studi lapangan.
Desain usulan yang menjawab keluhan dan harapan dari operator tersaji pada
tabel berikut :
Tabel 4.7 Keluhan operator serta desain usulan
Narasumber Kendala Keluhan Harapan Desain Usulan

Jangkauan kardus terlalu jauh di depan Proses produksi BIB Memindahkan peletakan karton
melewati konveyor pundak sering semi otomatis, kosong ke sebelah kiri operator
terasa capek, bagian pundak lengan terdapat alat bantu
Punggung sering kram tambahan untuk
1 mudah Proses memasukan produk ke kardus meringankan beban Memindahkan meja datangnya
lelah setelah filler membuat lengan terasa pekerjaan produk yang menjadi lebih tinggi
cepat lelah dan terdapat konveyor dengan
kemiringan 30° agar produk
langsung masuk ke dalam kardus
Produk dikemas masih secara manual Tambahan rekan kerja Meja kerja terhubung dengan
Fisik yang membuat operator harus sedikit supaya bisa berbagi konveyor
Dimensi meja kerja ditinggikan
2 terasa mengangkat ke timbangan dengan beban pekerjaan dari kondisi saat ini
cepat lelah membungkuk untuk memonitor berat
Terdapat pijakan kaki
Punggung mudah lelah karena posisi Meja kerja dinaikan Memindahkan peletakan karton
tubuh sedikit berdiri untuk mengambil karena sekarang kosong ke sebelah kiri operator
kardus dan membungkuk buat posisi kerja terlalu
3 Cepat lelah
mengemas dan menimbang membungkuk
Mendorong produk jadi dengan jarak Meja kerja terhubung dengan
yang jauh konveyor
59

Selain itu, berdasarkan data kuisioner prefrensi terhadap 16 (enam belas)


responden yang merupakan operator dari line BIB menunjukan bahwa adanya
konveyor pada sisi kiri meja kerja, adanya konveyor yang lebih tinggi di sisi
kanan dan langsung terhubung dengan meja kerja, adanya penahan di ujung
konveyor arah datangnya produk, adanya pijakan kaki pada meja kerja, adanya
tempat penyimpanan hot mat glue, pemindahan peletakan karton di sisi kiri
operator dan ukuran dimensi meja dan kursi kerja yang disesuaikan dengan
dimensi tubuh sangat penting bagi operator.
Hal ini terlihat dari persentase hasil kuisoner pilihan responden yang
menunjukan rata-rata angka pilihan sangat penting sebesar 71%. Perhitungan
lengkap hasil akhir tingkat preferensi responden tersaji pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Preferensi operator
Jumlah
Kriteria Presentase
Skor
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 4 1%
Cukup Penting 30 6%
Penting 112 22%
Sangat Penting 360 71%
Total 506 100%

Sedangkan rekap hasil kuisioner preferensi pilihan 16 (enam belas)


responden terhadap desain stasiun krja yang diusulkan oleh penulis tersaji pada
tabel 4.9.
60

Tabel 4.9 Hasil kuisioner preferensi operator


Responden
No Kriteria Jumlah Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sangat Tidak
0 0%
Penting
Adanya konveyor Tidak Penting 0 0%
1
disisi kiri meja kerja Cukup Penting 3 3 6 8%
Penting 4 4 4 4 4 20 28%
Sangat Penting 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 63%
Sangat Tidak
Adanya konveyor 0 0%
Penting
yang lebih tinggi
Tidak Penting 0 0%
2 disisi kanan dan
Cukup Penting 3 3 6 8%
langsung terhubung
Penting 4 4 8 11%
dengan meja kerja
Sangat Penting 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 81%
Sangat Tidak
0 0%
Adanya penahan di Penting
ujung konveyor Tidak Penting 0 0%
3
arah datangnya Cukup Penting 0 0%
produk Penting 4 4 4 4 4 20 27%
Sangat Penting 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 73%
Sangat Tidak
0 0%
Penting
Adanya pijakan kaki Tidak Penting 2 2 3%
4
pada meja kerja Cukup Penting 3 3 4%
Penting 4 4 4 4 16 23%
Sangat Penting 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 70%
Sangat Tidak
0 0%
Penting
Adanya tempat
Tidak Penting 2 2 3%
5 penyimpanan hot
Cukup Penting 3 3 3 9 13%
mat glue
Penting 4 4 8 12%
Sangat Penting 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 72%
Sangat Tidak
0 0%
Penting
Pemindahan
Tidak Penting 0 0%
6 peletakan karton
Cukup Penting 3 3 6 8%
disisi kiri operator
Penting 4 4 4 4 4 20 28%
Sangat Penting 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 63%
Sangat Tidak
Ukuran dimensi 0 0%
Penting
meja dan kursi kerja
Tidak Penting 0 0%
7 yang disesuaikan
Cukup Penting 0 0%
dengan dimensi
Penting 4 4 4 4 4 20 27%
tubuh
Sangat Penting 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 73%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan
Bahwa :
1. Kegiatan proses produksi produk BIB dimulai dengan proses mixing,
filing, packing, sealing, coding dan palletezing. Sedangkan proses
pengemasan meliputi pegemasan produk dalam aluminium foil bag ke
karton, direkatkan dengan hot met glue dan sealing menggunakan seal
paper.
2. Keluhan-keluhan operator disebabkan oleh stasiun kerja yang ada belum
mempertimbangkan aspek ergonomi. Perbaikan stasiun kerja pengemasan
produk BIB meliputi perbaikan dimensi kursi kerja menjadi tinggi 42 cm,
lebar 49 cm dan kedalaman 41 cm serta meja kerja menjadi tinggi 65 cm,
panjang 172 cm dan lebar 58 cm. Selain itu dilakukan perbaikan tata letak
peralatan fasilitas dengan mengurangi jarak aktifitas pekerjaan dari kondisi
saat ini sebesar 235 cm menjadi 39 cm serta mengakomodir keluhan dan
harapan dari operator pada desain usulan. Dengan 71% hasil kuisioner
prefrensi operator terhadap desain usulan menunjukan bahwa desain yang
diusulakan sangat penting.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti
menyarankan sebagai berikut :
5.2.1 Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang ditarik,
disarankan bagi Perusahaan agar rancangan usulan stasiun kerja berdasarkan
hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain
ulang stasiun kerja pengemasan pada unit Poduksi Produk BIB di PT. Anugerah
Indofood Barokah Makmur Purwakarta untuk menciptakan stasiun kerja yang
ENASE

61
62

5.2.2 Bagi Pendidikan


Untuk menerapkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan praktek
yang ada di perusahaan sekaligus memperoleh pengetahuan dalam bidang
perancangan stasiun kerja yang ENASE diperlukan dukungan sumber daya
manusia yang trampil dan disiplin, mengingat perancangan ulang stasiun kerja
sesuai dengan kaidah ergonomi memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam
pengerjaannya. Sehingga dapat mengidentifikasi setiap aktifitas pekerjaan yang
tidak ergonomis yang menimbulkan keluhan dari operator .

5.2.3 Bagi Peneliti


Bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama disarankan
untuk benar-benar memahami konsep dasar dari ergonomi dan menerapkannya
pada perusahaan yang memiliki desain stasiun kerja yang tidak ergonomis
sehingga mampu merancang stasiun kerja yang ergonomis agar tercipta kondisi
kerja yang ENASE pada stasiun kerja yang lebih lebih luas dengan menganalisa
beragam jenis objek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Basri, Hasan. 2012. Perancangan Meja Pengepakan Cat Berdasarkan Faktor


Ergonomi di Departemen Emolsion II PT Nipsea Paint and Chemicals
Purwakarta. Purwakarta : Teknik Industri STT Wastukancana.
Nurmiyanto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua.
Surabaya : Prima Printing.
Pramono, Sigit Adi. 2013. Analisis Peningkatan Produktifitas Kerja Proses
Mikrobiologi dengan Kaidah Ergonomi di Laminar Air Flow Unit PT. Pepsi
Cola Indobeverages. Purwakarta : Teknik Industri STT Wastukancana.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika, Edisi Pertama. Bandung : Tarsito
Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua.
Bandung : ITB.
Sutalaksana, Tjakarmajaya Anggawisastra. 1979. Teknik Tata Cara Kerja.
Bandung : Teknik Industri ITB
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi Ketiga.
Surabaya : Prima Printing.

viii
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Hasil Wawancara Operator
LAPORAN HASIL WAWANCARA

1. Waktu dan Tempat Kegiatan


Wawancara ini dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal :Senin, 20 Agustus 2018
Pukul : 09.30 WIB – selesai
Tempat : Line Produksi BIB PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur

2. Laporan Hasil Wawancara


Narasumber 1 : Operator BIB atn Iyan Mulyana
Narasumber 2 : Operator BIB Abdulloh
Narasumber 3 : Operator BIB Sona Sontara
Pewawancara : Lutfi Alfia Sari

3. Hasil Wawancara
Pewawancara : Biasanya satu shift kerja seperti ini produksi berapa banyak?
Narasumber 1 : Jumlah produksi maksimal 6 unit atau 90 karton
Pewawancara : Rata-rata berat produk satu karton tersebut berapa kg?
Narasumber 3 : 23.5 kg untuk produk saja, sedangkan berat total produk, karton
dan scholle rata-rata mencapai 24.5 kg.
Pewawancara : Apakah sering bekerja melebihi waktu kerja normal?
Narasumber 3 : Karena sistem jam kerjan grup jadi jarang ada lembur kecuali ada
rekan kerja yang sakit apa cuti.
Pewawancara : Selama proses produksi kendala apa saja yang bapak alami?
Narasumber 1 : Kendala cepat lelah
Narasumber 2 : Kendala fisik yang terasa cepat lelah
Narasumber 3 : Kendala cepat lelah
Pewawancara : Bagian mana dari proses kerja yang paling membuat cepat lelah ?
Narasumber 1, 2, 3 : Proses packing
Pewawancara : Mengapa bagian packing membuat fisik cepat ?
Narasumber 1 : Jangkauan kardus terlalu jauh di depan sehingga tangan saya
melewati konveyor pundak sering terasa capek, bagian pundak
hingga lengan juga sering kram. Selain itu saat memasukan
produk ke kardus setelah filler juga membuat lengan terasa cepat
lelah
Narasumber 2 : Selain itu setelah produk dikemas masih secara manual jadi masih
harus mebolak-balik kemasan dan saya harus sedikit mengangkat
ke timbangan dengan membungkuk untuk memonitor beratnya
Narasumber 3 : Punggung juga mudah lelah karena saya kadang sedikit berdiri
untuk mengambil kardus lalu membungkuk untuk mengemas dan
menimbang serta harus mendorong produk jadi dengan jarak yang
jauh
Pewawancara : Pertanyaan terakhir dari kami, apa harapan bapak untuk
lingkungan kerja bapak kedepanya?
Narasumber 1 : Harapan saya proses produksi BIB ini semi otomatis, terdapat alat
bantu tambahan untuk meringankan beban pekerjaan
Narasumber 2 : Tambahan rekan kerja supaya bisa berbagi beban pekerjaan[
Narasumber 3 : Meja kerja dinaikan karena sekarang posisi kerja terlalu
Membungkuk
REKAPAN HASIL WAWANCARA DENGAN OPERATOR

Narasumber Kendala Keluhan Harapan

Jangkauan kardus terlalu jauh di depan Proses produksi BIB


melewati konveyor pundak sering semi otomatis,
terasa capek, bagian pundak lengan terdapat alat bantu
Punggung sering kram tambahan untuk
1 mudah Proses memasukan produk ke kardus meringankan beban
lelah setelah filler membuat lengan terasa pekerjaan
cepat lelah

Produk dikemas masih secara manual Tambahan rekan kerja


Fisik yang membuat operator harus sedikit supaya bisa berbagi
2 terasa mengangkat ke timbangan dengan beban pekerjaan
cepat lelah membungkuk untuk memonitor berat

Punggung mudah lelah karena posisi Meja kerja dinaikan


tubuh sedikit berdiri untuk mengambil karena sekarang
kardus dan membungkuk buat posisi kerja terlalu
3 Cepat lelah
mengemas dan menimbang membungkuk
Mendorong produk jadi dengan jarak
yang jauh
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak Cukup Sangat
No Kriteria Tidak Penting
Penting Penting Penting
Penting

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja


Adanya konveyor yang lebih tinggi
2 disisi kanan dan langsung terhubung
dengan meja kerja
Adanya penahan di ujung konveyor
3
arah datangnya produk

4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja

Adanya tempat penyimpanan hot mat


5
glue
Pemindahan peletakan karton disisi
6
kiri operator
Ukuran dimensi meja dan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
tubuh

Skor : Sangat tidak penting = 1


Tidak penting = 2
Cukup penting = 3
Penting = 4
Sangat Penting = 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober 2018

Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberitanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
No Kriteria
Tidak otkuP Pentins
5a ngat
Tidak
Penting Penting Pe nti ng
Pentine

7 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja

Ada nya konveyor yang lebih tinggi


2 Jisisi kanan dan la rgsung terhubung
Cengan meja kerja
Adanya penahan di ujung konveyor
3
arah datangnya produk

4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja

Adanya tempat penyimpanan hot mal


5
rlue
Peminda han pel etakan karton disisi
6
kiri operator
Jkuran dimensi mejadan kursi kerja
7 lang disesuaikan dengan dimensi
:ubuh

Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting:3
Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Oktober 2018

?qhrrurt, Sugoo'
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
No Kriteria
Tidak o'tkuP Pentins
Sa ngat
Tidak
Penting Penting Penting
Pentine

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja

Adanya konveyor yang lebih tinggi


r
jisisi kanan dan la rgsung terhubung
2
lensan meia keria
x
{danya penahan di ujung konveyor
3 'lA
rrah datangnya produk

4 \danya pijakan kaki pada meja kerja


F
{danya tempat penyimpanan hot mat
5
rlue T
)emi nda han peletakan karton disisi
6
<iri operator T
Jkuran dimensi meja dan kursi kerja
7 lang disesuaikan dengan dimensi ?R
:ubuh

Skor: Sangat tidak penting = I

Tidak penting= 2
Cukup penting = 3

Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Oktober 2018

Responden O
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
No Kriteria
Tidak QtkuP Pentins
Sa ngat
Tidak
Penting Penting Penting

x
Pentins

7 \danya konveyor disisi kiri meja kerja

2
Ada rrya konveyor yang lebih tinggi
disisi kanan dan la4gsung terhubung
densan meia keria
x
Adanya penahan di ujung konveyor
3
arah datangnva produk *
4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja

5
Adanya tempat penyimpanan hot mat
t'
ql ue *
Peminda han peletak an karton disisi
f
r
6
kiri operator
Ukuran dimensi mejadan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
tubuh

Skor: Sangat tidak penting: I


Tidak penting = 2
Cukup penting:3
Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober20l8

,&il
JA^1, ?qno*
Responden
@
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.

Sangat
No Kriteria
Tidak otkuP Pentins
Sa ngat
Tldak
Penting Penting Penti16
Pentins

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja x


Adanya konveyor yang lebih tinggi
2 disisi kanan dan la rgsung terhubung T
dengan meja kerja
Adanya penahan di ujung konveyor
3
arah datangnya produk
*
4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja *
Adanya tempat penyimpanan hot mat
5
rlue t
Peminda han peletak an karton disisi
5
(iri ooerator 7
Jkuran dimensi mejadan kursi kerja
7 lang disesuaikan dengan dimensi T
:ubuh

Skor: Sangat tidak penting = I

Tidak penting = 2
Cukup penting: 3

Penting:4
Sangat Penting:5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini. saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober 20l S

Responden @
KUISIONER PREFERENSI RESPOI\DEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberitanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
No Kriteria
Tidak otkuP Pentine
Sa ngat
Tidak
Penting Penting Penti ng
Pentins

I Adanya konveyor disisi kiri meja kerja ,/


Ada nya konveyor yang lebih tinggi
2 Cisisi kanan dan langsung terhubung
Cengan meja kerja
Adanya penahan di ujung konveyor
3
arah datangnya produk

4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja t-/


Adanya tempat penyimpanan hot mal
5
rlue
Peminda han peletak an karton disisi
6
kiri operator
rJkuran dimensi meja dan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
-rrhuh

Skor: Sangat tidak penting: 1

Tidak penting:2
Cukup penting:3
Penting:4
Sangat Penting:5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober2018

Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak GtkuP Pentine
Sa ngat
No Kriteria Tidak
Penting Penting Penting
Pentins

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja V


Adanya konveyor yang lebih tinggi
2 lisisi kanan dan la rgsung terhubung
Jengan meja kerja
Adanya penahan di ujung konveyor
3
rrah datangnya produk

4 \danya pijakan kaki pada meja kerja

\danya tempat penyimpanan hot mat


5
rlue
)eminda han peletakan karton disisi
6
<iri operator
Ukuran dimensi mejadan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
tubuh

Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting:3
Penting = 4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam


terimakasih.

,ru Oktober 2018

tn" A;?h,t
Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberitanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.

Sangat
Tidak QtkuP Sa ngat

x
No Kriteria Tidak Pentins
Penting Penting Penting
Pentins

Adanya konveyor disisi kiri meja kerja


1
*
Adanya konveyor yang lebih tinggi
2 disisi kanan dan la ngsung terhubung
densan meia keria
Adanya penahan di ujung konveyor
3
arah datangnva produk ><
4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja

5
Adanya tempat penyimpanan hot mat
X
ql ue *
Peminda han peletakan karton disis i
5
kiri operator
Ukuran dimensi meja dan kuni kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
tubuh
/

Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting:3
Penting:4
Sangat Penting = 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Oktober 2018

M-
Resp6nden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberitanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak o'tkuP Pentine
Sa ngat
No Kriteria Tidak
Penting Penting Penti ng
Pentins

1 \danya konveyordisisi kiri meja kerja x


\danya konveyor yang lebih tittggi
2 Jisisi kanan dan langsung terhubung
lengan meja kerja
v
3
{danya penahan di ujung konveyor
rrah datangnya produk
x
4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja X
\darrya tempat penyimpanan hot mat
5
rlue X
6
reminda han peletakan karton disisi
(iri operator x
Jkuran dimensi mejadan kursi kerja
7 lang disesuaikan dengan dimensi
-rrhrrh
x
Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting = 3

Penting:4
Sangat Penting:5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober2018

Responden @
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak o'tkuP Pentine
Sa ngat
No Kriteria Tidak
PentinB Penting Penting
Pentins

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja

Adanya konveyoryang lebih tinggi


2 Jisisi kanan dan largsung terhubung
Jengan meia keria
\danya penahan di ujung konveyor
3
lrah datangnya produk

4 \danya pijakan kaki pada meja kerja

\danya tempat penyimpanan hot mat


5
llue
)eminda han peletak an karton disisi
6
<iri ooerator
Jkuran dimensi meja dan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
;ubuh

Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting: 3

Penting:4
Sangat Penting = 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Oktober 2018

Sa:rnx!. 1a"e

Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberitanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.

Sangat
No Kriteria
Tidak olkuP Pentine
Sa ngat
Tidak
Penting Penting Pentirg
Pentins

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja


Y
2

3
Adanya konveyor yang lebih tinggi
lisisi kanan dan langsung terhubung
lengan meja kerja
Adanya penahan di ujung konveyor
x
arah datangnya produk

4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja


x
5
Adanya tempat penyimpanan hot mat
X
x
Ilue
aeminda han pel etakan karton disisi
5
<iri operator

7
Jkuran dimensi mejadan kursi kerja
,7ang disesuaikan dengan dimensi
:ubuh
x
Skor : Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting:3
Penting:4
Sangat Penting:5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober20l8

s[,h
ertitt*l Vl*ruW,
Responden @
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberitanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak GtkuP Pentins
Sa ngat
No Kriteria Tidak
Penting Penting PentirE
Pentins

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja +


Ada nya konveyor yang lebih tinggi
2 disisi kanan dan la ngsung terhubung
Y-
dengan meja kerja
Adanya penahan di ujungkonveyor
3
arah datansnva oroduk
Y
4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja X
Adanya tempat penyimpanan hot mat
5
gl ue (
Peminda han pel etakan karton disisi
6
kiri operator )r
Ukuran dimensi mejadan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
tubuh
*

Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting:3
Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisikuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober 2018

A+
Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberitanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak o,kuP Pentine
Sa ngat
No Kriteria Tidak
Penting Penting Pe nti ng

1 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja

Ada nya konveyor yang lebih tinggi


Pentins

x
2 disisi kanan dan la ngsung terhubung
dengan meja kerja
X
3
Adanya penahan di ujung konveyor
arah datangnya produk K
4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja
X
5
Adanya tempat penyimpanan hot mat
X
x
sl ue
Peminda han peletakan karton disisi
6
kiri operator
Ukuran dimensi meja dan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi

tubuh
K
Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting: 3

Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwaka/th. Oktober20lS

Responden @
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.

Sangat
No Kriteria
Tidak olkuP Pentine
Sa ngat
Tidak
Penting Penting Pentirg
Pentins

7 Adanya konveyor disisi kiri meja kerja

Ada nya konveyor yang lebih tinggi


2 disisi kanan dan langsung terhubung
densan meia keria
Adanya penahan di ujung konveyor
3
arah datangnya produk
V
4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja

Adanya tempat penyimpanan hot mat


5
slue
Pemi nda han peletakan karton disisi
6
kiri ooerator
Ukuran dimensi meja dan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi
tubuh

Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting = 3

Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta. Oktober2018

Het.a . S' I
Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
No Kriteria Tidak
Tidak oikuP Pentine
Sa ngat
Penting Penting Pentirg
Pentine

7 \danya konveyordisisi kiri meja kerja

\danya konveyoryang lebih tinggi


K
2 Jisisi kanan dan largsung terhubung
Jensan meia keria
K
3
\danya penahan di ujung konveyor
lrah datangnya produk K
4 \danya pijakan kaki pada meja kerja n
5
\danya tempat penyimpanan hot ma1
rt-
x
Ilue
)eminda han pel etakan karton disisi
6
<iri ooerator
Ukuran dimensi mejadan kursi kerja
7 yang disesuaikan dengan dimensi \'
lubuh

Skor: Sangat tidak penting: 1

Tidak penting:2
Cukup penting:3
Penting:4
Sangat Penting:5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, Oktober20l8
I
AN
'\)
\
tn*ra 6trr.auran

Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPONDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak Q]kuP Pentine
Sa ngat
No Kriteria T'idak
Penting Pe nti ng Pe nti rg
Pentine

1 Adanya konveyordisisi kiri meja kerja


X
2
Adanya konveyoryang lebih tinggi
Cisisi kanan dan langsung terhubung
dengan meja kerja
x
Adanya penahan di ujung konveyor
3
X
x
arah datansnva oroduk

4 Adanya pijakan kaki pada meja kerja

5
Adanya tempat penyimpanan hot ma1
ql ue X
6
Peminda han pel etakan karton disisi
kiri operator X
7
Ukuran dimensi meja dan kursi kerja
yang disesuaikan dengan dimensi
tubuh
x
Skor : Sangat tidak penting = 1

Tidak penting:2
Cukup penting: 3

Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam


terimakasih.

Purwakarta, Oktober20l8

Responden
KUISIONER PREFERENSI RESPOIIDEN

Pada bagian ini anda akan diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom di
bawah ini sesuai keinginan anda.
Sangat
Tidak tukuP Pentine
Sa ngat
No Kriteria Tidak
Penting Penting Pe nti ng
Pentine

1 \danya konveyor disisi kiri meja kerja

\danya konveyor yang lebih tittggi


2 lisisi kanan dan la rgsurlg terhubung
lengan meja kerja
\danya penahan di ujung konveyor
3
lrah datansnva produk

4 \danya pijakan kaki pada meja kerja

\danya tempat penyimpanan hot mat '


5
llue
t-/
)emi nda han peletakan karton disisi
6
<iri operator lr/
Jkuran dimensi mejadan kursi kerja
7 lang disesuaikan dengan dimensi
:ubuh

Skor: Sangat tidak penting: I

Tidak penting:2
Cukup penting: 3

Penting:4
Sangat Penting: 5

Atas perhatian dan kesediaan anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan
terimakasih.

Oktober 2018

trffi+a.
@
LAMPIRAN B
Gambaran Umum Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI PT ANUGERAH INDOFOOD BAROKAH MAKMUR
Kasubdit
Sungkono Sadikin

Wakasubdit
Bambang
Jokoraharjo

Direktur
Nayeffudin
Jibjaya

Div Fin
Div HR
Factory Supply Chain & Acct
Manager
Manager Manager Mgr

QA-QC ME WH-SP WH-FD WH-FG WH-RM PPIC & Fin &


Prod HR & GA
Dept Dept Dept Dept Dept Dept Purch Acct
Dept Dept
Dept Dept
LAMPIRAN C
Hasil Pengujian Data
GRAFIK UJI KESERAGAMAN DATA

TPL PPL

Grafik Keseragaman Data TPL 60 Grafik Keseragaman Data PPL


49

47 55

45 50
Data Data
43
45
BKA BKA
41
BKB 40 BKB
39

37 35

35 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

TB LP / LB
30 65 Grafik Keseragaman Data LP / LB
Grafik Keseragaman Data TB
28
60
26
55
24
22 50
Data Data
20 45
BKA BKA
18
BKB 40 BKB
16
35
14
12 30

10 25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

JT TBD
90 Grafik Keseragaman Data JT 80 Grafik Keseragaman Data TBD
88
86 75

84
70
82
Data Data
80 65
BKA BKA
78
BKB 60 BKB
76
74
55
72
70 50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

RT TSD
200 40 Grafik Keseragaman Data TSD
Grafik Keseragaman Data RT
195
190 35

185
180 30
Data Data
175
BKA BKA
170 25
BKB BKB
165
160 20

155
150 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
LAMPIRAN D
Gambar Teknik
27375
10000
18500

LAYOUT BIB LINE Designed by, Date Page


PT ANUGERAH INDOFOOD Lutfi Alfia Sari 25-Jan-19 1/1
BAROKAH MAKMUR Approved by, Scale
M. Ali Akbar, ST.,
STT WASTUKANCANA PURWAKARTA MM.
1:1
441 555
400 400

890
440

Designed by, Date Page


DIMENSI KURSI KERJA SAAT INI Lutfi Alfia Sari 25-Jan-19 1/1

Approved by, Scale


M. Ali Akbar, ST.,
STT WASTUKANCANA PURWAKARTA 1:1
MM.
640 480

310
Tampak Depan Tampak Samping

Designed by, Date Page


DIMENSI MEJA KERJA SAAT INI Lutfi Alfia Sari 25-Jan-19 1/1

Approved by, Scale


M. Ali Akbar, ST.,
STT WASTUKANCANA PURWAKARTA 1:1
MM.
640
420
490 410

Designed by, Date Page


DIMENSI REDESIGN
Lutfi Alfia Sari 25-Jan-19 1/1
KURSI KERJA AWAL
Approved by, Scale
M. Ali Akbar, ST.,
STT WASTUKANCANA PURWAKARTA 1:1
MM.
450
420
490 410

Designed by, Date Page


DIMENSI REDESIGN
Lutfi Alfia Sari 25-Jan-19 1/1
KURSI KERJA
Approved by, Scale
M. Ali Akbar, ST.,
STT WASTUKANCANA PURWAKARTA 1:1
MM.
1720 500 580
650

Tampak Depan Tampak Samping

Tampak Atas

Designed by, Date Page


DIMENSI REDESIGN
Lutfi Alfia Sari 25-Jan-19 1/1
MEJA KERJA
Approved by, Scale
M. Ali Akbar, ST.,
STT WASTUKANCANA PURWAKARTA 1:1
MM.
LAMPIRAN E
Surat Menyurat dan Kartu Bimbingan
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
STT. WASTU KAN CANA PU RWAKARTA
Jl. Raya Cikopak No. 53, $adarrg, Purwakarta
Telp {0264) 214952,822 5153, Fax (02S4) 8225153

KARTU KEI{DALI BIMBINGAN KERJA PRAKTIK


PROGRAM $TUDI TEKNIK INDUSTRI

NAMA !-qlri A\ri a Sqri

tEttS\\r3
NIM

INTANSI SaroFah MqFrnur

PEMEIMBINC

l*--l--*
Ll:
lltl
I lit--' Cu:Q:
--- -
Uraian

l@7 4Pt*-*" (.-lL


c---,--- --_.---, ---l-- -,- ?: --,,#.,.

---a; nq) |-ncf k"f-


;\-J'
r[";.J----- r-7 -*
€"4
'i {vlY8 fih
\,u.;r--r+
I/ re 6,9

gltulrg
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
STT. WASTU KAN CANA PU RWAKARTA
Jl. Raya Cikopak No. 53, Sadang, Pururakarta
Telp (0264) ?14952,822 51$3, Fax (0264) 8225153

LOGBCIOK BIMBINGAN KHRJA PRAKTHK


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lltgi ft\f,a Sari

tS trS rl\ 3
NIM

INTANSI

PEMBIMBING
LAPANGAN

No Tanggal Uraian o^"


1 93 Juti -zot( (e(t1(1?.rrr pngcrndap La{angrn
d lerUahaan 'w,l;
2 13. 9r[36t,yro\g ${u& (atul Ai (ofuJcr\^an C. rsry"61n cara

3 lo)"\\i-3&L\g

4
3Asi -icbrrt (.qrrusn"' )dul . Prqsa\qb / .tutrr.r n

ao-2rr &itB q.errgamula'^ JGt4 C' Laqorry" (*yr.ll


1 w"
5
EH;
ll
6 ?tAq.L iB ana\\hs dat^ {{ fuc\d^ r\amU,\
W rfr
7 3-1[eBrB Gnrrlur5 &&4 4 qrn$rrrbrlarn &,t *anb6lay1
'fiu
I (o-qS4 tt c'Ja\u4)'" l o\oyoq
rt
jl
TERAIffiEDITASI BAI{-PT
Cikopak Ho 53, $adang. Punvakafia - Telp : i0264) ?14952, 822 5153 Fax : {0264) 822 5153
website : www. stt-lyastukancana.ac. id

Nomor :52lTIiS-1/KPi2018
Lamp : 1(Satu)berkas
Hal : Pernbimbingan Kerja Praktek

Kepada Yth.
M. Ali Akbar, ST., MM,

Di
Purwakarta

2ArcD}l9 telah
Sehubungan dengan mata kuliah Kerja Praktek semester ganjil Tahun Ajaran
memasuki masa bimbingan, maka kami menugaskan Bapak untuk rnenjadt dosen
pembimbing guna mengarahkan dan mernberikan birnbingan dalam penyusunan laporan keria
praktek kepada mahasiswa

NIM : 1511511 13
Nama :LU]'FI ALFIA SARI

Denrikian surat ini kami buat, atas perhatian dan kerjasama Bapak, karni ucapkan terima
kasih.

Prrrlvakarta. 07 Septemher 201 8


Prograrn*St udi l'elini k Inci ustrt

Ind Gumelar, S.Si., M]"


DN:0417067404

Tembusan:

. Ketua Yayasan Bunga Bangsa


. Kefua STT. Wastukancana Purwakarta
. Arsip
hrclofootlCBP
--v

Purwakarta, 18 Juli 2018


No : 011/ QC-eoU / vt / 20L8

Kepada Yth.
KETUA STT. WASTUKANCANA
Jl. Cikopak No 53, Sadang '
Punarakarta

Perihol : Periiinon Kerio Praktek

Dengan hormat,

Sehubungan dengan surat permohonan kerja praktek dengan nomor T3UKLISTT-


WKN/PWK/Vfi|018 tanggal 14 Juli ZOLB, maka bersama ini kami informasikan bahwa
mahasiswa berikut :

Nim Nama Prodi/Jeniane


151.15L113 Lutfi Alfia Sari Teknik lndustri/Sl

1.51151149 Oktavia Dian Lestari Teknik lndustri/S1

Kami ijinkan untuk melakukan kerja praktek di PT. Anugerah lndofood Barokah Makmur pada
Departement QA-QC dari tanggal 23 Juli sld M September ZO1g.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.

\qN
I

PT ANUGERAH IND@FOOD BAROKAH MAKMUR A SUbSidiATY OI

Head Office : +622131997249-50 fnClOfOOd


: Chase ptaza Buliding, ll'h Floor, Jl. Sudimm Kav. 2l lakartal292O, Indonesia P hone: +622157958822 Fu
Branch : Kota Bukit Indah gtota-U No. I1,12, 14 Puruakarta 41181- Indonesia Phone'. +62264351070-72 Fax: +62264351423 ;;ffiOffi

Anda mungkin juga menyukai