Penyusun :
Penulis
I
II
Deskripsi Mesin Injeksi Molding
A.1.Pengertian, Spesifikasi, Fungsi, Keterangan Tambahan Mesin Injeksi
Molding
A.1.1. Pengertian Mesin Injeksi Molding
Molding machine adalah alat yang digunakan untuk mencetak
biji plastik menjadi plastik jadi siap pakai, yang dimasukan
kedalam cetakan bertekanan. Adapun 2 type metode yang
digunakan dalam proses molding ini yaitu, (1) Injeksi Molding
dan (2) Blow molding.
Injeksi molding adalah metode pembentukan
material termoplastik di mana material yang meleleh karena
pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air sehingga mengeras. Sedangkan Blow
molding merupakan proses pengolahan plastik yang
melibatkan pemanasan plastik tabung (dikenal sebagai preform
atau parison) sampai pada titik lelehnya dan kemudian
memasukkannya ke dalam rongga cetakan (mold).
Namun kali ini kita akan fokus membahas tentang Mesin
Injeksi Molding saja.
A.1.2. Fungsi Mesin Injeksi Molding
-
A.1.3. Sejarah Mesin Injeksi Molding
Mesin injeksi molding tercatat telah dipatenkan pertama kali
pada tahun 1872 di Amerika Serikat untuk
memproses celluloid. Berikutnya pada tahun 1920-an
di Jerman mulai dikembangkan mesin injeksi molding namun
masih dioperasikan secara manual di mana
pencekaman mold masih menggunakan tuas. Tahun 1930-an
ketika berbagai macam resin tersedia dikembangkan mesin
injeksi molding yang dioperasikan secara hidraulik. Pada era
ini kebanyakan mesin injeksi moldingnya masih bertipe single
stage plunger. Pada tahun 1946 James Hendry membuat mesin
1
injeksi molding tipe single-stage reciprocating screw yang
pertama. Mulai tahun 1950-an relay dan timer mulai
digunakan untuk pengontrolan proses injeksi nya.
A.1.4. Komponen Utama Mesin Injeksi Molding
2
b. Movable Plate
Moving plate adalah plat tempat untuk pemasangan
mold bagian core. Disebut moving plate karena plate
tersebut dapat bergerak menutup atau membuka dan
kecepatan serta pressurenya dapat kita atur sesuai
dengan kebutuhan.
c. Mold
Mold (cetakan) adalah rongga tempat material leleh
(plastik) memperoleh bentuk. Di dalam mold terdapat
jalur saluran pendingin. Sebagian besar mold dibuat
dari baja dan sebagian kecil terbuat dari aluminium
(untuk produksi styrofoam). Untuk mold yang
membutuhkan transfer panas yang tinggi memakai
bahan paduan tembaga berilium. Secara umum mold
atau cetakan utuk proses plastic terdiri dari dua tipe,
yaitu : (1) Tipe dua plate, (2) Tipe tiga plate.
1) Tipe Dua Plate
Pada 2 Plate Type Mold. Cavity Plate digabung
dengan Mold Mounting Plate, dan diantara
keduanya terdapat Sprue Bush, dan pada Mold
Mounting Plate terdapat Locating Ring. Mold
Mounting Plate akan diikat dengan Baut kepada
Stationery Plate dari Mesin Injeksi. Locating Ring
harus dapat dipasang secara pass dengan locating
pada Stationery Platen, sehingga ketika Nozle
Mesin bersentuhan dengan Sprue Bush, lubang
Nozle dan lubang Sprue Bush berada pada garis
tengah yang sama. Masalah akan timbul bila tidak
segaris. Terdapat beberapa ketentuan tertentu antara
Sprue Bush dan Nozle Mesin yang harus dipenuhi
selain lubang Nozle dan lubang Sprue Bush harus
segaris.Sprue Bush sendiri berfungsi sebagai lubang
3
awal ketika material plastik pertama kali mengalir
ke dalam Mold (pada saat Proses Injeksi).Tipe dua
plat ini terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian
sisi core dan bagian sisi cavity. Umumnya 2 Plate
Type Mold menghasilkan Produk yang masih
menyatu dengan Runner (aliran material dari Sprue
Bush dan setelahnya), sehingga kita harus
memisahkan antara Produk dan Runner dengan
Nipper Cutting atau Tang Potong untuk
mendapatkan hasil potongan yang halus dan rapih.
Keterangan :
1. Top Plate on Fixed
2. Cavity Plate on Fixed
3. Core Plate on Movable
4. Accepting Plate
5. Spacer Block
6. Ejector Retainer Plate
7. Ejector Plate
8. Bottom Plate on Movable
9. Insert Core Plate
10. Locating Ring
11. Sprue Bush
12. Guide Pin
13. Guide Pin Bush
14. Sprue Lock Pin
15. Ejector Pin
4
16. Return Pin
17. Stopper Pin
18. Produk Plastik
19. Runner
2) Tipe Tiga Plate
Pada 3 Plate Type Mold. Cavity Plate berdiri
sendiri, namun ketika Mold Terbuka Cavity Plate
masih bergantung pada Mold Mounting Plate
(tepatnya pada Support Pin).Sprue Bush terpasang
diantara Runner Plate dan Mold Mouting
Plate.Mold Mounting Plate pun terdapat Locating
Ring, untuk menjamin posisi sprue Bush dan Nozle
mesin injeksi.Tipe tiga plat ini terdiri dari tiga
bagian besar yaitu bagian sisi core, bagian sisi
cavity dan bagian runner plate. Secara umum 3
Plate Type Mold menghasilkan Produk yang sudah
terpisah dengan Runner (aliran material dari Sprue
Bush dan setelahnya).Tentunya dengan aplikasi
Gate yang biasa disebut Pin Point Gate.Pada saat
Mold Terbuka, posisi Runner harus tetap melekat
pada Runner Plate dengan jaminan Runner Lock
Pin pada setiap Gate nya.
5
3. Cavity Plate
4. Core Plate
5. Core Back-Up Plate
6. Spacer Block
7. Ejector Plate
8. Ejector Retainer Plate
9. Mold Mounting Plate, yang diikat dengan Baut
kepada Injection Machine Moving Platen
10. Core Block, tergantung jumlah produk yang
akan dibuat
11. Locating Ring
12. Sprue Bush
13. Support Pin, berjumlah 4 buah pada posisi
diagonal simetris
14. Guide Pin Bushing, mengikuti jumlah Support
Pin
15. Guide Pin Bushing, mengikuti jumlah Support
Pin
16. Ejector, jumlah dan bentuk sesuai kebutuhan
dan design produk
17. Support, berjumlah 4 buah pada posisi diagonal
simetris
18. Stopper Bolt, mengikuti jumlah Puller Bolt
19. Puller Bolt, berjumlah 4 buah pada posisi
diagonal simetris
20. Chain, berjumlah 4 buah pada posisi seimbang
21. Runner Lock Pin, mengikuti jumlah Gate yang
digunakan
22. Product
23. Runner
d. Tie Rod
6
Tie rod berfungsi sebagai penyangga untuk mold,
clamping, dan ejector. Tie rod yng terdapat pada mesin
injection molding ada 4 buah.
e. Clamping Cylinder
Clamping cylinder berfungsi sebagai silinder yang
digunakan untuk mencekam moving plate. Dengan kata
lain yang mengatur pergerakan dari moving plate
adalah silinder pencekam (clamping cylinder).
f. Hydraulic Cylinder
Sistem hidrolik adalah suatu system pemindah tenaga
dengan menggunakan zat cair atau fluida sebagai
perantara.Hydraulic cylinder berfungsi sebagai
pemindah tenaga untuk clamping cylinder, sehingga
clamping cylinder dapat bekerja dengan baik.
A.1.4.2. Injection Unit (Unit Injeksi)
Disinilah pengolahan Polimer Plastik berlangsung, yang
dimulai dengan masuknya Polimer dalam bentuk Pellet
[Granule], kemudian dipanaskan didalam Tungku [Barrel]
dengan suhu lumer Plastik yang bersangkutan sambil
diperlakukan adukan [Mixing] oleh bentuk Screw di dalam
Tungku. Dengan bentuk yang sedemikian rupa sehingga
Screw ini berfungsi sebagai Feeder dan juga Sebagai Mixer
Plastik cair agar pencampuran warna plastik menjadi rata
dan seimbang [konstant]. Bagian dari injection unit
adalah :
a. Motor dan Transmission Gear Unit
Bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang
digunakan untuk memutar screw pada barel, sedangkan
tranmisi unit berfungsi untuk memindahkan daya dari
putaran motor ke dalam secrew, selain itu transmission
unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang di
salurkan sehingga tidak pembebanan yang terlalu besar.
7
b. Cylinder Screw Ram
Bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan
screw dengan menggunakan momen inersia sekaligus
menjaga perputaran screw tetap konstan, sehingga di
dapat di hasilkan kecepatan dan tekanan yang konstan
saat proses injeksi plastik dilakukan.
c. Hopper
Adalah tempat untuk menempatkan material plastik,
sebelum masuk ke barel, biasanya untuk menjaga
kelembapan material plastik, digunakan tempat
penyimpanan khusus yang dapat mengatur kelembapan,
sebab apabila kandungan air terlalu besar pada udara,
dapat menyebabkan hasil injeksi yang tidak bagus.
d. Barrel
Adalah tempat screw, dan selubung yang menjaga
aliran plastik ketika di panasi oleh heater, pada bagian
ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik
sebelum masuk ke nozzle.
e. Screw
Reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan
plastik dari hopper ke nozzle, ketika screw berputar
material dari hopper akan tertarik mengisi screw yang
selanjutnya di panasi lalu di dorong ke arah nozzle.
f. Nonreturn Valve
Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang
telah meleleh agar tidak kembali saat screw berhenti
berputar.
g. Heater
Heater ini berfungsi sebagai pemanas material (resin
dan blues). Pemanasan dilakukan pada material yang
dibawa screw dari hopper. Pemanasan yang dilakukan
pada resin berkisar 280 C.
8
h. Nozzle
Nozzle berfungsi sebagai pemindah bahan yang sudah
dipanaskan dari injection unit ke clamping unit.
Dengan kata laindari unit inilah di Injeksikan atau
disuntikkan ke dalam cetakan (mold). Unit Injeksi akan
melakukan proses Injeksi Plastik setelah ada konfirmasi
dari unit mold clamp, kemudian Unit Injeksi akan
menyentuhkan nozzle ke sprue bush mold dengan
tekanan minimum 100 kg/cm². Tekanan ini untuk
mencegah terjadinya kebocoran material plastik cair
dari celah antara nozzle dan sprue bush mold-mold.
A.1.5. Komponen Pendukung Mesin Injeksi Molding
Pada bagian ini terdapat sebuah panel control yang bertugas
mengatur tekanan injeksi saat menginjeksi bahan plastik.
System control yang digunakan adalah sistem penjamin bahwa
urutan cara kerja mesin harus benar dan sesuai dengan
program yang sudah dibuat oleh pembuat mesin. Sehingga
setiap gerakan, setiap perubahan, sinyalsinyal sensor yang bisa
ratusan jumlahnya bisa saling mengikat, saling berhubungan
dan saling mengunci dan sehingga kinerja mesin tetap terjaga.
9
sifat yang berbeda-beda. Karena itulah bagian ini sangat
membantu ketika harus berhadapan dengan rancangan
cetakan yang membutuhkan tenaga yang berbeda-beda
dalam memasukkan material plastik.
Mengatur waktu injeksi material. Material yang akan
dimasukkan ke dalam cetakan tidak bisa seragam untuk
semua jenis cetakan. Pada bagian cetakan mungkin
memerlukan 2-3 detik untuk memasukkan material, tetapi
pada cetakan yang lain mungkin memerlukan 4-5 detik.
Mengatur lamanya waktu pembekuan. Setelah plastik
dimasukkan ke dalam cetakan, plastik tersebut tidak
langsung beku. Diperlukan waktu tunggu beberapa detik
untuk kembali membeku. Bagian panel juga bertugas
mengatur hal ini. Waktu penahanan inilah yang disebut
dengan holding time pada proses costing nantinya.
Waktu pembukaan. Bagian ini juga dapat dipergunakan
untuk mengatur waktu pembukaan cetakaan terutama jika
pengambilan hasil produksi sudah menggunakan robot.
A.1.6. Keuntungan Penggunaan Mesin Injeksi Molding
a. Leluasa dalam mendesain bentuk-bentuk berongga,
berdinding tipis ataupun tebal dan berbentuk batang atau
pipa.
b. Kekakuan produk lebih tinggi akibat adanya ruang kosong
(momen inersia polar lebih tinggi).
c. Memerlukan jumlah gate lebih sedikit sehingga
mengurangi weldline.
d. Tidak ada cacat sinkmark pada produk-produk yang tebal.
e. Tekanan injeksi dan pemadatan yang lebih rendah.
f. Distribusi tekanan pemadatan lebih merata.
g. Siklus injeksi lebih cepat akibat waktu pendinginan yang
lebih singkat.
h. Produk lebih ringan.
10
A.1.7. Jenis-jenis Mesin Injeksi Molding
1. Berdasar metode pencekaman cetakan :
a. Pencekam toggle
b. Pencekam hidraulis
2. Berdasar proses pelelehan bijih plastik :
a. Single-stage plunger
b. Two-stage screw-plunger
c. Single-stage reciprocating-screw
3. Berdasar tonase
Mesin injeksi molding dibedakan berdasarkan besarnya
gaya pencekaman maksimum yang bisa diberikan.
Kisarannya mulai dari 5 ton untuk menghasilkan produk
seberat 10 gram sampai dengan 5000 ton untuk
menghasilkan produk seberat 50 kilogram.
A.2.Prinsip Kerja Mesin Injeksi Molding
Unit untuk melakukan kontrol kerja dari Injection Molding, terdiri
dari Motor untuk menggerakan screw, piston injeksi menggunakan
Hydraulic system (sistem pompa) untuk mengalirkan fluida dan
menginjeksi resin cair ke molding. Menurut Malloy (1994) dalam
Abdurrokhman (2012) siklus untuk termoplastik terdiri dari beberapa
tahapan langkah kerja pada proses injection molding antara lain :
1. Mold filling, setelah mold menutup, aliran plastik leleh dari
injection unit dari mesin masuk ke mold yang relatif lebih dingin
melalui sprue, runner, gate, dan masuk ke cavity.
2. Holding, plastik leleh ditahan di dalam mold di bawah tekanan
tertentu untuk mengkompensasi shrinkage yang terjadi selama
pendinginan berlangsung. Tekanan holding biasanya diberikan
sampai gate telah membeku. Setelah plastik di daerah gate
membeku, produk dapat langsung dikeluarkan dari cavity.
3. Cooling, plastic leleh kemudian mengalami pendinginan dan
membeku.
11
4. Part Ejection, mold membuka dan produk yang telah membeku
tadi dikeluarkan dari cavity menggunakan sistem ejector mekanis.
A.3.Jenis Beban / Gaya Pada Komponen Tersebut
-
A. Perawatan dan Perbaikan Komponen Mesin Injeksi Molding
B.1. Tujuan Perawatan dan Perbaikan
Proses perwatan secara umum bertujuan untuk memfokuskan dalam
langkah pencegahan untuk mengurangi atau bahkan menghindari
kerusakan dari peralatan yang memastikan tingkat keandalan dan
kesiapan serta meminimalkan biaya perawatan. Sehingga perawatan
dapat membantu tercapainya tujuan tersebut dengan adanya
peningkatan profit dan kepuasan pelanggan, hal tersebut dilakukan
dengan pendekatan nilai fungsi (function) dari fasilitas/peralatan
produksi yang ada (Duffuaa et al, 1999) dalam Ansori dan Mustajib
(2013) dengan cara :
1. Meminimalisir downtime,
2. Memperbaiki kualitas,
3. Meningkatkan produktivitas,
4. Menyerahkan pesanan tepat waktu.
12
selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan
perusahaan mengenai investasi tersebut.
7. Mencapai tingkat biaya perawatan serendah mungkin (lowest
maintenance cost) dengan melaksanakan kegiatan maintenance
secara efektif dan efisien.
8. Mengadakan kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dalam perusahaan untuk mencapai tujuan utama
perusahaan, yaitu keuntungan yang sebesar-besarnya dan total
biaya yang rendah.
B.2. Keuntungan Program Perawatan
a. Mencegah perbaikan (dan biaya) besar.
Masalah yang kerap terjadi dapat menimbulkan biaya perbaikan
yang besar. Sebuah permasalahan kecil bila terus menerus
dibiarkan maka dapat menimbulkan permasalahan lainnya
sehinggs biaya perbaikan akan semakin besar.
b. Membuat keamanan lebih terjamin.
Peralatan yang tidak bekerja secara optimal dapat menciptakan
kondisi kerja yang tidak aman dan pekerja mungkin dapat terluka.
Kerusakan total pada peralatan dapat dengan mudah menyebabkan
cedera fisik pada karyawan.
c. Meningkatkan efisiensi kerja mesin.
Perawatan rutin yang mungkin dilakukan secara rutin seperti
penggantian oli, penggantian suku cadang, dan lainnya dapat
membantu peralatan agar dapat bekerja lebih efisien.
d. Mengurangi downtime.
Program perawatan preventif dapat mengurangi dan
mengoptimalkan downtime. Ketika masalah terajadi, maka dapat
langsung diatasi karena pekerja tahu apa yang harus dilakukan, hal
inilah yang mampu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
mendeteksi masalah.
e. Meningkatkan keandalan.
13
Pelanggan akan mengandalkan bsinis kita untuk mengirimkan atau
mendapatkan produk, bahan, atau layanan tepat waktu tanpa ada
penundaan yang tidak perlu. Downtime yang tidak direncanakan
dapat berarti jalur produksi yang berhenti, karyawan tidak bekerja
dan tenggat waktu terlewatkan. Downtime besar dapat
menyebabkan hilangnya kontrak, dan penurunan pendapatan.
Program pemeliharaan yang berhasil akan berkontribusi pasa
waktu pengiriman yang andal, kualitas produksi yang baik dan
dengan demikian meningkatkan reputasi perusahaan.
f. Memperpanjang umur mesin dan peralatan.
Harga dari peralatan dan komponen mesin yang tidak murah tentu
menjadi perhatian tersendiri bagi para pengudaha. Mengabaikan
peralatan dan tidak memeliharanya dengan baik dapat secara
drastic mengurangi masa pakainya. Program pemeliharaan yang
baik akan meningkatkan kinerja peralatan dan meningkatkan
kaulitas produk karena mesin dirawat dengan baik, dan peralatan
berkinerja baik.
g. Mengurangi pemakaian energi.
Program perawatan dapat menurunkan biaya energy (bahan bakar)
karena peralatan yang dirawat dengan baik umumnya
membutuhkan lebih sedikit listrik atau bahan bakar untuk
beroperasi.
h. Menghilangkan ambiguitas dalam tugas pemeliharaan.
Program perawatan dapat mengurangi resiko perbaikan yang tidak
perlu dan menciptakan system untuk menggunakan alat yang tepat
untuk tugas yang tepat.
i. Meningkatkan produktivitas.
Dengan dilakukannya program perawatan dan pemeliharaan maka
dapat mengurangi downtime mesin dan perawatan dapat
menghasilkan peningkatan produktivitas pabrik dan ketersediaan
alat berat.
14
B.3. Jenis Perawatan (Harian / Bulanan / Semesteran / Tahunan yang
diterapkan pada komponen tersebut)
1. Perawatan Harian
- Pengecekan seacra berkala sebelum memulai pekerjaan
- Perawatan pada saluran air pendingin yang berfungsi sebagai
jalannya air untuk pendingin.
- Perwatan pada Mold atau cetakannya apakah mengalami korosi
atau tidak fungsinya untuk mencegah tersumbatnya saluran
pada cetakan
- Perwatan As penekan dalam kondisi normal serta pemberian oil
/ pelumas pada seluruh bagian poros berfungsi sebgai pelicin
untuk menghindari korosi serta macetnya poros akibat korosi.
2. Perawatan Bulanan
- Polysing matras yang sudah tatal akibat hentakan yang sering
dilakukan, hal ini dilakukan agar keadaan matras tetap dalam
kondisi bagus, halus serta sesuai bentukya supaya hasil
produksi yang didapat tetap stabil dan sesuai.
- Penggantian air untuk pendingin serta pengecekan pompa
secara berkala, hal ini dilakukan agar kondisi air tetap normal
dan juga pompa tidak ada yang tersumbat akibat dari kotornya
air.
3. Kendala yang sering dihadapi
- Tersumbatnya saluran Nozzle pada Molding Machine, Hal ini
dapat diatasi dengan sering membersihkan saluran saat kondisi
machine masih panas agar bisa membantu melelehkannya.
- Molding mengalami kecacatan akibat sering terjadi hentakan,
solusinya jika Molding mengalami cedera di Pholishing lagi.
- Selang air yang tersumbat akibat air kotor serta filter
mengalami kerusakan, hal ini bisa ditangani dengan mengganti
air yang kotor dengan air bersih.
B.4. Program Perawatan Preventif
15
1. Personel perawatan non-profesional atau tanpa izin personil
perawatan profesional, mereka tidak dapat membongkar
perawatan mereka sendiri.
2. Kesalahan kecil terjadi pada proses produksi, personel transfer
dapat diatasi sesuai situasi. Seperti:
2.1. Perekat ke dalam cetakan plastik: penggunaan jarum
tembaga tersingkir pada nosel umpan tidak dapat dipukul
dengan benda keras seperti cetakan jarum baja.
2.2. Cavity bekas luka ringan, sesuai pilihan bahan rongga
pemolesan. Satin tidak bisa menggunakan kertas abrasif dan
bahan pemoles lainnya, umumnya dengan sikat tembaga
dicelupkan ke pasta berlian atau sikat mortar berlian, oleh
petugas perawatan profesional untuk menyelesaikannya.
2.3. Produk perekat: Umum dengan produk dilapisi plastik
panas dan bagian atas situs, untuk didinginkan setelah bagian
atas. Seperti api hati jangan sampai merusak permukaan
cetakan.
3. Ketika para profesional memperbaiki cetakan, strukturnya tidak
dapat diubah sewenang-wenang, dan modifikasi struktur harus
disetujui oleh departemen teknik mutu.
4. Untuk memastikan kualitas perawatan, pilih peralatan, bahan, alat
dan metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah, secepat
mungkin.
B.5. Langkah Kerja Perawatan
B.5.1. Urutan Kerja pada Perawatan
1. Bersihkan pada mold atau nozzle setelah dipakai
2. Lalu cek bagian pengapian apakah normal
3. Cek poros apakah ada keausan atau tatal
4. Cek mold apakah ada tatal/luka akibat sering terjadi
hentakan
5. Berilah pelumas pada semua as untuk menghindari korosi
6. Ganti air pendingin dengan yang baru/ lebih bersih
16
B.5.2. Peralatan dan Bahan yang digunakan
1. Oli
2. Kuas/sapu kecil
3. Air
4. Paku
5. Gerinda
6. Amplas
B. Tabel Indikasi Kerusakan
17
6. Hopper Scal rusak Kerusakan tidak
dan meleleh mengganggu
Tidak ada
proses produksi.
penutup
Screening
patah
D. Simpulan
Jadi kesimpulanya Molding machine adalah alat yang digunakan untuk
mencetak biji plastik menjadi plastik jadi siap pakai, yang dimasukan
kedalam cetakan bertekanan, yang mana dalam proses nya ada 2 cara
yakni Injection Molding dan Blow Molding yang mengubah tekanan untuk
dijadikan suatu benda. Serta juga dengan proses perawatan yang mudah
serta simpel jadi tidak memerlukan biaya besar untuk perwatan.
DAFTAR RUJUKAN
18
Wahjudi, Didik, Roche Alimin, and Glenn Eko Yulianto. "Aplikasi Rekayasa
Mutu untuk Mengurangi Cacat pada Mesin Injection Molding." Jurnal Teknik
Mesin 1, no. 2 (2004): pp-134.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jtm unesa/article/view/16632
http://eprints.umg.ac.id/323/3/Bab%202.pdf
https://sites.google.com/site/mesininjeksimolding/
19
20