Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan Jobshop, Flowshop dan Batch

Jenis produksi
Kegiatan produksi dapat diklasifikasikan sesuai dengan jumlah produk yang dibuat. Ada
empat jenis produksi;
 Job shop Production
 Batch Production
 Mass Production
 Continuous flow process.

Gambar: Diagram Jenis Produksi menurut Variasi Produk dan Kuantitas Produk.

 Job Shop Production:


Kategori ini adalah untuk volume produksi yang rendah. Ukuran lot dalam jenis
manufaktur ini sangat kecil. Jenis pekerjaan ini memiliki variasi yang sangat besar,
dengan peralatan manufaktur yang fleksibel dan umum. Beberapa contoh produk
yang diproduksi di job shop adalah peralatan mesin, kendaraan luar angkasa,
pesawat terbang dan prototipe produk masa depan.

 Batch Production:
Jenis produksi ini mengacu pada pembuatan produk dalam lot sedang. Lot dapat
diproduksi hanya sekali dan dapat diproduksi secara berkala. Tujuan utama dari
produksi batch untuk menjaga permintaan pelanggan yang berkelanjutan terhadap
suatu produk. Peralatan untuk produksi harus bersifat umum untuk mengakomodasi
tingkat produksi yang lebih tinggi. Produksi batch digunakan dalam industri seperti
Pemesinan (Machining), pengecoran (Castings foundry), Press working Shop dan
pabrik plastik (plastic moulding factory).
 Mass Production (Poduksi massal):
Jenis produksi ini melibatkan volume produksi yang sangat tinggi, dengan peralatan
yang dirancang hanya untuk memenuhi jenis produk tertentu yang memiliki tingkat
permintaan yang sangat tinggi. Contoh industri yang menggunakan jenis produksi ini
adalah industri mobil.
 Continuous flow production (Produksi aliran berkelanjutan):
Produksi terus-menerus dalam jumlah besar dari suatu produk, contoh: pabrik kimia
dan refinery (kilang minyak).

Job Shop Scheduling


Job shop scheduling secara umum dikenal dengan shop floor control, adalah kegiatan
penyusunan input (memasang yang diperlukan) menjadi output (produksi).

Perbedaan Job shop, Flow shop dan Batch shop


Penjadwalan job shop adalah pengurutan pekerjaan untuk lintas produk yang tidak
beraturan atau tidak berurutan (tata letak pabrik berdasarkan proses).
Penjadwalan pada proses produksi tipe job shop lebih sulit dibandingkan penjadwalan
flow shop. Hal itu disebabkan oleh 3 alasan, yaitu:
1. Job shop menangani variasi produk yang sangat banyak, dengan pola aliran yang
berbeda-beda melalui work center.
2. Peralatan pada job shop digunakan secara bersama-sama oleh bermacam-macam
order dalam setiap prosesnya, sedangkan peralatan pada flow shop digunakan
khusus hanya untuk satu jenis produk saja.
3. Produksi yang berbeda mungkin ditentukan oleh prioritas yang berbeda pula, hal ini
mengakibatkan order tertentu yang dipilih harus diproses pada saat order tertentu
yang dipilih harus diproses segera pada saat order tersebut ditugaskan pada suatu
work center. Sedangkan pada flow shop tidak terjadi permasalahan seperti pada job
shop karena keseragaman output yang diproduksi untuk persediaan. Prioritas order
pada flow shop dipengaruhi terutama pada pengirimannya dibandingkan tanggal
pemerosesan.
Gambar: Job Shop Manufacture

Priority Rules (Aturan Prioritas)


Untuk menyelesaikan permasalahan job shop banyak cara yang dapat ditempuh
diantaranya dengan metode matematis, heuristic dan simulasi. Salah satunya dengan
priority rules. Biasanya priority rules ini dipakai untuk menentukkan prioritas sebagai
berikut:

1. Random (R)
Job yang akan dikerjakan diurutkan secara random (tiap aktivitas mempunyai
kemungkinan yang sama untuk terpilih)
2. First Come First Serve (FCFS)
Urutan pengerjaan aktivitas ditetapka berdasarkan urutan kedatangan
3. Shortest Processing Time (SPT)
Urutan aktivitas berdasarkan waktu proses yang terkecil pada urutan pertama.
(aturan ini akan menghasilkan WIP (Work In Progress), Flow Time Serta lateness
(keterlambatan) yang terkecil)
4. Earliest Due Date (EDD)
Urutkan aktivitas berdasarkan due date terkecil atau paling cepat. (aturan ini akan
mengurangi lateness serta tardiness)
5. Critical Ratio (CR)
Urutan job berdasarkan CR terkecil (mengurangi keterlambatan)
6. Least Work Remaining (LWKR)
Variasi dari SPT. Urutan aktivitas berdasarkan sisa waktu proses paling kecil.
(aturan ini mengurangi flow time)
7. Fewest Operation Remaining
Variasi dari SPT. Urutan aktivitas berdasarkan jumlah operasi sisa paling kecil.
(aturan ini mengurangi flow time)
8. Slack Time (ST)
Variasi dari EDD
ST = (Remaining Time – Setup – Run time)
9. Slack per Remaining Operation (S/ OPN)
Variasi dari ST mengurutkan job berdasarkan S / OPN terkecil. (Aturan ini
mengurangi keterlambatan lateness)
10. Least Setup (LSU).
Urutkan job berdasarkan waktu setup terkecil (aturan ini mengurangi makespan)

Catatan:
Work-In-Progress (WIP): adalah istilah manajemen produksi dan rantai pasokan yang
menggambarkan barang sebagian jadi menunggu penyelesaian. WIP mengacu pada
bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang dikeluarkan untuk produk yang
berada pada berbagai tahap proses produksi.

Priority Dispatching Rule


Dalam penyelesaian masalah job shop digunakan prosedur yangada dalam Priority
Dispatching Rule. Dalam model terdapat beberapa prosedur, antara lain:

 SPT( Shortest Processing Time )


 FCFS ( First Come First Cerved )
 MWKR ( Most work Remaining )
 MOPNR ( Most Operations Remaining )
 LWKR ( Least Work Remaining )

Dari model-model tersebut, SPT serta MWKR paling sering digunakan.

Flow Shop Scheduling


Penjadwalan flow shop merupakan proses penentuan urutan pengerjaan untuk suatu
lintas produksi yang dapat digunakan beberapa jenis produk. Pada beberapa situasi,
terdapat lebih dari satu pemrosesan, sehingga satu aktivitas terdiri atas beberapa operasi
yang harus dilaksanakan dalam urutan tertentu. Berdasarkan pemrosesan, Work Order
pemrosesan adalah tantangan yang berat. hal yang pertama diamati kasus pekerjaan
khusus yaitu arus pekerjaan adalah searah (unidirectional). Kerja (bengkel) arus
adalah jenis kerja pesanan khusus dimana mesin diberi nomor 1, 2, …, m serta satu
pekerjaan mungkin membutuhkan maksimum m operasi- satu operasi dimasing-masing
mesin.

Selanjutnya, untuk setiap aktivitas, jika operasi j mendahului operasi k, maka mesin yang
dibutuhkan untuk operasi j mempunyai nomor yang lebih kecil dari pada mesin yang
dibutuhkan untuk operasi k.

Pada penyusunan kondisi-kondisi baru yang mana mengkarakterisasikan problem flow


shop sama terhadap kondisi-kondisi pada basic single machine model.
Salah satu perbedaan dari kasus basic single-machine iayalah bahwa waktu tidak aktif
yang dipasang mungkin akan menjadi keuntungan.

Sistem penjadwalan dalam flow shop merupakan penjadwalan dari seluruh


aktivitas dalam urutan proses yang sama dan masing-masing aktivitas menuju kemasing-
masing mesin dalam satu waktu tertentu.

Penjadwalan yang memiliki urutan yang sama pada penggunaan masing- masing mesin
disebut dengan permutation schedules. Dalam kriteria pengukuran diperlukan
penjadwalan harus dipertimbangkan ketika didapatkan solusi yang optimal dengan
meningkatkan jumlah job atau mesin.

Karakteristik dasar penjadwalan flow shop sebagai berikut:


1. Terdapat n job yang tersedia dan siap diproses pada waktut= 0
2. Waktu set up independent terhadap urutan pengerjaan.
3. Terdapat mmesin berbeda, yang tersedia secara kontinu.
4. Operasi-operasi individual tidak dapat dipecah-pecah.

Batch Shop
Batch adalah open shop, yang bertujuan untuk mengambil keuntungan dari skala
ekonomis dalam pemrosesan tahapan–tahapan yang serupa secara bersamaan. Batch
shop juga bersifat diskret (contoh: manufaktur), bisa pula bersifat continue (garmen,
penyulingan minyak, proses kimia). Aliran produksi jelas tidak sekompleks jobshop,
dengan banyak digunakannya tahapan yang repetitif dan mulitiguna. Pada sistem ini,
pengelompokkan serta penentuan lot sangat krusial.

Untuk Batch atau Job Shop Production Kepentingan penjadwalan bisa menjadi sangat
kompleks, dalam kaitannya dengan penjadwalan produksi, batch flow, job shop
dancellular process telah banyak ditemui. Dalam tiap kasus jenis produk-produknya
dibuat secara normal serta banyak diantaranya maketoorder. Waktu yang dibutuhkan
untuk memproses masing-masing pekerjaan atau produk bervariasi dari pekerjaan satu
kepekerjaan lain karena perbedasan dalam waktu setup serta kebutuhan pemrosesan
yang lain, serta juga perbedaan ukuran order pelanggan. Lingkungan batch production
adalah lingkungan yang dinamis dikarenakan order-order dari pelanggan datang secara
berkesinambungan serta produk-produk yang telah jadi diproses serta kemudian
dikirimkan kepelanggan tepat waktu. Penjadwalan produksi memiliki beberapa fungsi
dalam sistem produksi, aktivitas-aktivitas tersebut adalah:
 Loading (pemuatan) bertujuan mengkompromikan antara kebutuhan yang diminta
dengan kapasitas yang ada. Loading ini untuk menentukan fasilitas, operator, dan
peralatan.
 Sequencing (penentuan urutan): bertujuan membuat prioritas pengerjaan dalam
pemrosesan order-order yangmasuk.
 Dispatching: Pemberian perintah-perintah kerja ke tiap mesin atau fasilitas lainnya.

 Pengendalian kinerja penjadwalan dengan cara:


1. Memonitor perkembangan pencapaian pemenuhan order dalam semua sector.
2. Merancang ulang sequencing (urutan) jika terdapat kesalahan atau ada prioritas
utama baru.

 Updating Schedules
Pada pelaksanaan jadwal biasanya selalu ada masalah baru yang berbeda dari saat
pembuatan jadwal, maka jadwal harus segera di update bila ada permasalahan baru
yang memang perlu diakomodasi.

Anda mungkin juga menyukai