Anda di halaman 1dari 24

MODUL

PROSES BUBUT & SNEY

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 341 – Praktikum Proses Manufaktur

Nama : Yosaphat Shaiandre Bonauli


NIM : 2014-041-099
Kelompok : MG-6
Tgl. Praktikum : 11-18 November 2016
Tgl. Penyerahan Laporan : 25 November 2016
Asisten : Patrik M. I.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2016
MODUL
PROSES PROSES BUBUT & SNEY

I. TUJUAN
● Praktikan dapat memahami prinsip fungsi dan bagian-bagian mesin bubut.
● Praktikan dapat mengusai proses pengerjaan suatu benda dengan mesin
bubut.
● Praktikan dapat membuat ulir luar pada benda kerja setelah proses bubut.

II. TEORI DASAR


Proses pembubutan adalah proses pemesinan untuk pembentukan benda
kerja yang mengunakan pahat tunggal dengan satu mata potong untuk
membuang/mengurangi material (material removal) dari permukaan benda
kerja yang berputar. Gerak utama alat potong pahat bubut bergerak secara
linear pada arah melintang, memanjang dan membentuk sudut. Prinsip kerja
atau gerakan utama untuk melakukan pemakanan dalam proses bubut terdiri
dari tiga yaitu:
a. Main motion, adalah gerakan benda kerja berputar.
b. Adjusting motion, adalah gerakan pahat memasukkan kedalaman
pemakanan (depth of cut).
c. Feed motion, adalahgerakan pahat menyayat benda kerja atau disebut juga
gerak umpan.
Mesin bubut dapat melakukan pengerjaan bubut luar (external turning)
dan bubut dalam (internal turning) pada proses pengerjaan sebagai berikut :
a. Pembubutan memanjang (longitudinal turning)
Pembubutan memanjang merupakan proses dasar dari pembubutan, yaitu
mengurangi diameter menjadi diameter yang diinginkan. Metode proses
pembubutan ini penyayatan dimana gerakan pahat bubut sejajar dengan
sumbu benda kerja.
b. Pembubutan melintang (tranversal turning/facing)
Pembubutan melintang merupakan proses penyayatan di mana gerakan
pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode
pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda
kerja serta mengurangi panjang benda kerja.
c. Pembubutan tirus (angular turning/taper turning)
Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan
perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan
untuk membuat poros tirus/konis.
d. Pembubutan profil (profile turning)
e. Pembubutan ulir (thread cutting)
Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir.
Pembubutan ulir terdiri dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam.
f. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan alur merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan
untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan
biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°).
g. Pembubutan alur miring (cutting off)
Pembubutan alur miring merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat
bubut. Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki
ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja (sudut kurang dari
90°).
h. Kartel (knurling)
Kartel merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk
membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda kerja.
i. Gurdi (drilling)
Proses gurdi dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Pengurdian dengan
mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar, yang berputar
adalah benda kerjanya.
Proses sney merupakan alat yang digunakan untuk membuat ulir luar.
Bahan penyusun sney adalah baja karbon yang sangat keras dan kuat. Sney
berfungsi untuk membuat baut sebagai pasangan dari benda kerja yang telah di
tap. Umumnya proses sney hanya digunakan untuk membuat baut ukuran kecil,
karena pembuatan baut kecil sulit dilakukan.
III. GAMBAR TEKNIK DAN DIAGRAM ALIR PROSES

GAMBAR PROSES 0 BUBUT

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
a. Terminologi notasi Diketahui: -
do : diameter awal (mm) Vc = 20 m/menit
dm : diameter akhir do facing = 25 mm
(mm) dm facing = 25 mm
lt : panjang pemesinan do turning = 25 mm
(mm) dm turning = 23 mm
f : gerak makan
(m/putaran) Jawab:
a : kedalaman potong 1. Putaran poros
(mm) utama teoritis facing.
a’ : kedalam potong total (𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 )
𝑑=
(mm) 2
𝑑𝑜 −𝑑𝑚 25 + 25
: = = 25 𝑚𝑚
2 2
n : putaran poros utama 𝑉𝑐 ∙ 1000
𝑛=
(putaran/menit) 𝜋∙𝑑
𝑚
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ∙ 1000
=
𝜋 ∙ 25 𝑚𝑚
= 254,648 𝑟𝑝𝑚
GAMBAR PROSES 0 BUBUT

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
b. Elemen-elemen 2. Putaran poros -
dasar: utama teoritis turning.
1. Kecepatan potong (𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 )
𝑑=
rata-rata 2
𝜋∙𝑑∙𝑛 25 + 23
𝑉𝑐 = (m/menit) = = 24 𝑚𝑚
1000 2
Dimana d = diameter 𝑉𝑐 ∙ 1000
𝑛=
rata-rata 𝜋∙𝑑
𝑚
(𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 ) 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ∙ 1000
𝑑= =
2 𝜋 ∙ 24 𝑚𝑚
2. Kecepatan makan = 265,258 𝑟𝑝𝑚
𝑉𝑓 = 𝑓 × 𝑛 (mm/menit)
3. Waktu pemotongan
𝑙
𝑡𝑐 = 𝑣𝑡 (menit)
𝑓

5. Kecepatan penghasil
geram
𝑧 = 𝐴 × 𝑉𝑐 (cm3/menit)
𝐴 = 𝑓×𝑎
GAMBAR PROSES 1 FACING 3 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Diketahui : Diketahui : ● Pahat bubut
do = 25 mm do = 25 mm ● Mesin bubut
dm = 25 mm dm = 25 mm ● Sarung tangan
lt = 12,5 mm a = 0,5 mm ● Kacamata kerja
f = 0,05 mm/putaran tc = 1,724 menit
a = 0,5 mm
n = 290 rpm Jawab :
(𝑑𝑜 − 𝑑𝑚 )
𝑎′ =
Jawab : 2
25 − 25
1. Kecepatan potong = =0
2
rata-rata
𝑎′
(𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 ) 𝑡𝑐 ′′ = × 𝑡𝑐
𝑑= 𝑎
2 0
25 + 25 = × 1,724 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,5
= = 25 𝑚𝑚
2 = 0 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝜋∙𝑑∙𝑛
𝑉𝑐 =
1000
𝜋 ∙ 25 𝑚𝑚 ∙ 290 𝑟𝑝𝑚
=
1000
= 22,777 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 1 FACING 3 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
2. Kecepatan makan - -
𝑉𝑓 = 𝑓 × 𝑛
𝑚𝑚
= 0,05 × 290 𝑟𝑝𝑚
𝑝𝑡𝑟
= 14,5 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. Waktu pemotongan
𝑙𝑡 25 𝑚𝑚
𝑡𝑐 = =
𝑣𝑓 14,5 𝑚𝑚
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 1,724 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Kecepatan penghasil
geram
𝐴 = 𝑓×𝑎
𝑚𝑚
= 0,05 × 0,5 𝑚𝑚
𝑝𝑡𝑟
= 0,025 𝑚𝑚2
𝑧 = 𝐴 × 𝑉𝑐
𝑚𝑚
= 0,025 × 22,777
𝑚𝑖𝑛
= 0,569 𝑐𝑚3 ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 2 TURNING D = 25 MM KE D = 23 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Diketahui : Diketahui : ● Pahat bubut
do = 25 mm do = 25 mm ● Kaliper
dm = 24 mm dm = 24 mm ● Mesin bubut
lt = 91,8 mm a = 1 mm ● Sarung tangan
f = 0,1 mm/putaran tc = 3,166 menit ● Kacamata kerja
a = 1 mm
n = 290 rpm Jawab :
(𝑑𝑜 − 𝑑𝑚 )
𝑎′ =
Jawab : 2
25 − 21
1. Kecepatan potong = = 0,5
2
rata-rata
𝑎′
(𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 ) 𝑡𝑐 ′′ = × 𝑡𝑐
𝑑= 𝑎
2 0,5
25 + 24 = × 3,166 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= = 24,5 𝑚𝑚 1
2 = 1,583 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝜋∙𝑑∙𝑛
𝑉𝑐 =
1000
𝜋 ∙ 24,5 ∙ 290 𝑟𝑝𝑚
=
1000
= 22,321 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 2 TURNING D = 25 MM KE D = 23 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
2. Kecepatan makan - -
𝑉𝑓 = 𝑓 × 𝑛
𝑚𝑚
= 0,1 × 290 𝑟𝑝𝑚
𝑝𝑢𝑡𝑟
= 29 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. Waktu pemotongan
𝑙𝑡 91,8 𝑚𝑚
𝑡𝑐 = = 𝑚𝑚
𝑣𝑓 29 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 3,166 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Kecepatan penghasil
geram
𝐴 = 𝑓×𝑎
𝑚𝑚
= 0,1 × 1 𝑚𝑚
𝑝𝑡𝑟
= 0,1 𝑚𝑚2
𝑧 = 𝐴 × 𝑉𝑐
𝑚𝑚
= 0,1 × 22,321
𝑚𝑖𝑛
= 2,232 𝑐𝑚3 ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 3 CENTER DRILL

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Proses center drill Waktu yang dibutuhkan ● Center drill
dilakukan untuk mem- untuk proses center drill ● Kaliper
buat lubang titik pusat adalah 3 menit. ● Mesin bubut
untuk meletakan center ● Sarung tangan
point. Maka untuk ● Kacamata kerja
membuat hal tersebut,
adalah dengan men-
dekatkan center drill ke
benda kerja yang terjepit
pada chuck. Kemudian
mengaktifkan mesin
bubut dan titik pusat
akan secara otomatis
terbentuk pada benda
kerja.
GAMBAR PROSES 4 KARTEL

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Proses kartel bertujuan Waktu yang diperlukan ● Center point
untuk membuat alur untuk proses kartel ● Kartel
tertentu, yang dalam hal adalah 25 menit ● Mesin bubut
ini untuk membuat grip ● Sarung tangan
pada benda kerja. Proses ● Kacamata kerja
kartel dilakukan meng-
gunakan alat kartel,
dengan pengaturan
menggunakan mata
kartel dengan alur yang
sama dan sepasang.
Kemudian dengan
mengatur center point
mendekat dengan benda
kerja untuk menjaga
posisi benda kerja pada
porosnya. Pada proses
kartel menggunakan
kecepatan putaran
spindle yang rendah.
GAMBAR PROSES 5 FACING 2 CM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Diketahui : Diketahui : ● Pahat bubut
do = 25 mm do = 25 mm ● Mesin bubut
dm = 25 mm dm = 25 mm ● Sarung tangan
lt = 12,5 mm a = 0,5 mm ● Kacamata kerja
f = 0,05 mm/putaran tc = 1,724 menit
a = 0,5 mm
n = 290 rpm Jawab :
(𝑑𝑜 − 𝑑𝑚 )
𝑎"′ =
Jawab : 2
25 − 25
1. Kecepatan potong = =0
2
rata-rata
𝑎′
(𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 ) 𝑡𝑐 ′′ = × 𝑡𝑐
𝑑= 𝑎
2 0
25 + 25 = × 1,724 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,5
= = 25 𝑚𝑚
2 = 0 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝜋∙𝑑∙𝑛
𝑉𝑐 =
1000
𝜋 ∙ 25 𝑚𝑚 ∙ 290 𝑟𝑝𝑚
=
1000
= 22,777 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 5 FACING 2 CM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
2. Kecepatan makan - -
𝑉𝑓 = 𝑓 × 𝑛
𝑚𝑚
= 0,05 × 290 𝑟𝑝𝑚
𝑝𝑡𝑟
= 14,5 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. Waktu pemotongan
𝑙𝑡 25 𝑚𝑚
𝑡𝑐 = =
𝑣𝑓 14,5 𝑚𝑚
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 1,724 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Kecepatan penghasil
geram
𝐴 = 𝑓×𝑎
𝑚𝑚
= 0,05 × 0,5 𝑚𝑚
𝑝𝑡𝑟
= 0,025 𝑚𝑚2
𝑧 = 𝐴 × 𝑉𝑐
𝑚𝑚
= 0,025 × 22,777
𝑚𝑖𝑛
= 0,569 𝑐𝑚3 ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 6 TURNING D = 25 MM KE D = 20 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Diketahui : Diketahui : ● Pahat bubut
do = 25 mm do = 25 mm ● Kaliper
dm = 20 mm dm = 20 mm ● Mesin bubut
lt = 38 mm a = 1 mm ● Sarung tangan
f = 0,1 mm/putaran tc = 1,310 menit ● Kacamata kerja
a = 1 mm
n = 290 rpm Jawab :
(𝑑𝑜 − 𝑑𝑚 )
𝑎′ =
Jawab : 2
25 − 20
1. Kecepatan potong = = 2,5
2
rata-rata
𝑎′
(𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 ) 𝑡𝑐 ′′ = × 𝑡𝑐
𝑑= 𝑎
2 2,5
25 + 20 = × 1,310 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= = 22,5 𝑚𝑚 1
2 = 3,276 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝜋∙𝑑∙𝑛
𝑉𝑐 =
1000
𝜋 ∙ 22,5 ∙ 290 𝑟𝑝𝑚
=
1000
= 20,499 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 6 TURNING D = 25 MM KE D = 20 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
2. Kecepatan makan - -
𝑉𝑓 = 𝑓 × 𝑛
𝑚𝑚
= 0,1 × 290 𝑟𝑝𝑚
𝑝𝑢𝑡𝑟
= 29 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. Waktu pemotongan
𝑙𝑡 38 𝑚𝑚
𝑡𝑐 = =
𝑣𝑓 29 𝑚𝑚
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 1,310 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Kecepatan penghasil
geram
𝐴 = 𝑓×𝑎
𝑚𝑚
= 0,1 × 1 𝑚𝑚
𝑝𝑡𝑟
= 0,1 𝑚𝑚2
𝑧 = 𝐴 × 𝑉𝑐
𝑚𝑚
= 0,1 × 20,499
𝑚𝑖𝑛
= 2,050 𝑐𝑚3 ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 7 TURNING D = 20 MM KE D = 16 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Diketahui : Diketahui : ● Pahat bubut
do = 20 mm do = 20 mm ● Kaliper
dm = 15,6 mm dm = 15,6 mm ● Mesin bubut
lt = 25 mm a = 1 mm ● Sarung tangan
f = 0,1 mm/putaran tc = 0,862 menit ● Kacamata kerja
a = 1 mm
n = 290 rpm Jawab :
(𝑑𝑜 − 𝑑𝑚 )
𝑎′ =
Jawab : 2
25 − 15,6
1. Kecepatan potong = = 2,2
2
rata-rata
𝑎′
(𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 ) 𝑡𝑐 ′′ = × 𝑡𝑐
𝑑= 𝑎
2 2,2
20 + 15,6 = × 0,862 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 1
2 = 1,897 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 17,8 𝑚𝑚
𝜋∙𝑑∙𝑛
𝑉𝑐 =
1000
𝜋 ∙ 17,8 ∙ 290 𝑟𝑝𝑚
=
1000
= 16,217 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 7 TURNING D = 20 MM KE D = 16 MM

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
2. Kecepatan makan - -
𝑉𝑓 = 𝑓 × 𝑛
𝑚𝑚
= 0,1 × 290 𝑟𝑝𝑚
𝑝𝑢𝑡𝑟
= 29 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. Waktu pemotongan
𝑙𝑡 25 𝑚𝑚
𝑡𝑐 = =
𝑣𝑓 29 𝑚𝑚
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,862 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Kecepatan penghasil
geram
𝐴 = 𝑓×𝑎
𝑚𝑚
= 0,1 × 1 𝑚𝑚
𝑝𝑡𝑟
= 0,1 𝑚𝑚2
𝑧 = 𝐴 × 𝑉𝑐
𝑚𝑚
= 0,1 × 16,217
𝑚𝑖𝑛
= 1,622 𝑐𝑚3 ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
GAMBAR PROSES 8 GROOVING

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Proses grooving adalah Waktu yang dibutuhkan ● Pahat alur
untuk mengurangi dia- untuk proses grooving ● Mesin bubut
meter pada daerah adalah 15 menit. ● Sarung tangan
tertentu. Pada proses ini ● Kacamata kerja
menggunakan pahat alur
dengan kedalaman ma-
kan 1 mm dan panjang
makan 3 mm. Teknik
pelaksanaan proses
grooving hampir sama
dengan proses turning.
Namun yang membeda-
kannya adalah mata
pahat alur harus digeser
seacara manual pada
posisi tertentu untuk
setiap proses pemakanan
pada pan-jang yang
diinginkan.
GAMBAR PROSES 9 TAPER TURNING

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Proses taper turning Waktu yang dibutuhkan ● Pahat bubut
adalah proses pen- untuk proses taper ● Kaliper
gurangan diameter de- turning adalah 25 menit. ● Mesin bubut
ngan jalannya pahat ● Sarung tangan
membentuk sudut ter- ● Kacamata kerja
tentu. Sudut yang di-
gunakan adalah 10o,
sehingga posisi tool post
diatur dengan meng-
geser posisinya pada
sudut tersebut. Meka-
nisme proses taper
turning dilakukaan se-
cara manual, yaitu
dengan menggeser se-
cara perlahan-lahan tuas
yang bergerak kiri kanan
bagian meja kerja,
dengan diikuti dengan
penambahan kedalaman.
GAMBAR PROSES 10 SNEY

KONDISI ALAT-ALAT YANG


TEORITIS
PEMOTONGAN DIGUNAKAN
Proses sney dilakukan Waktu yang dibutuhkan ● Sney
untuk proses pembuatan untuk proses sney adalah ● Sarung tangan
ulir luar pada benda 18 menit. ● Kacamata kerja
kerja. Proses dilakukan
dengan cara menjepit
benda kerja pada ragum.
Kemudian bagian yang
akan di-sney diberi
dengan oli untuk mem-
permudah proses pen-
gerjaan. Pemakaian alat
sney dilakukan dengan
memutarnya searah ja-
rum jam secara per-
lahan-lahan, dengan
diiringi langkah putaran
balik (berlawanan arah
jarum jam) untuk meng-
angakat/ menggeser ge-
ram yang dihasilkan.
V. ANALISIS
Pada percobaan ini pratikan mempelajari proses pemesinan
menggunakan mesin bubut untuk melakukan proses turning, facing, kartel,
grooving dan taper turning. Serta pembuatan ulir luar menggunakan tangan,
sney. Proses turning, taper turning dan facing proses pengurangan benda kerja
namun yang membedakan adalah peletakan mata pahatnya. Pada proses facing
mata pahat diatur dengan posisi miring pada tool post. Hal ini dikarenakan
proses gerak makan pahat secara melintang. Sedangkan, turning dan taper
turning mata pahat diatur dengan posisi lurus pada tool post. Karena gerak
makan pahat secara memanjang. Proses kartel tidak menggunakan pahat yang
kedalaman makananya tidak banyak, maka digunakan kecepatan putar
spindelnya menggunakan kecepatan rendah sehingga hasil proses makan pahat
dapat maksimal terbentuk. Dan peletakan roda kartel tegak lurus dengan sumbu
kerja. Pada proses grooving peletakan mata pahat sama dengan pelatakan
kartel, berbeda dengan proses turning dan facing. Hal ini dikarenakan proses
grooving gerak makan pahat hanya pada daerah tertentu.
Pada proses pembubutan menggunakan pendingin berupa coolant yang
bertujuan untuk mengurangi panas akibat gesekan mata pahat dan permukaan
benda kerja, sifat mekanik pahat tidak berubah akibat proses pemakanan dan
mencegah mata pahat tidak cepat aus. Pada proses kartel, grooving dan taper
turning digunakan center point. Center point digunakan untuk membantu
benda kerja tetap pada porosnya. Dan mencegah terjadinya defleksi akibat
pengaruh gaya tekan dari mata pahat. Pada proses kartel tidak digunakan
coolant dikarenakan kedalaman makan pahatnya tidak teralu dalam, sehingga
reaksi gesekan berupa panas kecil. Pada proses kartel digunakan oli membantu
mempermudah dari gerak roda kartel. Hal tersebut juga diterapkan pada proses
sney. Pada proses sney putaran alat tidak dilakukan secara kontinu (terus
menerus), putaran dilakukan searah jarum jam diiringi dengan putaran balik.
Putaran balik bertujuan untuk mengangkat/mengeluarkan geram yang sering
menghambat proses sney.
Dimensi hasil proses bubut mengalami perbedaan dengan ukuran
geometri. Hal ini dipengaruhi banyak faktor yang dilakukan pada proses bubut,
yang disebabkan oleh kesalahan sistematis dalam pengerjaan benda kerja dan
kemampuan dari alat. Kesalahan sistematis yang mempengaruhi hasil kualitas
produk adalah penjempitan benda kerja pada chuck yang kurang pas, sehingga
dapat mempengaruhi posisi normal poros. Kesalahan lainnya adalah peletakan
mata pahat yang tidak pas, akan mempengaruhi gerak kedalaman makan. Pada
proses bubut ini kemampuan alat bubut juga mempengaruhi kualitas hasil,
dimana mata pahat menjadi tumpul pada proses pengerjaan. Sehingga
mempengaruhi pula pada proses gerak kedalaman makannya.

VI. KESIMPULAN
● Pengaturan kecepatan putar dan pelatakan posisi pahat pada tool post pada
setiap proses pengerjaan di mesin bubut berbeda-beda tergantung pada
kebutuhan proses pengerjaan.
● Penggunaan coolant dan oli pada proses pengerjaan di mesin bubut
bertujuan untuk mengurangi efek gerakan gesekan dan mempermudah
proses pengerjaan
● Center point digunakan untuk membantu benda kerja pada poros dan
mencegah pengaruh defleksi akibat gaya tekan pahat.
● Perbedaan dimensi hasil akhir dengan geometri diakibatkan faktor
kesalahan sistematis dan kemampuan alat.

VII. DAFTAR PUSTAKA


[1] Creese, R. C., (1999): Introduction to Manufacturing Processes and
Materials, Marcel Dekker, Inc, New York.
[2] El-Hofy, H. (2006) : Fundamentals of Machining Processes:
Conventional and Nonconventional Processes, CRC Press, Florida, USA.
[3] www.tokootomotif.com [Diaskes pada 22 November 2016]
VIII. LAMPIRAN

Gambar 8.1. Spesimen hasil proses Bubut dan Sney.

Gambar 8.2. Pahat Bubut [3].

Gambar 8.3. Sney set [3].

Anda mungkin juga menyukai