Anda di halaman 1dari 22

TUGAS AKHIR 2014

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Injection Molding

2.1.1. Pengertian Dasar

Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

suatu benda atau produk dari material plastik dengan bentuk dan ukuran tertentu

yang mendapat perlakuan panas dan pemberian tekanan dengan menggunakan alat

bantu berupa cetakan atau mold, Mold plastik pada prinsipnya adalah suatu alat

(tool) yang digunakan untuk membuat komponen – komponen dari material

plastik dengan sarana mesin cetak plastik, metode dasar plastik molding untuk

mendapatkan produk yang sesuai dengan sifat-sifat fisik yang diinginkan bentuk

desain produk, luas penampang, ketebalan, insert yang panjang, tuntutan ukuran

(toleransi) yang harus dipenuhi dan pemilihan material merupakan faktor yang

berpengaruh.

Proses injection molding merupakan proses pembentukan benda kerja dari

material thermoplastic berbentuk butiran yang ditempatkan kedalam suatu

hopper/torong dan masuk kedalam silinder barrel injeksi yang kemudian

didorong oleh mekanisme screw melalui nozzle mesin dan sprue bushing masuk

kedalam rongga (cavity) cetakan yang sudah pada kondisi tertutup. Setelah

beberapa saat didinginkan, mold akan dibuka dan produk akan dikeluarkan dengan

mekanisme ejector. Material yang sangat sesuai adalah material thermoplastik, hal

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 5
TUGAS AKHIR 2014
ini di sebabkan karena pemanasan material ini dapat melunak dan sebaliknya akan

mengeras lagi bila di dinginkan. Perubahan-perubahan yang terjadi hanya bersifat

fisik, jadi bukan perubahan secara kimiawi sehingga memungkinkan mendaur

ulang material sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

Material plastik yang dipindahkan dari silinder pemanas temperature suhunya

berkisar antara 175 ºC hingga 290 ºC.Semakin panas suhunya, plastik material itu

akan semakin cair/encer (rendah viskositasnya) sehingga semakin mudah

diinjeksikan/disemprotkan masuk kedalam mold. setiap material memiliki

karakteristik suhu molding. Semakin lunak formulasinya, yang berarti kandungan

plastis tinggi, membutuhkan temperature rendah, sebaliknya yang memeiliki

formulasi lebih keras butuh temperatur tinggi. Bentuk-bentuk partikel yang sulit,

besar dan jumlah cavity yang banyak serta runner yang panjang menyebabkan

tuntutan temperatur yang tinggi atau naik.

Untuk mempercepat proses pengerasan atau pembekuan material yang telah

di injeksikan kedalam cavity mold maka mold selalu didinginkan sehingga produk

dapat cepat dikeluarkan dari mold tanpa rusak atau cacat, dengan demikian

pendinginan mold yang baik dapat memperpendek Cycle time-nya. Hal ini

dilakukan dengan cara mengalirkan cooling yang mengelilingi cavity dan core

dalam mold plate dengan suhu cooling antara 18 ºC hingga 70 ºC. untuk pekerjaan-

pekerjaan khusus kadang-kadang juga diperlukan perlakuan panas pada mold plate

(menjaganya pada suhu tertentu)sampai dengan 170 ºC.

Pembuatan mold injeksi membutuhkan tooling cost atau biaya peralatan yang

tinggi namun memiliki cycle time atau waktu produksi yang lebih cepat

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 6
TUGAS AKHIR 2014
dibandingkan dengan proses yang lainnya. Dengan pertimbangan waktu produksi

yang cepat maka biaya tiap bagiannya menjadi lebih murah jika berjalan secara

otomatis dan berkesinambungan. Proses injeksi plastik paling banyak di gunakan

untuk material Thermoplastics, Elastomers dan Thermosets.

Gambar 2.1 Clamping unit, menunjukan proses injeksi dari nozzle ke


Sprue,dan terdapat ejector untuk mengeluarakan produk
Sumber : http://anifmaterial.blogspot.com/2007/01/injection-molding-dan-
penerapannya-di.html

2.1.2. Mesin Injection Molding

Umumnya, mesin Injection molding terdiri dari 4 kesatuan fungsi, yaitu:

a. Mold Clamp Unit

b. Injection Unit

c. Molding unit

d. Control System

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 7
TUGAS AKHIR 2014
Setiap unitnya akan dibahas pada keterangan dibawah ini untuk mold pada

mesin Injection Molding sangatlah bervariasi terhadap berbagai produk

plastik, sehingga diperlukan mold khusus untuk masing-masing produk, tetapi

mesin Injecion Molding dapat dipergunakan untuk berbagai macam mold yang

berbeda dengan ukuran yang sesuai dengan spesifikasi dimensi pada mesin.

a. Mold Clamp Unit [Unit Pencekam Cetakan].

Clamping unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan dari

mold unit, serta gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit, pada

clamping unit-lah kita bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat di buka

dan berapa panjang ejector harus bergerak.

Ada 3 macam clamping unit yang dipakai pada umumnya,yaitu:

1. Mechanism Toggle Clamp, yaitu mekanisme gerakan mesin membuka dan

menutup mold dengan menggunakan mekanisme gerakan toggle seperti

engsel pada lengan manusia, contohnya ; Mesin Niigata, Hyundai, dll.

2. Mechanism Hydraulik clamp, Mekanisme gerakan mesin dengan

menggunakan mekanisme electric motor dan pompa hydraulic sebagai

mekanisme penggerak utamanya, contohnya ; Mesin Aarbug, Mitsubishi,

dll.

3. Mechanism Servo Motor, Mekanisme gerakan utama mesin dengan

menggunakan system electric/servo motor yang memiliki variabel speed

yang diatur dengan program logic, pada mekanisme ini terjadi perubahan

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 8
TUGAS AKHIR 2014
dari gaya radial akibat putaran motor menjadi gaya aksial,contohnya ;

Mesin Fanuc, Mitsubishi, dll.

Gambar 2.2 Mekanisme clamping unit (mechanism toggle & hydraulic clamp)
Sumber : http://www.sinotech.com/Tutorial:injection molded part.

Unit ini berfungsi untuk menggerakkan mold dengan gerakan membuka dan

menutup. Gerakan ini terbagi dalam 3 setting kecepatan dan 1 setting tambahan,

baik untuk gerakan Menutup maupun gerakan Membuka. Untuk gerakan Menutup

terdiri atas gerakan :

1. Perlahan 3.Perlahan

2. Cepat 4. Mencekam Mold.

Sedangkan untuk gerakan membuka terdiri atas gerakan :

1. Melepas Cekam Mold 3.Cepat

2. Perlahan 4.Perlahan.

Lalu dilanjutkan dengan gerakan ejector untuk mendorong produk keluar dari

mold, yaitu dari sisi core.

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 9
TUGAS AKHIR 2014
b. Injection Unit [Unit Injeksi].

Disinilah pengolahan Polimer Plastik berlangsung, yang dimulai dengan

masuknya Polimer dalam bentuk Pellet [Granule], kemudian dipanaskan didalam

Tungku [Barrel] dengan suhu lumer Plastik yang bersangkutan sambil

diperlakukan adukan [Mixing] oleh bentuk Screw di dalam tungku. Dengan bentuk

yang sedemikian rupa sehingga Screw ini berfungsi sebagai Feeder dan juga

Sebagai Mixer Plastik cair agar pencampuran warna plastik menjadi rata dan

seimbang [konstant].

Lalu dari unit inilah di injeksikan atau disuntikkan ke dalam cetakan [Mold]

dengan setting yang melibatkan tekanan hidrolik [Hydrolic Pressure] dalam

satuan kg/cm², Kecepatan [Velocity] dalam satuan %, Posisi [Limit Switches]

dalam satuan mm, Waktu [Time] dalam satuan detik, dan Suhu [Temperature]

dalam satuan 0C. Bagian dari injection unit adalah :

 Motor dan transmission gear unit

Bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk

memutar screw pada barrel, sedangkan tranmisi unit berfungsi untuk

memindahkan daya dari putaran motor ke dalam screw, selain itu transmission

unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang di salurkan sehingga tidak

pembebanan yang terlalu besar.

 Cylinder screw ram

Bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan

menggunakan momen enersia sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan,

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 10
TUGAS AKHIR 2014
sehingga di dapat di hasilkan kecepatan dan tekanan yang konstan saat proses

injeksi plastik dilakukan.

 Hopper

Adalah tempat untuk menempatkan material plastik, sebelum masuk ke

barrel, biasanya untuk menjaga kelembapan material plastik, digunakan tempat

penyimpanan khusus yang dapat mengatur kelembapan, sebab apabila kandungan

air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan hasil injeksi yang tidak bagus.

 Barrel

Adalah tempat screw, dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika di

panasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan

plastik sebelum masuk ke nozzle.

 Screw

Reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper ke

nozzle, ketika screw berputar material dari hopper akan tertarik mengisi screw

yang selanjutnya di panasi lalu di dorong ke arah nozzle.

 Nonreturn valve

Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar

tidak kembali saat screw berhenti berputar.

 Sistem Penggerak [Drive System].

Saat ini masih umum dengan media oli, atau yang biasa disebut dengan

Sistem Hidrolik [Hydrolic System], baik untuk mesin tipe Straight Hydrolic

maupun tipe toggle. Namun dewasa ini untuk tipe toggle sudah banyak meng-

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 11
TUGAS AKHIR 2014
aplikasikan Servo Motor [Full Electric System]. Kelebihan mesin yang sudah

mengaplikasikan Servo Motor gerakan mesin lebih tenang, tidak gedebak-gedebuk

seperti tipe Straight Hydrolic. Juga tentunya tidak berisik, dan cenderung lebih

bersih karena tidak menggunakan banyak oli, yang mana untuk sistem hidrolik

ada celah kecil saja akan terjadi kebocoran yang mengakibatkan area mesin

terdapat genangan-genangan oli. Namun bukan berarti untuk mesin-mesin baru

tidak lagi menggunakan sistem hidrolik. Untuk sebagian pengguna merasa lebih

cocok dengan tipe hidrolik, sehingga pembuat mesin injeksi plastik masih

mengeluarkan mesin tipe hidrolik yang tentunya beberapa bagian sudah di design

ulang untuk memperbaiki performanya.

Gambar 2.3 Injection unit (Barrel, screw, non-return valve (check ring) dan nozzle)
Sumber : Atas perkenan PT Biggy Cemerlang.

c. Molding Unit

Pada molding unit sebenarnya adalah bagian lain dari mesin injection

plastic, molding unit adalah bagian yang membentuk benda yang dibuat, secara

garis besar molding unit memiliki dua (2) bagian utama yaitu bagian cavity dan

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 12
TUGAS AKHIR 2014
core, bagian cavity adalah bagian cetakan yang berhubungan dengan nozzle pada

mesin, sedangkan core adalah bagian yang berhubungan dengan ejector.

Gambar 2.4 Molding unit


Sumber:http://www.ok.or.id

d. Sistem Kontrol [Control System]

Adalah sistem penjamin bahwa urutan cara kerja mesin harus benar dan

sesuai dengan program yang sudah dibuat oleh pembuat mesin. Sehingga setiap

gerakan, setiap perubahan, sinyal-sinyal sensor yang bisa ratusan jumlahnya bisa

saling mengikat, saling berhubungan dan saling mengunci dan sehingga kinerja

mesin tetap terjaga. Apalagi yang berhubungan dengan sistem keamanan dan

keselamatan pengguna mesin, maka dibuat berlapis, sehingga bisa

menghilangkan resiko karena resiko human error pengguna mesin itu sendiri.

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 13
TUGAS AKHIR 2014
Pengontrolan pada injection molding machine menggunakan suatu

controller bernama Cdc88. Cdc88 adalah suatu multi function computer yang

digunakan untuk mengatur semua proses injeksi molding. Pada mesin injeksi

molding ini, peran Cdc88 sebagai pusat kegiatan produksi yang akan dilakukan.

Cdc88 sebagai controller pada mesin ini memiliki banyak kelebihan untuk

menunjang fungsinya sebagai pengendali. Mulai dari pengaturan pemanasan

pada dinding-dinding barrel, kecepatan injeksi, tekanan injeksi, waktu injeksi,

waktu pencetakan serta beberapa fungsi lainnya.

Gambar 2.5 Mesin Injection Molding Jenis FANUC ROBOSHOT S-2000 iB


Sumber : Atas Berkenan PT BIGGY CEMERLANG

2.1.3 Mekanisme Mesin Injection Molding

a. Material plastik yang telah dicampur dengan bahan pellet dan pewarna

untuk bahan plastik dimasukan kedalam hopper. Lalu material plastik akan

memasuki rongga plastik pada ulir screw.

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 14
TUGAS AKHIR 2014
b. Screw bergerak mundur dan berputar berlawanan dengan arah jarum jam

membawa butiran-butiran plastik jatuh dari hopper. Biji plastik ini

dipanaskan oleh gesekan yang terjadi dan pemanas tambahan dari barrel,

sehingga butiran - butiran plastik tersebut meleleh. Screw mundur sampai

batas yang telah ditentukan ( bersamaan dengan material yang maju kedepan

bilik screw, oleh karena putaran mundur dari screw tersebut ) dan putaran

screw tersebut berhenti.

c. Langkah berikutnya adalah menutup mold. Kemudian screw didorong maju

oleh gerakan piston, mendorong lelehan plastik dari bilik screw( screw

chamber) melalui nozzle masuk kedalam rongga mold (dalam tahap ini

screw hanya bergerak maju saja, tanpa berputar).

d. Lelehan plastik yang telah diinjekkan mengalami pengerasan, oleh karena

bersentuhan dengan dinding yang dingin dari mold. Di bawah pengaruh

holding pressure, lelehan material dari tekanan screw ditambahkan untuk

mengimbangi kepadatan volume dari material ketika dingin.

e. Setelah proses pendinginan dan kekakuan dari produk yang telah dibentuk,

screw akan mundur untuk melakukan pengisian barrel. Pada saat itu

clamping unit akan bergerak untuk membuka mold. Produk dikeluarkan

oleh ejector yang telah ada dalam mold. Jika system ejector semi otomatis,

maka ejector mendorong produk tetapi tidak sampai keluar dari mold

sehingga diperlukan tenaga operator untuk mengeluarkan produk.

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 15
TUGAS AKHIR 2014
f. Setelah produk tersebut keluar/ dikeluarkan oleh ejector, maka siap untuk

dilakukan penginjekan berikutnya sesuai dengan alur yang telah diuraikan

diatas.

Bagian – bagian mesin injection molding dan mekanismenya ini dapat dilihat pada

gambar 2.6 dan 2.7 di bawah ini sehingga dapat membayangkan lebih jelas lagi.

Gambar 2.6 Bagian – bagian Mesin Injection Molding

Sumber : http://anifmaterial.blogspot.com/2007/01/injection-molding-dan-
penerapannya-di.html

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 16
TUGAS AKHIR 2014

Gambar 2.7 Mekanisme Mesin Injection Molding


Sumber : http://injeksiplastik.blogspot.com/2009/11/proses-injeksi-plastik.html

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Menutup Cetakan (Mold Close).

Dalam 1 siklus kerja proses injeksi, diawali oleh proses Menutup Cetakan.

Istilah mold dalam dunia injeksi plastik adalah cetakan untuk proses injeksi

plastik. Mold itu sendiri terdiri dari 2 bagian besar yaitu sisi “Core” dan sisi

“Cavity”. Sisi Cavity diikat pada “Stationery Platen” Mesin Injeksi. Sedangkan

sisi Core diikat pada “Moving Platen” mesin, bagian inilah yang bergerak

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 17
TUGAS AKHIR 2014
membuka dan menutup. Pada proses menutup terbagi menjadi 4 urutan proses,

yaitu :

a.) Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low

Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure). Tekanan yang dimaksud

adalah tekanan hidrolik. Posisi awal cetakan adalah “terbuka penuh” yang

diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan produk yang dihasilkan

nantinya dapat dikeluarkan atau diambil dengan mudah. Dari posisi ini

bergerak hingga posisi tertentu yang tidak terlalu jauh dari posisi “terbuka

penuh” tadi. Gerakan ini dimaksudkan untuk mereduksi getaran mesin yang

juga sekaligus merawat mesin itu sendiri, terutama system hidroliknya yang

rentan terhadap tekanan hidrolik yang tiba-tiba. Contoh kerusakan yang

paling ringan adalah kebocoran oli hidrolik yang dikarenakan pecahnya

selang hidrolik, belum lagi kerusakan lain yang berupa kerusakan mekanis

yang membutuhkan biaya lebih besar untuk memperbaikinya, sehingga biaya

perawatan mesin akan tinggi.

b.) Gerakan menutup pada kecepatan tinggi dengan tekanan rendah. (High Mold

Close Velocity & Low Mold Close Pressure). Memulai gerakan ini pada

posisi yang tidak jauh dari posisi “terbuka penuh”, dimana untuk gerakan

lebih cepat sangat memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk menghemat waktu

proses secara keseluruhan.

c.) Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low

Mold Close Velocity & Low Mold Close Pressure). Sebelum cetakan menutup

dengan rapat, maka cetakan harus bergerak perlahan dengan tekanan yang

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 18
TUGAS AKHIR 2014
rendah untuk menghindari tumbukan. Hal inipun bertujuan untuk menjaga

kondisi cetakan dan juga kondisi mesin agar selalu dalam performa yang baik

dan dapat ber-produksi dengan lancar.

d.) Menghimpit Cetakan dengan Tekanan Tinggi (High Mold Clamp). Posisi

pada proses ini harus dibuat se-limit mungkin pada posisi menutup rapat

setelah gerakan sebelumnya. Hal ini juga untuk menghindari tumbukan

karena tekanan hidrolik yang relatif tinggi untuk menghimpit cetakan.

Tekanan tinggi ini dibutuhkan untuk menahan proses injeksi atau apa yang

disebut “Cavity Force During Injection” nantinya.

2. Injeksi Pengisian (Fill Injection)

Setelah dipastikan mold dihimpit dengan tekanan tinggi. Maka Unit

injeksi yang terdiri dari nozzle, barrel, dan screw dan seterusnya. Bergerak

mendekati mold hingga nozzle bersentuhan dengan mold, juga dengan tekanan

tinggi. Gambar di atas menunjukkan nozzle sudah bersentuhan dengan mold.

Bagian mold yang bersentuhan langsung dengan nozzle disebut “Sprue Bush”.

Kemudian mesin melakukan proses injeksi pengisian, yaitu menyuntikkan

plastik cair ke dalam mold. Pada proses ini melibatkan beberapa parameter yang

bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti tingkat kesulitan produk yang akan kita

buat, yaitu :

a.) Tekanan Pengisian (Fill Pressure).

Mesin-mesin keluaran saat ini memiliki variasi tingkat tekanan pengisian

lebih dari 2 tingkat, dan juga diikuti dengan variasi posisi dari tiap-tiap tekanan

pengisian tersebut. Sehingga kita dapat menentukan di posisi manakah ketika

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 19
TUGAS AKHIR 2014
plastik cair membentuk produk membutuhkan besaran tekanan pengisian

“sekian” nilainya, dan di posisi lain dengan masih produk yang sama

membutuhkan besaran tekanan pengisian “sekian”, dan seterusnya. Besarnya

tekanan pengisian (Filling Pressure) yang kita atur sekedar lebih tinggi dari

tekanan pengisian sesungguhnya, atau sekitar 30%. Tekanan ini untuk

menghadapi fluktuasi tekanan ketika proses pengisian berlangsung. injeksi, atau

yang ditunjukkan pada layar monitor bagi yang sudah digital. Fluktuasi tekanan

ini akibat adanya hambatan-hambatan aliran plastik cair di saat mengalir atau

memasuki ruang-ruang di dalam mold, dan tekanan pengisian tidak boleh

dikalahkan oleh hambatan ini.

b.) Kecepatan Pengisian (Fill Velocity).

Terdapat variasi tingkat kecepatan yang bisa kita atur dan dibutuhkan untuk

menghindari adanya kondisi hasil produk yang tidak diinginkan. Posisi-posisi

tingkat kecepatan inipun bisa kita atur disesuaikan dengan posisi aliran plastik

ketika membentuk produk. Pada mesin sekarang, setidaknya terdapat 3 tingkat

kecepatan dengan 3 posisinya, atau bahkan lebih. Hasil produk dari proses ini

masih belum sempurna dengan menyisakan sedikit, dan akan disempurnakan

pada proses selanjutnya. Jaminan terhadap kestabilan proses berkelanjutan

berada di bagian ini, sehingga juga menentukan kestabilan hasil produk yang

dibuat. Untuk mesin-mesin terdahulu yang hanya menyediakan 1 tingkat

Tekanan Pengisian dan 1 atau 2 tingkat Kecepatan Pengisian. Hal ini tentu saja

membatasi kemampuan mesin ketika menghadapi produk dengan tingkat

kesulitan tertentu, walau proses setting parameternya relatif mudah dan cepat.

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 20
TUGAS AKHIR 2014
3. Injeksi Menahan (Holding Injection)

Penyempurnaan hasil produk berada pada bagian proses ini. Sengaja harus

dibuat seperti itu agar pada proses penyempurnaan nantinya hanya akan

membutuhkan nilai yang benar-benar efisien. Pada proses ini tidak lagi

melibatkan kecepatan di dalam setting parameternya, hanya besaran tekanan

yang kita atur beserta waktu yang kita butuhkan untuk itu. Pada mesin sekarang

terdapat 2 atau lebih Tekanan Holding dengan 2 atau lebih setting waktu yang

disediakan. Misalkan : 1. PH1 dengan besaran 40 kg/cm² dengan waktu (TPH1)

0.5 second. 2. PH2 dengan besaran 30 kg/cm² dengan waktu (TPH2) 1 second. 3.

PH3 dengan besaran 20 kg/cm² dengan waktu (TPH3) 2 second. Ketepatan

besaran Tekanan sangat menentukan hasil produk yang dibuat, terlalu besar akan

masalah. Begitu juga bila kita buat terlalu kecil. Kebutuhan tingkat Tekanan

Holding harus berdasarkan pertimbangan kebutuhan terhadap hasil produk. Bila

produknya relatif sederhana cukup kita aktifkan 1 saja tingkat Tekanan Holding

nya, dan bisa tambahkan bila ternyata tidak cukup untuk produk yang lain. Pada

mesin terdahulu hanya menyediakan 1 saja tingkat Tekanan Holding dengan 1

tingkat waktu yang dibutuhkan.

4. Isi Ulang dan Pendinginan (Charging & Cooling)

Isi ulang (Charging) plastik cair untuk siap disuntikkan pada siklus

selanjutnya, bersamaan waktunya perhitungan waktu Pendinginan pun (Cooling)

dimulai. Parameter yang direkomendasikan adalah waktu Pendinginan (Cooling

Time) harus lebih lama dari waktu Isi Ulang (Charging Time). Bila waktu

Charging yang lebih lama, maka yang terjadi adalah tumpahan material plastik

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 21
TUGAS AKHIR 2014
dari nozzle ketika Mold Terbuka pada proses berikutnya. Proses Charging sendiri

adalah berputarnya Screw dengan bantuan Motor Hidrolik ke arah putaran yang

telah ditentukan, sehingga plastik pellet masuk ke dalam Barrel, digiling oleh

Screw, dan sampai di depan Torpedo sudah dalam keadaan cair dan siap untuk

disuntikkan ke dalam Mold. Tentu saja dengan bantuan suhu Barrel yang dapat

kita atur sesuai spesifikasi jenis plastik yang digunakan. Dengan kondisi adanya

aliran dari belakang Torpedo menuju bagian depan Torpedo, dan tertutup ketika

ada usaha aliran plastik cair dari depan ke belakang Torpedo. Jadi alat ini

berfungsi sebagai katup satu arah.

5. Membuka Cetakan (Mold Open).

Pada proses ini terdapat 5 urutan kerja, yaitu :

1. Melepas Himpitan pada Cetakan (Mold Clamp Release). Yaitu dengan

mengembalikan ke tekanan normal pada system hidrolik yang bekerja untuk

menghimpit cetakan yang sebelumnya bertekanan tinggi.

2. Gerakan membuka pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low

Mold Open Velocity & Low Mold Open Pressure). Dari keadaan rapat, membuka

secara perlahan untuk menjaga kondisi cetakan yang rentan terhadap kerusakan

akibat gesekan yang terjadi antara sisi Core dan sisi Cavity.

3. Gerakan membuka pada kecepatan tinggi. (High Mold Open Velocity).

Membuka dengan cepat dengan posisi yang memungkinkan setelah lepas dari

pergesekan antara Core dan Cavity, hal ini juga untuk menghemat waktu proses.

4. Gerakan membuka pada kecepatan rendah. (Low Mold Open Velocity).

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 22
TUGAS AKHIR 2014
Sebelum posisi cetakan terbuka penuh, maka gerakan membuka cetakan harus

perlahan agar tidak terjadi overlap atau posisi terbuka yang “kelebihan”.

Kecepatan rendah ini juga dimasudkan agar posisi terbuka penuh adalah stabil

posisinya dari satu siklus ke siklus kerja berikutnya. Hal ini untuk mempermudah

kerja Robot disaat mengambil produk dari dalam cetakan.

6. Gerakan melepas produk dari dalam cetakan (Ejection).

Ejector mendorong produk dari sisi Core agar mudah diambil, tentu saja

produk harus menempel pada sisi Core ketika cetakan terbuka, dan bukan

menempel pada sisi Cavity. Walaupun bisa saja dibuat produk nya menempel

pada sisi Cavity, tentu aja dengan pertimbangan produk dan design cetakan yang

dirancang demikian. Proses Ejection ini pun terdapat parameter yang dapat kita

atur, yaitu : Jarak, tekanan hidroliknya, kecepatan, dan berapa kali mendorongnya.

Parameter ini tentu saja tergantung kebutuhan dan bentuk produknya. Maka 1

siklus Proses Injeksi Plastik telah selesai, atau juga biasa di sebut 1 Shot. Dalam

keadaan operasi Full Auto dengan menggunakan Robot sebagai pengambil

produk, maka akan kembali ke proses 1 yaitu menutup cetakan dan seterusnya

berulang-ulang, atau terus menerus hingga plastik pellet habis. Atau proses

produksi telah dimulai untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak,

tergantung pesanan.

2.1.4 Parameter proses injection molding

Untuk memperoleh benda cetak dengan kualitas hasil yang optimal, perlu

mengatur beberapa paramater yang mempengaruhi jalannya proses produksi

tersebut. Parameter-parameter suatu proses tentu saja ada yang berperan sedikit

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 23
TUGAS AKHIR 2014
dan adapula yang mempunyai peran yang signifikan dalam mempengaruhi hasil

produksi yang diinginkan. Biasanya orang perlu melakukan beberapa kali

percobaan

hingga ditemukan parameter-parameter apa saja yang cukup berpengaruh terhadap

produk akhir benda cetak. Adapun parameter-parameter yang berpe-ngaruh

terhadap proses produksi plastik melalui metoda injection molding adalah:

a. Temperatur leleh (melt temperature)

Melt temperature adalah batas temperatur dimana bahan plastik mulai

meleleh kalau diberikan enegi panas.

b. Batas tekanan (pressure limit)

Pressure limit adalah batas tekanan udara yang perlu diberikan untuk

menggerakkan piston guna menekan bahan plastik yang telah dileleh-kan. Terlalu

rendah tekanan, maka bahan plastik kemungkinan tidak akan keluar atau terinjeksi

ke dalam cetakan. Akan tetapi jika tekanan udara terlalu tinggi dapat

mengakibatkan tersemburnya bahan plastik dari dalam cetakan dan hal ini akan

berakibat proses produksi menjadi tidak efisien.

c. Waktu tahan

Waktu Tahan adalah waktu yang diukur dari saat temperatur leleh yang di-

set telah tercapai hingga keseluruhan bahan plastik yang ada dalam tabung

pemanas benar-benar telah meleleh semuanya. Hal ini dikarenakan sifat rambatan

panas yang memerlukan waktu untuk merambat ke seluruh bagian yang ingin
Program Teknik Mesin
Universitas Mercubuana Page 24
TUGAS AKHIR 2014
dipanaskan. Dikhawatirkan jika waktu tahan ini terlalu cepat maka sebagian bahan

plastik dalam tabung pemanas belum meleleh semuanya, sehingga akan memper-

sulit jalannya aliran bahan plastik dari dalam nozzle

d. Waktu Penekanan

Waktu penekanan adalah durasi atau lamanya waktu yang diperlukan

untuk memberikan tekanan pada piston yang mendorong plastik yang telah leleh.

Pengaturan waktu penekanan bertujuan untuk meyakinkan bahwa bahan plastik

telah benar-benar mengisi ke seluruh rongga cetak. Oleh karenanya waktu

penekanan ini sangat tergantung dengan besar kecilnya dimensi cetakan (mold).

Makin besar ukuran cetakan makin lama waktu penekan yang diperlukan.

e. Temperatur cetakan (mold temperature)

Mold Temperature yaitu temperatur pemanasan awal cetakan sebelum dituangi

bahan plastik yang meleleh.

f. Kecepatan injeksi (injection rate)

Injection rate yaitu kecepatan lajunya bahan plastik yang telah meleleh

keluar dari nozzle untuk mengisi rongga cetak. Untuk mesin-mesin injeksi tertentu

kecepatan ini dapat terukur, tetapi untuk mesin-mesin injeksi sederhana kadang-

kadang tidak dilengkapi dengan pengukur kecepatan ini.

g. Backpressure (Tekanan balik)

Backpressure adalah tekanan yang terjadi dan sengaja dibuat atau di adjust

untuk menahan mundurnya Screw pada saat proses Charging berlangsung.


Program Teknik Mesin
Universitas Mercubuana Page 25
TUGAS AKHIR 2014
Backpressure ini aktif atau diaktifkan pada mode operasi Semi-Auto atau Full-

Auto. Bila diaktifkan pada saat Manual Charging, maka yang terjadi adalah

Drolling, yaitu keluarnya material plastik cair dari lubang Nozzle tanpa

mundurnya Screw atau Screw mundur tetapi memakan waktu lama untuk

mencapai Shot Size.

Back Pressure berfungsi sebagai :

1. Pencampuran atau Mixing material menjadi lebih baik, homogen, kualitas

kepadatan material plastik cair lebih baik dan siap untuk proses injection.

2. Shot Size yang konsisten, atau tetap, atau stabil sebagai jaminan untuk Shot-

Shot berikutnya dengan kondisi yang sama besar Volume materialnya, berat

produk, dan dimensi produk yang dihasilkan.

3. Pencampuran warna Pigmen yang lebih baik.

4. Menghilangkan Gas atau udara yang ikut dalam proses Charging.

Efek samping Backpressure adalah :

1. Terjadi peningkatan suhu Barrel dari setting suhu yang kita buat.

2. Peningkatan waktu Charging sehingga Cycle Time menjadi lebih panjang.

3. Dapat berakibat Drolling pada saat Mold Open.

Program Teknik Mesin


Universitas Mercubuana Page 26

Anda mungkin juga menyukai