Anda di halaman 1dari 22

Program Studi Teknik Industri

Fakultas Teknik
Universitas Esa Unggul
• Joel Rangga
• Tamia Rizkia
Pertemuan 6 - Asynchronous/Online • Tri Lasida Novita Siahaan
Text
Jenis Mekanisme, Definisi dan Berbagai Istilah dalam MRP Chart
Contohnya
Ada empat mekanisme MRP,
diantaranya:

Perhitungan permintaan atau kebutuhan
kotor (Gross Requirement) menjadi
permintaan atau kebutuhan bersih (Net
Requirement)

Ket:
NR = Net Requirement
GR = Gross Requirement
SR = Shcedule Receipt
OHI = On-hand Inventory
• Order untuk Lamp = 25
• Persediaan : Lamp: 3; Base assemblies: 7; Shaft: 4;Tubing: 16

LampBase Assembly

GR : 25- GR : 22

Persediaan : -3 - Persediaan : -7

NR : 22 - NR : 15

• Shaft (1 per Base Assy) Tubing (2 feet per Shaft Assy)

GR : 15- GR : 22

• Persediaan : - 4 - Persediaan : -16

NR : 11 - NR :6

(Penetapan besarnya waktu ancang- Order


Saat mulai Saat mulai Saat mulai

ancang)
pembuatan perakitan perakitan Pengiriman
Tubing
Shaft Base Lamp

Bertujuan untuk menentukan Tubing Shaft Base Lamp


saat yang tepat untuk
melaksanakan rencana
pemesanan dalam memenuhi 19 20 21 22 23 24 25 26 27

kebutuhan bersih yang diinginkan Week

lead time.
• Penentuan ukuran lot bersifat tetap atau tidak
tetap berdasarkan kebutuhan bersih dari satu
atau lebih perioda.

• Ukuran lot dikaitkan dengan besarnya ongkos-


ongkos persediaan, sebut saja seperti ongkos
pengadaan barang (ongkos setup), ongkos
simpan, biaya modal, dan harga barang itu
sendiri.
·Lot-for-lot (LFL atau L4L)

·Least Unit Cost (LUC)

· L e a s t To t a l C o s t ( LT C )

·Part Period Balancing (PPB)

·Period Order Quantity (POQ)

·Wagner-W ithin
• ·Teknik lot-for-lot merupakan konsep atas dasar pesanan di mana jumlah
atau ukuran pesanannya sama dengan yang dibutuhan. LFL ini bertujuan
untuk menhemat ongkos simpan.
• ·Economic Order Quantity (EOQ): yaitu konsep pemesanan bahan atau
material dengan jumlah yang tetap karena keterbatasan akan fasilitas seperti
kemampuan gudang transportasi, dan kemampuan supplier yang terbatas.
• ·Part Period Balancing (PPB) melihat pesanan masa depan untuk menentukan
ukuran lot yang paling ekonomis.
-Algoritma Wagner-Whitin adalah teknik pemrograman dinamis yang kompleks.
Mengasumsikan cakrawala waktu yang terbatas. Efektif, tetapi secara komputasi
-

memberatkan.

Total Cost = (jumlah pemesanan x ordering


cost)+(persediaan rata-rata x holding cost)
• Biaya penanganan Rp 100.000,-/minggu; set-up cost: Rp 10.000.000,- Lead time: 1 minggu
• Maka:
• Tidak ada persediaan on-hand yang melalui sistem sehingga total biaya penyimpanan
adalah Rp 0,-
Ada tujuh set-up untuk item ini dalam paket ini Total biaya pengaturan = 7 x Rp 10.000.000,- =
Rp 70.000.000,-
Contoh EOQ Lot-size Sampel:

• Biaya penanganan Rp 100.000,-/minggu; set-up cost: Rp 10.000.000,- Lead time: 1 minggu


• Rata-rata Gross Requirements per-minggu=27, EOQ=73 unit
Maka:
Annual demand = 1,404
Total cost = set-up cost + holding cost
1,404 73
= 73
+ 𝑅𝑝 10.000.000; + 2
𝑥 𝑅𝑝 100.000; 𝑥 52 𝑤𝑒𝑒𝑘𝑠
= Rp 382.128.767,-
a.Time Bucket/Periods:
Suatu perioda yang didalamnya sejumlah produk yang harus dibuat
·Semakin kecil time bucket, maka:
• semakin banyak perioda dalam satu horizon perencanaan
• semakin teliti
• semakin besar kebutuhn memori komputer

b.Time Convention
Konvensi waktu pada MRP Charts adalah akhir perioda
·Untuk komponen/sub assembly yang
diperlukan pada lebih dari 1 level

·Contoh B berada pada level 1 dan 2, makan


pengkodean digunakan yang terendah=2
• merupakan penjumlahan dari biaya pesan (ordering cost) atau biaya set-up
(set-up cost) dan biaya simpan persediaan (inventory carrying cost)
• Biaya pesan atau set-up: frekuensi pesan atau set-up*biaya sekali pesan atau
set-up
• Biaya simpan persediaan: biaya simpan per-unit per-perioda* jumlah persediaan
yang dimiliki sepanjang horizon perencanaan
Contoh Perhitungan Total Inventory Cost

• LT = 2 ; LS = 25 ; SS = 0
• Ongkos set-up : $ 5,75 ; Ongkos Simpan : $ 0,05/unit/perioda
1 2 3 4 5 6 7 8 9
GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11
SR 25 25
POH 0 13 23 14 22 14 4 13 6 20
NR 3 12 5
PoRec 25 25 25
PoRel 25 25 25

• Total ongkos set-up


• = 5 * $ 5.75
• Total ongkos simpan
• = (13 + 23 + 14 + 22 + 14 + 4 + 13 + 6 + 20) * $ 0,05
• Ongkos Total
• = $ 28,75 + $ 6,45 = $ 35,2
Explosion merupakan proses perhitungan kebutuhan
kotor untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan
pada rencana pemesanan.

• Tabel MRP parent pada level x diturunkan pada


Tabel MRP child pada level x+1

• GR pada MRP child = PORel pada MRP parent * Bill


of Material pada child (level x+1)
• Sejumlah 100 unit produk A harus tersedia pada perioda ke 8. Struktur
produk atau Bill of Material (BOM) dari produk A tersebut adalah sbb :

Level
A
0
LT = 4

B (1) C (2)
1
LT = 3 LT = 2

D (1) E (2)
2
LT = 1 LT = 1
• Lead time: Waktu dari saat pemesanan
dilakukan hingga suku cadang siap
digunakan.
• Exploding: Mengalikan persyaratan induk
dengan jumlah penggunaan melalui pohon
produk.
• Offsetting: Menempatkan persyaratan
dalam periode waktu yang tepat
berdasarkan waktu tunggu.
• Horizontal-vertical dependencies
o Product Structur atau Bill of Material (BOM)
• Netting: perhitungan kotor ke bersih
• Lotting: Perhitungan ukuran lot
• Offsetting Lead Time (waktu ancang-ancang)
• Explosion: perhitungan kebutuhan kotor untuk level yang lebih
rendah

Anda mungkin juga menyukai