Disusun oleh :
1. PENGERTIAN SINGKAT
Secara umum, molding adalah proses pencetakan menggunakan tekanan dan panas
untuk mengisi rongga cetakan, kerangka kaku yang juga dikenal sebagai matriks. Bahan
mentah, biasanya yang lentur seperti plastik, kaca, atau keramik, disimpan di bawah tekanan
Menurut Bryce (1998) injection molding seperti operasi pada jarum suntik, dimana
lelehan plastik disuntikan kedalam mold (cetakan) yang tertutup rapat yang berada didalam
mesin sehingga lelehan tersebut memenuhi ruang yang berada pada mold sesuai dengan
yang dilebur dengan proses pemanasan kemudian disuntikan ke dalam cetakan sehingga
material termoplastik atau komposit tersebut dapat mengeras. [2] Proses pembentukannya
cepat dan menghasilkan produk yang sama dalam jumlah banyak mulai dari produk presisi
tinggi hingga produk umum sekali pakai. Proses ini memungkinkan benda yang sangat kecil,
permukaan dekoratif atau sangat halus, mengkilap, berbentuk dan berkontur rumit, dan
pemanas dan dari pemanasan tersebut menghasilkan plastic dalam bentuk cair.
Plastic
cair didorong juga oleh sekrup bermotor agar masuk kedalam cetakan.
Pada saat plastic cair dimasukan ke dalam cetakan itu dibarengi dengan
tekanan oleh sekrup bermotor kemudian plastic cari masuk ke rongga cetakan melalui
lubang.
Dalam proses injection moulding terdapat lima komponen penting, yaitu bagian
injection unit, molding unit, clamping unit, tempering system, dan mesin pengendali sistem.
Kelima komponen ini merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan secara otomatis.
Kelima komponen tersebut secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar Mini Injection molding
a. Memanaskan dan melelehkan bahan baku yang akan masuk melalui bagian
hopper.
Ketiga fungsi utama ini juga mendukung proses injection unit untuk bergerak
ke depan dan ke belakang pada saat berhubungan dengan mold, serta untuk
memutuskan hubungan nozzle dengan tekanan yang tepat. Gambar injection unit
air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan hasil injeksi yang tidak bagus.
memindahkan daya dari putaran motor ke dalam screw, selain itu transmission
unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang disalurkan sehingga tidak terjadi
sehingga dapat dihasilkan kecepatan dan tekanan yang konstan saat proses injeksi
plastik dilakukan.
d. Screw
menuju ke nozzle. Ketika screw berputar, material dari hopper akan tertarik
nozzle.
Gambar Reciprocating Screw
e. Nonreturn valve
Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah meleleh agar
f. Nozzle
Proses plasticating berakhir pada nozzle. Pada nozzle ini terjadi perputaran
silinder pada sprue brushing yang terletak pada mold. Jika dibutuhkan, silinder
tersebut tertutup pada saat proses plasticating dan fase pendinginan. - Barrel
Tempering Alat ini merupakan tempat screw dan selubung yang menjaga aliran
plastik ketika dipanasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk
2. Mold
Mold adalah elemen kunci pada proses injection moulding. Molding unit
adalah bagian yang membentuk benda yang dibuat, secara garis besar molding unit
memiliki dua bagian utama yaitu bagian cavity dan core, bagian cavity adalah bagian
cetakan yang berhubungan dengan nozzle pada mesin, sedangkan bagian core adalah
bagian yang berhubungan dengan ejector. Ejector adalah bagian dari mesin yang
digunakan untuk melepas produk plastik yang sudah jadi dari cetakannya. Mold harus
sudah jadi. Selain cavity dan core, mold juga terdiri dari runner system, dan ejector
system.
a. Runner System
Fungsi dari runner system adalah untuk mengeluarkan melt panas dari nozzle
pada plasticating unit dan kemudian mendistribusikannya pada cavity. Pada saat
proses injeksi bagian nozzle berhubungan dengan sprue brushing dan menekan melt
panas ke bagian sprue. Pada mesin mold yang memiliki beberapa cavity, melt tersebut
kemudian didistribusikan melalui runner dan gate menuju ke cavity-cavity yang ada.
Gate tersebut terhubung dengan saluran kecil yang menghubungkan runner dan
cavity. Fungsi saluran ini adalah untuk mengurangi kecacatan pada saat runner
dilepas dan untuk menambahkan gesekan panas yang dibutuhkan apabila melt tersebut
b. Cavity
sentuhan akhir pada produk yang dihasilkan. Cavity mewakili bagian negatif dari
yang kompleks. Dalam beberapa kasus, harus berada pada bagian dinding mold yang
bergerak yang kemudian kembali ke posisi awal pada saat mold menutup.
c. Ejector System
Mold minimal terdiri dari dua bagian sehingga produk yang sudah jadi dapat
dikeluarkan dari mesin. Produk jadi tersebut dapat dikeluarkan secara manual dari
mesin atau dapat menggunakan ejector system pada saat mold terbuka. Fungsi utama
dari ejector system ini adalah untuk melepas produk jadi secara otomatis sehingga
proses produksi lebih cepat dan tidak membahayakan operator. Gambar dari ejector
Clamping unit berfungsi untuk memegang dan mengatur gerakan mold unit,
serta gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit, pada clamping unit lah
kita bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat dibuka dan seberapa panjang
ejector harus bergerak. Gambar clamping unit secara umum adalah sebagai berikut:
e. Tempering System
tekanan dan waktu yang berhubungan dengan proses injection molding. Tempering
system ini sangatlah penting karena dapat mempengaruhi kualitas produk jadi dan
digunakan untuk menjaga supaya proses tetap terkendali sesuai dengan prosedur.
Proses yang harus dikontrol antara lain adalah temperatur plasticating unit dan mold,
posisi plasticating unit, screw, dan mold, kecepatan screw selama injeksi dan pada
saat mold menutup, serta tekanan pada saat fase injection dan clamping. Pada mesin-
mesin yang sudah modern, pengendalian ini dilakukan secara otomatis yang
dilengkapi komponen digital. Proses yang ada dikendalikan dengan komputerisasi dan
menggunakan sensor. [4]
4. KONVERSI ENERGI
Mesin Mini Injection Mold memiliki satu sumber energi yaitu energi listrik. Energi
listrik adalah energi yang berasal dari energi potensial listrik atau energi kinetik dari partikel
bermuatan. Secara umum, ini disebut sebagai energi yang telah dikonversi dari energi
potensial listrik. Kita dapat mendefinisikan energi listrik sebagai energi yang dihasilkan oleh
pergerakan elektron dari satu titik ke titik lainnya. Pergerakan partikel bermuatan
Pada mesin Mini Injection Mold energi listrik menjadi sumber utama dalam setiap
proses yang berlangsung. Dapat dikatakan jika tidak ada listrik yang dihantarkan ke mesin,
maka mesin ini tidak akan menyala. Dalam prosesnya, mesin ini mengubah energi listrik
menjadi dua energi pendukung yaitu, energi gerak, energi panas. Dengan adanya sistem
otomasi yang bekerja karena terhubung pada listrik, Mesin Mini Injection Mold bekerja
secara otomatis memberikan perintah kepada komponen mesin untuk menjalankan tugasnya.
[4]
BLACKBOX
Panas dan
Menyalurkan Menyalurkan gerakan
Mengeluarkan
biji plastik ke Melebur biji material lebur
Biji plastik material dari Produk Cetak
dalam plastik menuju
rongga cetak
plunger rongga cetak Operator
Mengkonversi Memberikan
energi listrik sinyal bahwa Mengunci
menjadi panas material sudah cetakan
diinjeksikan
Memberikan
sinyal bahwa
operator material sudah
Mengunci
ada
cetakan
B. MEKANIKA
1. GAYA
Diketahui:
Fс2= FC’'2 = 60 kN
Sudu Konstruksi = β = 3⁰
Penyelesaian:
maka
= 60 𝑘𝑁⋅ tan(177°)
= −3.144 𝑘𝑁
Diketahui:
Massa : mk = 15 kg
mmold = 60 kg
Jarak : Ɩ₁ = 452.5 mm
Ɩ₂ = 195 mm
Ɩ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 515 mm
Penyelesaian:
F A=F k .l 1 + F t .l 2
F A=278.133 N
F B=( F ¿ ¿ k + Ft )−F A ¿
F B=59.299 N
∑ M B =F k . l 1+ F t . l 2−F A . l total
∑ M B =−0.13 N .mm
2. GERAK
Torsi adalah nilai ekuivalen dari rotasi pada gaya linier. konsep torsi diawali
dari percobaan Archimedes dengan alat peraga yaitu tuas. secara umum, torsi dapat
dianggap sebagai gaya rotasi. gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu
τ =F ×l
Dengan,
τ = torsi (N m)
F = gaya (N)
Perhitungan torsi pada screw extruder dicari dari nilai transition glass material
yang akan diproses. pada nilai tersebut terjadi hambatan saat meterial berada di zona
transisi saat peleburan material. pada fase tersebut terjadi perubahan dari material
padat menjadi cair (batas getas material). Kemudian, dari nilai torsi yang didapat
Diketahui :
Penyelesaian :
Asz=( wFLT . λ ) . v
(
¿ 300
N
mm2 )
. 0.1 m . 5
Asz=1.86 mm2
Fhs=M . Asz
N 2
Fhs=300 2
. 1.86 mm
mm
Fhs=0.558 kN
Torsi screw (𝑇𝑡𝑧)
ds
Ttz=Fhs ×
2
16 m
Ttz=0.558 kN ×
2
Ttz=4.464 N [5]
3. ELASTISITAS
Teori kegegalan berhubungan dengan besar elastisitas material, yaitu :
elastis material.
Ketika regangan maksimum yang terjadi akibat beban yang bekerja melebihi
Ketika jumlah regangan energi tiap unit volume melebihi jumlah regangan
F
σ=
A
∆L
ε=
l0
σ F .l 0
E= =
ε A.∆ L
Teori MSST adalah teori yang paling sering digunakan dalam analisis kriteria
kegagalan. Kondisi kegagalan menurut teori ini adalah ketika tegangan geser
maksimum karena beban kombinasi melebihi kekuatan elastis material. Kondisi untuk
keamanan desain menurut teori ini adalah tegangan geser maksimum yang terjadi
Dari gambar diatas kita mengetahui gaya clamping distribusi pada gaya Fcd sebagai
berikut
FCMAX
F CD' = =126.86 KN
2
FCD '
F CDLINK 5= =31.715 KN
n LINK 5
FCD '
F CDLINK 3= =42.287 KN
n LINK 3
FCD '
F CDLINK 2= =63.43 KN
n LINK 2
FCD '
F CDLINK 1= =42.287 KN
n LINK 1
d pt (diameter poros)=14 mm
N
Re ( material porosrencana ) =340 2
mm
N
R M ( material poros rencana )=600 2
… … … St .60
mm
N
T izin ( Tegangan geser izin ) =260 2
mm
F CDLINK 1
Ditanya : T g=
A pt
π 2 2
Didapat : A pt ( Luas penampang poroslink 1 )= . d pt =153.938 mm
4
F CDLINK 1 N
T g ( Tegangan geser pada poroslink 1 )= =274.699
A pt mm
2
Dari hasil yang didapat dihasilkan tegangan geser pada link 1 adalah
N
274.699 2 , tetapi tegangan geser yang didapat tersebut tidak aman karena
mm
T g >T izin.
4. FLUIDA
Fluida dinamis adalah fluida (cair dan gas) yang alirannya bergerak secara
ideal atau memiliki kecepatan konstan. Ketika kita membahas fluida dinamis kita juga
Persamaan kontinuitas
Debit aliran fluida adalah besaran laju volume atau jumlah volume fluida yang
∆V
Q=
∆t
Debit aliran fluida sesaat merupakan turunan pertama dari fungsi volume(V)
terhadap waktu(t).
dV
Q=
dt
Volume fulida yang mengalir setiap satuan waktu (debit) merupakan perkalian
Q= Av
Q1=Q2=…=Q N
A1 v 1= A 2 v 2=…= A N v N
A v =konstan
Dengan:
Dari teori dasar diatas kita bisa mengimplementasikan dalam perhitungan injection
Kapasitas Injeksi
m
V=
ρ
Dengan,
Kg
ρ = Massa Jenis Plastik ( )
m3
V
I=
A
Dengan,
l = Langkah Injeksi
m=ρ . v . A
dengan,
ρ = density (Kg.m-3)
v = velocity (m2/s)
A = area (m2)
V
Q=
t
Dengan,
Q
v=
A
dengan,
Q
v=
A
dengan,
F
P=
A
Dengan,
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
Pn . Anz
P=
As
Dengan,
P = tekanan (N/m2)
F=P × A
Dengan,
F = gaya (N)
P = tekanan (N/m2)
τ =F x l
Dengan,
t = torsi (N.m)
F = gaya (N)
F=M x A
F=M x ( ω . λ ) . v
Dengan,
F = gaya
M = modulus material
ω = flight width
v = number of flight
τ =F x l
d
τ =M x ( ω . λ ) . v x
2
Dengan,
Dengan,
Sf = safety factor
Pada perhitungan Injection shot speed dilakukan untuk mengetahui kecepatan aliran
cm3
Diketahui : QVmin ( Volumetric flow rate )=11.201
s
3
cm
QVmax ( Volumetric flow rate )=15.432
s
2
A s ( luas penampang screw )=201.062 mm
Q Vmin mm
Didapat : V min ( shot speed barrel )= =55.08
As s
Q Vmax mm
V max ( shot speed barrel )= =76.753
As s
π 2 2
Anz ( luas penampang nozzle )= . d nz =4.909 mm
4
QVmax mm
Didapat : v max ( shot speed nozzle ) = =3143.801
A nz s
QVmin mm
v min ( shot speed nozzle )= =32281.791
Anz s