Anda di halaman 1dari 26

Laporan Online

Mata Kuliah Molding Dasar I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk di semua negara
terus meningkat. Hal ini berimbas kepada kebutuhan setiap individu akan
perlengkapan sandang, pangan, dan papan. Contohnya dalam mobilisasi, manusia
membutuhkan alat yang efektif dapat membawa mereka dan mengantar mereka
dari suatu tempat ke tempat lain dengan cepat dan efisien. Maka dari itu,
diciptakanlah alat transportasi berupa motor, mobil, pesawat, kapal laut, dan
lain-lain. Contoh lain adalah ketika kita makan, kita selalu membutuhkan perkakas
untuk makan seperti sendok, piring, alat memasak, dan perlengkapan dapur lainnya.
Semakin lama, manusia memikirkan dan menciptakan suatu produk dengan melihat
dari segi ekonominya, bagaimana memproduksi perkakas dengan biaya murah, juga
dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
Atas dasar tersebut, dalam memecahkan masalah sosial dibuatlah
alat bantu produksi perkakas presisi guna memenuhi kebutuhan konsumen. Alat
bantu tersebut sangatlah banyak dan beragam. Salah satu nya adalah alat
bantu cetak atau biasa disebut dengan Molding.

II. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat memahami definisi Molding
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mamahami apa itu Plastics Injection Mold
3. Mahasiswa dapat menganalisis produk plastik yang diberikan.
4. Mahasiswa dapat merancang cetakan “Tutup Geser” sesuai dengan
langkah langkah perancangan molding yang telah diberikan sebelumnya
5. Mahasiswa dapat mempresentasikan hasil rancangannya
6. Mahasiswa dapat membuat gambar kerja produk, gambar kerja bagian,
serta gambar kerja susunan dari rancangan yang telah dibuat
7. Mahasiswa dapat memahami dimensi serta toleransi pada gambar kerja
rancangan yang akan dibuat

1/25
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

III. Waktu dan Tempat


Hari : Senin – Jum’at
Tanggal : 18 Januari – 22 Januari
2021 Tempat : Pembelajaran daring
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

IV. Landasan Teori

A. Definisi Molding

Molding atau pencetakan adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan
mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang disebut sebuah mold.
Sebuah mold adalah sebuah cetakan yang memiliki rongga di dalamnya yang akan diisi
dengan material cair seperti plastik, gelas, atau logam. Cairan tersebut akan mengeras
sesuai bentuk rongga di dalam mold.

B. Plastik Injection Mold

Injection Molding adalah metode pembentukan material termoplastik di mana material


yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air sehingga mengeras.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

Injection Molding juga merupakan suatu metode pembuatan produk berbahan dasar
plastik yang secara luas telah memegang peranan penting di dunia industri plastik
saat ini. Setiap industri mengharapkan produk yang dibuat memiliki tingkat produksi
yang tinggi, efisien, serta kemampuan untuk memproduksi produk dengan tingkat
kepresisian yang tinggi.
Dari cara kerja cetakan dan bentuk produk yang dihasilkan, cetakan injeksi
plastik dapat dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya :

a. Cetakan dua pelat (Two Plate)


Dari cara kerja dan bukaannya, cetakan dua pelat adalah jenis
cetakan yang paling sederhana, memiliki satu bukaan, terdiri dari dua bagian
utama cetakan, tanpa memiliki mekanisme gerakan lain selain pada sistem
ejektornya. Cetakan jenis ini lebih dikenal dengan istilah “Two Plate
Mold”. Produk yang dihasilkan bervariasi tetapi bukaan untuk pengeluaran
produk hanyak menunjukkan satu arah bukaan.

Produk yang dihasilkan dari cetakan two plate ini dapat dikenali dari :
1. Memiliki satu parting line.
2. Produk tanpa lubang pada dinding arah samping.
3. Saluran pemasukan/gate pada daerah bibir produk atau berupa pin gate
pada dinding samping atau sprue gate pada puncak produk.
4. Penendangan produk dapat berbentuk pin yang nampak ditengah produk
atau lingkaran penuh (sleeve) pada bibir produk.

b. Cetakan tiga pelat (Three Plate)


Cetakan tiga pelat atau lebih dikenal istilah “Three Plate Mold”
adalah jenis cetakan yang dinding untuk proses otomatis, karena pemutusan
gate dari produknya tidak dilakukan secara terpisah akan tetapi menjadi
bagian dari proses injeksi. Posisi gate ditempatkan pada puncak produk dan
merupakan patahan lingkaran kecil atau berupa garis memanjang
tergantung penerapan jenis gate, dan produk yang dihasilkan akan
tampak lebih rapih.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

c. Cetakan dua pelat berslider (Slide Mold)


Cetakan berslider dirancang untuk menghasilkan produk yang
memiliki lubang atau bentukan tertentu, yang inti cetaknya harus
dikeluarkan dari arah samping pada bukaan utamanya. Prinsip dasar
cetakannya sama dengan cetakan dua pelat, tetapi memiliki mekanisme
yang dapat menggerakan dudukan inti pada arah transveral dari
gerakan utamanya. Gerakan mekanisme inilah yang diklasifikasikan
sebagai cetakan slider.
Untuk gerakan yang tidak terlalu panjang < 30 mm, blok slider
umumnya digerakan dengan mekanisme pena miring sebagai komponen penarik
dan baji sebagai komponen pendorong. Untuk bukaan yang cukup panjang
dapat dipergunakan komponen silinder hidrolik atau pneumatik, dan
pemilihannya tergantung dari gaya yang diperlukan.
Cetakan ini bisa merupakan cetakan satu bukaan dengan parting line
tambahan pada inti slidernya atau cetakan dua bukaan. Hal ini
sangat bergantung pada posisi/dudukan slider pada sisi tetapnya (Fixed
Plate) atau sisi bergerak (Moving Plate) dan bentuk tampilan produk
yang dihasilkan.

C. Mekanisme Kerja Molding


 Tahap pertama adalah persiapan injeksi. Pada tahap ini cetakan ditutup dengan
tekanan tinggi. Tekanan ini bertujuan untuk menjamin agar parting line tertutup
rapat, sehingga cairan plastik tidak bocormelewatinya.

 Tahap kedua adalah tahap pengisian dan pendinginan. Pada tahap ini plastik cair di
injeksikan dengan tekanan tinggi melalui sprue dan system saluran menuju rongga
cetak. Selanjutnya terjadi proses pendinginan menggunakan fluida pendinginan
yang mengalir dari saluran pendingin. Selama proses ini tekanan tinggi tetap
dipertahankan untuk menyangga dan mengimbangi penyusutan produk.

 Tahap ketiga adalah tahap pembongkaran. Setelah plastik dingin, proses


selanjutnya adalah proses pembukaan sekaligus mengeluarkan produk yang sudah
jadi dengan menggunakan ejector pin atau stripper.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

D. Komponen Injection Molding


1. Mesin

Pada mesin Molding, terdapat bagian-bagian yang mempunyai fungsi tersendiri.


Bagian-bagian tersebut adalah:

 Injection System
Injection System merupakan gabungan dari beberapa part yang digunakan
untuk injeksi bahan plastik dan menyalurkan pada sprue serta cavity pada
molding.

 Clamping System
Merupakan bagian mesin yang berfungsi untuk clamping atau menjepit Mold
base ke mesin. Mold dijepit ke mesin menggunakan ring setting yang terdapat pada
pelat atas Mold base. Bagian bukaan yang dicekam pada mesin merupakan bukaan
yang bergerak (tidak fix).

 Hidraulic/Electric system
Secara garis besar, mesin Molding dibagi menjadi dua, yaitu Hidraulic System
dan Electric System. Hidraulic system merupakan mesin mold yang menggunakan
prinsip Hidraulic dalam proses kerjanya.
Sedangkan electric system merupakan mesin yang menggunakan control
electric dalam proses kerjanya. Kedua mesin ini mempunyai kelebihan dan
kelemahan msing- masing, contohnya mesin Hidraulic membutuhkan daya yang
lebih besar dibandingkan dengan mesin dengan menggunakan Electric system.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

 Control System
Control System berupa system yang digunakan untuk mengatur mesin pada
saat proses percetakan. Disini terdapat tombol-tombol khusus yang mempunyai
fungsi tersendiri. Contohnya adalah ketika operator akan menggunakan mesin,
maka akan diatur sesuai dengan ukuran mold base, tekanan yang dibutuhkan
untuk proses kerja suatu produk, dan system cooling untuk mendinginkan
produk pada saat proses percetakan berlangsung.

2. Mold / Cetakan
1. Mold Base
Mold base merupakan dudukan cetakan/mold. Mold base disini terbagi
dalam beberapa komponen sesuai dengan fungsinya. Mold base dibagi menjadi 2
bagian, yaitu bukaan atas dan bukaan bawah.
Bukaan atas terikat ke mesin dan fix. Di bukaan atas terdapat pelat atas,
ring setting, dan sprue bush, jadi bisa disimpulkan, komponen pada bukaan atas
adalah jalan untuk material plastik di injeksi ke Molding.
Sementara itu, bukaan bawah merupakan bagian yang bergerak untuk
mencetak produk. bukaan bawah di clamping pada mesin dan diarahkan untuk
pencetakan produk. Berikut adalah komponen-komponen yang termasuk dalam
kelompok bukaan bawah:

 Pelat bawah  merupakan komponen yang paling dasar. Pelat ini berfungsi
untuk dudukan komponen-komponen yang ada di atasnya dan diikat ke
mesin pada waktu proses produksi.

 Support Plate/Pelat pendukung  Komponen ini berfunsi sebagai penahan


tekanan yang terjadi saat proses injeksi dan menahan Insert Core.

 Spacer Block/Pelat Ganjal  Memberikan jarak pada saat ejector


bergerak maju dan mundur untuk mengeluarkan produk dari molding.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

 Ejector Plate/Pelat Ejektor  Bagian ini berfungsi sebagai dudukan


ejector-ejector pin, dan return pin sebagai komponen yang akan
mengeluarkan produk dari Molding.

 Tiang Pengarah (Guide pin)  Di dalam konstruksi Mold base, dipasang


beberapa tiang pengarah (guide pin) yang Mold base, dipasang
beberapa tiang pengarah (guide pin) yang berfungsi sebagai mengarahkan
Core dan cavity agar tidak bergeser dan tetap pada posisinya.

2. Insert Cavity

Insert cavity merupakan bagian Molding yang paling utama. Disini


terdapat cetakan yang membentuk kontur produk. Material yang digunakan untuk
pembuatan Insert Cavity adalah material yang tahan dalam tekanan tinggi dan
tahan akan suhu tinggi sehingga cavity tidak cepat rusak pada saat proses
produksi.
Cavity disini terbagi menjadi cavity atas dan bawah. Kontur Cavity
menyesuaikan produk, tetapi yang paling umum adalah Core yang sebagai male,
dan Cavity sebagai female nya. Insert cavity dipasangkan pada pelat khusus
yang bertujuan, jika terjadi kerusakan, yang diganti hanyalah Insert cavity nya
saja, tidak semua komponen Molding kesuluruhan.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

E. Tahapan perancangan molding

F. Sistem saluran injection molding


a. Sprue
Sprue adalah komponen pertama dari sistem saluran. Cairan plastik
yang disuntikkan melalui nozzle mengalir melalui sprue kemudian ke runner,
gate dan ke kaviti produk. Dimensi sprue tergantung dari dimensi lubang
nozzle yang digunakan pada mesin injeksi dan tebal plat atas serta ring
setting yang digunakan.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

b. Runner
Runner adalah saluran yang menghubungkan cairan plastik dari sprue pada
rongga produk melalui gate, khususnya pada produk yang lebih dari satu kaviti.
Sebagai saluran penghubung yang membawa cairan plastik maka penentuan
bentuk dan dimensinya dipertimbangkan dengan tujuan untuk memudahkan dalam
pembuatan, mengurangi berat volume runner yang terbuang,
meminimalisasikan kehilangan panas, menghindari tekanan yang terlalu
besar.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :


 Merancang runner sependek mungkin dan percabangan sedikit mungkin, agar
cairan plastik mengalir secepat mungkin kedalam kaviti, sehingga
penurunan panas dan tekanan seminimal mungkin.
 Cairan plastik harus masuk ke dalam kaviti secara bersamaan
dengan temperatur dan tekanan yang sama.
 Untuk tujuan penghematan plastik, tentukan ukuran penampang runner
sekecil mungkin.
 Untuk mendapatkan aliran laminar, buat penampang runner sebesar mungkin.
 Makin kental cairan plastik, makin pendek panjang runner.

Perencanaan dimensi runner :

WV

W = Berat produk (gr)


V = Volume Produk (cm3) = Luas runner x
tebal Ρ = Massa jenis produk (gr/cm3)
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

W
Dr  4L
3.7
Dr = Diameter runner
(mm) W = Berat
produk (gr)
L = Panjang runner dari sprue menuju gate (mm)

D = Smax. + 1,5 (mm)

D = Diameter runner (mm)


Smax. = Ketebalan maksimal dinding produk (mm)

Contoh runner :

Lingkaran Parabola Trapesium

c. Gate
Gate adalah lubang atau saluran yang menghubungkan antara runner dan
rongga cetak terutama untuk mold dengan jumlah kaviti lebih dari satu,
perencanaan bentuyk penempatan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk,
kualitas dan penampilan dari bentuk produk sangat bergantung pada bentuk,
dimensi, lokasi dimana gate itu ditempatkan. 2 hal yang perlu diperhatikan :
1. Bentuk dan ukuran Pada umumnya penampang gate dibuat kecil agar
mudah dipisahkan dari runner, menghindari aliran balik dari kaviti, dan
mudah keluar dari cetakan.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

2. Posisi gate Tempatkan gate selalu bertabrakan dengan tool proyeksi


yang berfungsi untuk mengurangi tekanan dan plastik harus menembak
langsung ke dinding kaviti.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

ISI

Pada pertemuan hari pertama praktik minggu ke-2 molding dasar ini, pengajar
melakukan pengarahan serta memberi bekal materi untuk praktik minggu ini. Selanjutnya
mahasiswa 2DEA dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing masing kelompok diberikan
satu studi kasus yang akan dikerjakan dalam praktik minggu ini.

Kelompok 6
1. Gheiska Amelia Wardhana
2. Mohamad reza firdaus H
3. Muhammad iqbal H R
4. Riyan Apriyanto

1. ANALISIS PRODUK

Berikut ini merupakan 3D modelling produk dari kelompok 6

a). Tampak atas produk b). Tampak bawah produk


Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

Gambar kerja produk “Tutup Geser”

Nama produk : Tutup Geser

Material produk : Polystyrene

Berat produk : 2,08gram

Berat jenis material :

1,06gram/cm³ Penyusutan :

4,5%

Volume produk : 1,963cm³

2. PENENTUAN JUMLAH CAVITY

Sesuai yang telah ditentukan oleh pengajar, jumlah cavity pada rancangan produk
“Tutup Geser” ini sebanyak 4 cavity.

3. ANALISIS CETAKAN

Jenis cetakan yang akan dipakai dalam rancangan produk ini adalah cetakan 2 pelat
(two plate mold).

4. PENENTUAN PARTING LINE


Parting line merupakan garis/bidang yang memisahkan antara bagian core (inti)
dan bagian cavity (rongga cetak).
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

Dasar pemikiran dalam menentukan parting line adalah :


1. Produk/part harus dengan mudah terlepas dari kaviti
2. Hindari gesekan antara part dengan kaviti
3. Kaviti dan inti harus mudah dibuat
4. Parting line tidak mengganggu penampilan produk/part

Parting line pada produk ini yaitu berada pada sisi bawah produk, hal ini
dikarenakan agar parting line pada produk tidak meninggalkan bekas yang nantinya
akan membuat produk sedikit cacat

2D Parting Line

5. PENENTUAN LAYOUT CAVITY

Disini dibuat beberapa alternatif layout cavity, serta mempertimbangkan layout


mana yang akan cocok dan memiliki kelebihan unggulan yang lebih baik.

 Alternatif layout 1

a. Freehand sketch b. Software sketch


Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

Kelebihan layout :
1. Balance cavity
2. Sampah plastik yang dihasilkan sedikit

Kekurangan layout :
1. Ukuran mold base akan terlalu besar
2. Tidak efektif saat pembuatan saluran pendingin (cooling)

 Alternatif layout 2

a. Freehand sketch b. Software sketch

Kelebihan layout :
1. Pengisian cairan plastik merata
2. Balance cavity

Kekurangan layout :
1. Sampah plastik banyak yang tersisa
2. Runner yang digunakan akan sangat panjang, dan waktu pengisian cairan juga
akan memakan waktu yang akan lama
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

 Alternatif layout 3

a. Freehand sketch b. Software

sketch Kelebihan layout :


1. Mold base tidak terlalu besar
2. Pengisian cairan plastik merata
3. Balance cavity

Kekurangan layout :
1. Sampah plastik yang tersisa banyak

Setelah melihat pertimbangan ketiga layout diatas, maka yang lebih tepat dan
efisien adlah layout ketiga

6. PEMILIHAN MOLD BASE


Setelah menentukan layout cavity yang akan digunakan, maka tahap selanjutnya
menentukan mold base yang akan digunakan. Sesuai dengan layout cavity yang telah
terpilih yaitu ukuran 90mm x 200mm maka mold base yang sesuai dengan cavity tersebut
adalah Futaba s-series 2330
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

7. PENENTUAN RUNNER DAN GATE

Layout runner

Perhitungan Runner
Diketahui
Tebal produk : 3,3mm
Panjang runner secondary : 16mm
Panjang runner primary : 20mm
Volume produk : 1,963 cm³
Massa jenis material : 1,06
gr/cm³

Secondary Primary

2 w runner + 2 w produk = w total


D1 0,042 x 2 + 2 x 2,08 = 4,24

D1

D1 = 1,44 x 2
D1 = 2,88 / 3,7
D1 = 0,7mm D1 = 2,05 x 2,11
= 4,32 / 3,7
= 1,16mm
Sesuai hasil yang diperoleh, jika D1 < 2mm maka diameter runner secondary dan primary
yang digunakan adalah diameter 2mm
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I
Secondary Primary

Penentuan Gate

Sesuai berat produk yaitu 2,08gram, maka untuk ukuran gate yang akan digunakan
masuk kedalam kategori sangat kecil

Ukuran gate yang dipakai


Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

8. PENENTUAN SISTEM PENDINGIN (COOLING)

Sistem pendingin adalah salah satu factor yang paling penting, yang utamanya
yaitu sebagai pendingin molding yang kan berakibat pada produk yang dihasilkan serta
waktu yang panjang pada saat proses produksi.
Sistem pendingin pada insert cavity harus cukup untuk mengatur suhu pada
molding. Semua bagian dalam insert cavity pada molding harus bisa didinginkan,
terlebih rancangan ini memiliki jumlah cavity yang banyak, sistem pendingin pun
harus di maksimalkan. Akibat dari kurang maksimalnya system pendinginan dapat
mengakibatkan cacat pada produk.
Sistem pendingin pada rancangan ini dibuat pada insert cavity atas dan
insert cavity bawah dengan tipe straight cahnnel (sistem pendingin dengan saluran
lurus). Dikarenakan produk Tutup Geser ini berukuran kecil dan tipis maka kami
memkasi saluran pendingin yang berukuran diamter 6mm.

Layout saluran pendingin (cooling) pada insert


cavity bawah

Saluran pendingin pada insert cavity bawah diberi bush karena sistem pendingin ini akan
bertabrakan dengan ejektor runner
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

Layout saluran pendingin (cooling) pada insert


cavity atas

9. PENENTUAN SISTEM EJEKSI (EJEKTOR)

Ejector adalah bagaian dari mesin yang berfungsi untuk mengeluarkan produk
dari cetakan. Ejector ini bekerja setelah ada sinyal dari mold open stop , dan sinyal
tersebut diteruskan ke timer ejector atau pun relay.

Pada rancangan ini, untuk mendorong 1 produk, dibutuhakan pena ejektor


diamter 3mm sebanyak 6 pena, agar produk keluar dengan baik

Pena ejektor dengan diameter 3mm


Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

Setelah menentukan pena ejektor pada produk, yang berfungi mendorong prroduk
agar keluar dari cetakan setelah proses pencetakan berlangsung, dibutuhkan juga
beberapa pena ejektor runner yang difungsikan untuk mendorong runner saat proses
selesai dan diosisikan pada persimpangan antara runner secondary dan primary.
Pada rancangan ini dibutuhkan 2 pena ejektor runner berukuran 3mm. Dan juga
dibutuh kan 1 penarik sprue dengan diameter 3mm.

Penarik sprue, dibuat dengan bentuk disamping agar


memudahkan proses penarikan runner agar produk
tidak menempel pada cavity atas. Diposisikan di sisi
tengah runner primary.

10. PENENTUAN VENTING

Venting adalah saluran untuk mengeluarkan udara dari rongga cetak atau dari
runner, saat terjadi proses pengisian atau filling.
Tujuan dibuatnya venting :
1. Menghindari udara terjebak didalam cavity atau di runner, yang dapat
menyebabkan cavity tidak terisi penuh
2. Pada kasus multi gate, mengatasi udara yang terjebak di cavity
yang disebabkan oleh pertemuan dua atau lebih front flow
venting pada rancangan ini di buat pada tiap tiap sisi ujung produk. Sedangkan
venting pada runner dibuat pada tiap ujung primary runner.
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

Seperti teori diatas disimpulkan bahwa dimensi venting yang dipakai untuk ranangan
tutup geser ini adalah

a. Venting pada produk b. Venting pada runner

11. HASIL RANCANGAN 3D MODELLING MOLDING “TUTUP GESER”

a. 3D modelling molding b. Bukaan atas mold


Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

c, bukaan bawah mold d. Tampak samping mold

e, Core cavity mold

12. GAMBAR KERJA BAGIAN, GAMBAR KERJA SUSUNAN, FINAL DRAFTING

(Terlampir)
Laporan Online
Mata Kuliah Molding Dasar I

PENUTUP

1. Kesimpulan

Mold merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan produk dari bahan
plastik,diantaranya adalah pembentukan produk dari bahan plastik dan dilakukan pada
jenis mesin injeksi. Untuk menghasilkan sebuah mould secara tepat, banyak faktor
yang harus dipertimbangkan sehingga poduk yang dihasilkan memenuhi standar
kualitas yang diinginkan secara optimal, baik dari akurasi dimensi, kompleksitas
geometri, maupun efisiensi proses.

2. Kesulitan pembelajaran
1. Kurangnya efesiensi pembelajaran melalui daring
2. Kurangnya referensi

Anda mungkin juga menyukai